Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ENZIM KATALASE

Pembimbing :

Ibu Tutuk Priastuti S. Pd

Disusun oleh :

Kelompok 7 XII IPA 3

Rheno Fadlilah Marwandi (26)

SMAN 2 BOJONEGORO

JL. HOS. Cokroaminoto Np. 9, Ledok Kulon Tiga, Ledok Wetan, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoo, Jawa Timur 62115.
Website:http://sma2bojonegoro.sch.id/html/index.php
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.  Atas segala nikmat yang telah
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya.
Penyelesaian laporan ini menjadi salah satu tugas dalam mata pelajaran biologi. Oleh
karena itu, penyusun laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca tentang beberapa hal yang dibahas dalam laporan ini.
Ucapan terima kasih penulis diucapkan kepada  guru pembimbing yang selalu
memberi banyak masukan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum terbilang dalam kata sempurna karena,
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada pembuatan laporan yang
selanjutnya.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi.
Kumpulan metabolisme memerluan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Enzim adalah
suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur peubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologi. Tentunya dalam melakukan kerjanya enzim memiliki beberapa faktor
penghambat seperti pH, suhu, konsentrasi enzim dan inhibitor.
pH memengaruhi laju reaksi enzim dalam bekerja. Menurut teori perubahan kondisi
asam dan basa disekitar enzim memengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat
menyebabkan denaturai enzim. Sehingga enzim tidak dapat bekerja pada kondisi yang terlalu
asam ataupun kondisi yang terlalu basa. Sedangkan suhu optimum suatu reaksi adalah 40°C.
Dalam praktikum ini saya membuktikan pengaruh derajat keasaman dan suhu dalam kerja
enzim dan pengaruh enzim sebagai biokatalisator.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut
1. Apakah enzim berpengaruh dalam laju reaksi?
2. Apakah cara kerja enzim dipengaruhi oleh derajat keasaman?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh pH dalam kerja enzim.
2. Untuk mengetahui kerja enzim sebagai biokatalisator.
1.4 Hipotesa
Hipotesa sementara yang diajukan adalah Ya, enzim dapat mempercepat laju reaksi dan
cara kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1.5 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini diperoleh melalui
1. Eksperimen untuk memperoleh data.
2. Studi pustaka untuk memperoleh informasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enzim
Enzim adalah senyawa kimia berupa protein yang berperan sebagai
biokatalisator, di mana bio adalah makhluk hidup dan katalis adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi. Sederhananya, enzim adalah katalis yang membantu
mempercepat reaksi biologis. Fungsi enzim adalah untuk mempercepat reaksi
biologis, tanpa ikut bereaksi.

2.1.1 Struktur enzim

Struktur enzim terdiri atas sisi aktif, yang merupakan tempat menempelnya
substrat atau senyawa yang akan diubah oleh enzim.  Nantinya, substrat ini akan
mengalami reaksi kimia oleh enzim membentuk suatu produk atau hasil reaksi.

Apoenzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein dan


merupakan  jenis yang paling mendominasi dari semua struktur enzim yang ada.
Sifatnya  labil atau mudah berubah, serta kerjanya dipengaruhi oleh suhu dan pH.
Sementara itu, kofaktor merupakan enzim yang tersusun atas senyawa nonprotein.

Kofaktor enzim dibedakan menjadi dua, yaitu kofaktor organik, seperti


vitamin, flavin, atau hem, dan kofaktor anorganik, seperti ion-ion logam Mg2+, Mn2+,
atau Cu+. Ion-ion logam ini berfungsi sebagai pusat katalisis primer, tempat mengikat
substrat, dan stabilisator agar enzim tetap aktif.

Berdasarkan kekuatan ikatannya terhadap enzim, kofaktor organik dibedakan


lagi menjadi dua, yaitu koenzim dan gugus prostetik. Koenzim adalah gugus yang
ikatannya nggak kuat dan mudah untuk didialisis. Tugasnya memindahkan zat kimia
dari satu enzim ke enzim lain. Contohnya, FADH, NADH, dan Vitamin B. Sementara
itu, gugus prostetik adalah gugus yang terikat kuat pada enzim dan nggak mudah
terurai dalam larutan. Contohnya FAD. 

1.1.2 Faktor memengaruhi enzim


Suhu

Sebagian besar enzim bekerja optimal di suhu tubuh normal. Masing-masing


enzim mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda. Pada umumnya enzim bekerja
optimum pada suhu 400C. Apabila suhu di lingkungan enzim sedikit menurun, maka
efektifitas enzim cenderung akan melambat. Kondisi ini terjadi karena energi kinetik
yang rendah, sehingga mereka bergerak lambat dan tidak sering bertabrakan.
Sedangkan jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi, maka enzim beresiko
mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang mengakibatkan
enzim rusak dan tidak dapat menjalankan fungsinya. Sisi aktif tidak akan lagi
mengikat ke substrat maka tidak aka nada reaksi yang terjadi.

