Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum biologi dasar dengan judul Pengaruh pH


Terhadap Aktivitas Enzim disusun oleh :

Nama : Muhammad Nurhadi

Nim : 1514040015

Kelas/kelompok : Pendidikan Biologi A / 2

telah diperiksa dan dinyatakan diterima oleh Asisten dan Koordinator Asisten.

Makassar, Desember 2015


Koordinator Asisten Asisten

Muhammad Nur Qodry, S.Pd, M.si Suhardani Taofiq


NIM 1314140017

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Drs. Hamka L. MS
NIP 19621231 198602 1 005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita tentunya sebagai makhluk hidup perlu yang namanya makan. Makan
adalah proses pencernaan yang mengubah makanan yang kita makan menjadi
suatu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh kita menyerap makan dalam bentuk
yang lebih sederhana. Bagaimanakah proses pengubahan zat tersebut dan apakah
yang dapat mengubah zat tersebut? Pertanyaan ini sering muncul dalam pikiran
tiap orang, dan telah diketahui bahwa yang berperan dalam pengubahan zat
menjadi lebih sederhana yaitu enzim. Enzim mengubah molekul kompleks
menjadi lebih sederhana, contohnya Protein di ubah menjadi asam amino,
Karbohidrat diubah menjadi glukosa, dan sebagainya.
Enzim adalah biokatalisator yang bekerja secara spesifik terhadap substrat
tertentu. Enzim dalam proses kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Suhu
2. pH
3. Konsentrasi dan lain-lain.
Namun pada percobaan ini kita akan melihat pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim, yang mana kita ketahui pH asam berkisar 1-6, Ph basa berkisar 8-14, dan
Ph netral 7.
B. Tujuan Percobaan
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
C. Manfaat Percobaan
1. Memberikan pengetahuan tentang pengaruh pH terhadap aktivtas enzim
amilase.
2. Dapat mengetahui mekanisme kerja enzim amilase dan faktor-faktor yang
berpengaruh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah
satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah amilase. Nama lain dari amilase
adalah Diastase (Tim Penyusun, 2015).
Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Enzim merupakan
protein pengkatalis. Katalis adalah agen kimiawi yang mempercepat laju reaksi
tanpa mengubah struktur enzim itu sendiri. Tanpa adanya enzim, reaksi kimia
pada jalur metabolisme akan terhenti (Luvina Evi, 2012).
A. Struktur Enzim
Bagian utama enzim berupa protein yang disebut apoenzim. Bagian lainnya
adalah bagian yang tersusun atas materi anorganik, seperti senyawa logam yang
disebut gugus prostetik. Beberapa enzim memerlukan molekul yang membantu
kerja enzim menguatkan ikatan dengan substrat, yakni kofaktor. Banyak molekul
logam anorganik yang berfungsi sebagai kofaktor, seperti ion logam Fe2+, Cu2+,
dan Mg2+ (Luvina Evi, 2012).
Beberapa komponen kimia enzim yang tersusun atas molekul organik
nonprotein disebut koenzim. Koenzim membawa atom fungsional ketika enzim
bereaksi. Contoh koenzim yang berada pada bagian gugus prostetik enzim adalah
koenzim A, yang membawa sumber karbon ketika memecah piruvat dan asam
lemak. Ikatan antara apoenzim dan kofaktor disebut holoenzim (Luvina Evi,
2012).

