ES
E+P
O2 + 2 substrat 2 substrat-O
Hidroksilase : substrat + O2 substrat-O 2 koenzim-H + O2 2
koenzim + H2O
Dehidrogenase: NaNO3 + (e-+ H+) NaNO2 Na2SO4 + (e-+ H+)
amina.
Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan
fosfat.
Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c. Hidrolase.
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim
adalah:
Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan
ester karboksil.
Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan
polipeptida.
d. Liase
Enzim ini berfungsi
untuk
mengkatalisis
pengambilan
atau
mengkatalisis
reaksi
isomerisasi, yaitu:
Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat
dihidroksi aseton fosfat
5
suksinil-CoA
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh
adalah enzim asetat=CoA-SH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai
berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP Asetil CoA + AMP + P-P .
g. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk
enzim permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam
2.4.3
Suhu
Seperti reaksi kimia pada umumnya, maka reaksi enzimatik dipengaruhi
oleh suhu. Kenaikan suhu sampai optimum akan diikuti pula oleh kenaikan
kecepatan reaksi enzimatik. Kepekaan enzim terhadap suhu pada keadaan suhu
melebihi optimum disebabkan terjadinya perubahan fisikokimia protein penyusun
enzim. Umumnya enzim mengalami kerusakan (denaturasi) pada suhu diatas
50oC. Walaupun demikian ada beberapa enzim yang tahan terhadap suhu tinggi,
misalnya taka-diastase dan tripsin.
2.5.3
Keasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Daya katalisis enzim menjadi
menjadi produk.
Aktivator (penggiat) atau kofaktor
Aktivator atau kofaktor adalah suatu zat yang dapat mengaktifkan enzim
yang semula belum aktif. Enzim yang belum aktif disebut pre-enzim atau
zymogen (simogen). Kofaktor dapat berbentuk ion-ion dari unsur H, Fe, Cu, Mg,
Mo, Zn, Co, atau berupa koenzim, vitamin, dan enzim lain.
2.5.6 Penginduksi (induktor)
Induktor adalah suatu substrat yang dapat merangsang pembentukan enzim.
Sebagai contoh adalah laktosa dapat menginduksi pembentukan enzim beta
galaktosidase. Lactose = glucose + galactose biomass time - galactosidase
Galactose transporter
2.6 Enzim Mikroba dan Isolasi Enzim
10
Selulase
Dekstransukrase
Glucose oksidase
Invertase
Sumber
Aspergillus niger
A. oryzae
Bacillus subtilis
Rhizophus sp
Mucor rouxii
A. niger
Trichoderma viridae
Leuconostoc
mesenteroides
A. niger
Saccharomyces
cerevisiae
S. fragilis
A. niger
Mucor sp
Rhizopus sp
A. niger
Penicillium sp
Rhizopus sp
A. oryzae
Lactase
Lipase
Pektinase
Protease
(Proteinase)
Renin mikrobial
B. subtilis
Mucor sp
Rhizopus sp
Mucor nihei
M pusillus
Aplikasi
Industri roti, bir, sirup, makanan
lainnya.
11
1.
Seleksi
Seleksi dapat didefinisikan sebagai penggunaan prosedur dengan selektivitas
sekunder
merupakan
tahap
seleksi
lebih
lanjut
dimana
Isolasi
Isolasi suatu strain murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat.
Tingkat
pertama
bisa
dilakukan
secara
manual
yaitu
dengan
cara
12
3.
Pemurnian enzim
Pemurnian enzim terdiri dari beberapa tahap, diantaranya adalah; pemisahan
enzim dari substrat (bisa dengan cara disentrifugasi) kemudian tahap ekstraksi
13
enzim. Setelah enzim dipisahkan dari substrat dan mikroba, maka selanjutnya
dilakukan beberapa tahapan sesuai dengan produk akhir yang akan dihasilkan.
Jika produk akhir yang ingin dihasilkan adalah produk kering maka proses
yang dilakukan adalah pengeringan. Jika produk yang ingin dihasilkan adalah
produk cair maka proses yang dilakukan adalah evaporasi, filtrasi ataupun
osmosis. Apabila produk yang ingin dihasilkan adalah produk terfraksionasi maka
proses yang dilakukan adalah kromatografi, elektroforesis ataupun pengendapan
bertahap. Apabila produk yang ingin dihasilkan adalah produk kering standar
maka proses yang dilakukan adalah pengendapan aseton, spray dryer, atau freeze
dryer. Proses terakhir dari produksi enzim adalah proses penyimpanan.
Penggunaan enzim secara luas ternyata menimbulkan sebuah masalah yaitu
bagaimana cara me-recover enzim untuk digunakan kembali. Enzim umumnya
sangat mahal untuk diproduksi dan diekstrak. Maka, jawaban dari permasalahan
tersebut adalah dengan penggunaan teknologi immobilisasi enzim dan sel.
14
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh
sel. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan
energi aktivasi. Pada umumnya enzim tersusun dari protein. Enzim dapat
digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis,
daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
2. Setiap bakteri menghasilkan enzim yang berbeda-beda.
3. Enzim yang diperoleh dari mikroba didapatkan dengan melalui
serangkaian proses yaitu, seleksi, isolasi dan pemurnian.
3.2 Saran
Semoga kedepannya penyusun bisa melaksanakan praktikum tentang enzim
mikroba, agar penyusun bisa lebih paham.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sumanti, Debby., Tita Rialita. 2006. Bahan Ajar Teknologi Fermentasi. UNPAD.
Jatinangor
Rasuh
Raldo.
2013.
Enzim
https://raldorasuh.wordpress.com/2013/03/27/enzim-mikroba/.
akses 24 Februari 2015.
Mikroba.
Tanggal
16