Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN III
PENEGARUH KADAR SUBSTRAT TERHADAP AKTIVITAS ENZIM PAPAIN

Pengampu : Drs. Ibrahim Arifin, M. Sc.Apt


Asisten Dosen : Muhammad Farih Arsyada
Tanggal Praktikum : 15 November 2021

DisusunOleh :
Golongan,kelompok/kelas (BLA/B)

Ni’matulAiniyah (20105011063)
NeniYuliSulistiani (20105011066)
SitiAminah (20105011068)
MirsaAuliaRachma (20105011070)
TikaAndiniHanifah (20105011072)
Tri Wahyuni (20105011073)
RatuNursalsaNadiyah (20105011075)

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2021
I. Tujuan Praktikum
Mempelajari pengaruh kadar substrat (protein) terhadap aktivitas proteolitik enzim
papain
II. Dasar Teori
Kata enzim diperkenalkan oleh Kuhne pada tahun 1878 untuk suatu zat yang bekerja
pada suatu substrat.Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang berarti di dalam sel. Kuhne
menjelaskan bahwa enzim bukan suatu sel tetapi terdapat di dalam sel. Definisi yang
dikemukakan adalah enzim merupakan protein yang mempunyai daya katalitik karena
aktivitas spesifiknya (Dixon, 1979).
Enzim adalah protein yang diproduksi dari sel hidup dan digunakan oleh sel-sel
untuk mengkatalisis reaksi kimia yang spesifik.Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar
biasa dan biasanya lebih besar dari katalisator sintetik.Spesifitas enzim sangat tinggi
terhadap substratnya.Tanpa pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional
untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim
terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah
aktivitas metabolic yang berbeda (Shahib, 1992).
Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak
pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan
energi, bersifat spesifik dan tidak beracun.Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada
berbagai industri produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan.Tiga sifat utama dari
biokatalisator adalah menaikkan kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan
produk serta kontrol kinetik (Akhdiya, 2003).
Enzim digolongkan berdasarkan apa yang terjadi di dalam reaksi, yaitu sebagai
berikut:
1. Oksidoreduktase: mengkatalisis reaksi dimana salah satu substrat mengalami oksidasi
(donor hidrogen) dan substrat lain mengalami reduksi (penerima hidrogen).
a. Dehidrogenase : mengubah ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap.
b. Oksidase : melakukan oksidasi (menerima oksigen atau melepas elektron).
c. Hidroksilase : menggabungkan gugus hidroksil.
2. Transferase: mengkatalisis perpindahan 1 gugus karbon (misalnya metil), gugus
aldehid, keton, gugus fosforil, atau gugus amino dari satu substrat ke substratyang lain.
3. Hidrolase: mengkatalisis hidrolisis (penambahan air) untuk memecah ikatan kovalen C-
O, C-N, C-C, P-O, dan ikatan tunggal lainnya.
a. Peptidase : memecah ikatan peptida pada protein.
b. Esterase : memecah ikatan ester.
c. Glikosidase : memecah ikatan glikosida pada polisakarida.
d. Fosfatase : memecah ikatan fosfat.
4. Liase: mengkatalisis penambahan gugus pada ikatan rangkap atau pembentukan ikatan
rangkap dengan menghilangkan gugus C=C, C=O, atau C=N.
Misalnya: dekarboksilase, aldolase, dan dehidratase.
5. Ligase: mengkatalisis reaksi penggabungan antara satu molekul dengan molekullain
melibatkan hidrolisis dari ATP. Misalnya: RNA ligase dan DNA ligase.
6. Isomerase: mengkatalisis perpindahan suatu gugus ke tempat lain dalam satumolekul.
Misalnya: racemase, fosfoglukoisomerase, mutase, dan oksidoreduktase (Rochman,
2009).
Jenis enzim yang banyak digunakan di industri antara lain amilase, protease,
katalase, isomerase dan penicillin asilase. Enzim yang digunakan untuk keperluan analitik
antara lainglucose oxidase, galactose oxidase, alcohol dehydrogenase, hexokinase,
muramidase dan cholesterol oxidase. Enzim yang digunakan untuk obat-obatan antara lain
asparaginase, protease, lipase, dan streptokinase (Crueger dan Crueger, 1984).
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun
proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi
aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan
tingkat energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi.Suatu reaksi yang di katalisis oleh
enzim mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih
sedikit energi untuk berlangsungnya reaksi tersebut.Enzim mempercepat reaksi kimiawi
secara spesifik tanpa pembentukan hasil samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan
suhu dan pH tertentu.Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu dan pH (Pelczar dan Chan, 2005).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting
dalam aktivitas biologis.Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil
akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan aktivitasnya akibat panas, asam atau basa kuat,
pelarut organik, atau pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim
dikatakan mempunyai sifat sangat khas, karena hanya bekerja pada substratnya (Girindra,
1990).
Mekanisme enzim dalam suatu reaksi ialah melalui pembentukan kompleks enzim-
substrat (ES).Oleh karena itu hambatan atau inhibisi pada suatu reaksi yang menggunakan
