Disusun Oleh :
Kelompok
7
B. Pengertian Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang membantu proses metabolisme
dalam tubuh. Dalam ilmu biologi, enzim didefinisikan sebagai biokatalisator
yang berfungsi mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Dengan adanya
enzim, proses reaksi biologis di dalam tubuh bisa terjadi tanpa ikut bereaksi
dengan subtrat (komponen yang akan dipecah oleh enzim). Dengan adanya
enzim, metabolisme juga akan berlangsung dengan cepat karena menurunkan
energi (aktivasi) yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut.
Beberapa enzim membantu memecah molekul besar menjadi potongan-
potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh. Namun ada juga enzim yang
membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk menghasilkan molekul
baru.
Tanpa adanya enzim dalam tubuh, reaksi metabolisme dalam tubuh akan
berlangsung sangat lama.Tubuh akan mengalami gangguan metabolisme yang
bisa berujung pada penyakit serius bila kekurangan enzim. Maka dari itu,
pastikan kadar enzim di dalam tubuh tetap dalam keadaan seimbang dengan
mengonsumsi makanan yang sehat.
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan
maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim
adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk
mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi) dalam
suatu reaksi kimiawi. Suatu reaksi yang di katalisis oleh enzim mempunyai
energi aktivasi yang lebih rendah, dengan demikian membutuhkan lebih sedikit
energi untuk berlangsungnya reaksi tersebut. Enzim mempercepat reaksi
kimiawi secara spesifik tanpa pembentukan hasil samping dan bekerja pada
larutan dengan keadaan suhu dan pH tertentu. Aktivitas enzim dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi enzim, konsentrasi
substrat, suhu dan pH .
Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk
reaksi- reaksi yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzim
untuk reaksi-reaksi yang terjadi di luar sel banyak diaplikasikan dalam dunia
industri seperti industri makanan, deterjen, penyamakan kulit, kosmetik, dll.
Pemanfaatan enzim dapat dilakukan secara langsung menggunakan enzim hasil
isolasi maupun dengan cara pemanfaatan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan enzim yang diinginkan. Enzim dapat diperoleh dari makhluk
hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Beberapa contoh enzim
protease yang bersumber dari tumbuhan yaitu bromelin dari nanas, papain dari
pepaya, lisozim dari putih telur. Meskipun banyak sumber dapat menghasilkan
enzim yang berasal dari hewan dan tumbuhan, namun pemanfaatan
mikroorganisme sebagai sumber enzim lebih banyak diminati, karena enzim
dari mikroorganisme dapat dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat, mudah
diproduksi dalam skala besar, proses produksi bisa dikontrol, kemungkinan
terkontaminasi oleh senyawa-senyawa lain lebih kecil, dan dapat diproduksi
secara berkesinambungan dengan biaya yang relatif rendah .
D. Komponen Enzim
Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen penyusun, yakni protein
(apoenzim) dan non-protein (gugus prostetik). Apoenzim adalah komponen
paling dominan dalam struktur enzim. Selain itu, apoenzim ini bersifat labil
karena mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH, serta tidak tahan panas.
Adapun gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion
anorganik dalam gugus prostetik disebut sebagai kofaktor. Fungsi kofaktor ialah
katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan ion organik dalam
gugus prostetik disebut koenzim, yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia
dari satu enzim ke enzim lain.
E. Struktur Enzim
Enzim tersusun atas dua bagian yang saling berpasangan, yaitu apoenzim dan
kofaktor.
1. Apoenzim
Apoenzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein dan
merupakan jenis yang paling mendominasi dari semua struktur enzim yang
ada. Sifatnya labil atau mudah berubah, serta kerjanya dipengaruhi oleh suhu
dan pHzim.
