Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“ENZIM”

OLEH :

NAMA : DESY WULANDARI BERUTU


NIM : 2248201012

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SENIOR MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi
biologis. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel yang
berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan tersebut. Suatu enzim dapat bekerja 10 8
sampai 1011kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Suatu enzim bekerja secara
khas terhadap suatu substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim merupakan elemen penting dalam
tubuh yang sangat banyak membantu dalam reaksi enzimatik seperti dalam proses sintesis dan
reparasi DNA, pembentukan energi, dan sintesis protein (Poedjiadi 2006).
Banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim seperti suhu, keasaman (pH), konsentrasi
enzim dan substrat, penyinaran, inhibitor, serta aktivator. Faktor-faktor tersebutlah yang
menyebabkan terkadang enzim mampu mempercepat reaksi atau bahkan menghambat reaksi
yang berlangsung. Secara umum enzim digolongkan menjadi enam kelompok sesuai dengan
jenis reaksi yang dikatalisisnya yaitu oksidoreduktase, transferase,hidrolase ,liase, isomerase
dan ligase(Iman 2005).
Salah satu enzim yang bereperan penting dalam tubuh adalah enzim amilase. Enzim amilase
berfungsi dalam proses pencernaan makanan khususnya ketika berada di dalam mulut. Enzim
amilase berfungsi untuk memecah molekul karbohidat menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga memudahkan untuk proses pencernaan berikutnya. Enzim amilase dapat bekerja
maksimal pada suhu, pH, serta konsentrasi yang optimum.Mengetahui suhu, pH, serta
konsentrasi optimum menjadi hal penting dalam mempelajari enzim karena terkait dengan
kemampuannya dalam mempercepat reaksi dalam tubuh (Iman 2005).

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
2. Memahami pengaruh pH dan temperatur terhadap aktivitas enzim amilase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI ENZIM


Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan penting di dalam aktivitas biologic.
Enzim berfungsi sebagai katalisator. Di dalam sel dan sifatnya sangat khas. Di dalam jumlah
sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga di dalam keadaan normal tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya.di dalam sel terdapat banyak jenis
enzim yang berlainan kekhasannya, sehingga suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator
untuk reaksi tertentu saja. Ada enzim yang dapat mengkatalisa suatu kelompok substrat, ada
pula yang hanya satu kelompok substrat saja, dan ada pula ynag bersifat stereospesifik. Karena
enzim mengkataliser reaksi-reaksi di dalam system biologis, maka enzim juga disebut sebagai
biokatalisator (Kartasapoetra 1994).
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan dikatalisisnya
dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti contoh
adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat
pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa
polisakarid akan terurai menjadi monosakarida. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu
substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain
(bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah
sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim
dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping
itu mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat
menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy
(energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy
(eksorgonik) ( Poedjadi 2006).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan
aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim (Soewoto 2000).
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasarkan penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa molekul – molekul
besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh adalah enzim katalase berat
molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah 438.000.Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam
seperti besi, tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung
logam.Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi
ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan
biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Amilase adalah enzim yang mengakatlisis hidrolisis dari alpha-1, 4- glikosidik
polisakarida untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa dan D-glukosa. Amilase dari
berasal dari hewan, jamur, dan sumber tanaman.Enzim adalah protein yang memiliki fungsi
sebagai katalisis untuk proses biokimia yang berlangsung didalam maupun di luar sel. Enzim
dapat berfungsi sebagai katalisis yang efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang
tinggi. Seperti katalisis yang lain, maka enzim menurunkan energi aktifitas reaksi kimia yaitu
hanya akan bekerja pada satu reaksi saja .Amilase merupakan enzim yang berperan dalam
proses hidrolisis amilum, yaitu suatu polisakarida yang terdiri atas amilosa dan amilopektin.
Amilase dibedakan atas endoamilase dan eksoamilase(Lehninger, 1990).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh
sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan
sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya
nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan
sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan
glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak
khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat ( Pujiyanti 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika
suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah
molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan
aktifitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inhibitor enzim.Enzim digolongkan menurut
reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama
substraknya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu pula beberapa enzim yang
dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on
Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan
besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang paranan
Wirahadikusumah 1989).