enzim sebagai katalis dapat terjadi apabila penggabungan substrat pada bagian aktif enzim
mengalami hambatan.Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi tersebut dinamakan
inhibitor (Poedjiadi, 1994).
Telah diketahui, bahwa konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi
enzimatik (katalitik).Hubungan antara konsentrasi substrat dengan kecepatan reaksi
enzimatik dapat dinyatakan secara kuantitatif.Kurva yang menggambarkan hubungan ini
mempunyai bentuk umum hiperbolik. Bentuk kurva hiperbolik itu dapat diekspresikan
secara aljabar dan disebut sebagai persamaan MichelisMenten, dengan [S] = konsentrasi
substrat, V0 = kecepatan reaksi enzimatik pada t = 0, Vmax = kecepatan reaksi enzimatik
maksimum dan Km = tetapan MichaelisMenten. Persamaan Michaelis-Menten tersebut
adalah sebagai berikut :
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
𝑉=
𝐾𝑚 + [𝑆]
(Rahmi H. dkk., 2020)
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya kadar substrat. Menurut
teori Michelis dan Menten, sebelum reaksi berlangsing maka substrat harus bergabung
terlebih dahulu dengan enzim membentuk kompleks Enzim-Substrat (ES). Jika telah
tercapai keadaan kesetimbangan, maka kecepatan pembentukan kompleks ES akan sama
dengan kecepatan peruraian kompleks ES, dengan catatan bahwa tetapan kecepatan laju
reaksi pembentukan ES dari produk sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kecepatan reaksi
maksimal akan dicapai bila semua enzim telah mengikat substrat yang berarti bahwa
kecepatan reaksi akan bergantung pada kadar enzim total (Anonim, 2021).
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah tanaman pepaya dan
buah pepaya muda.Getah pepaya mengandung sebanyak 10% papain, 45% kimopapain dan
lisozim sebesar 20% (Winarno, 1986).Getah pepaya tersebut terdapat hampir di semua
bagian tanaman pepaya, kecuali bagian akar dan biji. Kandungan papain paling banyak
terdapat dalam buah pepaya yang masih muda (Warisno, 2003 ). Berdasarkan sifat-sifat
kimianya, papain digolongkan sebagai protease sulfhidril (Muchtadi et al, 1992).Papain
mengandung 212 asam amino dalam suatu rantai polipeptida dan berikatan silang dengan
tiga jembatan disulfida (Kalk, 1975).Papain memiliki 6 gugus sulfhidril, tetapi hanya dua
gugus sulfhidril yang aktif. Gugus suflhidril ini mengandung unsur sulfur sekitar 1,2%.
Dimana rantai ikatan tersebut tersusun atas arginin, lisin, leusin, dan glisin dengan sistein-25
tempat gugus aktif thiol (-SH) essensial, yang membentuk sebuah rantai peptida tunggal
dengan bobot molekul 21.000 - 23.000 g/mol (Harrison et al, 1997).
Berdasarkan klasifikasi the international union of biochemistry, papain termasuk
enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat dengan pertolongan
molekul air.Aktivitas katalisis papain dilakukan melalui hidrolisis yang berlangsung pada
sisi-sisi aktif papain.Pemisahan gugus-gugus amida yang terdapat di dalam protein tersebut
berlangsung melalui pemutusan ikatan peptida (Wong, 1989 diacu dalam Budiman, 2003).
Enzim papain termasuk golongan protease sulfihidril yang aktivitasnya sangat
dipengaruhi oleh adanya satu atau lebih gugus 5-H pada sisi aktifnya.Gugus sulfihidril ini
berperan dalam reaksi hidrolisis substrat menyangkut pembentukan ikatan kovalen tiol ester
antara gugus karboksil dan sulfihidril protein papain.Papain dapat menghidrolisis amida
pada residu asam amino arginine, lisin, glutamin, histidin, glisin, tirosin (Leung, 1996).
Aktivitas enzim papain cukup spesifik karena papain hanya dapat mengkatalisis
proses hidrolisis dengan baik pada kondisi pH serta suhu dalam kisaran waktu tertentu.
Papain mempunyai pH optimum 7,2 pada substrat BAEE (benzoil arginil etil ester), pH 6,5
pada substrat kasein, pH 7,0 pada albumin dan pH 5,0 pada gelatin (Muchtadi et al., 1992).
Suhu optimal papain sendiri adalah 50-60 o C. Papain relatif tahan terhadap suhu, bila
dibandingkan dengan enzim proteolitik lainnya seperti bromelin dan lisin (Winarno, 1986).
Reagen
1. Larutan TCA 20% (asam triklorasetat), dapat dengan melarutkan 20 g TCA dalam air
Bila disimpan di kulkas, larutan TCA ini tahan beberapa bulan.
2. Larutan kasein 1% (b/v) , dapat dibuat dengan melarutkan I g kasein dalam 100,0 ml
dapar fosfat pH 8,0 dengan jalan pemanasan di dalam air mendidih selama 20 menit.
3. Tambahkan beberapa tetes NaOH 0,1N agar larutan menjadi jernih Air yang hilang
sewaktu pemanasan diganti hingga tepat 100,0 ml. Larutan kasein yang disimpan dalam
kulkas tahan I minggu Bila diperlukan larutan kasein dapat diganti larutan haemoglobin
yang dibuat seperti di atas.
4. Sumber enzim, yang digunakan disini adalah papain
5. NaOH 0,5N dibuat dengan melarutkan NaOH Kristal
6. Larutan sistein, sebagai aktivator dibuat dengan melarutkan 157,6 mgsistein dalam 25
ml dapar fosfat pH 8,0
7. Larutan EDTA (etilen diamin tetra asetat), dibuat dengan melarutkan67,2 mg dinatrium
EDTA ke dalam 100 ml dapar fosfat
8. Pereaksi E, adalah peraksi Folin- Ciocalteu seperti pada penentuankadar protein Lowry
9. Larutan dapar fosfat pH 8,0 dibuat dengan mencampur larutandinatrium dan
mononatrium hidrogenfosfat 0,2M