Apoenzim terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sisi Aktif
Sisi aktif berikatan dengan substrat. Substrat adalah zat yang akan dijadikan
produk. Sisi aktif dapat diganggu oleh inhibitor kompetitif yang berstruktur
sama dengan substrat.Inhibitor akan mencegah substrat untuk berikatan
dengan enzim.
b. Sisi Alosterik
Sisi alosterik berikatan dengan koenzim (kofaktor enzim). Sisi alosterik
dapat diganggu oleh kehadiran inhibitor non-kompetitif yang memiliki
struktur sama dengan kofaktor.Inhibitor dapat mencegah enzim untuk
berikatan dengan substrat.
2. Kofaktor/Aktivator Enzim
Kofaktor merupakan bagian enzim berupa senyawa non-protein dan bersifat
tahan panas. Enzim yang telah berikatan dengan kofaktor disebut
holoenzim.Kofaktor dapat mengubah bentuk sisi aktif agar dapat berikatan
dengan substrat.
kofaktor enzim dibedakan menjadi dua, yaitu kofaktor organik, seperti
vitamin, flavin, atau hem, dan kofaktor anorganik, seperti ion-ion logam
Mg2+, Mn2+, atau Cu+. Ion-ion logam ini berfungsi sebagai pusat katalisis
primer, tempat mengikat substrat, dan stabilisator agar enzim tetap aktif.
Berdasarkan kekuatan ikatannya terhadap enzim, kofaktor organik
dibedakan lagi menjadi dua,yaitu :
a. Koenzim
Koenzim adalah gugus yang ikatannya nggak kuat dan mudah untuk
didialisis. Tugasnya memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain.
Contohnya, koenzim NAD+, FADH, NADH, dan Vitamin B.
b. Gugus Prostetik
Gugus prostetik merupakan kofaktor berupa senyawa anorganik (mineral)
yang berikatan secara kovalen dengan enzim. Contohnya, Cl- dan Ca2+
pada enzim amilase.
KLASIFIKASI ENZIM
Lebih dari 2000 jenis enzim berbeda yang telah diketahui. Sistem
klasifikasi ditentukan dari spesifisitas reaksi dan substrat enzim itu sendiri.
Masing-masing enzim dimasukkan dalam Enzyme Catalogue dengan 4 digit
angka enzyme commission (EC number). Angka pertama menunjukkan kelas
dari enzim, dua angka kedua menunjukkan subklas dan sub-subklas. Angka
terakhir menunjukkan enzim tersebut masuk dalam subklas (nama enzim)
yang mana. Contoh: enzim laktat dehydrogenase (LDH) memiliki EC
number
1.1.1.28 (klas 1, oksidoreduktase; subklas 1.1, CH-OH sebagai donor
elektron; sub-subklas 1.1.1, NAD(P)+ sebagai akseptor elektron.
Enzim dikelompokkan dalam 6 klas utama secara internasional yaitu:
KINETIKA ENZIM
Kinetika enzim merupakan perhitungan kuantitatif dari kecepatan
reaksi katalisis enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Keseimbangan aktifitas enzim ini penting untuk mempertahankan
homeostasis. Pemahaman mengenai kinetika enzim penting untuk
memahami stress fisiologi seperti anoksia, asidosis/alkalosis metabolik,
toksin dan obat farmakologi yang mempengaruhi keseimbangan enzim
tersebut.
Semua faktor mayor yang mempengaruhi kecepatan reaksi yang
dikatalisis enzim (konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, dan
inhibitor) mempunyai makna klinis yang penting.
a) Kadar enzim
Kecepatan awal suatu reaksi : kecepatan yang diukur sebelum produk
terbentuk dalam jumlah yang cukup untuk memungkinkan suatu reaksi
balik. Kecepatan awal suatu reaksi yang dikatalisis enzim selalu
berbanding lurus dengan kadar enzim. Pada kondisi kadar substrat sudah
tersaturasi (semua molekul enzim diikat substrat), suatu penggandaan
kadar enzim akan meningkatkan 2 kali lipat V0 sehingga akan
menunjukkan grafik lurus antara V0 dan kadar enzim.
b) Kadar substrat
Jika kadar substrat meningkat sementara semua kondisi lain
dipertahankan konstan, kecepatan awal (v0 = kecepatan yang diukur
ketika masih sedikit sekali substrat yang sudah bereaksi), akan meningkat
hingga mencapai nilai maksimum (Vmaks). Kecepatan reaksi akan
bertambah seiring meningkatnya kadar substrat ([S]) hingga tercapai suatu
keadaan enzim menjadi jenuh oleh substrat.