2.2 PENGGOLONGAN ENZIM


Penamaan dan klasifikasi enzim secara sistematik, telah dikemukakan oleh
suatu badan internasional yaitu CEIUB ( Commission on enzymes of the International Union
of Biochemistry). Dalam sistem ini enzim dibagi menjadi enam golongan utama. Klasifikasi
enzim secara internasional meliputi: nama golongan dan macam reaksi yang dikatalisisnya.
Menurut Poedjadi (1994), enzim yang dibagi kedalam enam golongan tersebut digolongkan
berdasarkan pada jenis reaksi yang dikatalisis, keenam golongan enzim tersebut yaitu :
a. Oksido-reduktase
Enzim yang berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi. Enzim yang termasuk dalam golongan ini
ada dua yaitu dehidrogenase dan oksidase.Contoh enzim dehidrogenase yaitu : alkohol
dehidrogenase dan glutamat dehidrogenase. Contoh enzim oksidase yaitu : glukosa oksidase
dan glisin oksidase
b. Transferase
Enzim yang berperan dalam reaksi pemindahan gugus tertentu. Contoh enzim yang termasuk
golongan ini adalah metiltransferase,hidroksimetiltransferase dan aminotransferase.
c. Hidrolase
Enzim yang berperan dalam reaksi hidrolisis. Ada tiga jenis enzim hidrolase, yaitu jenis yang
memecah ikatan ester, memecah glikosida, dan yang memecah ikatan peptida. Contoh enzim
hidrolase yaitu esterase, lipase, amilase, aminopeptidase, karboksipeptidase, pepsin, tripsin,
dan kimotripsin.
d. Liase
Enzim yang termasuk golongan ini mempunyai peranan penting didalam reaksi pemisahan
suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya. Contoh enzim golongan
ini yaitu: dekarboksilase,aldolase, dan hidratase.
e. Isomerase
Enzim yang termasuk dalam golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekular
misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa.Contoh : ribulosafosfat epimerase, dan
glukosafosfat isomerase.
f. Ligase
Enzim yang berperan pada reaksi penggabungan dua molekul, oleh karenanya enzim-enzim
tersebut juga dinamakan sintetase. Ikatan yang terbentuk adalah ikatan C-O, C-S, C-N, atau C-
C. Contoh: glutamin dan piruvat karboksilase.

2.3 SIFAT-SIFAT ENZIM


Menurut Wahyudiati (2017), sifat enzim sebagai katalis yaitu:
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi. Artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
2. Efektif, kecepatan reaksi lebih tinggi dengan faktor 106-1012 kali.
3. Tepat, kerja enzim memiliki kapasitas pengaturan baik.
4. Spesifik, substrat dan produk yang sihasilkan spesifik dan tanpa terjadinya reaksi
maupun produk samping. Enzim bekerja secara spesifik Artinya hanya memengaruhi
substrat tertentu saja
5. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein.
Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan
kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
6. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator,
enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
7. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik,
artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi
sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa- senyawa lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa
tertentu.

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS ENZIM


Kemampuan enzim dalam mengkatalisis reaksi kimia lazim disebut aktivitas enzim.
Aktivitas enzim dapat dihitung dengan mengukur jumlah produk yang terbentuk, atau
dengan menghitung jumlah pengurangan substrat dalam satuan waktu tertentu. Aktivitas
enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, suhu, Ph, kadar substrat, inhibitor,
toksik enzim, dan kadar enzim (Salwanee et al, 2013).

