Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM.

“ENZIM”

Disusun oleh :
Nama : Meri Tengket

Nim : 21522078

Judul Praktikum : Enzim

Tanggal Praktikum : 24,mei 2022

Jurusan : analis kesehatan

Dosen Pengampu : Rini Perastyaawati,S.Si.,M.Si

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDY D-III ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLIGI JAYAPURA 2022


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan danmengatur perubaha-


perubahan kimia dalam sistem bilogi. Zat inidihasilakan oleh organ-organ hewan dan
tumbuhan, yang secara katalitikmenjalankan berbagai reaksi seperti pemecahan hidrolisis,
oksidasi,reduksi, isomerisasi, adisi , transfer radikal dan pemutusan rantai
karbon,kebanyakan enzim terdapat didalam alat atau organ dari organismeberupa larutan
kolodial dalam cairan tubuh seperti air ludah, darah,cairan lambung dan cairan pankreas.
Enzim terdapat di bagian dalamsel, berkaitan dengan protoplasma. Enzim juga terdapat
dalammitokondria dan ribosom. Enzim atau biokatalisator adalah katalisatororganik yang
dihasilkan oleh sel. Aktivitas katalis yang dimiliki enzim merupakan alat ukur yangselektif
dan sensitif terhadap aktovitas enzim. Aktivitas enzim dapatdiamati dari sisa substrat, ph,
suhu, dan indikator. Faktor yangmempengaruhi pengukuran aktivitas enzim antara lain
konsentrasi enzimdan substrat, suhu, pH dan indikator. Aktivitas enzim
meningkatbersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses metabolismeakan naik
sampai batasan suhu maksimal. Sebagain besar enzim suhuoptimalnya berada di suhu
dimana enzim itu berada. Aktivitas enzim maksimal diperoleh pada ph optimal, untuk
saliva(enzim amilase) phnya 7. Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan olehdenaturasi enzim
(pada pH tinggi atau rendah) dan penambahan statusbermuatan pada enzim atau substrat.
Enzim dapat pula mengalamiperubahan bentuk bila pH bervariasi.Pengetahuan tentang
enzim sangat perlu diketahui karena padabidang farmasi penggunaan obat-obatan seperti
antibiotik penicilin dapatmembunuh bakteri dengan menghambat enzim yang berperan.
Olehkaren itu, pada praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pengaruh pH terhadap
keaktifan suatu enzim dan pengaruh temperaturterhadap keaktifan suatu enzim.

Adapun maksud praktikum kali ini adalah untuk mengetahuiaktivitas penguraian enzim
pada temperatur dan pH optimum.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk menentukantemperatur dan pH optimum
enzim berdasarkan waktu menggunakansaliva
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai
reaksikimia dalam sistem biologik. Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis
olehenzim. Sintesis enzim terjadi didalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi
dari seltanpa merusak fungsinya (Sadikin, 2001).Kepentingan medis enzim. Enzim
terdistribusi di tempat-tempat tertentu didalam sel, kuranglebih sesuai dengan golongan
dan fungsinya. Sebagai contoh, enzim-enzim yang berperandalam sintesis dan reparasi DNA
terdapat di dalam inti sel yang mengkatalisasi berbagaireaksi yang menghasilkan energi
secara aerob terletak di dalam mitokondria. Enzim yang berhubungan dengan biosintesis
protein berada bersama ribosom. Dengan demikian reaksikimia dalam sel berjalan sangat
terarah dan efisien (Sadikin, 2001).Ada penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas sintesis
enzim tertentu, misalnya padaefisiensi enzim glukosa 6/fosfat dehidrogenase
(G6PDH/G6PD). Sel darah merah penderitadefisiensi G6PDH ini sangat rentang terhadap
pembebanan oksidatif, misalnya pada pemakian obat analgetik tertentu dan obat
anti/malaria. Pada pemakaian obat-obatan tersebutdapat terjadi hemolisis intrafaskuler
(Sadikin, 2001).Analisis enzim dalam serum pada dasarnya dapat dipakai untuk diaknosis
berbagai penyakit.Dasar penggunaan enzim sebagai penunjang diaknosis ialah bahwa pada
hakekatnya,sebagian besar enzim terdapat dan bekerja dalam sel dan bahwa enzim tertentu
dibuat dalam jumlah besar oleh jaringan tertentu. Karena itu enzim intrasel seharusnya
tidak ditemukandalam serum dan bila ditemukan, berarti sel yang membuatnya mengalami
disentegrasi. Bilaenzim diukur dalam serum terutama di buat oleh jaringan atau organ
tertentu, maka peningkatan aktivitas dalam serum menunujukkan adanya kerusakan pada
jaringan atau organtersebut (Sadikin, 2001).Semua enzim pada hakikatnya adalah protein.
Beberapa diantaranya mempunyai strukturyang sederhana, sedangkan sebagaian besar
lainnya memiliki strruktur rumit. Namun,