Derajat Keasaman (pH)

Seperti halnya suhu, enzim akan bekerja optimum pada kondisi pH tertentu.
Pada umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat beberapa
pengecualian, sebagai contoh enzim pepsin bekerja optimum pada pH = 2 di lambung
untuk memecah protein menjadi pepton.

Konsentrasi Substrat

Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi
substrat. Ketika konsentrasi substrat semakin banyak kerja enzim akan menurun,
sehingga dibutuhkan penambahan enzim untuk mengatasinya.

Konsentrasi Enzim

Konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzim berbanding lurus, artinya laju
reaksi enzim akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya penambahan
konsentrasi enzim.

Aktivator

Zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu mampu meningkatkan kerja enzim.
Contohnya, logam alkali, logam alkali tanah, Co, Mg, Mn, dan Cl.

Inhibitor

Inhibitor adalah senyawa yang mampu menghambat kerja enzim. Inhibitor


menyebabkan aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara
optimal. Terdapat 2 macam inhitor, yaitu :
 Inhibitor kompetitif, merupakan suatu senyawa kimia yang menyerupai struktur
substrat dan akan bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim. Apabila
sisi aktif enzim sudah ditempati oleh inhibitor kompetitif dari substrat maka substrat
tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.
 Inhibitor non kompetitif, adalah suatu senyawa kimia yang menghambat kerja enzim
dengan cara melekat pada bagian selain sisi aktif enzim yaitu sisi alosterik.
Pengikatan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sisi aktif enzim, akibatnya
substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.

2.2 Enzim Katalase

Enzim katalase berguna untuk mencegah akumulasi peroksida dan melindungi


organel seluler dan jaringan dari kerusakan oleh peroksida, yaitu zat yang terus
diproduksi oleh berbagai reaksi metabolik.
Enzim katalase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi di mana hidrogen
peroksida diurai menjadi air dan oksigen. Senyawa hidrogen peroksida ini merupakan
salah satu produk uraian dari setiap sel yang menggunakan oksigen sebagai sumber
energi dalam proses metabolisme. Enzim katalase ini ada di dalam tubuh tiap
organisme yang menggunakan oksigen. Pada mamalia, seperti manusia, enzim ini
terutama ditemukan di hati.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian : Laboratorium biologi SMAN 2 Bojonegoro
Waktu penelitian : 2 September 2021
3.1 Variabel
1. variabel kontrol : H2O2, ekstrak hati ayam
2. variabel bebas : NaOH, HCl, NaCl
3. variabel respon : banyak gelembung dan percikan api
3.2 Alat
 Rak dan tabung reaksi  Kertas koran
 Pipet tetes  Lilin
 Gelas beker 2 buah  Korek api
 Lidi yang dipotong
 Kertas tisu

3.3 Bahan

 Ekstrak hati ayam segar  H2O2

 Air panas  HCl

 Es batu  NaOH

3.4 Cara Kerja


1. Letakkan kertas koran di atas meja percobaan sebagai alas
2. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi A, B, C, D, dan E (masing-masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi)
3. Tambahkan HCl sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian ukur pH
lautan
4. Tambahkan NaOH sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi C, kemudian ukur pH
larutan.
5. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas, kemudian ukur
suhunya.
6. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beker yang berisi air panas, kemudian ukur
suhunya.
7. Siapkan larutan H2O2 pada tabung reaksi I, II, III, IV, V (masing-masing setinggi 0,5
cm tabung reaksi)
8. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I ke dalam ekstrak hati ayam pada tabung reaksi A
dan segera lakukan uji gelembung gas dengan menggunkaan lidi yang membara
9. Dengan langkah yang sama lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B, III terhadap C,
IV terhadap D, dan V terhadap E.
10. Catatlah hasil pengamatann anda ke tabel
11. Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung dengan sabun.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tabel hasil pengamatan
Tabel Perlakuan Percobaan Kondisi Gelembung gas Nyala bara api Ket
1. Hati + H₂O₂ Netral +++ + 13 cm
2 Hati +HCl + H₂O₂ Asam + - 6 cm
3 Hati + NaOH + H₂O₂ Basa +++ ++ 17 cm
4 Hati + H₂O₂ Panas + + 5 cm
(dalam air panas)
5 Hati + H₂O₂ dingin +++ ++ 12 cm
(dalam es batu)

Pengisian data :

++++ = gelembung gas banyak sekali/nyala bara api besar sekali

+++ = gelembung gas banyak/nyala bara api besar

++ = gelembung gas sedang/nyala bara api sedang

+ = gelembung gas sedikit/nyala bara api kecil

- = gelembung gas tidak ada/nyala bara api tidak ada

4.2 Pembahasan

Enzim katalase dapat menguraikan H₂O₂ menjadi H₂O dan O₂. Hasil reaksi dapat
dibuktikan dengan adanya gelembung gas dan nyalanya bara api. Adanya gelembung
menandakan bahwa enzim katalase mengubah H₂O₂ menjadi H₂O. Sedangkan ketika bara
api yang menyala membuktikan bahwa H₂O₂ juga diuraikan menjadi oksigen. Dalam
percobaan diatas, dilakukan 5 perlakuan yang berbrda

