Cari
Menu utama
Beranda
0.DAFTAR ISI
1. Ruanglingkup Bio ( X )
2. Klasifikasi Makhluk Hidup ( X )
3. Virus ( X )
4. Eubacter dan Archaebacter (X)
5. Fungi /Jamur ( X )
6. Protista ( X )
7. Keanekaragaman Hayati ( X )
8. Plantae ( X )
9. Animalia ( X )
Bab 10. Ekosistem ( X )
Bab 11. Pencemaran Lingkungan dan Daur limbah ( X )
Bab 12. Sel ( XI )
Bab 13. Struktur Tumbuhan (XI)
Bab 14. Struktur Hewan dan Manusia (XI)
Bab 15. Sistem Gerak (XI)
Bab 16. Tranport pada Hewan & Manusia (XI)
Bab 17. Pencernaan Makanan Hewan & Pencernaan Makanan Manusia ( XI )
Bab 18. Pernafas Hewan & Manusia (XI)
Bab 19. Eksresi Hewan & Manusia (XI)
Bab 20. Sistem Koordinasi Hewan & Manusia (XI)
Bab 21. Sist Reproduksi (XI)
Bab 22. Pertumbuh dan Perkembang (XII)
Bab 23. Metabolisme (XII)
Bab 24. DNA Gen Kromosom (XII)
Bab 25. Hereditas (XII)
Bab 26. Hereditas Manusia (XII)
Bab 27. Mutasi (XII)
Bab 28. Pembelahan Sel (XII)
Bab 29. Asalusul Kehidpan( XII )
Bab 30. Evolusi (XII)
Bab 31. Bioteknologi (XII)
Desa Sebagai Subyek dan Sentral Pembangunan di Jawa Tengah
EBTANAS BIOLOGI
Kep Pres no 4 Th 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional
KURIKULUM 2013
Menbuddasmen ( Anies Baswedan ) menghentikan penerapan Kurikulum 2013
POS UJIAN NASIONAL 2013/2014
RPP BIOLOGI SMA
SILABUS BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
Soal dan Kisi Kisi UKGBiologi
KOMPETENSI DASAR :
2.2.4. Menghitung jumlah snergi yang diperoleh dalam respirasi aerob dan anaerob
2.2.7. Menjelaskan hasil yang diperoleh dari respirasi aerob dan anaerob
2.2.11. Menjelaskan tahapan reaksi fotosintesa, reaksi terang dan reaksi gelap pada
2.2.12. Menemukan tempat terjadinya reaksi terang dan reaksi gelap dan hasilnya.
2.2.13. Menemukan bakteri yang melakukan kemosintesa karbohidrat / senyawa kimia lain
Pendahuluan
Pengertian Metabolisme :
metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh, dan
melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi agar
proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan
kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses metabolisme.
Karbohidrat menjadi salah satu komponen makanan yang kompleks. Komponen inilah yang
menjadi salah satu bahan dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa biologis ini hanya terdapat dalam
jumlah 1% dari keseluruhan tubuh manusia, diolah dalam tubuh sebagai bahan makanan,
dicadangkan dalam bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel, juga dibutuhkan
dalam pembentukan tulang rawan. Sumber karbohidrat yang paling banyak berasal dari
tumbuhan.
Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk
ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian
diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul
glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsi
sebagai dasar pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses
metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO2 &
H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa
yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi
ketersediaan energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak
hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh,
namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk
juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai
cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah
satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk
membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan
2007).
2. Enzim
adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang
terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas,
diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif.
Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan
enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim.
Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Kerja Enzim
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
1. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan
anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah
b. Hipothesis Koshland :
1. Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada
hypothesis Fischer.
2. Terjadi interaksi dinamis antara enzim dan substrat
3. Jika substrat berkombinasi dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur
(konformasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi enzim berlangsung efektif.
4. Struktur molekul substrat juga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-
substrat lebih berfungsi.
Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.
Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B )
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan
substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali
seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.
Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk
berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli
suksinat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada
sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif
enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja
enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi
tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim
Konsentrasi substrat
Konsentrasi enzim
Suhu
pH
Aktivator dan inhibitor
I. KATABOLISME
Respirasi merupakan oksidasi senyawa organik secara terkendali untuk membebaskan energi
bagi pemeliharaan dan perkembangan makhluk hidup.
Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk metabolisme.
a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan penerima
hidrogen terakhir.
b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai penerima
hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat, dan asetaldehid.
Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :
Glikolisis
Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
Daur Krebs, dan
Sistem Transfer Elektron
Glikolisis :
Berlangsung di sitoplasma
Berlangsung secara anaerob
Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhoff
Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa
Siklus Krebs :
NADH2 dan FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen
Melalui rantai respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan pada proses
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs dilepaskan ke Oksigen
(sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan melepas energi
secara bertahap.
Satu molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2
menghasilkan 2 ATP.
Glikolisis :
Alternatif 1 : Bila tidak tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob /
fermentasi, seperti pada diagram/skema di bawah ini :
ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs dan
Sistem Transpor Elektron :
Substrat untuk respirasi tidak selalu dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga berupa protein
atau lemak. Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat tersebut dalam proses respirasi
aerob di bawah ini :
II. ANABOLISME
cahaya
klorofil
Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku (CO2 dan H2O),
energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang tepat. Jika salah satu dari
komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak dapat berlangsung, sehingga komponen tersebut
disebut komponen esensial.
CO2 dari udara masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons daun dan segera dipergunakan
untuk proses fotosintesis. Air (H2O) merupakan bahan baku lain yang diperoleh dari lingkungan.
Pada tumbuhan tinggi, H2O diabsorbsi oleh akar dan diangkut ke daun melalui berbagai sel dan
jaringan.
b). Cahaya
Energi yang dipergunakan dalam fotosintesis adalah energi cahaya. Dari berbagai penelitian
diketahui bahwa energi dari cahaya matahari yang dipergunakan untuk fotosintesis hanya 2%
saja. Selebihnya dipantulkan, ditransmisikan atau diabsorbsi senagai panas.
Panjang gelombang dari berbagai spektrum sinar matahari tidak sama. Makin besar panjang
gelombang, makin kecil energi yang dikandungnya. Gelombang cahaya dari yang terpanjang
hingga terpendek adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Dalam berbagai
percobaan yang menggunakan obyek Chlorella, ternyata spektrum cahaya yang palig banyak
diserap klorofil untuk proses fotosintesis adalah spektrum merah dan biru ungu (nila).
c). Pigmen
Dengan adanya sistem pigmen, tumbuhan hijau dapat mengabsorbsi energi cahaya dan
menggunakan cahaya ini untuk menghasilkan gula. Klorofil merupakan pigmen terpenting dari
tumbuhan yang melakukan fotosintesis
Ada bermacam-macam klorofil, yaitu klorofil a, b, c dan e. Klorofil a dan b terdapat pada
kloroplas tumbuhan tinggi, sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis alga tertentu.
d). Suhu
Pada kloroplas, selain dari pigmen terdapat pula berbagai molekul carrier yang berfungsi
dalam transfer atom hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain itu, pada kloroplas pun
terdapat bermacam-macam enzim untuk reaksi kimia fotosintesis.
Obyek yang digunakan adalah tumbuhan Hydrilla verticillata. Hasil dari percobaannya
disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan gas, yang ternyata adalah oksigen.
Obyek yang digunakan adalah ganggang Spirogyra dan bakteri thermo. Di bawah mikroskop
terlihat bakteri thermo berkumpul pada bagian kloroplas yang terkena cahaya matahari (B) akibat
banyaknya oksigen di daerah ini. Kesimpulan yang dapat ditarik oleh Engelmann, yaitu bahwa
fotosintesis membebaskan gas oksigen dan kloroplast yang bertanggung jawab terhadap produksi
oksigentersebut.
Dalam percobaan ini, Sacchs membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya, berlangsung
pada bagian yang berklorofil, sedang hasil akhir dari fotosintesis adalah zat tepung (amylum).
Percobaan ini didasari atas pengertian bahwa amylum, jika bereaksi dengan iodium akan
berwarna biru. Pada bagian daun yang ditutup dengan kertas timah (tidak kena cahaya) tidak
berwarna biru, berarti di daerah tersebut tidak berlangsug fotosintesis.