III. ALAT DAN BAHAN


 ALAT :
1. Sentrifugator
2. Tabungsentrifuge
3. Vortex mixer
4. Raktabungreaksi
5. Taabungreaksi
6. Corongkecil
7. Pipet volume
8. Pipetukur
9. Pipettetes
10. Batangpengaduk
11. Spektrofotometer
12. Kuvet
13. Inkubator
14. Labutakar
15. Gelasukur
16. KacaAeloji
17. Mikropipet
18. Bluetip
 BAHAN :
1. Larutansistein
2. Larutan EDTA
4. Enzim papain
5. Reagenlarutan
6. NaOH 0,5 N
7. Enzim papain
8. Pereaksi E (Pereaksifoli-ciocalteu)
9. DaparfosfatPh 8,0
10. Esbatu
11. Sampelsusu“milkuat” (A1, B1, C1, D1) indomilk “(A2, B2, C2, D2)” (selain rasa
coklat)

IV. CARA KERJA


Tabungberlabelkodeeksperimen (6), tabungkontrol (1) dantabungblangko (1)
disiapkanpadatabungreaksi

Substratkaseinsusu (milkuatatauindomilk) dimasukanpadamasing-masingtabung :

1. Tabungeksperimensebanyak (0,25 ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0 ml; dan 3ml

2. Tabungkontroldanlangkomasing-masingsebanyak 3 ml

Substrattersebutditambahkanlarutansisteinsebanyak 0,5 ml dan EDTA sebanyak 0,5 ml,


laluditambahkanaquadest add 6,0 ml

Padasuhukamar, di prainkubasiselama 5 menit (37°C) (semuatabung)

Padatabungeksperimenditambahkan 0,5 ml enzim papain (tanungkontroldantabungblangkotidak)

Inkubasiditeruskanselama 20 menit (37°C)

Reaksidihentikandenganpenambahanlarutan TCA 20% sebanyak 3 ml (semuatabung)

Padatabungkontrolditambahkan 0,5 ml enzim papain (tabungblangkodantabungeksperimentidak)