2.
Daerah yang kedua ialah daerah dengan nilai [S] >>>> Km. Nilai Km
dapat diabaikan terhadap nilai [S] yang sangat besar, atau Km +
Jadi, pada konsentrasi substrat yang tinggi, jauh melampaui nilai Km,
penambahan konsentrasi substrat tidak lagi menyebabkan kenaikan laju
reaksi. Dalam keadaan itu, reaksi berjalan menurut orde nol. Pada saat
itu, seluruh tempat untuk mengikat dan mengolah substrat di molekul
enzim sudah diduduki oleh substrat, sehingga substrat yang datang
kemudian harus “antri” menunggu giliran untuk diolah enzim yang
bekerja dengan kapasitas penuh.
MAKNA Km
Pada persamaan Michaelis-Menten ini, jika v = ½ V, akan diperoleh
hasil sebagai berikut:
½V sehingga ½ =
NAD+ + H+ + 2e NADH
FMN dan FAD : juga merupakan pembawa elektron dan memiliki
struktur kimia yang berkaitan. Kedua koenzim ini memiliki unit flavin
mononukleotida sebagai sisi reaktif. Koenzim ini ditemukan pada
dehidrogenase, oksidase, dan monooksigenase. Untuk mencegah
kerusakan komponen sel, flavin selalu tetap terikat sebagai gugus
prostetik dalam protein enzim.
FAD+ + 2H+ + 2e FADH2
Ubikuinon (Coenzyme Q) : berfungsi mentrasfer elektron pada rantai
respirasi. Selama reduksi, kuinon akan diubah menjadi hidrokuinon
(ubikuinol). Koenzim ini menahan molekul dalam membran karena sangat
mobile. Vitamin E dan K juga termasuk dalam sistem kuinon/hidrokuinon.
L-ascorbic acid (Vitamin C) : merupakan agen pereduksi kuat. Sebagai
antioksidan, vitamin C melindungi secara non spesifik terhadap gangguan
oksidan, namun dapat pula berperan sebagai kofaktor esensial bagi
monooksigenase dan dioksigenase. Asam
Kofakto Enzim
r
Koenzim
Tiamin pirofosfat Piruvat dehidrogenase
FAD Monoamin oksidase
NAD Laktat dehidrogenase
Piridoksal fosfat Glikogen fosforilase
Coenzyme A (Co-A) Asetil Ko-A
Biotin karboksilase Piruvat
5’-deoksiadenosil karboksilase
kobalamin Metilmalonil mutase
Timidilat sintase
THF
Ion Logam
Zn2+ Karbonik anhidrase,
Mg2+ karboksipeptidase
Ni2+ EcoRV,
Mo heksokinase Urease
Se Nitrat reduktase
Mn2+ Glutation peroksidase
Superoksida dismutase
K+ Propionil CoA karboksilase
Vitamin dan koenzim serta penyakit
ISOENZIM
Isoenzim (isozim) adalah bentuk berbeda dari suatu enzim yang
mengkatalisis reaksi yang sama, tetapi memiliki sifat-sifat fisik dan kinetik
berbeda. Contoh dari isoenzim adalah laktate dehydrogenase (LDH) yang
mengkatalisis perubahan reversibel piruvat menjadi laktat dengan adanya
koenzim NADPH. Enzim LDH merupakan suatu tetramer dari 2 tipe subunit
berbeda yaitu H dan M yang berbeda urutan asam aminonya. Kedua subunit
ini bergabung secara acak satu sama lain membentuk 5 isoenzim yaitu H4,
H3M, H2M2, HM3, dan M4. Subunit M predominan di otot rangka dan hati,
sedangkan subunit H predominan dalam jantung. Isoenzim H 4 dan H3M
ditemukan dalam jantung dan sel darah merah; H2M2 banyak dalam otak
dan ginjal; sementara HM3 dan M4 banyak ditemukan
dalam hati dan otot rangka. Pola isoenzim ini merupakan karakteristik dari
jaringan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai alat diagnostik. Pada
infark miokardium, infeksi hepatitis dan penyakit otot yang melibatkan
kematian sel yang terkena, maka kandungan sel akan dilepas dalam darah.
Karena LDH bersifat larut, protein sitosol mudah dilepas pada kondisi ini.
Pada kondisi normal, LDH hanya sedikit ditemukan dalam darah. Oleh
karena itu, pola isoenzim dalam darah mengindikasikan jaringan yang
melepaskan isoenzim tersebut sehingga dapat mendiagnosis penyakit. Pada
infark miokardium, kadar LDH digunakan sebagai alat pemantauan progres
pengobatan.
Fungsi dan Cara Kerja Enzim Enzim bertindak sebagai katalis dalam organisme
hidup. Enzim mengatur laju reaksi kimia tanpa dirinya sendiri berubah dalam
proses tersebut. Molekul yang bekerja dengan enzim disebut dengan istilah substrat.
Substrat berikatan dengan suatu daerah pada enzim yang disebut tapak aktif. Ada
dua model cara kerja enzim. Pada model gembok dan kunci (Lock and key), situs
aktif enzim dibentuk secara tepat untuk menampung substrat tertentu. Sementara di
model induced-fit atau kecocokan yang terinduksi, situs aktif dan media tidak cocok
satu sama lain, tetapi keduanya mengubah bentuknya agar terhubung.
enzim mengkatalisasi banyak aspek dari metabolisme sel yang mempunyai
fungsi berikut:
Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar (seperti protein,
karbohidrat, dan lemak) dipecah menjadi molekul yang lebih kecil.
Konservasi dan transformasi energi kimia.
Konstruksi makromolekul seluler dari prekursor yang lebih kecil.
Setiap sel di tubuh mengandung DNA. Setiap sel membelah, DNA perlu
disalin. Enzim membantu dalam proses ini dengan melepaskan gulungan
DNA dan menyalin informasi.
Enzim juga dibutuhkan di industri makanan dan medis. Fermentasi anggur,
ragi roti, pengentalan keju, dan pembuatan bir telah dipraktekkan sejak awal,
tetapi baru pada abad ke-19 reaksi ini dipahami sebagai hasil dari aktivitas
katalitik enzim. Sejak itu, enzim menjadi semakin penting dalam proses industri
yang melibatkan reaksi kimia organik. Di dunia medis, penggunaan enzim
untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, mempercepat
penyembuhan luka, hingga mendiagnosis penyakit tertentu.
Sumber:
Demita, Desika. 2021. “Apa itu enzim : komponen, sifat, fungsi, dan contoh
jenis”nya” , https://tirto.id/apa-itu-enzim-komponen-sifat-fungsi-dan-contoh-
jenis-jenisnya-f8mJ, diakses pada 22 januari 2021 pukul 12.20
Duniapcoid. 2021. “Pengertian Enzim : Sejarah, Cara Kerja, Ciri, Tata
Namanya”,
https://duniapendidikan.co.id/pengertian-enzim/, diakses pada 22 januari 2021
pukul 12.30
Irnaningtyas. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Nugraha, Faozan Tri. 2021. “ Cara kerja enzim, struktur, dan fungsinya yang
perlu diketahui” , https://m.bola.com/ragam/read/4696796/cara-kerja-enzim-
struktur-dan-fungsinya-yang-perlu-diketahui?page=3, diakses pada 22 januari
pukul 12.20
Pujiyanto S. (2012). Menjelajah Dunia Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA.
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
[Sri Wahyuni] BIOKIMIA ENZIM DAN KARBOHIDRAT 2017 (1).pdf