B. Sifat Enzim
Enzim bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga energi
awal minimun untuk sebuah reaksi dapat diperkecil.Enzim bukanlah penambah
energi awal dalam bereaksinya substrat, tetapi hanya sebagai pengikat sementara
sehingga reaksi dapat berlangsung pada keadaan di bawah energi aktivasinya. Hal
ini menyebabkan reaksi akan berjalan lebih cepat. Enzim merupakan protein yang
dapat terdenaturasi (struktur dan sifatnya berubah) oleh suhu, pH, atau logam
berat (Luvina Evi, 2012).
C. Cara Kerja Enzim
Terdapat dua teori yang menerangkan cara kerja enzim, yakni teori lock
and key dan teori induced fit. Teori lock and key menganalogikan mekanisme
kerja enzim seperti kunci dengan anak kunci. Substrat masuk ke dalam sisi aktif
enzim. Jadi, sisi aktif enzim seolah-olah kunci dan substrat adalah anak kunci.
Adapun teori induced fit mengemukakan bahwa setiap molekul substrat memiliki
permukaan yang hampir pas dengan permukaan sisi aktif enzim. Jika substrat
masuk ke dalam sisi aktif enzim, akan terbentuk kompleks enzim substrat yang
pas (Luvina Evi, 2012).
D. Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim
Seperti halnya protein yang lain, sifat enzim sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungannya. Kondisi yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerja
enzim terganggu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim.
(Luvina Evi, 2012).
1) Temperatur
Enzim memilik temperatur tertentu agar dapat bereaksi dengan optimal.
Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak (terdenaturasi) sebagai sifat umum
dari protein. Pada kondisi ini, struktur enzim sudah berubah dan rusak sehingga
tidak dapat digunakan lagi. Adapun pada temperatur yang rendah, enzim berada
pada kondisi inaktif (tidak aktif). Enzim akan bekerja kembali dengan adanya
kenaikan temperatur yang sesuai. Semua enzim memiliki kondisi temperatur yang
spesifik untuk bekerja optimal. Enzim memiliki kecenderungan semakin
meningkat seiring dengan kenaikan temperatur hingga pada batas tertentu. Setelah
itu, enzim kembali mengalami penurunan kinerja. Pada saat kerja enzim optimal
maka dapat dikatakan bahwa pada temperatur tersebut temperatur optimum.
2) pH
Seperti halnya temperatur, pH dapat memengaruhi optimasi kerja enzim.
Setiap enzim bekerja pada kondisi pH yang sangat spesifik. Hal ini berkaitan erat
dengan lokasi enzim yang bekerja terhadap suatu substrat. Pada umumnya, enzim
akan bekerja optimum pada pH 6-8. Perubahan pH lingkungan akan
mengakibatkan terganggunya ikatan hidrogen yang ada pada struktur enzim. Jika
enzim berada pada kondisi pH yang tidak sesuai, enzim dapat berada pada
keadaan inaktif. Dengan adanya kondisi pH yang spesifik ini, enzim tidak akan
merusak sel lain yang berada di sekitarnya. Contohnya, enzim pepsin yang
diproduksi pankreas untuk mencerna protein dalam lambung, tidak akan mencerna
protein yang ada di dinding pankreas karena enzim pepsin bekerja pada pH 2-4.
3) Konsentrasi Substrat dan Konsentrasi Enzim
Kerja enzim sangat cepat maka untuk mengoptimalkan hasilnya, perlu
perbandingan jumlah atau konsentrasi antara substrat dengan enzim yang sesuai.
Jumlah substrat yang terlalu banyak dan konsentrasi enzim sedikit akan
menyebabkan reaksi tidak optimal. Konsentrasi enzim membatasi laju reaksi.
Enzim akan jenuh jika sisi aktif semua molekul enzim terpakai setiap waktu.
Pada titik jenuh, laju reaksi tidak akan meningkat meskipun substrat ditambahkan.
Jika konsentrasi enzim ditambahkan, laju reaksi akan meningkat hingga titik
jenuh berikutnya.
4) Kofaktor
Kofaktor dapat membantu enzim untuk memperkuat ikatan dengan substrat
atau kebutuhan unsur anorganik, seperti karbon. Selain itu, kofaktor juga
membantu proses transfer elektron.
5) Inhibitor Enzim
Inhibitor mengganggu kerja enzim. Berdasarkan pengertian dari kata
dasarnya (inhibit artinya menghalangi), inhibitor merupakan senyawa yang dapat
menghambat kerja enzim. Inhibitor secara alami dapat berupa bisa (racun) yang
dikeluarkan oleh hewan, seperti ular atau laba-laba. Inhibitor akan mencegah sisi
aktif untuk tidak bekerja. Beberapa obat-obatan juga berfungsi sebagai inhibitor,
seperti penisilin yang berguna menghambat kerja enzim pada mikroorganisme.
Inhibitor terbagi atas dua macam, yakni inhibitor kompetitif dan inhibitor
nonkompetitif. Pada inhibitor kompetitif, inhibitor ini akan bersaing dengan
substrat untuk bergabung dengan enzim sehingga kerja enzim akan terganggu.
Sementara itu, inhibitor nonkompetitif tidak akan bersaing dengan substrat untuk
bergabung dengan enzim karena memiliki sisi ikatan yang berbeda.
6) Kadar Air
Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh air. Rendahnya kadar air dapat
menyebabkan enzim tidak aktif. Sebagai contoh, biji tanaman yang dalam
keadaan kering tidak akan berkecambah. Hal ini disebabkan oleh tidak aktifnya
enzim sebagai akibat dari rendahnya kadar air dalam biji. Biji akan berkecambah
jika direndam. Kadar air yang cukup dapat mengaktifkan kembali enzim. Enzim
adalah protein yang dapat mempercepat reaksi metabolisme. Kerja enzim ini mirip
dengan katalis, zat kimia yang mempercepat reaksi yang pada akhir reaksi akan
diperoleh kembali dalam bentuk semula. Oleh karena itu, enzim disebut juga
biokatalisator. Enzim mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi (energi
aktivasi) yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut. Tanpa adanya
enzim, reaksi metabolisme yang terjadi dalam tubuh akan berlangsung sangat
lama.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis/ Desember 2015
Waktu : Pukul 10.00 s.d 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Botani Lantai 3 Timur Jurusan Biologi FMIPA
UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi (10 buah)
b. Pipet tetes (3 buah)
c. Rak tabung (1 buah)
d. Kaki tiga (1 buah)
e. Pembakar Spiritus
f. Gelas kimia (1 buah)
g. Korek (1 buah)
h. Kain kasa
2. Bahan
a. Ekstrak kecambah/Enzim
b. Larutan fehling A dan B
c. Amilum asam dan basa
d. Aquades
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan 10 tabung reaksi, lalu beri label A, B, C dan D
2. Untuk A, B, dan C memiliki 3 tabung reaksi (A1, A2, A3, B1, B2, B3,
C1, C2, C3) sedangkan untuk D hanya 1 tabung reaksi.
3. Untuk tabung reaksi A (A1, A2, A3) dikondisikan netral dengan amilum
netral.
4. Untuk tabung reaksi B (B1, B2, B3) dikondisikan basah dengan amilum
basah.
5. Untuk tabung reaksi C (C1, C2, C3) dikondisikan asam dengan amilum
asam.
6. Untuk tabung reaksi D dikondisikan netral dengan amilum netral.
7. Setelah itu masukkan ekstrak kecambah kacang hijau ke dalam semua
tabung.
8. Untuk tabung reaksi A (A1, A2, A3) memiliki batasan waktu yaitu
(A1=5), (B=10), dan (C=15) begitupun juga dengan B (B1, B2, B3) dan C
(C1, C2, C3).
9. Setelah itu tambahkan masing-masing Fehling A atau B sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
10. Setelah waktunya berakhir catat perubahan warnanya, kemudian panaskan
semuanya lalu setelah dipanaskan catat juga perubahan warnanya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan mahasiswa telah dapat
mengetahui pembuktian bagaimana pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
amilase.