Semuatabungdimasukkankedalamesbatuselama 15 menit

NaOH 0,5 N sebanyak 4 ml danpereaksi E sebanyak 1 ml ditambahkanpadasemuatabung,


kemudian di votexdengan vortex mixer

Setelah 10 menit di bacaserapannyapadaspektrofotometerdengan λ 650 nm


V. DATA PENGAMATAN P3 BIOKIMIA

Perhitungan dan Analisis Data :


Tabel hasil pengamatan :
Konsentrasi Substrat (ml) Absorbansi Faktor Pengenceran
0,25 ml 0,213 -
0,5 ml 0,345 -
1,0 ml 0,460 -
1,5 ml 0,561 -
2,0 ml 0,678 -
3,0 ml 0,701 -
Kontrol 0,156 -
Blangko 0,032 -

A. KADAR SUBSTRAT [S]


Diketahui dalam label kemasan suatu susu Cimory Full Cream, volume 250 ml, rasabebas
laktosa. Mengandung 4 gram protein.
4 gram/250 ml = 4000 mg/250 ml = 16 mg/ml.
1. 0,25 ml x 16 mg/ml = 4 mg
2. 0,5 ml x 16 mg/ml = 8 mg
3. 1,0 ml x 16 mg/ml = 16 mg
4. 1,5 ml x 16 mg/ml = 24 mg
5. 2,0 ml x 16 mg/ml = 32 mg
6. 3,0 ml x 16 mg/ml = 48 mg

B. KADAR TIROSIN [T]


KURVA BAKU
Y = 4,919X + 0,049
Rumus : Y = ATe – (ATk – ATb)
ATe = Absorbansi tabung eksperimen
ATk= Absorbansi tabung kontrol
ATb = Absorbansi tabung blangko

1. 0,25 ml Y = ATe– (ATk – ATb)


Y = 0,213 – (0,156 – 0,032)
Y = 0,089
Y = 4,919X + 0,049
0,089 = 4,919X + 0,049
X = 0,0081 x 1
X = 0,0081 M
2. 0,5 ml Y = ATe– (ATk – ATb)
Y = 0,345 – (0,156 – 0,032)
Y = 0,221
Y = 4,919X + 0,049
0,221 = 4,919X + 0,049
X = 0.0350 x 1
X = 0,0350 M
3. 1,0 ml Y = ATe– (ATk – ATb)
Y = 0,460 – (0,156 – 0,032)
Y = 0,336
Y = 4,919X + 0,049
0,336 = 4,919X + 0,049
X = 0,0583 x 1
X = 0,0583 M
4. 1,5 ml Y = ATe– (ATk – ATb)
Y = 0,561 – (0,156 – 0,032)
Y = 0,437
Y = 4,919X + 0,049
0,437 = 4,919X + 0,049
X = 0,0789 x 1
X = 0,0789 M
5. 2,0 ml Y = ATe– (ATk – ATb)
Y = 0,678– ( 0,156 – 0,032 )
Y = 0,554
Y = 4,919X + 0,049
0,554 = 4,919X + 0,049
X = 0,1027 x 1
X = 0,1027 M
6. 3,0 ml Y = ATe– (ATk – ATb)
Y = 0,701– ( 0,156 – 0,032 )
Y = 0,577
Y = 4,919X + 0,049
0,577 = 4,919X + 0,049
X = 0,1073 x 1
X = 0,1073 M

C. AKTIVITAS ENZIM PAPAIN [V]


Rumus :V= [T]
20 menit (Waktu inkubasi saat praktikum)
1. 0,25 ml
V= [T] = 0,0081
20 menit 20 menit
= 0,0005 M/menit
2. 0,5 ml
V= [T] = 0,0350
20 menit 20 menit
= 0,0018 M/menit
3. 1,0 ml
V= [T] = 0,0583
20 menit 20 menit
= 0,0029 M/menit
4. 1,5 ml
V= [T] = 0,0789
20 menit 20 menit
= 0,0039 M/menit
5. 2,0 ml
V= [T] = 0,1027
20 menit 20 menit
= 0,0051 M/menit

6. 3,0 ml
V= [T] = 0,1073
20 menit 20 menit
= 0,0054 M/menit

Tabel Rekapitulasi Data


Konsentrasi Absorbansi Kadar Aktivitas 1 / [S] 1 / [V]
Substrat [S] Papain [V]
0,25 ml 0,213 4 0,0005 0,25 2000
0,5 ml 0,345 8 0,0018 0,125 555,56
1,0 ml 0,460 16 0,0029 0,0625 344,83
1,5 ml 0,561 24 0,0039 0,0417 256,41
2,0 ml 0,678 32 0,0051 0,0313 196,08
3,0 ml 0,701 48 0,0054 0,0208 185,19