3. Reaksi Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam
bentuk gula yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi. Fotosintesis dapat
dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana :
Pada dasarnya proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi
tergantung cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).
Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya, sehingga disebut sebagai
reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi fotolisis / reaksi Hill, prosesnya
berlangsung di Grana.
Dalam reaksi terang terdapat dua pusat reaksi, yaitu fotosistem I (FS I) dan fotosistem II (FS II).
Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap energi
cahaya maksimum pada gelombang 700 nm (P 700), sedangkan untuk FS II dengan P 680
diserap oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b.
Jika kloroplast mendapat cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem akan
tereksitasi. Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor untuk
dimanfaatkan energinya.
Elektron yang dikeluarkan dari FS I diteima oleh akseptor feredoksin sebagai akseptor
utama. Elektron ini lalu ditransfer ke NADP. Pada saat yang sama juga menerima ion H+
sehingga terbentuk nikotinamida adenin dinukleotid fosfat tereduksi (NADPH2).
NADP + 2 H+ + 2e NADPH2
2). Fotosistem II ( FS II )
ADP + Pi ATP
FS II yang telah kehilangan elektron ini akan segera diganti dari pemecahan air (fotolisis) :
2 H2O 2 H+ + 2 OH–
2 OH– 2 e + H2O + ½ O2
H2O 2 H+ + 2 e– + ½ O2
2 H2O 4 H+ + 4 e– + O2
Pada fotolisis terlihat bahwa O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H2O ), Jadi
pada reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.
Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu proses fiksasi
CO2 untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh reaksi terang.
Reaksi ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak memerlukan cahaya. Reaksi biokimiawinya
berlangsung melalui suatu siklus yang disebut siklus Calvin Benson.
PGAL yang terbentuk dalam reaksi gelap merupakan hasil berdih fotosintesis secara
keseluruhan. Untuk membentuk satu molekul glukosa diperlukan dua molekul PGAL dan ini
diperoleh dari mereduksi enam molekul CO2. Dengan mereduksi enam mulekul CO2, akan
dihasilkan 12 molekul PGAL. Dua molekul PGAL digunakan untuk membentuk glukosa,
sedangkan 10 molekul lainnya akan direduksi kembali melalui senyawa antara seperti fruktosa
1,6 difosfst (FDP) dan glukosa 5-fosfat (G 5-P) untuk menghasilkan RuDP.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan antara reaksi
terang dan reaksi gelap di bawah ini :
Keterangan :
hv : cahaya matahari
Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)
Senyawa pertama yang ditemukan setelah pengikatan CO2 oleh RuDP adalah PGA ( asam
fosfogliserat ) yang terdiri atas 3 atom karbon. Oleh karenanya, tumbuhan yang melakukan
fotosintesis menggunakan cara ini disebut tumbuhan C3.
Terjadi pada tumbuhan golongan C4; yaitu tumbuhan tebu, jagung, berbagai rerumputan
(crabgrass, shorghum dan Bermuda grass) dan beberapa tumbuhan padang pasir. Tumbuhan ini
digolongkan ke dalam tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang dijumpai setelah fiksasi CO2
adalah asam oksaloasetat yang merupakan senyawa dengan 4 atom karbon.
2. KEMOSINTESIS
Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari reaksi kimia
anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan energi kimia dari luar tubuh.
Hidup di air tawar atau air asin yang mengandung senyawa besi terlarut.
Bakteri menyerap senyawa besi terlarut dan menggabungkannya dengan oksigen
sehingga menjadi bentuk tidak larut dengan mengeluarkan energi.
3. Bakteri Nitrifikasi
Tipe bakteri yang menggunakan amonia dan melepaskan ion nitrit. Contoh :
Nitrosomonas
Tipe bakteri yang menggunakan ion nitrit dan melepaskan ion nitrat : Nitrobakter
3. Sintesis Lemak
Terjadi di sitosol
Lemak atau lipida adalah senyawa yang terdiri atas satu molekul gliserol (R–OH) dan
tiga molekul asam lemak ( R-COOH)
Lemak penting sebagai komponen structural sel, khususnya membrane sel dan sebagai
bahan baker biologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lemak dapat diperoleh dari
makanan dan dapat pula disintesis di dalam tubuh. Di dalam tubuh, lemak dapat disintesis
dari produk antara (intermediate product) pada proses respirasi, seperti PGAL dan asetil
KoA.