kebanyakan enzim baru berfungsi sebagai katalis apabila disertai zat yang bukan
protein,yang disebut kofator. Suatu kafator dapat berupa ion logam sederhana seperti Fe2+
atauCu2+, tetapi dapat pula berupa molekul organik kompleks yang disebut koenzim. Bagian
protein dari enzim disebut apoenzim. Kemudian, gabungan apoenzim dan
kofaktornyasehingga enzim menjadi aktif disebut holoenzim (Sirajuddin, 2011).Sebagian
besar protein dicerna menjadi asam amino, selebihnya menjadi tripeptida dandipeptida.
Pencernaan atau hidrolisis protein di mulai di dalam lambung. Asam kloridalambung
membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pencernaan
dapatmemecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif
yangdikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Makanan hanya
sebentar berada di dalam lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga di bentuknya
campuran polipeptida, protese dan pepton (Yuniastuti, 2007).Ludah adalah cairan kental
yang diproduksi oleh kelenjar ludah. Kelenjar-kelenjar ludahtersebut terletak di bawah
lidah, daerah otot pipi dan di daerah dekat langit-langit. Air ludah99,5% terdiri dari air.
Sisanya bermacam-macam. Ada zat-zat seperti kalsium ( zat kapur),fosfor, natrium,
magnesium dan lain-lain. Di samping itu juga terdapat mucin, amylase,enzim-enzim, bahkan
golongan darah, lemak, zat tepung, vitamin juga dan sebagainya(Machfoedz, 2008).Mucin
adalah bahan yang dapat menyebabkan sifat air menjadikental, licin. Amilase adalahenzim
yang dapat memecah (mencerna) zat tepung hidro karbon (nasi, roti, singkong,
jagung,terigu, sagu, dan lain-lain) menjadi zat tepung lain yang lebih halus dengan
tujuanmencernanya, sehingga nantinya dapat diserap oleh dinding usus halus. Hidro karbon
sepertinasi, roti, singkong, jagung, terigu, sagu, dan lain-lain itu dalam ilmu kimia
susunannyadisebut polisakarida. Setelah dicerna oleh amilase akan berubah manjadi
disakarida, yakni zattepung yang susunan kimianya lebih sederhana. Bila masuk lambung
dan usus akan dicernalagi menjadi lebih sederhana lagi, menjadi monosakarida, yakni
glukosa atau zat gula darah.Itulah sebabnya jika kita makan singkong, dikunya agak lama,
akan terasa manis. Hal inidisebabkan karena zat tepung bila dicerna oleh amilase akan
menjadi zat yang makin manisrasanya (Machfoedz, 2008).Enzim adalah bahan yang dapat
atau memang bertugas untuk mempercepat suatu reaksi bahan seperti halnya memecah
bahan tertentu menjadi bahan lain secara kimia, sedangkanenzim itu sendiri tidak berubah
dari aslinya. Enzim-enzim lainnya adalah lisozime, lipase,esterase, dan lain-lain. Istimewa
lisozime dapat membunuh kuman, sebab enzim ini akanmemecah atau merusak dinding sel
bakteri atau kuman itu, sehingga dinding sel itumengalami lisis atau hancur (Machfoedz,
2008).Pencernaan protein dilanjutkan di dalam usus halus oleh campuran enzim protase.
Pankreasmengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai
prekursor protase,seperti tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase, dan
proelastase. Enzim-enzim inimenghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus
terhadap mukosa usus halusmerangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang
mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi tripsin aktif.
Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin sendirisecara otokatalitik. Di samping itu tripsin
dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen
diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif, prokarboksipeptidase dan proelastase
diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif.Enzim-enzim pankreas ini memecah
protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek,yaitu tripeptida, dipeptida, dan
sebagian menjadi asam amino (Yuniastuti, 2007).

Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam
selmaupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepatdaripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi
sebagaikatalis yang sangat efisien, di samping itu mempunyai derajat kekhasan yang
tinggi.seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energi aktivitas suatu
reaksi kimia.Reaksi kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan ada pula
yangmenghasilkan energi atau mengeluarkan energi (eksergonik) (Poedjiadi, 1994).Telah
dijelaskan bahwa enzim mepunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja.Untuk
dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak
anataraenzim dengan substrat. Suatu enzim mempunyai ukuran yang lebih besar daripada
substrat.Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat.
Hubunganantara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu
saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat
dinamai bagian aktif(active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yangtepat dapat menampung substrat. Apabila substrat
mempunyaibentuk atau konfirmasi lain,maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu
enzim. Dalam hal ini enzim itu tidakdapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan
mengapa tiap enzim mempunyaikekhasan terhadap substrat tertentu (Poedjiadi,
1994).Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya
kompleksenzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat
sementara danakan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi (Poedjiadi,
1994).Pada suatu percobaan hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim,
ternyatra bahwa pada konsentrasi sukrosa. Namun pada konsentrasi tinggi, kecepatan
reaksinya tidaklagi tergantung pada konsentrasi sukrosa. Jadi pada konsentarsi tinggi,
kecepatan reaksi tidakdipengaruhi lagi oleh pertambahan konsentrasi. Ini menunjukkan
bahwa enzim seolah-olehtelah jenuh dengan substrat, artinya tidak dapat lagi menampung
substrat. Untukmenerangkan keadaan ini Leonor Michaelis dan Maude Menten pada tahun
1913 mengajukansuatu hipotesis bahwa dalam reaksi enzim terjadi lebih dahulu kompleks
enzim substrat yangkemudian menghasilkan hasil reaksi dan enzim kembali (Poedjiadi,
1994).Setiap enzim mempunyai suhu optimum, yaitu suhu di mana enzim memiliki
aktivitasmaksimal. Enzim di dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimal sekitar 370C. di
bawahatau di atas suhu optimum, aktivitas enzim menurun. Suhu mendekati titik beku
tidakmerusak enzim, tetapi enzim tidak aktif. Jika suhu di naikkan, maka aktivitas
enzimmeningkat. Namun, kenaikan suhu yang cukup beasr dapat menyebabkan enzim
mengalamidenaturasi dan mematikan aktivitas katalisisnya. Sebagian besar enzim
mengalami denaturasi pada suhu di atas 600C (Sirajuddin, 2011).Pada konsentrasi substrat
tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim akan meningkatkankecepatan reaksi enzimatis.
Dengan kata lain, kecepatan reaksi enzimatis (V) berbandinglurus dengan konsentrasi enzim
(E) sampai batas tertentu, sehingga reaksi mengalamikesetimbangan. Pada saat setimbang,
peningkatan konsentrasi enzim sudah tidak berpengaruh(Sirajuddin, 2011).Pada konsentarsi
enzim yang tetap, peningkatan konsentarsi substrat akan menaikkankecepatan reaksi
enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum (Vmaks) yang tetap. Padatitik maksimum,
semua enzim telah jenuh dengan substrat, sehingga penambahan substratsudah tidak akan
meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis (Sirajuddin, 2011).Penggolongan enzim. Hal yang
sangat penting bagi enzim adalah kerjanya yang sangat
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum mengenai uji lipid dilakukan pada senin, 24 mei 2022 pada pukul 01.20-04.00
WIT. Tempat pelaksanaan praktikum adalah laboratorium fakultas ilmu kesehatan.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan diantaranya beberapa tabungreaksi, gelas piala,
pipet mohr, pipet tetes, thermometer air, kertas lakmus, pHindikator, kertas saring, papan
porselen, bak plastik dan penangas air. Bahan- bahan yang dibutuhkan : asam asetat encer,
air liur, pereaksi Molisch, asam sulfat pekat, pereaksi Millon, albumin, gelatin, kasein, HNO