Regresi linier 1 / [S] Vs 1 / [V]


A= -103,1540
B = 7824,1940
r = 0,9703
Y= B X + A

1 / [V] Km / V.max 1 / [S] 1 / V.max


A = 1 / V. max
V.max = 1 / -103,1540
= -0,0097 M/menit

B = Km / V.max
Km = 7824,1940 x (-103,1540)
= -75,8496 mg

Kadar Substrat [S] vs Aktivitas Papain [V]


0.006 0.0054
0.0051
0.005
Aktivitas Papain [V]

0.0039
0.004
0.0029
0.003
0.0018
0.002

0.001 0.0005

0
4 8 16 24 32 48
Kadar Substrat [S]

1 / [S] vs 1/[V]
2500
2000
2000

1500
1 / [V]

1000
555.56
500 344.83
256.41 196.08 185.19

0
0.25 0.125 0.0625 0.0417 0.0313 0.0208
1 / [S]

Keterangan :
Km = sejumlah substrat yang menyebabkan aktivitas enzim ½ dari aktivitas maksimalnya.
V.max = aktivitas maksimal enzim papain terhadap substrat kasein pada suhu 37 0C.

Kesimpulan :
Aktivitas maksimal enzim papain terhadap substrat kasein pada suhu 370C yaitu 0,0097 M/menit.
Dan jumlah substrat yang menyebabkan aktivitas enzim ½ dari aktivitas maksimalnya yaitu
75,8496 mg.
VI. PEMBAHASAN
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam
system biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi. Enzim mampu meningkatkan
kecepatan reaksi hingga satu juta kali lebih cepat dibanding reaksi-reaksi tanpa enzim. Molekul
enzim juga memiliki tingkat spesifisitas tertentu terhadap substrat dari reaksi yang dikatalisisnya.
(Kusumadjaja dan Rita, 2005). Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi
yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi)
dalam suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim mempunyai energi aktivasi
yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlangsungnya
reaksi tersebut. Enzim mempercepat reaksi kimiawi secara spesifik tanpa pembentukan hasil
samping dan bekerja pada larutan dengan keadaan suhu dan pH tertentu.

Enzim dikelompokan menjadi 6 yaitu:

1. Enzim oksidoreduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi
suatu bahan. Dalam golongan ini terdapat 2 jenis enzim yang paling utama yaitu oksidase
dan dehidrogenase.
a. Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi antara substrat dengan molekul
oksigen. Yang termasuk enzim oksidase adalah katalase, peroksidase, tirosinase, dan
asam askorbat oksidase.
b. Dehidrogenase adalah enzim yang aktif dalam pengambilan atom hidrogen dari
substrat. Contohnya yaitu suksinat dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, dan laktat
dehidrogenase.
2. Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer) suatu
radikal atau gugus. Enzim yang termasuk dalam golongan ini adalah transglikosidase,
transfosforilase, transaminase, dan transasetilase.
3. Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan, yaitu
enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat dengan
pertolongan molekul air.
4. Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan ikatan C-O dengan
tidak menggunakan melekul air. Yang termasuk dalam golongan enzim ini adalah enzim
dekarboksilase.
5. Enzim isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi molekul
substrat, sehingga dihasilkan molekul baru yang merupakan isomer dari substrat, atau
dengan perubahan isomer posisi. Yang termasuk dalam golongan ini adalah enzim
fosfoheksosa isomerise atau fosfomanosa isomerase.
6. Enzim ligase adalah golongan enzim yang mengkatalis terjadinya ikatan bersama atau
penggabungan dua molekul substrat dengan partisipasi dari ATP.

Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pH, suhu, konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat dan inhibitor. Faktorfaktor ini dapat dikendalikan sedemikian rupa
sehingga diperoleh aktivitas enzim yang maksimal (Pelczar dan Chan, 2005).
Sumber enzim yang digunakan pada praktikum ini adalah papain. Papain merupakan
enzim proteolitik yang terkandung dalam getah pepaya (Carica papaya). Papain biasa
diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan dan harus disimpan dibawah temperatur
4°C. Kelebihan papain dibandingkan proteolitik yang lain adalah lebih tahan terhadap proses
suhu, mempunyai kisaran pH yang luas dan lebih murni dibandingkan bromelin dan ficin.
Kisaran pH optimum papain berkisar antara 5 - 7,5 dan stabil pada suhu 40 - 60°C (Budiman
dkk., 2016).

