Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ELEKTROFORESIS

Anggota Kelompok :
Ricky Krisna – 201706020011
Sherina Dhamma Yanti – 201706020002
Sondang G O Ambarita – 201706020016
Raymunanda Widia Kimla Ningrum– 201706020014
Viola Clara – 201706020015

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
1. Konsep dasar elektroforesis & elektroforesis gel1

Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi berdasarkan pergerakan molekul-molekul


protein yang bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik). Pergerakan molekul ini dipengaruhi
oleh bentuk, ukuran, besar muatan, dan sifat kimia dari molekul. Komponen protein akan bermigrasi
jika arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma. Proses
pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan listrik yang
dikandung oleh makro-molekul tersebut. Terdapat dua cara pemisahan elektroforesis, yaitu
elektroforesis larutan (moving boundary electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone
electrophoresis).

Elektroforesis larutan penyangga yang mengandung makro molekul akan dialiri listrik dan
ditempatkan dalam ruang tertutup. Kecepatan migrasi diukur dengan melihat terjadinya pemisahan
dari molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Lalu, elektroforesis daerah dapat disebut dengan
elektroforesis gel yang menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi sebagai media penunjang
yang diberi larutan penyangga. Elektroforesis gel adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan
fragmen DNA atau makromolekul lainnya seperti RNA dan protein berdasarkan ukuran dan
muatannya. dengan menggunakan teknik pemisahan elektroforesis, kita dapat melihat banyak
fragmen DNA yang berbeda pada sampel dan seberapa relatif terhadap satu sama lain.2 selain itu
kami juga dapat menentukan ukuran absolut suatu DNA dengan standard yardstick yang sudah
diketahui ukuran DNA nya.2 Media penunjang yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel
poliakrilamida, dan kertas sellulose poliasetat.

2. Mekanisme pemisahan dalam elektroforesis(mobilitas elektroforesis) & faktor-faktor yg


mempengaruhi kualitas pemisahan:

Elektroforesis merupakan suatu teknik pemisahan yang didasarkan pada kemampuan analit
bergerak melalui media konduktif sebagai akibat diaplikasikannya arus listrik. Medium yang
digunakan adalah larutan buffer (garam/penyangga/dapar). Mekanisme pemisahan dan faktor dasar
elektroforesis ialah, dipengaruhi oleh kekuatan medan listrik, perbedaan muatan, perbedaan berat
molekul, keasam-basaan medium dan pengaruh SDS (surfaktan).

Pertama, pengaruh kekuatan medan listik atau voltase listrik. Yaitu, jika dalam suatu
percobaaan dengan kondisi pada pH, konsentrasi medium, dan senyawa analit yang sama tetapi,
medan listrik (voltase listrik) berbeda maka percobaan yang mengalami voltase tinggi akan
menghasilkan mobilitas elektroforentik yang lebih cepat daripada yang tidak.
Kedua, pengaruh perbedaan muatan. Misalnya, dalam suatu campuran senyawa larutan
buffer terdiri dari berbagai muatan negative, positif, dan netral. Maka, jika dalam percobaan tidak
dialirkan listrik maka muatan positif akan menuju ke anoda, muatan negative menuju katoda dan
muatan netral akan tetap (tidak bergerak). Sedangkan, saat dialirkan listrik terjadi hal kebalika.
Dimana, muatan positif akan menuju katoda, muatan negative akan menuju anoda, dan muatan
netral akan tetap (tidak bergerak). Meskipun dalam larutan buffer (garam/penyangga/dapar)
tersebut terdapat air, ion-ion H+ dan OH- yang juga bergerak masing - masing ke arah kutub negatif
dan kutub positif, tetapi dikarenakan konsentrasi kedua ion tersebut sangat kecil dan konduktivitas
air lebih kecil daripada konduktivitas garam sehingga gerakannya umumnya diabaikan maka
komponen-komponen protein tersebut akan mulai bermigrasi.

Ketiga, perbedaan berat molekul. Jika suatu molekul memiliki berat molekul yang kecil maka
mobilitas elektroforentiknya akan semakin cepat, sedangkan pada saat berat molekul besar, maka
mobilitas elektroforentiknya akan lambat. Hal ini dikarenakan, adanya interaksi antar molekul pada
medium yang digunakan dalam hal ini gel (agar). Interaksi antarmolekul dikarenakan perbedaan
konsentrasi medium. Karena, jika konsentrasi medium semakin besar maka interaksi antarmolekul
akan semakin rapat, dan sebaliknya. Oleh sebab itu, peluang molekul yang memiliki berat molekul
yang besar untuk melewati medium tersebut mungkin bisa namun membutuhkan waktu yang lama,
sedangkan pada molekul yang memiliki berat molekul yang lebih kecil, akan lebih mudah untuk
melewati medium.