Baik tumbuhan maupun hewan dapat mensintesis lemak dari karbohidrat, melalui tahap-
tahap :
4. Sintesis Protein
(b) Asam lemak (asam strearat, C17 H35 COOH)
Terjadi di ribosom
Unit penyusunnya
adalah asam amino
Protein merupakan
polimer dari asam amino
yang dihubungkan oleh
ikatan peptida
Ikatan peptida
adalah ikatan yang meng-
hubungkan antara gugus
amine dari satu asam amino
dengan gugus karboksil dari
(b) Asam lemak (asam stearat, C17H35COOH ) asam amino yang lain.
Arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin
Yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara respirasi.
Yang termasuk golongan ini :
Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin dan
tirosin
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
Normal
0
false
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
Keterkaitan Metabolisme, Karbohidrat,
Lemak dan Protein
di dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain yaitu membentuk suatu jejaring
yang saling berkaitan. Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Bagaimana keterkaitan ketiganya?
Perhatikan Gambar di bawah ini! Pada bagan terlihat karbohidrat, protein, dan lemak bertemu
pada jalur siklus Krebs dengan masukan asetil koenzim A. Tahukah Anda bahwa Asetil Ko-A
sebagai bahan baku dalam siklus Krebs untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme
karbohidrat, protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini berguna
untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel, Hasil katabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak juga bermanfaat untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain yaitu dapat membentuk
ATP, hormon, komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan senyawa
karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan protein (asam
glutamat) banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang
lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan apabila
ada pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya pembebasan
elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang
dihasilkan.
Perlu Anda ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan asam glutamat dapat
menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP. Sedangkan katabolisme asam heksanoat
dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga
jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang dihasilkan
pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi yang dihasilkan protein setara dengan
jumlah yang dihasilkan karbohidrat dalam berat yang sama.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme lemak
untuk menghasilkan energi yang lebih besar.
Share this:
Twitter
Facebook23
Balas ↓
Balas ↓
umar nawawi pada September 25, 2012 pukul 1:48 am berkata:
Balas ↓
Balas ↓
3. lisa anggriani mitra pada Agustus 17, 2013 pukul 7:17 am berkata:
Balas ↓
Balas ↓
4. HARYONO pada September 7, 2013 pukul 2:03 am berkata:
Balas ↓
Balas ↓
akan lebih baik jika ditambah keterkaitan anabolisme lemak,karbohidrat dan proteinnya
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
Mbak Laila… sama2 terima kasih sudah bersedia berkunjung dibloog kami dan
memberi komentar
Balas ↓
Balas ↓
mba lee na, sama2 Tuhan Memberkati sukses tuk mba Lee na
Balas ↓
10. luki pada Desember 14, 2013 pukul 6:46 am berkata:
Balas ↓
Maz luki, terima kasih banyak ya dah mengunjungi bloog kami dan memberi
komentar
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
trimakasih buat bapak/ ibu. berkat karya nya saya dapat menyelesaikan tuga
mata kuliah saya
Balas ↓
Balas ↓
Terima kasih ya, sangat membantu saya dalam memahami bagian Katabolisme…
Balas ↓
Balas ↓
14. Devi Indriyani pada April 20, 2014 pukul 1:00 pm berkata:
Balas ↓
Mba Devi Indriyani, sama2 terima ksih juga sudah mau menggunakan materi
metabolisme ini
Balas ↓
15. Reni salobang pada Mei 30, 2014 pukul 4:27 pm berkata:
Bu Reni salobang sama2 terima kasih sudah mau menggunakan materi saya
Balas ↓
Balas ↓
Bu Sih Karyani sama2 terima kasih sudah mau menggunakan materi saya
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
18. ariesta ricky kurniawan pada Agustus 25, 2014 pukul 4:04 pm berkata:
sangat baik bwat murid klas 12 ipa
Balas ↓
Balas ↓
19. Zul Hamdi pada Agustus 28, 2014 pukul 3:42 pm berkata:
makasih postingnya mas, mgkn kita-kita bisa diajarin cara buat informasi seperti ini ,
mgkn nnt bisa bermanfaat bg siswa-siswi saya
Balas ↓
Pak Zul Hamdi,.. iya pak sama2 sukses untuk Pak Zul Hamdi
Balas ↓
20. fitri melianti pada September 20, 2014 pukul 5:10 am berkata:
Balas ↓
mba fitri melianti, sama2 mba sukses untuk mbak fitri melianti
Balas ↓
21. mely pada September 21, 2014 pukul 12:32 pm berkata:
Balas ↓
Balas ↓
lengkap, terimakasih
Balas ↓
Balas ↓
pak boleh minta tolong uraian untuk metabolisme hidrogennya. terima kasih atas
bantuannya
Balas ↓
o biologiklaten pada Desember 8, 2014 pukul 6:56 am berkata:
Pak sadira, okle nanti kita tambahkan ya Sukses untuk Pak Sadira
Balas ↓
Terimakasih banyak pak blog ini sudah banyak membantu referensi belajar dan tugas
saya .Semoga semakin bermanfaat.