3 10%, AgNO32%, HCL10%, BaCl2 urea 10%, ferosulfat khusus, aquades, dan larutan kanji
1%.

Prosedur Percobaan

Pengumpulan saliva encer, rongga mulut dibersihkan dengan cara berkumur berkali-kali.
Sepotong kapas atau kertas saring yang dibasahi dengansedikit asam asetat encer dan
dikunyah. Sebanyak 50 ml air liur dikumpulkandalam gelas piala.Pengukuran suhu, Air liur
dalam gelas piala dimasukkan termometer airdan diukur suhunya.

Uji lakmus, pewarna FF, dan pewarna MO. Air liur diteteskan padalempeng tetes dan diuji
dengan menggunakan kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, pewarna FF, dan pewarna
JM.Uji Molisch. Sebanyak 2 tetes pereaksi Molisch ditambahkan ke dalam 5mL air liur dan
dikocok. Melalui dinding tabung reaksi ditambahkan H2SO4 pekattetes demi tetes. Warna
ungu kemerahan pada batas antara kedua lapisanmenunjukkan hasil positif sedangkan
warna hijau menunjukkan hasil negatif.Uji Biuret. Sebanyak 5 tetes pereaksi Biuret
ditambahkan ke dalam 3 mLair liur. Campuran dipanaskan baik-baik. Hasil positif jika terjadi
perubahanwarna menjadi merah atau kuning. Jika pereaksi yang digunakan terlalu
banyakmaka warna akan hilang pada pemanasan. Ujiklorida. Sebanyak 1 mL air liur
diasamkan dengan 1 mL HNO 310%.Setelah diasamkan, sebanyak 1 mL AgNO32%
ditambahkan ke dalam campuran.Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya
klor.Uji musin. Sebanyak 2 mL air liur ditambahkan dengan asam asetat encer.Penambahan
asam asetat encer ke dalam air liur sampai terbentuk endapan putihyang amorfous.Uji
sulfat. Sebanyak 1 mL air liur diasamkan dengan 1 mL HCl 10%.Setelah diasamkan, sebanyak
1 mL BaCl2

ditambahkan ke dalam campuran.Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya


sulfat.Uji fosfat. Sebanyak 1 mL air liur ditambahkan dengan 1 mL larutan urea10% dan 1 mL
pereaksi molibdat. Campuran diaduk dengan rata dan ditambahkandengan 1 mL larutan
ferosulfat. Pembentukan warna biru atau hijau pada larutanyang semakin lama semakin
pekat menunjukkan adanya fosfat.Pengaruh suhu pada aktivitas amilase air liur. Sebanyak
empat tabungmasing masing diisi dengan 2 mL air liur dan 2 mL aquades, kemudian
dikocokdengan baik. Tabung 1 diletakkan pada penangas es yang bersuhu 10°C, tabung 2
pada suhu kamar, tabung 3 pada penangas air bersuhu 37°C, dan tabung 4 pada penangas
air bersuhu 80°C selama 15 menit. Setelah itu masing-masing tabungditambahkan 2 mL
larutan kanji 1%. Tabung dikocok dan disimpan diletakkan pada masing-masing suhu selama
10 menit. Setiap isi tabung dipindahkan menjadi

dua bagian, satu bagian isi tabung diuji dengan pereaksi yodium sedangkan bagianyang lain
diuji dengan pereaksi Benedict.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel 1. Pengaruh suhu.