B. Saran
Untuk praktikum berikutnya agar lebih baik dalam mengarahkan praktikan
dala melakukan langkah-langkah kerja serta diberikan pengetahuan baru seputar
materi praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Luvina Evi. 2012. Biologi Dasar. Karisma. Tangerang Selatan.

Tim penyusun Biologi. 2015. Penuntun Praktikum Bilogi Umum. Makassar:


Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA UNM.
BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Tabung Waktu
5 menit 10 menit 15 menit
A Merah bata Merah bata Merah bata
(+) (+) (++)
B Merah bata Merah bata Merah bata
(+) (++) (+)
C Merah bata Merah bata Merah bata
(++) (++) (+++)
D Merah bata Merah bata Merah bata
(-) (-) (-)

Keterangan: Tabung A : Netral


Tabung B : Basa
Tabung C : Asam
Tabung D : Netral (kontrol)

Pembahasan
Praktikum yang dilakukan pada percobaan diatas ialah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim amilase. Enzim amilase
berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Pada umumnya enzim
dalam mekanisme kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH,
Konsentrasi, Suhu, dan lain-lain. Pada praktikum ini enzim amilase diperoleh dari
ekstrak kecambah kacang hijau yang akan di uji pada medium basa, asam dan
netral. Mekanisme kerja enzim sangat bergantung pada pH, karena enzim hanya
dapat bekerja pada pH optimum, dan masing-masing enzim memiliki pH optimum
dalam melakukan proses kerjanya. Pada Ph yang memiliki kadar keasaman atau
basa yang cukup tinggi enzim berada pada kondisi non aktif namun setelah berada
pada pH tertentu enzim dapat bekerja. Dari tabel pengamatan diatas diperoleh data
bahwa enzim amilase dominan bekerja dalam kondisi asam terlihat pada tabung C
yang berturut-turut selama selang watu 5 sampai 15 menit menunjukkan warna
yang lebih terang dari tabung reaksi lain ditunjukkan dengan nilai ++, ++, dan ++
+. Dari tabel pengamatan juga terlihat penurunan nilai + pada tabung B (+, ++, +)
yang mestinya harus bertambah karna lama waktu juga mempengaruhi
pembentukan produk. Hal ini terjadi karena kurang cermatnya praktikan dalam
memperhatikan warna dari tiap-tiap tabung reaksi yang dikarenakan tiap-tiap
tabung reaksi hampir memiliki warna yang sama. Sedangkan pada tabung D tidak
terlihat adanya perubahan warna karena pada tabung D dijadikan sebagai kontrol
karena tidak adanya penambahan enzim (kontrol negatif).

Anda mungkin juga menyukai