Balas ↓
Mba Suci Ninggarsari, iya sama2 mba semoga mba Suci Ninggarsari tambah
Sukses Tuhan Memberkati
Balas ↓
enzim enzim yang membantu pada proses respirasi apa ajah yah mas
Balas ↓
Balas ↓
Balas ↓
Tinggalkan Balasan
Ilmu Dasar
Ilmu Dasar Sains | IPA | Biologi | Fisika | Kimia | Sosiologi | Geografi | Astronomi | Sejarah |
Ekonomi | TIK |
Home
Biologi
Sosiologi
Astronomi
Sejarah
Kimia
Geografi
Bahasa
o
o
Seni
PPKN
Search...
A. PENGERTIAN ENZIM
Kata enzim berasal dari bahasa yunani “enzyme” berarti yang berada di dalam sel. Orang pertama yang
memperkenalkan istilah enzim adalah Kuhne pada tahun 1878. Enzim merupakan biokatalisator atau
katalisator organik yang diproduksi oleh makhluk hidup untuk mengkatalisis lebih dari satu proses
dinamik dan mengendalikan reaksi kimia yang penting dalam tubuh atau sel hidup. Enzim biasanya
disebut dengan protein, dimana protein ini merupakan aktivitas kimia enzim yang sangat kompleks.
Berbeda dengan katalisator lainnya, enzim mempunyai spesifisitas katalitik yang tinggi yang ditentukan
oleh gugus fungsinya. Enzim hanya mengkatalisis reaksi secara termodinamika atau dengan kata lain
pelepasan energi bebas. Katalisator ini terlibat dalam reaksi, tetapi kemudian kembali ke struktur
asalnya dan tidak habis begitu saja. Dalam serum darah ukuran aktifitas enzim spesifik biasanya untuk
keperluan mengidentifikasi penyakit. Enzim secara normal terkonsentrasi didalam sel dan jaringan
dimana mereka membentuk fungsi katalitiknya. Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua
reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka
reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu. Dalam sel hewan
B. FUNGSI ENZIM
Fungsi utama enzim adalah sebagai katalisator yang mempercepat proses laju reaksi luar biasa yang ada
di dalam tubuh makhluk hidup terutama pada sistem pencernaan. Walaupun enzim hanya memiliki satu
fungsi yang spesifik, tapi sangatlah penting. Karena jika tidak ada enzim maka proses yang terjadi di
dalam tubuh manusia akan melambat dan tidak sesuai dengan fungsi tubuh lainnya. Akibatnya kinerja
tubuh tidak seimbang. Enzim berfungsi dengan seletifitas atau spesifisitas bertingkat luar biasa tinggi
C. KARAKTERISTIK
Kemampuan untuk diatur atau regulasi dan dibentuk dalam protoplasma sel
Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion
Merupakan biokatalisator yang dalam jumlah sedikit memacu laju reaksi tanpa merubah
keseimbangan reaksi
Tidak ikut terlibat dalam reaksi serta struktur enzim tetap baik sebelum maupun setelah reaksi
berlangsung
Spesifik, cocok untuk satu macam substrat atau sekelompok kecil substrat yang susunan dan
D. STRUKTUR ENZIM
STRUKTUR ENZIM
Enzim terdiri dari bagian protein dan bagian non protein. Rumus lengkap enzim yaitu bagian protein
(tidak aktif/apoenzim) ditambahkan dengan bagian bukan protein (gugus prostetik, koenzim, kofaktor
ion logam) menghasilkan holoenzim yang merupakan enzim lengkap dan aktif.
