BIOLOGI
KERJA ENZIM KATALASE
Disusun oleh:
Nama : Ayunin Novania
No. Urut : 4
Kelas : XII MIPA 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suata reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk
hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan
energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur
struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat - zat atau senyawa - senyawa baik
yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa
senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi
pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan
enzim.
Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan
energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu
reaksi kimia didalam tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu
tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam
misalnya substansi substansi genetik yang dibawa oleh masing masing enzim.
Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim, dan
memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan percobaan
sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh(sample).
B. Tujuan Penelitian
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase dan hasil
penguraiannya.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim?
D. Batasan Masalah
Kami hanya membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.
E. Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga
memiliki ciri ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh
suhu dan derajat keasaman lingkungannya.
2
F. Variabel
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Enzim
Menurut Syamsuri metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan
sebagai pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak
ikut bereaksi.
B. Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam asam amino. Kebanyakan
enzim berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari
molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan
sisi aktif (active side).
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam amino. Bagian protein
bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi,
tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa senyawa kompleks disebut
konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat,
niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
3
7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-
senyawa itu menjadi senyawa semula.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.
B. Tempat Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 7 Banjarmasin.
C. Waktu Penelitian
Percobaan dilaksankan pada hari Senin, 21 September 2015.
4
9. Larutan H2O2
10. Es batu
11. Kaki 3
12. gelas kimia
13. Pisau
E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan tabung reaksi A, B, C, D, dan E.
2. Mencincang hati ayam dengan pisau / cuter / silet sehingga menjadi potongan kecil-kecil
kemudian menambahkan beberapa tetes air agar mudah dimasukkan ke dalam tabung.
3. Mengisi tabung reaksi masing-masing tabung A, B, C, D, dan E dengan cincangan hati ayam
hingga ketinggian 1,5 cm.
4. Mendinginkan lebih dahulu hati ayam pada tabung E pada es batu.
5. Memanaskan lebih dahulu hati ayam pada tabung Dpada air mendidih kemudian di
dinginkan.
6. Melakukan urutan langkah pengujian sebagai berikut:
a. Tabung A + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan dan mengamati
kemunculan gelembung gas. Membuka dengan segera ibu jari dan melakukan uji nyala api
dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
b. Tabung B + 10 tetes NaOH baru kemudian + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu
jari kanan kemudian mengamati kemunculan gelembungg gas, Membuka dengan segera ibu
jari dan melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
c. Tabung C + 10 tetes HCl + 6 tetes H2O2 dan segera menutupnya dengan ibu jari kanan
kemudian mengamati kemunculan gelembungg gas. Membuka dengan segera ibu jari dan
melakukan uji nyala api dengan memasukkan bara lidi api dalam tabung.
7. Mengisikan hasil percobaan pada tabel pengamatan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
5
+ = sedikit gelembung
- = tidak ada gelembung
BAB V
PEMBAHASAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai
berikut :
2H2O2 -> 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase.
Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2
menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul
nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara
yang sangat sedikit dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api.
Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah
rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
6
1. pada perlakuan manakah pembentukan gelembung paling banyak? mengapa
demikian?
2. gas apakah yang terbentuk pada reaksi tersebut?
3. bagaimana keadaan bara api padatiap-tiap tabung reaksi? mengapa demikian?
4. faktor apakah yang mempengaruhi kerja enzim katalase? Jelaskan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan Oksigen
(O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja pada suhu diatas 500C, dan pada kondisi
asam maupun basa.
B. Saran
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang
mempengaruhi kerja enzim.
2. Dibutuhkan alat alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan kami lebih akurat.
BAB V
PERTANYAAN
H2O2 besifat korosif dan sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan-
bahan anorganik yang tidak dibutukan bagi tubuh.
3. Apa yang anda ketahui tentang katalase, dimanakah dibuat dalam sel?
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Enzim katalase
dihasilkan di bagian mikro tepatnya peroksisom.
7
Gelembung gas yang terbentuk adalah gelembung hydrogen.Gelembung gas ini
terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami
oksidasi.Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaks ielektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen sebagaiberikut.
HCl(aq) -> H+(aq)+Cl-(aq)
Reaksireduksi:2H+(aq)+2e- H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
a. Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung
pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi
bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka
pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat, diperlukan adanya kontak antara enzim
dengan substrat.Kontak ini terjadi pada suatu tempat atau bagian enzim yang disebut bagian
aktif.Pada konsentrasi substrat rendah, bagian aktif enzim ini hanya menampung sedikit
substrat.Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat berhubungan
dengan enzim pada bagian aktif tersebut.Dengan demikian, konsentrasi kompleks enzim
substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi.Namun
dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi susbstrat tidak menyebabkan bertambah
besarnya konsentrasi kompleks enzim substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak
bertambah besar.
c. Suhu
Oleh karena reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu rendah reaksi kimia
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian
aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi
berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan
reaksi.
