Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

KERJA ENZIM KATALASE

Dibimbing Oleh:Ibu Siti Aminah,S.Pd.


Disusun Oleh :
Aditya Khrisna Murt
Cindy Fitria Anggraini
Diella Anjaenny
Jelita Putri Dola
Rejeki Sihite
Kelas:XII IPA 1

SMAN 1 PELEPAT ILIR


Tahun Ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.Kami
berterima kasih kepada IBU SITI AMINAH,S.PD selaku
pembimbing kami dalam melaksanakan praktik dan seluruh pihak
yang mendukung dan membantu kami dalam penyelesaian
laporan ini.Di dalam laporan ini kami menyajikan hal hal yang
terkait dengan hasil tes pengaruh enzim katalase terhadap hati ayam
yang telah kami praktekkan sendiri.

Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat,


baik bagi diri kami sendiri maupun kepada pembaca. Namun, kami
sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan partisipasi
para pembaca untuk memberikan kritik maupun saran demi
penyempurnaan laporan ini.Terima Kasih.

Purwasari , 21 September 2017

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR

DFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Hipotesis

1.6 Waktu dan lokasi

Bab II tinjauan
2.1 teori dasar

2.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi
didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan
atau mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur
sel, merombak struktur struktur sel yang tidak dapat digunakan
lagi, dan menanggapi rangsang.Tentunya dalam suatu reaksi kimia
terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya
menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi
(aktivator).Senyawa senyawa yang mempercepat suatu reaksi
dikenal dengan sebutan katalisator.

Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju


reaksireaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan
atau terpakai oleh reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi
bukan sebagai pereaksi ataupun produk.Katalis memungkinkan
reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah.Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki
katalisator yang disebut dengan enzim.Enzim yang tersusun atas
protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi
aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk
melakukan suatu reaksi kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat
katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan
membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar
enzim.Faktor dalam misalnya substansi substansi genetik yang
dibawa oleh masing masing enzim.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2?


Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
katalase?
Diantara beberapa faktor yang di uji coba,faktor apa yang sangat
berpengaruh pada kerja enzim katalase?

Pada kisaran pH berapa kerja enzim katalase dapat bekerja


optimal ?
Berapakah suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja
secara baik?
Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi hati ayam dan larutan
H2O2 pada kinerja enzim katalase?

1.3. Tujuan

Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2.

Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim


katalase dan hasil penguraiannya.
Membandingkan pengaruh perbedaan pH pada kinerja enzim
katalase pada hati ayam.
Membandingkan pengaruh perbedaan suhu pada kinerja
enzim katalase pada hati ayam.

1.4. Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah agar siswa mampu mengetahui cara
kerja enzim katalase,pengaruh enzim katalase terhadap H2O2, faktor
yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan peran enzim katalase
itu sendiri.
1.5 Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein ,maka
enzim ini juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan protein .kerja
enzim akan sngat dipengaruhi oleh faktor suhu,konsentrasi enzim,dan
derajat keasamamn lingkungannya dan enzim katalase sangat
berperan terhadap penguraian racun H2O2
1. Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 )
sampai pH basa lemah
2. Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik
adalah pada suhu ruangan (25-30drjt C)
3. Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh
terhadap kerja enzim katalase.

1.6. Waktu dan Lokasi


Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Pelepat Ilir pada pukul
08:15 sampai dengan pukul 09:30

BAB II
TINJAUAN
2.1. Teori Dasar

A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi
tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksikimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormonsebagai promoter.

B.Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam asam
amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari
substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim
tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut
dengan sisi aktif (active side).
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas
dua bagian, yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
1.Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam
amino.Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya
terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu
gugusan yang aktif.Gugus prostetik yang berasal dari molekul non
organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus
prostetik yang terdiri dari senyawa senyawa kompleks disebut
konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin,
riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat,
dan kobalamin.

C.Ciri Ciri Enzim


1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel
mahkluk hidup yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat
rusak pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat
mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi
lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut
substrat.Substrat adalah zat yang bereaksi.Oleh karena macam zat
yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim
pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang
kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu
molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak
rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena
merupakan suatu protein . Rusaknya enzim oleh panas disebut
denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk
mempercepat reaksi namun tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan
sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu
menjadi senyawa semula.