Enzim papain atau enzim proteolitik berfungsi untuk mengkatalisis pemecahan ikatan
peptida, polipeptida dan protein dengan menggunakan reaksi hidrolisis menjadi molekul-molekul
yang lebih sederhana seperti peptida rantai pendek dan asam amino. Konsentrasi enzim akan
berpengaruh terhadap aktivitas enzim itu sendiri, pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Enzim papain merupakan
enzim yang dapat berperan dalam proses fermentasi, selain dapat berfungsi sebagai katalisator
reaksi, enzim papain juga memiliki fungsi yang sama dengan mikroorganisme yang bersifat
fermentatif seperti mikroorganisme proteolitik yaitu dapat memecah protein kompleks menjadi
penyusun protein sederhana. (Budiman dkk., 2016).

Pada praktikum ini menggunakan substrat adalah protein tirosin. Tirosin adalah salah satu
jenis asam amino dalam protein. Tirosin ini mempunyai gugus fenol dan bersifat asam lemah.
Tirosin dapat diperoleh dari kasein, yaitu protein dalam keju atau susu. Protein adalah salah satu
kelompok bahan makronutrien. Dibandingkan dengan bahan makronutrien lain (lemak dan
karbohidrat) protein berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada perannya
sebagai sumber energi. Protein sederhana hanya mengandung asam-asam amino sedangkan
protein kompleks mengandung bahan tambahan bukan asam amino seperti pada protein heme,
glikoprotein, dan lipoprotein.

. Menurut teori Michelis dan Menten, sebelum reaksi berlangsung maka substrat harus
bergabung terlebih dahulu dengan enzim membentuk kompleks Enzim-Substrat (ES). Jika telah
tercapai keadaan kesetimbangan, maka kecepatan pembentukan kompleks ES akan sama dengan
kecepatan peruraian kompleks ES, dengan catatan bahwa tetapan kecepatan laju reaksi
pembentukan ES dari produk sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Kecepatan reaksi maksimal
akan dicapai bila semua enzim telah mengikat substrat yang berarti bahwa kecepatan reaksi akan
bergantung pada kadar enzim total (Arifin I, 2021).

Alat yang digunakan pada praktikum ini salah satunya adalah tabung. Tabung yang
digunakan pada praktikum ini sebanyak 8 tabung reaksi yang terdiri dari 6 tabung sebagai tabung
eksperimen, 1 tabung control dan 1 tabung blanko.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini selain enzim papain yaitu ada NaOH 0,5 N
yang berfungsi untuk pengatur PH. Larutan Sistein yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim
(activator), Larutan Kasein berfungsi sebagai penyedia protein untuk diendapkan, Aquadest
bebas CO2 yang berfungsi untuk pelarut protein enzim, Reagen Larutan TCA 20% yang
berfungsi untuk menghentikan aktivitas enzim, Larutan EDTA yang berfungsi untuk melarutkan
noda kapur, Reagen E yang berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks berwarna yang akan
diukur absorbansinnya, sampel susu berfungsi sebagai substrat sumber protein yang diendapkan,
es batu berfungsi untuk mendinginkan suhu agar merangsang pembentukan endapan (Arifin I,
2021).

Dilakukan inkubasi setelah pemberian enzim papainselama 5 menit, tujuan dilakukan


inkubasi yaitu proses memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer
dan metabolit sekunder (Sulistyarsi dkk., 2016). Suhu sangat mempengaruhi aktivitas enzim
pada waktu mengkatalisis suatu reaksi. Seluruh enzim memerlukan panas terutama untuk dapat
aktif. Sejalan dengan meningkatnya suhu, makin meningkat pula aktifitas enzim. Secara umum,
setiap peningkatan sebesar 10°C di atas suhu minimum, aktifitas enzim akan meningkat
sebanyak dua kali lipat. Aktivitas enzim meningkat pada kecepatan ini hingga mencapai kondisi
optimum. Peningkatan suhu yang melebihi suhu optimumnya menyebabkan lemahnya ikatan di
dalam enzim secara struktural (Budiman dkk., 2016).

