Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ENZIM

DOSEN PEMBIMBING
ARIANI, S.KM,. GZ

DI SUSUN OLEH :
INDRIANI NURHIDAYA
P21121071

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KESMAS
PRODI GIZI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur allahamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yanag telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas makalah Biokimi Gizi dengan judul ‘’ENZIM’’.
Di samping itu makalah in diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Enzim, saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab ituu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun semoga makalah
yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah di susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini.

Palu, 22 september 20021

Indriani nurhidaya
P21121071
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri
suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja
terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi
108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai
derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan
energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi
endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik)
(Ana, Poedjadi, 2005)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan
enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim (Anonim, 2009)
 
B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dari enzim ?
2.      Apa sifat-sifat dari enzim ?
3.      Apa saja jenis-jenis enzim ?
4.      Bagaimana cara kerja enzim ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Enzim
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang
meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik yang
dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang
tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya,
tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen.
 
B.     Sifat-Sifat Enzim
1.       Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.
       Artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi
keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
2.      Enzim bekerja secara spesifik.
       Artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
3.       Enzim merupakan protein.
       Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja pada suhu
optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH
yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu
tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana
mestinya.
4.      Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.
       Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang
sedikit.
5.       Enzim bekerja secara bolak-balik.
       Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan
arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan.
Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu. Reaksinya dapat
digambarkan sebagai berikut.
6.       Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
       Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif),
dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.
 
C.    Jenis-Jenis Enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis,
daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a)      Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam sel.
Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel dan
untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal
dalam proses respirasi.
b)      Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar sel.
Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan
molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk
melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di
luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.

2.   Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis

a) Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan
elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer
oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada beberapa macam enzim electron
transfer oksidase, yaitu enzim oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.

b) Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke
molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
1.         Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2.         Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3.         Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.

c)      Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1.    Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil.
2.    Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3.    Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
d)     Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari
suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1.    L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan
air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2.    Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.

e)      Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1.    Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2.    Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3.    Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4.    Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat    dihidroksi aseton
fosfat
5.    Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-CoA

f)       Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya
molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim
asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP        Asetil CoA + AMP + P-P
 
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya enzim
pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease. Permease
adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari membran sel.

4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya


a) Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal, sehingga
enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun
demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim
amilase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b) Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu.
Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai
beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang oleh
adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh
bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa.
Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak
adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru
menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E. coli membentuk enzim beta
galaktosidase yang digunakan untuk merombak laktosa.

Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang dikatalisis.
Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan kebanyakan mengkatalisis reaksi
hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase
pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid,
amilase menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan
tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat yang sama tetapi
dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang megkatalisis reaksi reduksi terhadap
fungsi alkohol gula dan ada pula yang mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun ditambahkan pada
jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase mengkatalisis reaksi
pengeluaran hidrogen, enzim transferase mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk
menghindari kesulitan penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru,
maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang
kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang
masih banyak buku-buku yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih
pendek.
Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3 golongan yakni
enzim karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim esterase. Ketiga golongan enzim ini
terdiri atas beberapa jenis enzim.
Adapun macam-macam enzim yang dimaksud sebagai berikut:
Golongan Enzim Karbohidrase
Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain:
1.      Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi senyawa
selabiosa atau disakarida.
2.      Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi senyawa
maltosa, yakni senyawa disakarida.
3.      Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam pektin.
4.      Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa.
5.      Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi senyawa glukosa
dan juga fruktosa.
6.      Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi senyawa
glukosa dan juga galaktosa.
 
Golongan Enzim Protase
Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain:
1.      Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein menjadi senyawa asam amino.
2.      Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton menjadi senyawa asam
amino.
3.      Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai senyawa pepton menjadi
senywa asam amino.
4.      Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai senyawa peptide menjadi senyawa
asam amino.
5.      Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan juga susu.
6.      Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa gelatin.

Golongan Enzim Esterase


Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu ini antara lain:
1.      Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi senyawa gliserol dan juga asam
lemak.
2.      Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan mendorong terjadinya
pelepasan asam fosfor.
 
Macam-macam enzim ini bisa dijumpai di seluruh tubuh manusia. Masing-masinge
enzim bekerja pada substrat tertentu baik itu yang bersifat asam maupun basa. Dengan
demikian, bisa disimpulkan bahwa enzim ini memiliki sisi yang aktif dimana ia mempunyai
gugus R residu asam amino yang spesifik. Menurut penelitian lanjutan, enzim ini berupa
koloid yang tertebtuk dengan tujuan memperbesar aktifitasnya.
 
D.    Cara Kerja Enzim
a.      Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi
yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
b.      Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks,
enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali
bereaksi dengan enzim tersebut.
 
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :

a.       Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat bekerja
optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu 00 C, enzim tidak
aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan lebih tinggi
lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi. Namun,
pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya
protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.
       Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.
       Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu 10oC.
       Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37oC. Enzim ternyahasli pada
suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.

b.      Derajat keasaman (pH)


Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis enjim
yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja optimum
pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim tersebut tidak
akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila suatu enzim bekerja optimal
pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan asam atau bas,
enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja pada pH
rendah.
       Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH
optimum.
       pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
       Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bertindak
balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bertindak
paling cekap pada pH 8.
c.   Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed back
inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang terakumulasi
dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang bersangkutan.