D. Cara Kerja Enzim


1.Teori Gembok - Anak Kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif,
seperti gembok cocok dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan
enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk
ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan
membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini
tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan
sendirinya.Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas,
bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
2. Teori Induced Fit
Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya
induksi molekul substrat terhadap molekul enzim.Menurut teori ini,
sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai
dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan
kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan
perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit).
Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya
substrat diubah menjadi produk.Produk kemudian dilepaskan dan
enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat
baru.

E. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Ada empat faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu teperatur
atau suhu, pH, kosentrasi, dan inhibitor.
1. Temperatur atau Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat
bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring
kenaikan suhu.Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari
molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-
molekulmeningkat. Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi
menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat
danenzim.

Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim.Di


bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung
terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun.Enzim yang
terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya.Dalam tubuh
manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat
aktif berada pada kisaran 35C sampai 40C.Ada juga beberapa
enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah
daripada ini.Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh suhu
terhadap aktivitas enzim.
2. Perubahan pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau
derajat keasaman sekitarnya.Ini karena muatan komponen asam
amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH.Secara
umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran
pH 6 dan 8.Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan
baik hanya di lingkungan asam atau basa.

Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya


tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja.Ketika
nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur
dasar enzim dapat mengalami perubahan.Sehingga sisi aktif enzim
tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim
menjadi sangat terpengaruhi.Bahkan enzim dapat sampai benar-benar
berhenti berfungsi. Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim.

3. Kosentrasi Enzim dan Substrat


Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih
banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas
enzim.Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit
jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim,
menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.Tapi ketika laju enzimatik
sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling
aktif, peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan
perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi
aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat
untuk substrat ekstra. Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh
kosentrasi terhadap kecepatan reaksi enzim.

4. Inhibitor Enzim
Inhibitor adalah
substansi yang memiliki
kecenderungan untuk
menghambat aktivitas enzim.
Inhibitor enzim memiliki dua
cara berbeda mengganggu
fungsi enzim. Berdasarkan
caranya, inhibitor dibagi
menjadi 2 kategori: inhibitor
kompetitif dan inhibitor non-
kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul
substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga
menghalangi pembentukan
ikatan kompleks enzim-
substrat. Inhibitor non-
kompetitif dapat melekat pada
sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan
membentuk kompleks enzim-
inhibitor.Inhibitor ini
mengubah bentuk/struktur
enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat
tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel
a. Variabel terikat : Banyak gelembung dan nyala bara api
b. Variabel bebas : NaOH, HCl, dan suhu
c. Variabel control : H2O2, ektrak hati ayam,
3.2. Alat dan Bahan
Alat:
1. Rak dan 5 tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pembakar spiritus
4. Lidi dan korek api
Bahan:
1. Ekstrak hati ayam
2. Ekstrak daun pepaya
3. Hidrogen perioksida (H2O2)
4. Asam klorida (HCl)
5. Natrium hidroksida (NaOH)

A. Alat dan Bahan

ALAT
No. Nama Fungsi
1. 5 buah tabung reaksi Sebagai wadah larutan yang akan diu

2. Rak tabung reaksi Sebagai tempat tabung reaksi


3. Pipet tetes Untuk mengambil larutan.

4. Korek api .
Untuk melihat reaksi api
terhadap larutan
SARINGAN
4.

Sebagai bahan uji coba.


ekstrak hati ayam

6. H2 O2 Sebagai bahan uji coba.

7. NaOH Sebagai bahan uji coba.


8. HCl Sebagai bahan uji coba.

9. Air panas Sebagai alat memanaskan air


10
Air dingin

Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim
katalase adalah metode eksperimen.

Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA
Negeri 1 Pelepat Ilir.

B. Langkah Kerja
No. Langkah Kerja Foto Pengamatan
1. Masukkan 2 mL ekstrak hati
ke dalam tabung reaksi + 2
mL H2O2, kemudian amati
perubahannya.