 Pengaruh Suhu
Pada suhu rendah aktivitas enzim amilase tidak optimal karena energi yang
diserap oleh enzim tersebut tidak cukup menghidrolisis substrat sehingga nilai aktivitas
enzim tersebut menjadi rendah. Sedangkan ketika suhu terlalu tinggi, enzim akan
mengalami denaturasi yaitu tergannggunya bagian aktif enzim sehingga kecepatan
reaksinya pun menurun. Struktur tertier enzim yang terdiri dari ikatan hidrofobik jika
menyerap energi tinggi akan terjadi pemutusan dan mengakibatkan terjadinya pembukaan
struktur tertier sehingga konformasi enzim berubah dan menyebabkan aktivitasnya menurun.
Penurunan aktivitas enzim setelah suhu optimum terjadi karena pada suhu yang paling
tinggi dari suhu optimum, protein dapat terdenaturasi, selain itu substrat juga dapat
mengalami perubahan konformasi sehingga dalam memasuki sisi aktif tidak seleluasa seperti
pada keadaan suhu optimumnya dan menyebabkan aktivitas enzim berkurang.Peningkatan
suhu sebelum tercapainya suhu optimum akan meningkatkan laju reaksi katalitik enzim karena
meningkatnya energi kinetik molekulmolekul yang bereaksi. Sebaliknya, suhu dinaikkan
sesudah suhu optimum kompleks enzim-substrat yang melampau energi aktivasi terlalu
besar, sehingga memecah ikatan terdenaturasi dan kehilangan sifat katalitiknya (Supriyatna
et al., 2015).
Enzim amilase yang dikstraksi dari tidak menunjukkan aktivitas dalam
menghidrolis pati. Hal ini ditandai dengan warna hasil pengamatan yang sama dengan
kontrol negatif yaitu berwarna biru. Ekstrak biji kecambah kacang hijau menunjukkan
aktivitas enzim amilase yang ditandai dengan perubahan warna biru menjadi hijau-oranye dan
terbentuk endapan merah bata (Muliasari et al., 2022).
Suhu dan jumlah substrat merupakan dua diantara beberapa faktor yang
mempengaruhi kerja enzim. Karena enzim adalah molekul protein, maka struktur protein dapat
rusak pada suhu tinggi, akibatnya enzim menjadi inaktif. Demikian juga pada suhu yang
terlalu rendah, maka aktivitas enzim akan menurun karena kurangnya energi
kinetik/tumbukan partikel untuk bereaksi. Dengan demikian, suhu menjadi faktor penting
dalam menentukan ktivitas enzim, dan setiap enzim memiliki suhu optimum untuk bisa
bekerja secara maksimal (Ariadi, 2016; Kusumaningrum et al., 2021).
 Pengaruh pH
Aktivitas enzim juga akan dipengaruhi oleh pH. pH akan berkaitan dengan
keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen sangat memengaruhi aktivitas enzim,
karena enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan sisi aktif enzim berada
dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau basa akan menyebabkan enzim
terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif (Isti’anah et al 2020).
Aktivitas enzim akan optimum jika terdapat keseimbangan antara kedua
muatannya. Pada keadaan asam,enzim mengalami protonasi dan kehilangan muatan
negatifnya. Hal yang sama pada pH basa substrat akan terionisasi dan kehilangan muata
positifnya, sehingga enzim berkurang dan bahkan menjadi tidak aktif. Perubahan pH
berpengaruh terhadap aktivitas enzim melalui pengubahan struktur atau muatan residu
asam amino yang berfungsi dalam pengikatan substrat. Pada pH optimum konformas enzim
berada pada kondisi yang ideal. Hal ini menyebabkan interaksi antara enzim dan substrat
menjadi maksimal (Sriwahyuni dkk.,2015).
 Pengaruh Substrat
Jumlah substrat juga menentukan tinggi atau rendahnya aktivitas suatu enzim. Ketika
konsentrasi enzim tetap, maka penambahan jumlah atau konsentrasi ubstrat dapat
meningkatkan aktivitas enzim sampai batas maksimumnya. Hal ini dapat dipahami dari
persamaan Michaelis Menten yang menjelaskan bahwa penambahan konsentrasi substrat
menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi oleh enzim sampai pada konsentrasi tertentu
Ketika kecepatan reaksi konstan (Soeka, et al., 2016).
Konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi. Konsentrasi substrat yang
terlalu rendah dapat mengakibatkan reaksi menjadi rendah, tetapi kecepatan ini akan
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. Sedangkan pada saat kecepatan
reaksi maksimum, enzim menjadi jenuh oleh substratnya dan tidak dapat berfungsi lebih
cepat, maka konsentrasi substrat berperan penting dalam menghasilkan aktivitas enzim
secara maksimum. Salah satu substrat yang ibutuhkan bakteri asam laktat sebagai sumber
nutrisi adalah pati (Ramadhan & Wikandari, 2017).
 Zat Penghambat
Mekanisme inhibitor suatu senyawa terhadap kinerja enzim terbagi menjadi 3 golongan
yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor non kompetitif, dan inhibitor ganda (Isfa et al,2019).
Inhibitor merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi enzimatis. Ikatan inhibitor
dengan enzim dapat mengubah kemampuan enzim dalam mengikat substrat dan mengubah
kemampuan daya katalisator enzim.