1. Apoenzim
Apoenzim sangat menentukan fungsi biokatalisator dari enzim. Bagian ini akan rusak pada suhu
terlampau panas atau bersifat termolabil. Apoenzim memiliki sisi yang berhubungan langsung dengan
substrat, merupakan:
Sisi aktif, merupakan sisi yang berkaitan dengan substrat (zat yang akan dijadikan produk).
Bagian ini mengikat molekul substrat dan terjadilah proses katalis. Sisi ini dapat diganggu oleh
inhibitor kompetetif.
Sisi alosterik, merupakan sisi yang berkaitan dengan kofaktor. Sisi ini dapat dipengaruhi oleh
2. Kofaktor
Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Kofaktor dapat mengubah-ubah bentuk sisi
aktif sehingga dapat ditempeli substrat tertentu. Kofaktor berbentuk ion logam seperti Na, K dan Ca.
Koenzim berupa senyawa organic (vitamin) yang berikatan secara non-kovalen dengan enzim.
Dapat merupakan ion logam atau metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim.
Gugus prostetik, merupakan kofaktor senyawa organic (mineral) yang berikatan secara kovalen
dengan enzim. Gugus prostetik ini berukuran kecil, tahan panas (termostabil), dan diperlukan
enzim untuk aktivitas katalitiknya. Gabungan kedua bagian ini membentuk haloenzim,
merupakan bentuk enzim yang sempurna dan aktif. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis
primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap
aktif.
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein, memang ada enzim yang ternyata
hanya tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim yang
Pengklasifikasian enzim telah ditentukan berdasarkan aturan Internasional Enzyme Comission (IEC) yang
disetujui secara global oleh International Union Of Biochemistry (IUB). Dalam IEC, tiap enzim memiliki
nama sistematik yang sering kali panjang dan bersifat menguraikan. Tambahan juga banyak enzim yang
a. Oksidoreduktase
Oksireduktase merupakan enzim yang berfungsi dalam reaksi-reaksi oksidasi atau dehidrogenesa dan
oksidasa. Bentuk dari jenis ini ada yang teroksidadiada juga dalam bentuk tereduksi. Berikut subkelas
oksireduktase:
Oksidase, merupakan enzim yang memindahkan dua elektron dari asalnya ke oksigen, biasanya
Oksigenase, merupakan enzim yang mengkatalis penggabungan kedua atom oksigen kedalam
Hidroksilase, merupakan enzim yang menggabungkan sebuah atom molekul oksigen kedalam
Peroksidase, merupakan enzim yang mempergunakan peroksida hidrogen selain dari oksigen
Katalase, merupakan jenis enzim yang unik, dimana didalam peroksida hidrogen bekerja baik
sebagai donor maupun akseptor. Kakatalase berfungsi didalam sel untuk mendetoksifikasikan
peroksida hidrogen.
b. Transferase
Transferase bekerja dalam reaksi-reaksi transfer gugus dari satu ke yang lainnya. Enzim ini terlibat dalam
memindahkan grup fungsional antara donor dengan akseptor. Amino, acyl, fosfat, satu karbon dan grup
glikosil adalah salah satu dari dua bagian sama besar yang ditransfer.
Aminotransferase (transaminase), kerjanya adalah dengan mentransfer grup amino dari satu
asam amino ke akseptor asam keto, dengan menghasilkan pembentukan asam amino yang baru
Kinase, adalah enzim yang memfosforilasi merupakan mengkatalisa pemindahan grup fosforil
dari ATP atau trifosfat nukleotida lainnya ke alkohol atau akseptor grup amino, misalnya
glukokinase.
Glukosiltransferase, merupakan enzim yang mengkatalisa transfer residu dari gluykosil yang
aktif ke sebuah glikogen primer. Ikatan fosfosester didalam disfosfoglukosa uridin adalah labil,
c. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan atau media air.
Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya merupakan bekerja pada hidrolisa ester,
eter, peptide, glikosida, dan lain sebagainya. Biasanya penggolongan hidrolase dibagi atas ikatan
dihidrolase.
d. Liase
Liase merupakan enzim yang bekerja menghilangkan gugus-gugus tertentu dari substrat dengan
mekanisme yang lain dari hidrolisa contohnya enzim untuk menarik air dari gugus alcohol.
Dekarboksilase menghilangkan unsur CO2 dari asam keto alfa, beta atau asam amino. Dehidratase
menghilangkan unsur H2O dalam sebuah reaksi dehidrasi. Dehidratase sitrat mengubah sitrat menjadi
cis-akoninat. Dekarboksilasa asam purivat merupakan liase, karena dapat dilihat sebagai katalis untuk
kebalikannya dari reaksi apaabila asetal dehida ditambahkan pada ikatan rangkap karbon-oksigen dalam
CO2 walaupun dalam prkateknya reaksi berlangsung tidak irreversible seperti yang tertulis.
e. Isomerase
Isomerase merupakan enzim yang berfungsi untuk merubah posisi optic atau ruang, geometris atau
posisi gugus dalam satu isomer. Isomerase yang mengkatalisa pembalikan karbon asimetrik terjadi pada
epimerase atau recemase. Mutase melibatkan transfer intramolekul pada suatu kelompok seperti
fosforil.Transfer tidak perlu langsung, tapi dapat melibatkan suatu enzim fosforilated sebagai perantara.
Beberapa isomerase dapat mengkatallis gula. Terdapat juga sis-trans isomerase , salahsatunya
f. Ligase
Enzim ligase berfungsi untuk mengkatalis reaksi yang membentuk ikatan kimia, memutuskan ikatan
pirofosfat dari suatu nukleotida dan menggandakan pembentukan berbagai ikatan kimia sampai pada
gangguan ikatan pirofosfat didalam trifosfat adenosin atau sebuah nukleotida yang sama. Karena proses
ligase biasanya menggunakan energy, maka daya pendorong untuk reaksi-reaksi yang dikataliskan ligase
pada umumnya adalah pengambilan eksergonik (pelepasan energy) gugus fosforil atau pirofosforil dari
ATP.
Setelah melihat kelas yang terbagi sesuai dengan sistem IEC diatas memiliki kategori yang didasarkan
pada sifat gugus fungsional yang terserang oleh enzim. Sub kategori yang cukup banyak itu
menggambarkan keanekaragaman dari jenis reaksi kimia yang dikataliskan oleh enzim.
2. Enzim juga dapat dibedakan berdasarkan tempat kerjanya dan ditinjau dari sel yang membentuknya
merupakan :
a. Enzim konstitutif
Merupakan enzim yang selalu tersedia dalam mikroba dengan jumlah yang relative konstan. Enzim ini
Merupakan enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan dari substrat atau senyawa tertentu yang
a. Karbohidrase
Merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat. Klasifikasi satu ini masih memiliki
Amilase, merupakan enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9
suatu disakarida).
Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Laktase, merupakan enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
b. Esterase
Enzim jenis ini fungsinya hanya khusus untuk memecah golongan ester. Contohnya seperti:
Lipase, merupakan enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Fosfatase, merupakan enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
a. Enzim konstitutif
Merupakan enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar substratnya, contohnya seperti enzim
amylase.
b. Enzim adaptif
Merupakan enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat, contohnya seperti enzim β-
galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri e-coli yang ditumbuhkkan di dalam medium yang
mengandung laktosa.
D. MEKANISME KERJA ENZIM
Enzim bekerja dengan mengikat reaktan (substrat) yang menyebabkan berada pada posisi (orientasi)
yang diinginkan dan energy yang lebih rendah dari energy aktivitasinya. Pengikatan substrat ini memiliki
Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan secara keseluruhan cara kerja enzim, yaitu :
Enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan substrat. Substrat atau bagian substrat harus
memiliki bentuk yang tepat dengan sisi katalitik enzim. Substrat kemudian ditarik oleh sisi katalitik enzim
yang cocok untuk substrat tersebut sehingga terbentuk kompleks antara enzim substrat. Kondisi ini
menggambarkan analogi kunci dan lubang kunci yang dimasuki, keduanya harus sesuai untuk bisa
membuka pintu reaksi atau dengan kata lain untuk mengaktifkan kinerjanya.