Peningkatan suhu meningkatkan reaksi enzim yang terkatalisis dan yang tidak
terkatalisis dengan cara meningkatkan energi kinetic dan frekuensi tubrukan dari besarnya
molekul. Bagaimanapun energy panas dapat meningkatkan energy kinetic dari enzim ke titik
yang mana kelebihan energy pelindung untuk dapat mengganggu interaksi non-kovalen yang
berfungsi mengatur struktur tiga dimensi dari enzim.Cincin polipeptida kemudian mulai
terbuka atau terdenaturasi, yang disertai dengan pengurangan kecepatan dari aktivitas
katalisis.Pada temperatur tertentu sebuah enzim berada dalam keadaan stabil, konformasi,
kompetensor katalisis tergantung suhu normal sel, yang mana enzim itu berada.Enzim pada
umumnya stabil pada temperatur 45-55oC.Sebaliknya, enzim pada mikroorganisme
termofilik yang berada pada sumber mata air panas gunung berapi, atau pada lubang
hidrotermal bawah laut dapat stabil pada suhu kurang lebih 100oC.
d. Pengaruh Ph
8
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya.Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif, atau ion bermuatan ganda.
Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian
aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping pengaruh terhadap
struktur ion pada enzim, pH rendah, atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya
proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktifitas enzim. Terdapat suatu
nilai pH tertentu atau daerah pH yang dapat menyebabkan kecepatan reaksi paling tinggi.pH
tersebut dinamakan pH optimum.
e. Pengaruh Inhibator
1. Hambatan Reversibel
Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi dinamakan inhibitor.Hambatan
terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena
hambatan tersebut merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi pada
tubuh.Disamping itu hambatan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme
kerja enzim.Hambatan reversible dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak
bersaing.
a. Hambatan bersaing
Disebabkan karena adanya molekul yang mirip dengan substrat, yang dapat pula
membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor. Pembentukan kompleks enzim
inhibitor ini sama dengan pembentukan kompleks enzim substrat,
yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan
demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif
enzim.Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor
bersaing menghalangi terbentuknya kompleks enzim substrat dengan cara membentuk
kompleks enzim inhibitor yang tidak dapat membentuk hasil reaksi P. Dengan demikian
adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks enzim
substrat dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.
2. Hambatan Irreversibel
Hambatan irreversible ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversible
dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk
enzim.Dengan demikian mengurangi aktivitas katalitik enzim tersebut.
a. Konsentrasi Ion Hidrogen
Kecepatan dari hampir semua reaksi enzim yang terkatalisis menunjukkan ketergantungan
yang signifikan dari konsentrasi ion hydrogen.Kebanyakan enzim intraseluler menunjukkan
aktivitas optimal pada nilai pH 5 dan 9.Hubungan dari aktivitas konsentrasi ion H
9
menunjukkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH yang tinggi dan rendah serta
efek pada enzim, substrat, atau keduanya.
b. Ion Logam
Ion-ion logam, yang menjalankan peranan katalitik dan structural pada lebih seperempat
dari semua enzim yang dikenal dapat pula mengisi peranan pengatur, khususnya bagi reaksi
dimana ATP merupakan substrat. Kalau kompleks ATP ion logam tersebut merupakan
substrat, aktifitas maksimal secara khas akan terlihat pada rasio molar ATP terhadap logam di
sekitar satu. Kelebihan logam atau kelebihan ATP merupakan hambatan karena senyawa-
senyawa nukleosida di dan trifosfat membentuk kompleks yang stabil dengan kation-kation
dwi-valensi, konsentrasi intraseluler nukleotida dapat mempengaruhi konsentrasi intraseluler
ion-ion logam bebas dan dengan demikian mempengaruhi pula aktivitas enzim-enzim
tertentu.
c. Efektor Alosterik
Aktivitas katalitik enzim-enzim pengatur tertentu diatur oleh efektor alosterik berbobot
molekul rendah yang umumnya tanpa atau mempunyai sedikit kemiripan structural dengan
substrat ataupun koenzim bagi enzim yang diatur itu.Inhibisi umpan balik merupakan istilah
yang mengacu pada penghambatan aktivitas suatu enzim dalam lintasan biosintesis oleh
produk akhir dari lintasan terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chambell jilid 3
2. Buku Biologi Kelas XII. Erlangga
3. www.himawari.blogspot.com
4. www.biologiterlengkap.blogspot.com
10