1.   Inhibitor Kompetisi


Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian aktif 
enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi
oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini dutambahkan asam malonat,
maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal
kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi inhibitor,
konsentrasi substrat, dan  aktivitas relatif inhibitor dan substrat.

2.   Inhibitor Nonkompetisi


Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan  dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan  permukaan enzim
tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya kerja inhibitor
sangat tergantung dari  konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap enzim.

d.      Konsentrasi  subtrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat yang
tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah. Sebaliknya,
jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat. Pada keadaan substrat
berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.
       Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan molekul
substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas dengan molekul
substrat.
       Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak balas
dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
       Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak
balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.

e. pengendalian enzim
Pengendalian Aktivitas Enzim Ada lima cara utama aktivitas enzim
dikendalikandalam sel.
1. Produksi enzim ( transkripsidan translasienzim gen) dapat ditingkatkan atau
dikurangi oleh sel sebagai respon terhadap perubahan lingkungan sel. Bentuk regulasi
genini disebut induksi enzim dan Penghambatan(lihat induksi enzim). Sebagai
contoh, bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotikseperti penisilinkarena
enzim yang disebut beta-laktamaseyang diinduksi yang menghidrolisis yang
penting cincin beta-laktamdalam molekul penisilin. Contoh lain adalah enzim dalam
hati yangdisebut sitokrom P450 oksidase, yang penting dalam metabolisme obat.
Induksi atau Penghambatanenzim ini dapat menyebabkan interaksi obat.

2. Enzim dapat terkompartementasi, dengan jalur metabolisme yang berbeda yang


terjadi di berbagai kompartemen selular. Sebagai contoh, asam lemakdisintesis
oleh satu set enzim dalam sitosol, retikulum endoplasmadan aparat Golgidan
digunakan oleh satu set yang berbeda dari enzim sebagai sumber energi dalam
mitokondriamelalui β-oksidasi.

3. Enzim dapat diatur oleh penghambatdan aktivator . Sebagai contoh, produk akhir dari
jalur metabolismesering kali penghambat untuk salah satu enzim pertama dari jalur
(biasanya merupakan langkah ireversibel pertama, disebut berkomitmen langkah ),
sehingga mengatur jumlah produk akhir yang dibuat oleh jalur. mekanisme regulasi
seperti ini disebut mekanisme umpan balik negatif, karena jumlah produk akhir yang
dihasilkan diatur oleh konsentrasi sendiri. mekanisme umpan balik negatif dapat diatur
secara efektif laju sintesis metabolit menengah sesuai dengan pencarian dari sel. Hal ini
membantu mengalokasikan bahan danenergi secara ekonomis, dan mencegah
pembuatan produk akhir yang berlebihan. Kontrol aksi enzimatikmembantu untuk
mempertahankan lingkungan internal yang stabildalam organisme hidup.

4. Enzim dapat diatur melalui modifikasi pasca-terjemahan. Hal ini dapat


mencakupfosforilasi, miristilasidan glikosilasi. Misalnya, dalam respon
terhadapinsulin, yang fosforilasibeberapa enzim, termasuk glikogen sintase, membantu
mengontrol sintesis atau degradasi glikogendan dukung sel untuk respon perubahan
gula darah. Contoh lain modifikasi pasca-terjemahan adalah pembelahan polipeptida.
kemotripsin, pencernaan protease, diproduksi dalam aktif sebagai
kimotripsinogendalam pankreasdan diangkut dalam bentuk ini ke perutdimana
diaktifkan. Ini berhenti enzim darimencerna atau jaringan lain sebelum memasuki usus.
Jenis prekursor inaktif menjadi enzim yangdikenal sebagai zimogen.

5. Beberapa enzim dapat diaktifkan bila berpindah-pindahke lingkungan yang berbeda


(misalnya dari mengurangi ( berita) ke oksidasi ( periplasma) lingkungan, pH tinggi ke
pH rendah dll). Misalnya, hemaglutinindalam influensavirus diaktifkan oleh perubahan
konformasi yang disebabkan oleh kondisi asam, ini terjadi Ketika diambil di dalam sel
inang dan memasuki lisosom.

BAB III
KESIMPULAN

A.       Kesimpulan

1.      Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
2.      Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim merupakan
protein, diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-balik, dan enzim
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
3.      Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya (endoenzim dan eksoenzim) ;
berdasarkan daya katalisis (oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase,
dan ligase) ; enzim lain dengan tatanama berbeda (enzim pepsin, triosin, dan
sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease) ; berdasarkan cara
terbentuknya (enzim konstitutif dan adaptif).
4.      Cara kerja enzim dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan
teori kecocokan yang terinduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi
substrat.

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini saya harap para pembaca dapat mengetahui lebih banyak
lagi tentang Enzim guna menambah wawasan untuk pembelajaran.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/05/mengenal-macam-macam-enizm-serta.html
http://www.materibiologi.com/macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta
 

Anda mungkin juga menyukai