Semua tabung diinkubasi pada suhu 37℃ tujuan menggunakan suhu tersebut adalah
menyesuaikan dengan suhu tubuh manusia. Lama dilakukan inkubasi yaitu selama 20 menit,
tujuan dilakukan inkubasi supaya enzim bisa bekerja dengan baik. Semua tabung didinginkan
dan dimasukkan kedalam es batu selama 15 menit, tujuan dilakukan pendinginan dengan es batu
untuk mendinginkan suhu agar merangsang pembentukan endapan. Masing – masing sampel
dipindah dalam tabung sentrifugasi yang bertujuan untuk memisahkan antara zat satu dengan zat
yang lain, dan dimasukkan dalam sentrifugator yang diatur dengan kecepatan putaran 5000 rpm
selama 15 menit. Dilakukannya vortex menggunakan alat Vortex Mixer tujuannya adalah
berfungsi untuk menghomogenkan semua larutan yang sudah ditambahkan pada tabung.

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan


cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan..
Rentang panjang gelombang pada daerah sinar tampak dan near infrared panjang gelombangnya
adalah 350-2500nm). Panjang gelombang yang digunakan yaitu 650 nm, menggunakan panjang
gelombang tersebut karena pada panjang gelombang tersebut merupakan panjang gelombang
maksimal yang menunjukkan nilai absorbansi tertinggi dari sampel.

Prinsip kerja Spektrofotometri adalah bila cahaya (monokrommatik maupun campuran)


jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan sebagian diserap
dalam medium itu dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.

Hasil yang diperoleh dari percobaan dilakukan perhitungan pertama kadar substrat yang
diketahui sampel susu Cimory Full Cream dengan volume 250 ml dengan bobot protein
sebanyak 4 gram. Diperoleh hasil kadar substrat pada konsentrasi 0,25 ml yaitu 4 mg;
konsentrasi 0,5 ml yaitu 8 mg; konsentrasi 1,0 ml yaitu 16 mg; konsentrasi 1,5 ml yaitu 24 mg;
konsentrasi 2,0 ml yaitu 32 mg dan konsentrasi 3,0 ml yaitu 48 mg. Perhitungan kadar tirosin
dengan persamaan kurva baku Y = bx + a dan nilai a = 0,049 dan b = 4,919 dengan rumus Y =
A 𝑇𝑒 – (A 𝑇𝑘 – A 𝑇𝑏 ) dan diperoleh hasil konsentrasi 0,25 ml sebesar 0,0081 M; konsentrasi 0,5 ml
sebesar 0,0350 M; konsentrasi 1,0 ml sebesar 0,0583 M; konsentrasi 1,5 ml sebesar 0,0789 M;
konsentrasi 2,0 ml sebesar 0,1027 M dan konsentrasi 3,0 ml sebanyak 0,1073 M. Untuk
𝑇
perhitungan aktivitas papain dengan rumusV = dan diperoleh hasil pada
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ( 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑘𝑢𝑏𝑎𝑠𝑖)

konsentrasi 0,25 ml yaitu 0,0005 M/menit ; konsentrasi 0,5 ml yaitu 0,0018 M/menit; konsentrasi
1,0 ml yaitu 0,0029 M/menit; konsentrasi 1,5 ml yaitu 0,0039 M/menit; konsentrasi 2,0 ml yaitu
0,0051 M/menit dan konsentrasi 3,0 ml yaitu 0,0054 M/menit. Untuk regresi linear 1/[𝑆] vs 1/[𝑉]
dengan nilai a = -103,1540 ; b = 7824,1940 ; dan r = 0,9703 dan untuk V max = 1 / A dengan
hasil -0,,0097 M/menit dan Km = B × Vmax diperoleh hasil – 75,8496 mg .

Setelah itu dilakukan pembuatan kurva hubungan antara kadar substrat dengan aktivitas
papain menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar substrat maka aktivitas enzim papain semakin
meningkat, begitu juga dengan hubungan antara 1/[S] dengan 1/[V] sebaliknya semakin rendah
nilai 1/[S] maka nilai 1/[V] juga akan menurun, hal ini dikarenakan konsentrasi enzim akan
berpengaruh terhadap aktivitas enzim itu sendiri, pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Jika konsentrasi enzim
yang digunakan tetap, sedangkan substrat dinaikkan maka pada penambahan pertama kecepatan
reaksi naik dengan cepat. Tetapi jika penambahan substrat dilanjutkan, maka tambahan
kecepatan mulai menurun sampai pada titik batas. Bagaimanapun tingginya konsentrasi substrat
setelah titik ini tercapai, kecepatan reaksi akan mendekati garis maksimum. Pada batas kecepatan
maksimum (Vmaks) enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan tidak dapat berfungsi lebih cepat.
(Budiman dkk., 2016) Dari hasil percobaan yang diperoleh hasil sesuai dengan teori.

VII. KESIMPULAN
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam
system biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi. Enzim oksidoreduktase adalah
enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi suatu bahan. Sumber enzim
yang digunakan pada praktikum ini adalah papain. Enzim papain atau enzim proteolitik
berfungsi untuk mengkatalisis pemecahan ikatan peptida, polipeptida dan protein dengan
menggunakan reaksi hidrolisis menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana seperti
peptida rantai pendek dan asam amino.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Akhdiya, A. 2003.Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Alkalin Termostabil. Procceding of
ITB Enginering Science, 9(2):129-159.
Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.
Anonim, 2021.Petunjuk Praktikum Biokimia. Semarang: Universitas Wahid Hasyim Semarang
Arifin Ibrahim., 2021, Petunjuk Praktikum Biokimia, Semarang: Fakultas Farmasi Universitas
Wahid Hasyim.

Budiman, A., (2003), Kajian Terhadap Pengaruh Etanol Sebagai Bahan Pengendap dan
Pengaruh Air, Buffer Fosfat Serta Etanol Pada Ekstraksi Papain, Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor
Budiman, Fitrianasari, dkk., 2016, Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain (Carica Papaya L) Dan
Suhu Fermentasi Terhadap Karakteristik Crackers, Teknologi Pangan Universitas
Pasundan : 1-16.

Crueger, W., Dan Crueger, A., 1984, Biotechnology A textbook of Industrial Microbiology
Brock, T. D. (trans), 54 – 55, Science Tech, Inc, Madison.
Dixon, M. And E.E. Webb. 1979. Enzymes. Academic Press. New York.
Girindra, A., (1990), Biokimia I, PT Gramedia, Jakarta
Harrison, M.J. 1997. Catalytic Mechanism of The Enzyme Papain. Prediction a Hybrid Quantum
Mechanical or Molecular Mechanical Potential. Journal of American Chemical
Society Vol 119:12885 – 12291
Hasibuan Elliwati,2015, Pengenalan Spektrofotometri Pada Mahasiswa Yang Melakukan
Penelitian di Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran USU, Universitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara

Kalk, (1975), Magnetic Relaxation in Protein Studies of Papain, Gronigen


Kusumadjaja, A.P., dan Rita, P.D., 2005, Penentuan Kondisi Optimum Enzim Papain Dari
Pepaya Burung Varietas Jawa (Carica papaya), Indo. J. Chem, 5 (2): 147-151.

Leung, AY., 1996. Encyclopedia Of Common Natural Ingerdients Used In Food, Drug, And
Cosmetic. ED ke-2. New York: Intersience
Mucthadi, et all., (1992), Enzim Dalam Industi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S., 2005, “Dasar-dasar Mikrobiologi 1”, Alih bahasa:
Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S.S. dan Angka, S. L., UI Press, Jakarta.
Rahmi H. dkk., 2020. Modul Praktikum Biokimia. Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Dan
Sains Universitas prof. Dr. Hamka, Jakarta
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
Shahib, M.N., (1992), Pemahaman Seluk Beluk Biokimia Dan Penerapan Enzim, PT.Citra
Aditya Bakti, Bandung
Waidah Siti Munawaroh,2012, Pemurnian Parsial Dan Karakteristik Enzim β-1,3- Glukanase
Cairan Pencernaan Achatina fulica, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga,
Surabaya

Wahjuni Sri, 2014, Dasar-Dasar Biokimia, Udayana University Press, Denpasar Bali

Warisno, (2003), Budidaya Pepaya, Kanisius, Yogyakarta

Winarno, F.G., (1986), Enzim Pangan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
IX. LAMPIRAN

Kc. Arloji Kosong Kc. Arloji + Bahan

Kc. Arloji + Sisa Proses Inkubasi Di Suhu Ruang

Inkubasi 20 Menit Setelah Penambahan TCA & Papain


Es Batu 15 Menit Dimasukkan Kedalam Tabung Sentrifuge

Supernatan Sebanyak 2Ml

Hasil Sentrifugasi Setelah Di Vortex

Anda mungkin juga menyukai