Keempat, keasam-basaan medium (pH). Kecepatan gerak ion dan molekul dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan di sekitar molekul yang dapat mempengaruhi muatannya (pH) yang dikandung
oleh makro-molekul tersebut, artinya, pada saat keadaan netral ion atau molekul tidak bermuatan,
tetapi pada suasana asam, ion atau molekul akan lebih banyak bermuatan positif, makanya saat
dilakukan elektroforesis ion atau molekul akan bergerak ke arah kutup negatif dan sebaliknya pada
keadaan basa, ion atau molekul akan lebih banyak yang bermuatan negative, sehingga saat tejadi
elektroforesis ion atau molekul akan bergerak ke arah kutup positif. Elektroforesis ion dan molekul
pada keadaan netral tidak akan rnenyebabkan mobilitas (tetap). Oleh karena itu, penggunaan
larutan buffer (garam/penyangga/dapar) sangat menentukan mobilitas ion dan molekul selarna
proses elektroforesis sehingga penting untuk memilih larutan buffer (garam/penyangga/dapar) yang
sesuai. Dengan demikian pemilihan larutan penyangga yang cocok menjadi persyaratan utama
sebelurn mengerjakan elektroforesis. Biasanya, jika molaritas larutan penyangga tinggi akan
menghasilkan pemisahan yang baik, yaitu pita-pita yang sempit, tetapi memerlukan waktu lebth
lama danpada memakai larutan penyangga dengan molaritas rendah. Di dalam praktek sering
digunakan molaritas larutan penyangga antara 0,05-0, 10M.(3)
Kelima, Pengaruh SDS (Surfaktan). Penambahan surfaktan dimaksudkan agar reaksi
elektroforesis yang terjadi tersebar dengan merata, yaitu dimana jika dalam suatu molekul tidak
diketahui muatan molekul tersebut maka senyawa analit diberi surfaktak agar dapat disimpulkan
muatan dari senyawa analit tersebut. Surfaktan yang memiliki struktur hidrofilik (polar) dan
hidrofobik (non-polar).

Gambar 1. Struktur Surfaktan

Misalnya, dalam suatu percobaan elektroforesis digunakan analit kurkuminoid. Kurkuminoid


diperoleh dari hasil proses ekstraksi kunyit dengan etanol. Didalam kurkuminoid terdapat tiga
senyawa, yaitu kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin. Kurkuminoid bersifat
non-polar, sehingga akan terjadi like dissolves like. Dimana, senyawa non-polar akan mendekati
gugus surfaktan yang non-polar. Akibatnya, akan terbentuk misel dengan lapisan lapisan yang
berasal dari ion – ion pada larutan dapar hingga terbentuk double layer, lapisan terluar memiliki sifat
bermuatan negative. Selain itu, pengaruh surfaktan dapat dilakukan pada pemisahan bentuk DNA
(Asam Deoksiribonukleat).

Gambar 2. Bentuk DNA (Nicked Circles, Supercoiled, dan Linear)4


Gambar 3. Hasil Percobaan Elektroforesis dengan gel agarose.4

Perbedaan bercak yang ditampilkan pada gambar.3, diakibatkan oleh factor bentuk
molekulnya. Dikarenakan, pada saat dialirkan muatan listrik, bentuk DNA yang supercoil bulat dan
tidak berubah, sehingga, mobilitas elektroforentiknya lambat. Pada Nicked Circles, bentuknya tidak
mengalami perubahan, sehingga mobilitas elektroforentiknya semakin cepat. Dan pada linier,
memiliki bentuk yang mengikuti mediumnya sehingga, mobilitas elektroforentiknya lebih cepat
daripada supercoil dan lebih lambat daripada Nicked Circles.

3. Konsep analisis kualitatif dan semi kuantitatif:4

Dalam elektroforesis terdapat konsep analisis secara kualitatif, kuantitatif dan semi
kuantitatif. Secara kualitatif, berguna untuk mengidentifikasi pergerakan atau mobilitas dari
mekanisme pemisahan senyawa tertentu, contohnya pada saat pemisahan senyawa kurkumin
dengan agarose. Setelah menjalankan proses elektroforesis kita dapat mengamati pergerakan
kurkumin, dapat bergerak ke arah positive maupun negative. Sedangkan secara kuantitatif,
dilakukan untuk menghitung jarak pemisahan senyawa tertentu setelah di elektroforesis, bukan
hanya jarak, suhu setelah pemisahan juga dapat diukur .Analisa semi kuantitatif adalah
penggabungan dari analisis secara kualtatif dan kuantatif.

Dapat disimpulkan bahwa analisis kualitatif berguna untuk mengobservasi dan mengamati
sampel, analisis kuantitatif berguna untuk perhitungan, dan lebih kearah pada observasi dan
pengamatan, dan semi kuantitatif adalah penggabungan antara kualitatif dan kuantitatif
4. Aplikasi elektroforesis gel:

1. Untuk mengidentifikasi sumber asal gelatin pada kapsul keras.

Gelatin sebagai salah satu bahan utama kapsul saat ini masih menjadi permasalahan
ditinjau dari aspek kehalalannya karena sebagian besar diperoleh dari sumber non-halal. Gelatin
banyak dihasilkan dari kolagen yang berasal dari kulit dan tulang sapi atau babi. Gelatin ini
dianalisis dengan menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrilamide
Gel Elektrophoresis).5

SDS-PAGE adalah teknik elektroforesis gel yang menggunakan poliakrilamida untuk


memisahkan protein yang bermuatan berdasarkan berat molekulnya saja.6

Cara kerja elektroforensis SDS-PAGE :

Larutan sampel gelatin yang telah dihidrolisis sebanyak 13 μl ditambahkan buffer sample
1:1, kemudian dipanaskan pada suhu 85 ℃ selama 5 menit, kemudian 20 μl sampel dipipet dan
dimasukkan ke dalam sumuran gel akrilamid. Elektroda dipasang sesuai dengan kutubnya.
Elektroforesis dijalankan pada tegangan 200 V, 15 mA/gel selama 60 menit menggunakan alat
Mini-PROTEAN Tetra Cell-BIO-RAD. Setelah Elektroforesis, gel diwarnai dengan 0.05% (w/v)
Coomassie blue R-250 dalam methanol 15% (v/v) dan asam asetat 5% (v/v) dipanaskan pada
microwave selama 15 detik kemudian diinkubasi selama 60 menit. Gel dibilas dengan direndam
dalam campuran metanol 30% dan asam asetat 10% diinkubasi di dalam waterbath hingga 2-3
jam.5

2. Menganalisis protein dan DNA

Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat dan secara rutin
digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA pada berbagai cairan biologis
(serum, urin, CSF). Teknik menggunakan prinsip elektroforesis zona dimana molekul protein
bermigrasi pada medium padat atau gel yang direndam dengan suatu larutan penyangga di
bawah pengaruh medan listrik. Migrasi ini tergantung pada muatan listrik, titik isoelektrik bersih
dan massa molekul protein7
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik
ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi
menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya.8
Molekul-molekul yang bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda),
sedangkan molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub
negatif (katoda).9

Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi


dan muatan dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala besar memungkinkan
untuk digunakan sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk menentukan
komponen dari protein atau asam nukleat setiap individu.10

Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasaran laju perpindahannya melewati


suatu gel di bawah pengaruh medan listrik. Lalu elektroforesis gel memisahkan suatu campuran
molekul DNA menjadi pita-pita yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang
yang sama. 11

Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu:

1) Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda


oligonukleotida dan menganalisis hasil ekstensi primer.

2) Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran besar.

3) Gel agarose formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistem


elektroforesis yang digunakan untuk fraksi RNA pada ukuran standar.6
REFERENSI

1. Pratiwi R. Mengenal Metode Elektroforesis. J Oseana. 2001;26(1):25–31.

2. Gel electrophoresis [Internet]. Khan Academy. [cited 2018 May 26]. Available from:
https://www.khanacademy.org/science/biology/biotech-dna-technology/dna-sequencing-pcr-
electrophoresis/a/gel-electrophoresis

3. Wibowo MS. Elektroforesis [Internet]. [cited 2018 May 19]; School Of Pharmacy ITB. Available
from:
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Analisis%20Senyawa%20Aktif/Elektrofo
resis.pdf

4. Research Gate. Does DNA linear plasmid form migrate faster than nick plasmid form in agarose
gel electrophoresis? [Internet]. Available from:
https://www.researchgate.net/post/Does_DNA_linear_plasmid_form_migrate_faster_than_nic
k_plasmid_form_in_agarose_gel_electrophoresis

5. Affronti H, Figer DS. Laboratory Techniques I Oncology for Scientists I [Internet].


2016 Sep 8 [cited 2018 May 19]. Available from:
https://www.roswellpark.org/sites/default/files/affronti_9_8_16_0.pdf

6. Hermanto S, Saputra FR. Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide
Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Asal Gelatin pada Kapsul Keras. J Kim Val.
2015;1(1):26–32.

7. Davis L. Basic methods in molecular biology. Elsevier; 2012.

8. Giot J-F. Agarose gel electrophoresis-Applications in clinical chemistry. J Med Biochem.


2010;29(1):9–14.

9. Magdeldin S. Gel Electrophoresis-Principles and Basics. InTech Rij Croat. 2012;1.

10. Klug WS, Cummings MR. Concepts of genetics. Pearson Education, Inc; 2003.

11. Andersen WR. Genetics: the continuity of life. Brooks/Cole Publishing Company; 1999.

12. Campbell N, Reece J, Mitchell L. BIOLOGI. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2002.
KONTRIBUSI

1. Konsep dasar elektroforesis & elektroforesis gel-> Sherina


2. Mekanisme pemisahan dalam elektroforesis(mobilitas elektroforesis) & faktor-faktor yg
mempengaruhi kualitas pemisahan-> Sondang
3. Konsep analisis kualitatif dan semi kuantitatif-> Ricky
4. Aplikasi elektroforesis gel-> raymunanda
5. Edit-> viola

Anda mungkin juga menyukai