No Perlakuan bahan hasil Denaturasi


1 Es Amilum Biru muda +
+
2 Suhu kamar 1 ml saliva Biru muda +
3 37 C – 40 c + Biru muda +
Lodium
4 75 C- 80 C + Biru muda +
5 Air mendidih benedick Biru muda -

Table 2.pengaruh pH

No Larutan Bahan Hasil denaturasi


1 2mL H 0,4% 2mL amilum+ Biru dongker -
Saliva
2 2 mL aguades + Biru muda +
3 2 mL Na,co3 Yodium + Biru muda +
benedict

Pembahasan

Pada percobahan ini hal yang ingin diketahui yakni pengaruh suhu teradap aktivitas
enzim.adapun hasil yang diperoleh yakni larutan amilum pada pelakuan es, suhu kamar,35C-
40C,dan 75C-80C tidak mengalami perubahan warna stelah ditam bakan larutan iodium dan
tetap berwarna biru tanpa disertai endapanm setelah ditambakan pereaksi benedict.pada
perlakuan air mendidihsetelah ditambakan larutan iodium bberwarna berubah warna
menjadi hijau biru/ungu pekat dan setelah ditambakan preaksi benedict ditambakan
pereaksi benerdict. Terbentuk endapan.
Menurut kertasapoetra (1994), semakin rendah suhu suatu raeksi kimia yang menggunakan
katalis enzim, maka kecepatanreaksipun berlangsung semakin lambat.peningkatan suhu
meningkatkan energy kinetic dan frekuensi tumbuhan molekul-molekul yang bereaksi. Suhu
dimana enzim mengaalami dinaturasi adalah diatas suhu 60c denaturasi itu terjadi ditandai
dengan terbentuknya endapan (poedjiadi 2006).berdasarkan literature tersebut maka
terlihat ketika sesuai antara terorin dengan hasil percobahan. Terjadinya ketidak sesuaian
diduga sebabkan karena bahan yang tersedia tdak layak pakai atau mungkin enzim amylase
yang merupakan saliva kurang berkualitas.

Pada uji kedua yakni pengaruh pH terdapat aktivitas enzim didapatkan hasil dengan
perlakuan Hcl pekat setelah ditambakan larutan iodium berubah warna menjadi biru dan
ditambkan pereaksi benedict warnanya agak biru tanpa disertai netral. Pada pelakuan
aquades dan Na2 dan co3 pada saat pereaksi maka warnanya akan biru.

Berdasrkan teori menyatakan bawha tinggi rendany pH dapat mempengaruhi struktur ion
pada enzim, serta menyebabkan terjadinya proses denuturasi sehingga mengakibatkan
menurunya aktivitas enzim pH. pH optimumnya ditandai dengan perubahan warna larutan
amilum menjadi biru (poedjiadi 2006).

KESIMPULAN

Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tinggi kesamahan) optimum yang berbeda-beda
karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
kesamaan berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai. Enzim tdk dapat bekerja secara optimal
atau struktur akan mengalami kerukasan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih pada laboratorium FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Program study D-III analis kesehatan Universitas sains dan teknologi jayapura

Yang telah memfasilitasi praktikum ini. Terima kasih fakultas kesehatan USTJ melalui
program praktikum enzim tahun anggaran 2022 yang telah mengikuti praktikum ini.

“GOD BLESS”
Daftar pustaka

Kartasapoerta AG.1994 teknologi penaganan pasca panenI Jakarta. Rineka cipta.

Poedjiadi A.2006.dasar-dasar biokimia. Jakarta. Universitas Indonesia press.

Pujijanti s. 2007.menjaja dunia biologi.jakarta.platinum

Soewoto H.2000. biokimia eksperimen laboratorium.jakarta widja medika.

Wirhahadikusumah m. 1989.biokimia protein,enzim,dan asam nukleat. Bandung.IPB press.

Anda mungkin juga menyukai