2.4 UJI PADA ENZIM


 Uji Iod
Uji Iodium adalah uji yang digunakan untuk membedakan polisakarida terhadap
monosakarida dan disakarida, serta untuk membedakan masing-masing jenis senyawa
yang termasuk kedalam kelompok polisakarida. Karbohidrat dengan golongan polisakarida
akan memberikan reaksi dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel.
Pengujian pati dengan melakukan penambahan Iodium-reagen KI pada larutan pati.
Jika amilosa pati terdapat dalam larutan, maka akan menghasilkan warna biru hitam.
Jika amilosa pati tidak hadir, maka warna akan tetap oranye atau kuning (Ariandi,
2016).
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu polisakarida
yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Karbohidrat
golongan polisakari akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna
spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodine akan bewarna biru,
amilopektin dengan iodine akan bewarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan
iodine akan bewarna merah coklat (Sari, 2012).
 Uji Benedict
Aktivitas enzim amilase ditunjukkan dengan perubahan warna setelah
penambahan reagen Benedict.Enzim amilase menghidroliss pati/amilum dengan cara
memutus ikatan glikosidik β-1,4pada amilosa sehingga menjadi gula sederhana (glukosa
dan oligosakarida)yang bersifat gula pereduksi. Selanjutnya, produk hasil hidrolisis
tersebut bereaksi dengan reagen Benedict. Gugus aldehid pada gula pereduksi mereduksi
ion Cu2+ padaCuO sehingga terbentuk endapanmerah bata, Cu2O (Fatimah et al., 2019)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1 ALAT
Tabung reaksi, mikropipet, penangas air, dan inkubator
3.1.2 BAHAN
NA 2HPO4 0,2 M, asam sitrat, larutan pati 5%, larutan iodium, amilase(ekstrak pankreas
ayam),atau saliva(air liur), metanol(pa), dan air es.
3.2 PROSEDUR
- Pengaruh Suhu Terhadap Aktifitas Enzim Amilase Pankreas/Amilase
1) Siapkan 5 tabung reaksi dan masukkan 5 ml larutan pati 5% dan kemudian 1 ml ekstrak
pankreas/air liur.penambahan ekstrak pankreas/air liur harus pada interval waktu yang sama
antara tabung pertama hingga tabung terakhir
2) Biarkan tabung selama 5 menit pada suhu ruangan
Tabung 1: Masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es
Tabung 2:Tempatkan pada suhu kamar
Tabung 3: Masukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40
Tabung 4: Masukkan kedalam air dengan suhu 60-75°C
Tabung 5: Masukkan kedalam air dengan suhu mendidih
3) Biarkan masing-masing tabung pada tempatnya selama 15 menit
4) Evaluasi: ambil beberapa tetes campuran pada masing-masing tabung dan masukkan
pada tabung bersih yang lain dengan mengambil dari masing-masing tabung 5 tetes pada
tabung yang lain dan tambahkan 1-2 tetes laruta iodium .warna biru menunjukkan hidrolisis
enzimatik belum sempurna.
5) Uji pula dengan mengikuti langkah 4 dengan menguji menggunakan pereaksi benedict
6) catat semua proses perlakuan dan hasil pengamatan kemudian tuliskan pada kolom hasil
pengamatan dari laporan sementara
-Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase
1) Siapkan 3 tabung reaksi dan mmasukkan laritan 2 ml HCL 0,1M ke tabung 1, 2ml akuades
pada tabung 2 dan 2 ml larutan Na2HPO4 0,2M pada tabung 3
2) pada masing-masing tabung, dilakukan penambahan 2ml larutan amilum dan 1 ml enzim
(ekstrak pankreas/air liur)
3) Kocok sampai campuran larutan benar-benar homogen, kemudian didiamkan selama ± 15
menit
4) Tambahkan 2-3 tetes larutan iodium pada masing-masing tabung dan kocok sampai
campuran larutan homogen
5) pada tabung yang lain lakukan pengujian dengan penambahan reaksi benedict
6)Catat semua proses perlakuan dan hasil pengamatan kemudia tuliskan pada kolom hasil
pengamatan dari laporan sementara .

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai