Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PRAKTIKUM BIOKIMIA
LAPORAN PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIVITAS ENZIM

OLEH :

NAMA : DWI ULFA MAHARANI


STAMBUK : 15020220177
KELAS : C8
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan yang panjang dan sehat bersumber dari satu kata
yaitu enzim. Enzim merupakan katalis protein aktif secara biologis.
Apapun makhluk hidup baik itu hewan maupun tumbuhan selalu ada
enzim. Enzim berperan dalam seluruh aktivitaa enzim dalam pertahanan
kehidupan, seperti penguraian, transportasi, sintesis, dan ketersediaan
energi. Semua kegiatan tersebut tidak akan terlaksana tanpa enzim.
Enzim makanan dapat diguanakan untuk melengkapi produksi alami
tubuh dari enzim ini. Enzim dating dalam berbagai macam dan masing-
masing memiliki tujuan yang berbeda.
Berbagai produk yang kita gunakan tersebut tanpa kita sadari
merupakan hasil dari aplikasi bioteknologi yang melibatkan peranan
enzim. Enzim merupakan bagian penting dalam bioteknologi, baik skala
kecil-menengah maupun skala industri. Enzim digunakan secara luas
dalam bidang indsutri pangan, detergen, pakan terbak, energi, tekstil,
riset, bioteknologi serta medis. Penggunaan enzim diberbagai bidang
industry mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini karena
penggunaan enzim memiliki berbagai keunggulan, antara lain
mempersingkat waktu pemrosesan menurunkan asupan energi, bersifat
ramah lingkungan dan tidak toksik. Enzim yang diperoleh secara alami
dari organisme seringkali tidak bekerja secara optimal pada proses yang
dikondisikan secara buatan.
Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai katalis, yaitu
menurunkan energi aktivitas suatu reaksi kimia. Energi aktivasi pertama
kali diperkenalkan oleh Svante Arrhenius yang mendefinisikan bahwa
energi aktivasi merupakan energi minimum yang harus dicapai agar
substrat (reaktan) dapat bereaksi dan membentuk produk. Enzim akan
berikatan dengan substrat yang kemudian menghasilkan produk. Enzim
dapat meningkatkan laju reaksi kimia tanpa terjadi perubahan pada

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

enzim tersebut setelah reaksi selesai. Enzim juga disebut sebagai


katalisator reaks biologi (biokatalisator).
Amilase merupakan kelompok enzim yang mempunyai
kemampuan untuk memutuskan ikatan glikosida yang terdapat pada
amilum. Amilase dibedakan menjadi endoamilase dan eksoamilase.
Endoamilase umumnya dikenal sebagai α-amilase. Sedangkan
eksoamilase dikenal sebagai β-amilase. Mikroorganisme yang abnyak
digunakan untuk menghasilkan α-amilase adalah jamur dan bakteri.
Jamur banyak digunakan sebagai penghasil α-amilase karena
mempunyai kelebihan diantaranya α-amilase yang dihasilkan dari jamur
lebih stabil jika dibandingkan dengan α-amilase yang dihasilkan dari
bakteri sehingga lebih menguntungkan jika digunakan untuk
kepentingan industry.
Semua enzim adalah protein. Oleh sebab itu aktivitas katalitiknya
tergantung pada integritasnya dengan struktur protein. Sebagai contoh,
jika enzim dipanaskan dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin,
maka akan terjadi pemutusan ikatan peptida dan aktivitasnya akan
rusak. Hal ini menunjukkan bahwa struktur dasar enzim adalah protein.
Oleh sebab itu dalam mempelajari struktur enzim tidak dapat lepas
dengan struktur protein. Karakteristik akibat perlakuan suhu, pH atau
agensia pendenaturasi lainnya sering menjadi kajian yang banyak
dipelajari.
Tubuh sangat membutuhkan enzim untuk dapat berfungsi
dengan baik. Enzim diperlukan bukan hanya untuk Kesehatan
pencernaan, akan tetap juga diperlukan untuk mengaktifkan sel-sel
didalam tubuh. Apabila tidak ada enzim di dalam tubuh manusia, maka
manusia tidak akan bisa bernapas, makan, minum serta mencerna
makanan. Betapa pentingnya enzim hingga dapat diibaratkan sebagai
pekerja dalam tubuh yang bekerja untuk membangun rumah (tubuh) dari
bahan-bahan bangunannya (nutrisi) dan dimandori oleh mineral. Ketiga

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

komponen tersebut harus bekerja bekerja sama dan bergabung dengan


cara yang bijak supaya memperoleh hasil yang optimal.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu
menentukan pH optimum aktivitas enzim amilase.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menentukan pH optimum aktivitas enzim
amilase.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut
subtract akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam
suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter (Sumbono, 2019).
Enzim adalah biokatalisator yaitu suatu bahan yang berfungsi
mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu
sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk Kembali.
Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim
memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi
menurunkan energi aktivasi. Hampir semua proses metabolisme dalam
sel membutuhkan enzim untuk terjadi pada tingkat yang cukup cepat
untuk mempertahankan hidup. Sekumpulan enzim yang dibuat dalam
sel menentukan jalur metabolik terjadi pada sel tersebut. Enzim dikenal
untuk mengkatalisasi lebih dari 5.000 jenis reaksi biokimia. Sebagian
enzim merupakan protein, meskipun ada beberapa yang merupakan
molekul RNA katalitik (Sumbono, 2019).
Zat yang membantu mempercepat reaksi kimia adalah katalis.
Katalis tidak digunakan atau diubah selama reaksi kimia dan oleh
karena itu dapat digunakan Kembali. Sementara molekul anorganik
dapat berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia, protein
yang disebut enzim berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi biokimia
didalam sel. Oleh karena itu, enzim memainkan perang penting dalam
mengendalikan metabolisme sel. Enzim memiliki sebutan lain yakni
fermen. Kata enzim berasal dari Bahasa Yunani yang artinya “dalam
DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm
15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

ragi”. Holoenzim merupakan keseluruhan bagian enzim yang tersusun


atas dua komponen utama, yaitu apoenzim (komponen protein) dan
gugus protestik (nonprotein) (Fathurrohim, dkk., 202).
Secara umum, mekanisme kerja enzim dapat digambarkan
sebagai berikut. Setiap enzim bertindak atas target tertentu disebut
substrat, yang diubah menjadi produk yang dapat digunakan melalui
aksi enzim. Dengan kata lain, enzim bereaksi dengan substrat
membentuk kompleks enzim-substrat. Setelah reaksi setelah, enzim
tetap sama tapi substrat mengubah produk. Misalnya, sukrase Tindakan
enzim pada substrat sukrosa untuk membentuk produk fruktosa dan
glukosa (Sumbono, 2021) :
1) Teori Lock and Key (Kunci dan Gembok) adalah salah satu teori
yang menjelaskan mekanisme kerja enzim. Sesuai teori ini, masing-
masing enzim memiliki area spesifik (disebut situs aktif) yang
dimaksudkan untuk substrat tertentu untuk mendapatkan terpasang.
Situs aktif enzim ini melengkapi bagian tertentu dari substrat, sejauh
bentuk yang bersangkutan. Substrat yang tepat akan masuk
kedalam situs aktif enzim dan membentuk kompleks enzim-substrat.
Ini adalah di situs ini aktif bahwa substrat ditransformasikan ke
produk yang dapat digunakan. Setelah reaksi selesai, dan produk
yang dirilis. Situs aktif tetap sama dan siap untuk bereaksi dengan
substrat baru.
2) Teori Induced-fit ini dirumuskan oleh Daniel E. Koshland, Jr pada
tahun 1958. Teori ini juga mendukung hipotesis gembok dan kunci
bahwa situs aktif dan substrat cocok dan bentuk mereka saling
melengkapi. Menurut teori-induced fit, bentuk situs aktif tidak kaku.
Hal ini fleksibel dan perubahan, sebagai substrat datang ke dalam
kontak dengan enzim Untuk lebih tepatnya, sekali enzim
mengidentifikasi substrat yang tepat, bentuk perubahan situs
aktifnya sehingga muat kedua persis. Hal ini menyebabkan
pembentukan kompleks enzim-substrat dan reaksi lebih lanjut.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

Seperti teori ini menjelaskan mekanisme kerja berbagai enzim, itu


diterima secara luas daripada kunci dan hipotesis kunci.
Enzim bekerja optimal pada lingkungan yang sesuai. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
1. Suhu. Setiap enzim memiliki kisaran suhu optimum yang berbeda.
Karakteristik enzim menentukan pengaruh suhu terhadap aktivitas
enzim, antara lain mesofil dan termofil. Pada suhu yang optimum,
laju aktivitas enzim berjalan dengan maksimal. Suhu tinggi melebihi
suhu maksimum yang bisa ditoleransi enzim dapat menyebabkan
enzim terurai melalui proses denaturasi. Ikatan hidrogen pada enzim
terputus dan merubah struktur sekunder, tersier, dan kuartenernya
sehingga fungsi biologisnya sebagai biokatalisator tidak bekerja
(Sihotang, dkk., 2022).
2. Pengaruh pH terhadap kerja enzim. Enzim menjadi non aktif jika
diperlukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagai besar
enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang agak
sempit. Diluar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat (Putra,
2023).
3. Konsentrasi substrat. Pada tahap awal, terjadi hubungan linear
antara konsentrasi substrat dan aktivitas enzim. Peningkatan
konsentrasi substrat memicu peningkatan aktivitas enzim hingga
pada batas maksimum. Ketika mencapai batas maksimum,
peningkatan konsentrasi subtract tidak berpengaruh lagi terhadap
aktivitas enzim (Sihotang, dkk., 2022).
4. Konsentrasi enzim. Hubungan antara konsentrasi enzim dan
aktivitasnya bersifat linear. Pada kondisi tertentu, semakin tinggi
konsentrasi enzim, maka semakin tinggi pula aktivitasnya (Sihotang,
dkk., 2022).
Fungsi enzim sebagai katalis, enzim mempercepat reaksi kimia
yang penting bagi kehidupan. Enzim mengikat molekul dan

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

mengubahnya untuk mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia.


Selain perannya dalam respirasi dan pencernaan, enzim juga
membantu menjaga fungsi otot dan neuron yang sehat, dan banyak
fungsi lainnya. Penggunaan katalis untuk mengurangi energi aktivasi
adalah pilihan lain. Enzim melakukan fungsi ini didalam tubuh. Mereka
bergabung dengan substrat untuk menciptakan kompleks “keadaan
transisi” yang memfasilitasi reaksi lebih lanjut dengan pengurangan
penegeluaran energi (Faisal, dkk., 2023).
Enzim amilase termasuk dalam golongan enzim hydrolase. Enzim
amilase adalah enzim yang memecah ikatan pati menjadi maltose.
Enzim α-amilase menghidrolisis ikatan α-1,4-glukosidik dari amilosa,
amilopektin dan glikogen. Enzim ini bekerja seperti andoamilase yaitu
enzim yang secara acak memecah pati ditengah atau didalam molekul.
Adanya kalsium yang terikat pada molekul protein enzim membuat
enzim α-amilase relative tahan terhadap suhu, pH dan senyawa seperti
urea (Masithah, 2021).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 2020 : 69)
Nama Resmi : AIR MURNI
Nama Lain : Purified Water
Rumus Molelul : H2O
Berat Molekul : 18,02 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak ber-
bau
Kegunaan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan wa-

dah non reaktif yang dirancang untuk


DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm
15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

mencegah masuknya mikroba


2. Asam Asetat (Dirjen POM, 2020: 169)
Nama Resmi : ACETID ACID
Nama Lain : Asam Asetat
RM / BM : CH3COOH/60,05 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, bau menu
suk, rasa asam yang tajam khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol dan dengan gliserol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Iodine (Dirjen POM, 2020: 757)
Nama Resmi : IODIUM
Nama Lain : Iodine
RM / BM : I2 / 253,81 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Keping atau granul; berat, hitam ke abu
abuan; bau khas, berkilau seperti me-
tal.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah la-
ut dalam karbon disulfida, dalam kloro-
form, dalam karbon tetraklorida dan da
lam eter, larut dalam etanol dan dalam
larutan iodida; agak sukar larut dalam

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

gliserin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. Natrium Klorida (Dirjen POM, 2020: 1225)
Nama Resmi : NATRIUM KLORIDA
Nama Lain : Sodium Chloride
RM / BM : NaCl / 58,44 g/mol

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna
atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam glise
rin; sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2023 : 15- 18)


Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Sebanyak 10 mL larutan buffer masing-masing pH yang tersedia
dimasukkan kesetiap tabung.
2. Kedalam larutan buffer ini dimasukkan 5 mL larutan kanji 1%, 2 mL
NaCl 0,1 M dan 2 mL saliva encer.
3. Ditempatkan semua tabung dalam penangas air dan ditentukan
tabung mana yang lebih dahulu mencapai chromic point.
4. Setelah ini tercapai, ditambahkan iodine ke tiap-tiap tabung.
5. Tabung dengan larutan buffer pH 8 dan pH 7,4 diasamkan dengan
asam asetat sebelum penambahan iodine.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah rak tabung,
tabung reaksi, pipet tetes, pipet skala, stopwatch, gelas ukur 10 mL,
batang pengaduk, gegep kayu, plat tetes, dan waterbath.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan
kanji 1%, saliva encer (1:9), larutan buffer pH 8; 7,4; 6,8; 6,2; 5,4; 5,0;
4,0, iodine 0,01 M, asam asetat, dan NaCl 0,1 M.
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebanyak 10 mL
larutan buffer masing-masing pH yang tersedia dimasukkan kesetiap
tabung. Kedalam larutan buffer ini dimasukkan 5 mL larutan kanji 1%,
2 mL NaCl 0,1 M dan 2 mL saliva encer. Ditempatkan semua tabung
didalam penangas air dan ditentukan tabung mana yang lebih dahulu
mencapai chromic point. Setelah ini tercapai, ditambahkan iodine ke
tiap-tiap tabung. Tabung dengan larutan buffer pH 8 dan pH 7,4
diasamkan dengan asam asetat sebelum penambahan iodine.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a) Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
Warna
Waktu Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung
(Menit) I II III IV V
pH 4,0 pH 5,0 pH 5,4 pH 6,2 pH 6,8
5 ++++ - - - -
10 ++++ - - - -
15 ++++
20 ++++
25 ++++
30 ++++
35 ++++

Warna Keterangan :
Waktu Tabung Tabung ++++ = Biru tua
(Menit) VI VII +++ = Biru muda
pH 7,4 pH 8,0 ++ = Hampir biru
5 - - + = Hampir bening
10 - -
15
20
25
30
35

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

b) Waktu Laju Perubahan Warna Terhadap pH


pH Buffer Waktu (t) Menit 1/t (Detik-1)
35 × 60 = 2100
4,0 35
1/2100 = 0,000476 detik-1
5 × 60 = 300
5,0 5
1/300 = 0,0033 detik-1
5 × 60 = 300
5,4 5
1/300 = 0,0033 detik-1
5 × 60 = 300
6,2 5
1/300 = 0,0033 detik-1
5 × 60 = 300
6,8 5
1/300 = 0,0033 detik-1
5 × 60 = 300
7,4 5
1/300 = 0,0033 detik-1
5 × 60 = 300
8,0 5
1/300 = 0,0033 detik-1

c) Grafik Perubahan WarnaPada pH

Grafik perubahan warna terhadap pH (1/t)


0.005
0.0045
0.004
0.0035
0.003
Waktu

0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pH

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

1.2 Pembahasan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut
subtract akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam
suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter.
Pada percobaan ini dimana kita ingin melihat pengaruh pH
terhadap keaktivan enzim amilase. Enzim tidak dapat bekerja pada pH
yang terlalu asam maupun basa. Hal ini menyebabkan terjadinya
denaturasi.
Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah enzim amilase
dan amilum. Sedangkan iodin digunakan sebagai indikator yang
membantu perubahan warna agar lebih mudah untuk diamati. Pertama-
tama disiapkan 5 tabung reaksi yang didalamnya diisi larutan dengan
pH yang berbeda - beda yaitu pH 8; 7,4; 6,8; 6,2; 5,4; 5,0; 4,0.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memasukkan 10 mL larutan
buffer kedalam masing-masing tabung reaksi dan ditambahkan
beberapa bahan yaitu larutan kanji, NaCl dan asam asetat kemudian
ditambahkan saliva encer setelah itu, semua tabung ditempatkan di
dalam penangas air dan ditentukan tabung mana yang lebih dahulu
mencapai chromic point (larutan menjadi bening). Kemudian, setiap
interval 5 menit, masing-masing larutan dipipet dan diteteskan
sebanyak 5 tetes pada plat tetes dan ditambahkan 1 tetes larutan iodine
dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Khusus tabung yang
berisi larutan buffer pH 8 dan pH 7,4, kita mengasamkannya dengan
asam asetat 0,1 M (1 tetes) terlebih dahulu sebelum menambahkan
larutan iodine. Kemudian, mengulangi perlakuan tersebut tiap menit ke-