LOCK ANG KEY ENZIM
Teori ini mempertimbangkan fleksibilitas protein, sehingga pengikatan suatu substrat pada enzim
menyebabkan sisi aktif mengubah konformasinya sehingga cocok dgn substratnya. Teori ini dapat
menerangkan fase transisi kompleks. Lokasi aktif beberapa enzim mempunyai konfigurasi yang tidak
kaku. Enzim berubah bentuk menyesuaikan diri dengan bentuk substrat setelah terjadi pengikatan. Jika
biasanya enzim mencari substrat yang cocok, maka teori ini menjelaskan ketika enzimlah yang
menyesuaikan diri dengan bentuk substrat ketika telah terkait. Jadi tautan yang cocok pada keduanya
Adanya kofaktor enzim dapat mempermudah pengikatan substrat dengan enzim. Berikut penggambaran
fungsi kofaktor:
Perubahan suhu dan pH berpengaruh besar terhadap kerja enzim. Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh
konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengaruh aktivator, inhibitor dan kofaktor dalam beberapa
keadaan juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Setiap faktor ini memiliki
bagian tersendiri dalam mempengaruhi enzim. Walaupun enzim adalah protein yang menjalankan
banyak percepatan reaksi, ia tidak dapat terhindar dari adanya faktor pengaruh. Berikut dibahas satu
Dengan penambahan konsentrasi substrat akan menghasilkan penambahan kecepatan reaksi. Pada
konsentrasi substrat yang sangat rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah.
Sebaliknya, kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai
tercapai titik tertentu, merupakan titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim
menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi lebih cepat. Pembatas kecepatan
enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks enzim-substrat menjadi produk dan enzim bebas.
2. pH
pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengakibatkan denaturasi protein enzim sehingga enzim
menjadi tidak aktif. Perubahan pH mempengaruhi kecepatan reaksi enzim, karena berubahnya derajat
ionisasi gugus asam dan basa dari enzim. Untuk kebanyakan enzim, terdapat rentang pH optimum
dimana aktivitas enzim berlangsung secara optimum dan mempunyai stabilitas yang tinggi. Sebagian
besar enzim mempunyai pH optimum yang mendekati netral, sebagian kecil lainnya mempunyai pH
optimum yang sangat rendah (sekitar 2,0) atau sangat tinggi (sekitar 9,0)
3. Suhu
Karena enzim adalah suatu protein, maka temperatur yang tinggi (> 40 oC) akan mengakibatkan
4. Pengaruh aktifator
Kebanyakan enzim tidak akan berfungsi optimal atau tidak berfungsi sama sekali sampai tersedianya zat
kedua dalam campuran reaksi. Zat ini disebut aktifator yang pada umumnya adalah ion logam.
Inhibitor adalah zat yang bisa bekerja secara efektif meskipun dalam jumlah kecil menghambat jalannya
reaksi sehingga reaksi menjadi lebih lambat atau bahkan bisa berhenti sama sekali. Ada dua jenis
inhibitor yaitu :
Inhibitor Kompetitif, merupakan inhibitor yang strukturnya sama atau mirip dengan kopian
substrat sehingga inhibitor ini bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan bagian aktif dari
enzim dan menghambat reaksi katalisnya. Inhibitor ini bersifat reversibel, artinya penambahan
Inhibitor Nonkompetitif, merupakan zat yang menghambat jalannya reaksi yang terikat bukan
pada bagian aktif enzim tapi bagian lainnya. Inhibitor jenis ini mengakibatkan perubahan bagian
komformasi dari bagian aktif enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dan bereaksi kembali
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
AHA BlogWeb
Related Post
Next
Hewan - Hewan Langka di Indonesia
Previous
DNA : Pengertian, Fungsi, Sifat, Replikasi
0 Komentar
Popular Posts
Follow by Email
Label
Astronomi Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Biologi Geografi Kimia PPKN Sejarah Seni Sosiologi
Blog di WordPress.com.