3. Masukkan 2 mL ekstrak hati


ke dalam tabung reaksi + 3
tetes HCl pekat + 5 tetes
H2O2, kemudian amati
perubahannya.
5. Masukkan 2 mL ekstrak hati
ke dalam tabung reaksi 3
tetes KOH atau NaOH + 5
tetes H2O2, kemudian amati
perubahannya

6. Masukkan 2 mL ekstrak hati


ke dalam tabung reaksi,
kemudian tabung
dimasukkan ke dalam
penangas air yang berisi air
es + 2 mL H2O2 dan amAti
perubahannya

7. Masukkan 2 mL ekstrak hati


ke dalam tabung reaksi,
kemudian masukkan ke
dalam wadah yang berisi air
panas + 5 tetes H2O2. Amati
perubahannya.
3.3. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tuangkan ekstrak hati ayam ke dalam 5 tabung reaksi masing-
masing 2 tetes (beri label pada masing masing tabung)
3. Pada tabung ke-1 tambahkan H2O2 lalu tutup rapat dengan jari.
Amati adanya gelembung atau tidak.
4. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke
dalam tabung. Amati perubahan bara api.
5. Catatlah hasil pengamatan.
6. Pada tabung ke-2 tambahkan HCl lalu tutup rapat dengan jari.
Diamkan selama 5 menit dan Amati adanya gelembung atau
tidak. Setelah itu tambahkan H2O2 diamkan selama 5 menit.
Amati kembali gelembung.
7. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke
dalam tabung. Amati perubahan bara api.
8. Pada tabung ke-3 tambahkan NaOH lalu tutup rapat dengan
jari.diamkan selama 5 menit Amati adanya gelembung atau
tidak. Setelah itu tambahkan H2O2 dan diamkan selama 5 menit.
Amati kembali gelembung.
9. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke
dalam tabung. Amati perubahan bara api.
10. Panaskan tabung ke-4 ke dalam wadah yang berisi air panas
selama 5 menit. Setelah itu tambahkan H2O2.tunggu sampai 5
menit lalu Amati adanya gelembung atau tidak.
11. dinginkan tabung ke-5 ke dalam wadah yang berisi air
dingin(es) selama 5 menit. Setelah itu tambahkan H2O2.tunggu
sampai 5 menit lalu Amati adanya gelembung atau tidak
12.Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke
dalam tabung. Amati perubahan bara api.
12. . Setelah selesai percobaan bersihkan peralatan kemudian lap
dengan tissue.
13.lakukan analisis data dan buatlah kesimpulan dalam bentuk
laporan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Data Hasil Penelitian

Ekstrak Hati Ayam


Tabung Nyala Bara Api Gelemb
ung
Hati + H2O2 +++ ***

Hati + HCl+H2O2 + *

Hati + NaOH+H2O2 + **

HATI+AIR PANAS+H202 - *

+ **
HATI+AIR DINGIN+H2O2

Keterangan:
- Mati / Tidak Ada Gelembung
+ Redup * Sedikit Gelembung
++ Cukup nyala ** Cukup banyak gelembung
+++ Nyala *** Banyak gelembung

4.2. Analisis Data

Pada ekstrak hati ayam ditambahkan H2O2 jika ditutup dengan


jari menghasilkan banyak gelembung dan jika dimasukkan bara
api maka bara api akan menyala.
Pada ekstrak hati ayam ditambahkan HCljika ditutup dengan
jari menghasilkan sedikit gelembung dan jika dimasukkan bara
api maka bara api akan redup.
Pada ekstrak hati ayam ditambahkan NaOHjika ditutup dengan
jari menghasilkan cukup banyak gelembung dan jika
dimasukkan bara api maka bara api redup.
Pada ekstrak hati ayam yang sebelumnya dipanaskan jika
ditutup dengan jari menghasilkan sedikit gelembung dan jika
dimasukkan bara api maka bara api mati.
Pada ekstrak hati ayam yang sebelumnya didinginkan jika
ditutup dengan jari menghasilkan sedikit gelembung dan jika
dimasukkan bara api maka bara api redup.

4.3. Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan
oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis
reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya
menguraikan H2O2menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut
:
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan hati ayam.Hati ayam digunakan
karena banyak mengandung enzim katalase. Yang terjadi pada
ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)

Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara


yang banyak.Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang
terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya,
timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H 2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2).

2. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2

Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat


ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah
H2O2ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, saat bara api
dimasukkan ke dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam
kondisi terlalu basa.

3. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2

Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak


dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata
terbentuk sedikit gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke
dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.