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

10, 15, 20, 25, 30 dan 35. Lalu, menentukan kecepatan penguraian
masing-masing tabung.
Pada tabung 1 dengan pH 4,0. Selanjutnya, dapat diketahui enzim
amilase aktif bekerja optimal pada pH basa. Pada tabung 1 dengan pH
4,0 atau dalam kondisi asam tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap
berwarna biru kehitaman yang artinya enzim tidak bekerja untuk
menghidrolisis amilum menjadi glukosa.
Pada tabung 2 dengan pH 5,0 perubahan warna langsung terjadi
pada menit kelima yaitu langsung berubah menjadi warna iodine.
Artinya enzim amilase bekerja secara optimal dimana amilum
terhidrolisis secara sempurna. Pada tabung 3 dengan pH 5,4 perubahan
warna menjadi orange yang artinya enzim amilase bekerja secara
optimal dimana amilum terhidrolisis secara sempurna. Pada tabung 4
dengan pH 6,2 perubahan warna menjadi kuning pucat dan terdapat
endapan cokelat pada menit ke 5 enzim yang menandakan bekerja
secara optimal. Pada menit ke 10 perubahan warna tetap menjadi warna
kuning pucat dan ada endapan coklat sehingga amilum terhidrolisis
secara sempurna. Pada tabung 5 dengan pH 6,8 diperoleh enzim
bereaksi secara optimal pada menit 5 dan menit setelahnya yag ditandai
dengan terjadinya perubahan warna pada menit ke 5 yaitu kuning pucat
dan pada menit ke 10 larutantetap berwarba kuning pucat disertai
dengan endaan cokelat. Sehingga dapat dikatakan amilum belum
terhidrolisis secara sempurna. Pada tabung 6 dengan pH 7,4 perubahan
warna menjadi kuning pada menit ke 5 dimana enzim bekerja secara
optimal. Dimana pada menit ke 5 enzim langsung mengalami perubahan
warna yaitu kuning. Sedangkan pada menit ke 10 perubahan warna
yang terjadi hampir bening dan terdapat endapan berwarna cokelat
sehingga dapat dikatakan amilum belum terhidrolisis secara sempurna
pada menit ke 10. Pada tabung ke 7 dengan pH 8 perubahan warna
menjadi kuning pada menit ke 5 sehingga dapat dikatakan enzim
bekerja secara optimal. Dimana pada menit ke 5 perubahan warna yang

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

terjadi yaitu kuning, sedangkan pada menit ke 10 yaitu berwarna kuning


dan terdapat endapan cokelat sehingga dapat dikatakan bahwa amilum
belum terhidrolisis secara sempurna pada menit ke 10. Pada pH 4,0
sampai dengan 8,0 chromic pointnya tercapai pada menit ke 5.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

BAB 5 KESIMPULAN DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini yaitu pada pH 4,0
enzim tidak bekerja dengan baik karena pHnya kurang dari pH optimal
dimana pH optimalnya adalah pH 5 – 9 sehingga amilum tidak
tehidrolisis yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.
Sedangkan pada pH 5,0 – 8,0 enzim bekerja dengan baik pada menit
ke 5 karena pH termasuk golongan pH yang optimum sehingga amilum
terhidrolisis yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu, diharapkan kepada
praktikkan melakukan tiap langkah prosedur dengan baik dan benar
sehingga didapatkan hasil yang tepat dan maksimal sehingga tidak
menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan data.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta : Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi 6. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Faisal, Ahmad Purnawarman, dkk. 2023. Enzimologi. Padang : Getpress
Indonesia.
Masithah, Endang Dewi. 2021. Buku Ajar Bioteknologi Hasil Perikanan.
Surabaya : Airlangga University Press.
Putra, Ryzald Mahendra. 2023. Penyesuaian Makhluk Hidup Denga
Lingkungannya. Jakarta : CV Media Edukasi Creative.
Sihotang, Saipul, dkk. 2022. Pengantar Bioteknologi. Makassar : CV. Tohar
Media.
Sumbono, Aung. 2021. Enzim Seri Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta :
Deepublish.
Sumbono, Aung. 2019. Biomolekul. Yogyakarta : Deepublish.
Fathurrohim, Muhammad Faizal, dkk. 2023. Mikrobiologi Lingkungan.
Padang : PT Global Eksekutif Teknologi.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

LAMPIRAN
SKEMA KERJA

10 mL larutan buffer masing-masing pH yang tersedia


dimasukkan kesetiap tabung.

Kedalam larutan buffer ini dimasukkan 5 mL larutan


kanji 1%, 2 mL NaCl 0,1 M dan 2 mL saliva encer.

Tempatkan semua tabung dalam penangas air dan


tentukan tabung mana yang lebih dahulu mencapai
chromic point.

Setelah ini tercapai, tambahkan iodine ke tiap-tiap


tabung.

Tabung dengan larutan buffer pH 8 dan pH 7,4


diasamkan dengan asam asetat sebelum
penambahan iodine.

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

LEMBAR KERJA

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177
PENGARUH pH TERHADAP KEAKTIFAN ENZIM

DOKUMENTASI

DWI ULFA MAHARANI FARADIBA ZULHIJJA. S., S.Farm


15020220177

Anda mungkin juga menyukai