Ismail
Jamur termasuk dalam kerajaan Fungi, yang mencakup lebih dari 100.000
spesies, termasuk hama jamur, cendawan, karat tanaman, dan ragi. Hanya sekitar
100 fungi yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang.
Banyak lainnya sangat berperan dalam rantai makanan menguraikan bahan
organik yang mati sehingga mendaur ulang unsur-unsur penting ke dalam bentuk
yang dapat digunakan oleh tanaman. Yang lain lagi bekerja dalam hubungan
simbiosis dengan tanaman, membantu mereka menyerap zat hara dari tanah. Dan,
ada juga yang menjadi parasit.
1. PENICILIN
Penicillium notatum merupakan salah satu fungi (jamur) yang berasal dari
kelas Deuteromycetes. Secara umum Penicillium dapat tumbuh di mana-mana di
alam, beberapa diantaranya dapat menyebabkan pembusukan atau kerusakan lain
pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan rumput-rumputan. Jamur ini
berbeda dengan Aspergillus terutama pada pendukung konidianya. Pada
Penicillium terdapat pendukung konidia yang bercabang-cabang, tersusun
sedemikian rupa sehingga bentuknya seperti susunan sapu lidi. Cabang-cabang
kecil dari pendukung konidia disebut sterigma. Ditinjau dari segi ekonomi,
Penicillium juga penting artinya bagi kehidupan manusia karena banyak
digunakan dalam praktek, misalnya Penicillium regouforti dan Penicillium
camemberti merupakan odonan yang dapat meningkatkan mutu keju.
Penicillium banyak terdapat pada bahan bahan organic dan sebagai sapporofit ,
misalnya sebagai berikut:
1. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum penghasil zat antibiotic.
2. Penicillium camneberti dan Penicillium reguefort, dimafaatkan untuk
meningkatkan kualitas keju.
3. Penicillium itanicum, dan Penicillium digitatum perusak buah jeruk.
4. Penicillium ekspansum, menyebabkan buah apel membusuk ditempat
penyimpanan.
5. Penicillium islandicum, merusak beras sehingga berubah warna sehingga
menjadi kuning.
Contoh bakteri yang menghasilkan antibiotika adalah jamur Penicillium
cryzogenum yang menghasilkan antibiotik penisilin. Taksonomi dari jamur ini
adalah:
Kingdom : Fungi
DivisI : Ascomycotina
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Moniliales
Family : Moniliceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium cryzogenum
(dulu dikenal dengan Penicillium notatum)
1. TEMPE BONGKREK
Tempe bongkrk adalah salah satu jenis tempe dari Jawa Tengah, atau
lebih populer lagi dari daerah Banyumas, yang dibuat dari kacang kedelai dan
ampas kelapa. Tempe ini seringkali menyebabkan keracunan karena
terkontaminasi oleh bakteri Burkholderia galdioli yang menghasilkan racun
berupa asam bongkrek dan toxoflavin, serta memusnahkan jamur Rhizopus karena
efek antibiotik dari asam bongkrek.
Toksin yang diproduksi P. cocovenenans ada 2, yaitu asam
bongkrek (tidak berwarna, sejenis asam lemak tidak jenuh) dan toksoflavin
(berwarna kuning, struktur mirip dengan riboflavin). Asam bongkrek
memobilisasi glikogen didalam liver, menyebabkan hiperglikemi lalu
hipoglikemi dan menghambat pembentukan ATP yang bisa menyebabkan
kematian sementara toksoflavin menghasilkan hidrogen peroksida yang
toksik terhadap sel. Menurut sitasi, asam bongkrek tetap bertahan didalam
tempe bongkrek yang direbus ataupun yang digoreng, jadi tahan terhadap
suhu diatas 180 derjt C.
Keberadaan asam bongkrek menyebabkan kapang tidak bisa
tumbuh dengan baik, sehingga miselium kapang dipermukaan tempe
bongkrek yang dicurigai mengandung asam bongkrek terlihat tipis. Jika
mengandung toxoflavin, tempe bongkrek akan terlihat berwarna kuning
(normalnya putih). Tapi, karena toksinnya yang sangat letal, sebaiknya
hindari mengkonsumsi tempe bongkrek.