4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata


timbul gelembung udara yang sedikit dan saat bara api
dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api.(seharusnya
tidak terjadi gelembung udara,kami berasumsi bahwa kondisi ekstrak
hati yang kami letakkan di wadah berisi air panas tetapi air pansnya
sudah tidak bersuhu diatas 300 karena terlalu lama dibiarkan diudara
terbuka tanpa dihangatkan kembali).Seharusnya praktikum ini tidak
terbentuk gelembung udara hal ini disebabkan karena protein di
dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga
tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.berdasarkan tabel
dapat dilihat bahwa pada kontrol yaitu dengan suhu normal (suhu ruangan)
dihasilkan banyak gelembung, hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase
bekerja secara optimal. Banyaknya gelembung yang dihasilkan
menandakan bahwa hidrogen peroksida terurai secara sempurna. Pada
sampel yang didinginkan, enzim katalase tidak bekerja secara optimal
sehingga H2O2 yang diuraikan sedikit yang ditandai dengan sedikitnya
gelembung yang dihasilkan. Pada sampel yang dipanaskan atau dengan
suhu yang tinggi menyebabkan enzim katalase terdenaturasi sehingga tidak
mampu menguraikan senyawa hidrogen peroksida yang ditandai dengan
tidak adanya gelembung. Gelembung yang dihasilkan merupakan hasil dari
penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O oleh enzim katalase.

5. Ekstrak didinginkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang didinginkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul


gelembung udara yang sedikit dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api hal ini disebabkan suhu yang
terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan
bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 30C-40C.

Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi


mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu
sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk
kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim
memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi
menurunkan energi aktivasi (Sang, 2012). Enzim memungkinkan
suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju
reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan
enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus
polar (atau nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut.
Beberapa enzim bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang
dapat berupa senyawa organik maupun anorganik (Hadioetomo,
1993).

Dalam kerjanya, enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-


faktor tersebut adalah suhu, pH, inhibitor, konsentrasi enzim,
substrat, dan kofaktor. Inhibitor merupakan senyawa penghambat.
Inhibitor digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu yang bekerja secar tidak
dapat balik (irreversible) dan yang bekerja dapat balik (reversible).
Inhibitor reversible dibagi atas inhibitor kompetitif dan non
kompetitif (Suhara, 2009).

Untuk mencapai aktivitas enzim yang optimal, beberapa enzim


bekerja sendiri dan sebagian lagi memerlukan komponen tertentu.
Komponen tambahan ini disebut kofaktor. Bentuk kofaktor dapat
berupa gugus prostetik yang mengikat kuat atau berupa koenzim
yang melepaskan diri saat reaksi kimia terjadi. Aktivitas enzim dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu : hidrolase, merupakan enzim yang
memerlukan bantuan air dalam proses penguraian zat. Enzim
hidrolase terbagi menjadi tiga jenis yaitu karbohidrase, esterase, dan
protease. Aktivitas berikutnya yaitu oksidase dan reduktase yang
berperan dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim osidase terbagi
menjadi dua jenis, yaitu dehidrogenase dan katalase. Aktivitas enzim
desmolase, akan memutuskan ikatan C-C dan C-N dikelompokkan
menjadi dua yaitu karboksilase dan transaminase (Gaman, 1992).

Enzim bekerja optimal pada suhu, pH, dan substrat yang spesifik.
Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzim dapat terhenti secara
reversibel, kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energi
kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antar molekul enzim dengan
substrat sehingga enzim menjaid aktif. Sebagian enzim bekerja pada
suhu yang optimum, yaitu 300 400 C dan mengalami denaturasi
secara reversibel pada pemanasan di atas suhu 60 0 C. Enzim bekerja
pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pH lingkungan,
jika pH terlalu rendah maupun tinggi akan menyebabkan denaturasi
enzim sehingga aktivitasnya menurun bahkan terhenti. Pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim adalah akan menyebabkan perubahan posisi
kesetimbangan reaksi dan perubahan posisi kesetimbangan reaksi dan
perubahan keadaan ionisasi rantai samping asam amino dalam enzim
(Martoharsono,1994).

Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh
dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim. Sebagian
besar enzim memiliki suhu optimum yang sama dengan suhu normal
sel organisme tersebut. Kenaikan suhu di atas suhu optimum dapat
mengakibatkan peningkatan atau penurunan aktivitas enzim. Akibat
kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan struktur
enzim (denaturasi). Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan
kemampuan katalisnya (Winarno,1987).

Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim menurut Poedjiadi


dan Suprianti (1994) : a. konsentrasi enzim : pada suatu konsentrasi
substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim, b. konsentrasi substrat: hasil eksperimen
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikan kecepatan reaksi.
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan
kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan
ini telah diterangkan oleh Michaelis Menten dengan hipotesis
mereka tentang terjadinya kompleks enzim substrat, c. suhu:
pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada
suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu,
karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses
denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan
demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan
reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya
proses denaturasi dapat menaikan kecepatan reaksi, d. pengaruh pH:
enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan
ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan
akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam
membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap
struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi dapat pula
menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan
mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim e. pengaruh inhibitor:
hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak
reversibel. Hambatan tidak reversibel pada umumnya disebabkan
oleh terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi
atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel
dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.

Semua enzim adalah protein, beberapa mempunyai struktur yang


agak sederhana, namun sebagiaan besar enzim mempunyai struktur
yang rumiit,. Banyak enzim yang strukturnya belum diketahui. Untuk
aktifitas biologis, beberapa enzim memerlukan guugus gugus
prostetik, atau kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian non protein
dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat berupa ion logam sederhana, ion
tembaga misalnya merupakan kofaktor bagi enzim asam askorbat
aksidase. Enzim lain mengandung molekul organik non protein
sebagai kofaktor. Gugus prostetik organik seringkali dirujuk sebagai
suatu koenzim (Fessenden & Fessenden, 1999).

Katalase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi penguraian


hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida mempunyai
kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan menembus membran sel
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terletak jauh
dari tempat H2O2 dibentuk. Hidrogen peroksida dalam tubuh dapat
berasal dari berbagai sumber antara lain, proses transpor elektron di
mitokondria oleh sitokrom oksidase yang mereduksi O 2 dengan
menerima dua elektron dan reaksi dismutasi O 2 yang dikatalisis oleh
superoksida dismutase. Sebagai salah salah satu enzim antioksidan,
aktivitas katalase akan meningkat ketika stres oksidatif itu terjadi.
Peningkatan enzim antioksidan tersebut berhubungan dengan
kerusakan pada protein dan lipid akibat meningkatnya radikal bebas
oksigen dalam tubuh (Anatriera, 2009).
D. Pengertian Enzim Katalase

Enzim katalase terdiri atas 4 gugusan heme. Enzim ini ada pada
tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas
enzim katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom
dan juga sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai
polupeptida yang pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang
lebih 500 asam amino. Selain itu, enzim katalase ini juga mempunyai
empat kelompok ehem yang terbentuk dari cincin protoporphyrin.
Cincin ini mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat
molekul tersebut sekitar 118.054,25 gram/mol.

Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim


hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari
senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa
memancing radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat
membran sel di dalam tubuh rusak dan memancing penyakit
semacam kanker dan juga arterosklerosis.

E. Fungsi Enzim Katalase

Enzim katalase ini berperan dalam mengurai senyawa peroksida


yanga da du dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut bernama
Hidrogen Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan
terdapat di dalam sel-sel organisme. H2O2 ini harus dibuang. Pada
posisi inilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan
serangkaian proses yang mengurai H2O2 menjadi oksigen dan juga
air.
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja
kekurangan enzim katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah
kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang banyak
menyimpan enzim katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan
memicu sejumlah penyakit antara lain:

1. Akatalasia, yakni penyakit dimana


seseorang mengalami kelainan pada
darahnya sehingga gusi dan bagian
mulutnya mudah terluka. Gejala ini akan
muncul semakin sering setelah masa
pubertas tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.
2. Penyakit Vitiligo yakni
sejenis penyakit kulit yang
gejalanya muncul berupa bercak
putih di beberapa bagian kulit tubuh.
Hal ini merupakan indikasi H2O2 di
dalam tubuh tidak sebanding dengan
enzim katalase.
3. Rambut beruban. Gejala ini disebabkan melimpahnya H2O2
dan kurangnya enzim katalase yang pada akhirnya menghambat
produksi melamin yakni pigmen yang menjadi pewarna alamiah
rambut manusia.

F. Tempat Pembentukan Enzim Katalase

Di dalam organel, terdapat peroksisom yang mampu menghasilkan


enzim katalase. Enzim katalase adalah sebuah enzim yang terdapat di
dalam semua organel, tetapi dalam jumlah yang berbeda. Enzim ini
tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-
sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen
metabolismenya, enzim katalase merupakan salah satu enzim yang
terdapat pada tumbuhan. Enzim tersebut berfungsi untuk menetralisir
racun. Enzim katalase ini pada umumnya terdapat di dalam hati,
karena berdasarkan fungsinya, hati termasuk sebagai alat ekskresi,
hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan
asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H 2O2 menjadi
air (H2O) dan Oksigen (O2). Enzim katalase akan rusak apabila
bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi asam maupun basa.
1. Aktivitas enzim katalase dapat dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu konsentrasi substrat, pH,
dan suhu.
2. Pada jaringan hewan dan tumbuhan terdapat enzim katalase
yang ditunjukkan adanya gelembung saat pada jaringan
hewan maupun tumbuhan ditambahkanH2O2.
3. Penambahan substrat pada aktivitas enzim katalase akan
menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat, namun pada
konsentrasi tertentu katalase akan mengalami titik jenuh dan
tidak terdapat peningkatan kecepatan reaksi.
4. Aktivitas enzim katalase bekerja dengan maksimal
pada pH optimal yaitu pH 7 atau pH netral.
5. Enzim katalase dapat bekerja pada suhu
optimum, jika pada suhu rendah, reaksi akan
berlangsung lambat, namun jika suhu terlalu
tinggi maka enzim justru terdenaturasi.

6. Pada suhu normal, enzim katalase secara optimal


menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) ditandai dengan
banyaknya gelembung

7. Pada suhu rendah, enzim katalase tidak bekerja secara


optimal ditandai dengan sedikitnya enzim yang dihasilkan

8. Pada suhu tinggi, enzim katalase mengalami denaturasi,


karena tidak menghasilkan gelembung

5.2. SARAN
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dari praktikum yang telah kami lakukan saran yang dapat kami
berikan sebaiknya praktikan perlu mengetahui dan memahami
dengan baik prosedur kerja terlebih dahulu, serta
memperhatikan dengan baik saat guru menerangkan agar tidak
terjadi kesalahan yang tidak diinginkan
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan praktikum
ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor
yang mempengaruhi kerja enzim. Seperti pada percobaan no. 4
seharusnya tidak ada gelembung yang terbentuk. Tetapi, pada
percobaan kami terbentuk sedikit gelembung. Hal ini terjadi
karena air yang bertugas memanaskan tabung reaksi sudah
tidak bersuhu 300 keatas sehingga data yang diperoleh tidak
akurat.

Berikut adalah saran agar praktikum ini berjalan sesuai dengan


teori:

Air adalah medium reaksi. Jika kadar air cukup, maka reaksi
lebih cepat berjalan. Jadi tambahkan air dengan cukup saat
membuat ekstrak hati.

Tingkat kelarutan ekstrak hati berpengaruh terhadap


kecepatan penguraian peroksida. Maka buatlah ekstrak hati
sehalus mungkin.

Enzim katalase terdapat di dalam sel-sel hati. Jika jumlah


enzim meningkat, maka reaksi juga berjalan lebih cepat. Jadi
tambahkan porsi hati lebih banyak.

Jika kadar perosida sedikit, maka gelembung yang


dihasilkannya juga sedikit. Agar gelembung yang dihasilkan
lebih banyak, tambahkan sedikit lagi peroksida. Tapi ingat,
ekstrak hati yang dibuat harus cukup.

BAB VI
PERTANYAAN
1. Tulislah reaksi kimia yang terjadi!

2H2O2 >2H2O + O2

2. Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?


Enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi
H2O dan O2. Ini ditunjukkan dari gelembung dan nyala api yang
terbentuk, gelembung merupakan uap air dan nyala api terjadi karena
adanya oksigen, H2O dan O2 merupakan produk dari H2O2.
Semakin banyak kadar H2O2 maka semakin cepat kerja enzim, ini
ditunjukkan dari waktu terbentuknya gelembung, semakin banyak
kadar H2O2 maka semakin cepat gelembung terbentuk.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi D.A dkk. 2012. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Aeni. 2009. Laporan Praktikum: Kerja Enzim Katalase. Jember :
Prodi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas
Muhamadiyah
http:// skulwork-nytha.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-
a.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-
mempengaruhi-kerja-enzim.html

Anda mungkin juga menyukai