1. Hati + H₂O₂
Saat hati diberi H₂O₂ terjadi gelembung-gelembung udara. Hal ini membuktikan
bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam ekstrak mengubah H₂O₂ menjadi H₂O.
Sedangkan ketika bara api yang menyala membuktikan bahwa H₂O₂ juga diuraikan
menjadi oksigen.
2. Hati + NCl + H₂O₂
Pertambahan HCl bermaksud untuk membuat keadaan ekstrak menjadi asam.
Kemudian ditambah H₂O₂ ternyata terbentuk gelembung udara lebih sedikit. Dan
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya nyala api redup dari semula. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Hati + NaOH + H₂O₂
Pertambahan NaOH bermaksud untuk membuat keadaan ekstrak menjadi basa.
Kemudian ditambah H₂O₂ ternyata terbentuk gelembung udara lebih banyak. Dan
ketika dimasukkan bara api ke dalamnya terlihat nyala api sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa enzim katalase dapat bekerja dalam kondisi basa
4. Hati + H₂O₂ ( air panas)
Hati yang didihkan kemudian ditambahi H₂O₂, ternyata tidak timbul udara dan saat
bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan
karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di hati telah rusak sehingga
tidak dapat menguraikan H₂O₂ menjadi H₂O dan O₂
5. Hati + H₂O₂(es batu)
Hati yang didinginkan kemudian ditambah H₂O₂ ternyata timbul udara dan saat bara
api dimasukkan ke dalamnya juga timbul sedang. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase dapat bekerja pada suhu dingin

4.3 Petanyaan

1. Dari percobaan yang anda lakukan, tentukan:


a. Variabel bebas
b. Variabel respon
c. Variabel kontrol

Jawaban

1. variabel kontrol : H2O2, ekstrak hati ayam


2. variabel bebas : NaOH, HCl, NaCl
3. variabel respon : banyak gelembung dan percikan api
2. Bandingakan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang menghasilkan gas
paling banyak ? jelaskan alasannya
Jawaban:
A dan e merupakan tabung yang berisi hati + H₂O₂ dan tabung E berisi hati yang
didinginkan + H₂O₂karena enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu normal
dan dibawah 0 derajat C dalam menguraikan H₂O₂
3. Bandingkan hasil reaksi tabung A, B, C, D, dan E. Manakah yang menunjukkan bara
api yang paling besar? Jelaskan alasannya
Jawaban:
A dan e karena hasil penguraian enzim katalase memunculkan O₂ sehingga memicu
terbakarnya bara pada lidi sehingga api pun muncul
4. Gas apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
Jawaban:
Gas O₂ dari penguraian H₂O₂
5. Bandingkan ukuran rata-rata gelembung gas yang dihasilkan dari tabung A, B, C, D,
dan E. Apakah perbedaan ukuran gelembung gas menunjukkan perbedaan kandungan
jumlah oksigennya?
Jawaban:
Ya, perbedaan gelembung gas menunjukkan keaktifan enzim katalase dalam
menguraikan H₂O₂ menjadi H₂O + O₂, dimana tabung dengan gelembung paling
banyak menunjukan O₂ yang terbentuk sangatlah banyak
6. Apakah fungsi enzim katalase yang terdapat pada ekstrak hati?
Jawaban:
Menguraikan H₂O₂ menjadi H₂O dan O₂ yang tidak berbahaya
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase!
 Suhu : dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi
karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu betral
 Begitu pula pada faktor pH. Enzim katalase bekerja optimal pada pH netral
8. Di dalam sel hidup, dihasilkan H₂O₂. Hasil dari bioproses apakah zat tersebut? Apa
akibatnya jika didalam tubuh terdapat banyak H₂O₂?
Jawaban:
Dapat merusak hati karena H₂O₂ besifat racun dalam tubuh karena H₂O₂dapat diubah
menjadi radikan hidroksil yang dapat menyebabkan perioksidasi lipid pada membran
sel sehinggga terjadi kerusakan sel. Apabila hati rusak, maka hati tidak dapat
menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun. Terserang penyakit dan
gangguan sepeeti:
a. Penyakit fibosis ginjal progresis
b. Akata lasia
c. Vitiligo
d. Rambut berubun
9. Selain di dalam sel hati, dimanakah enzim katalse dapat ditemukan?
Jawaban:
Tulang,membrane mukosa dan ginjal
10. Seain enzim katalase, tuliskan contoh enzim lainnya yang terlibat dalam metabolisme
dan jelsakn fungsinya masing-masing
Jawaban:
1. Enzim oksidase.
Peranannya: Enzim oksidase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mempercepat proses penggabungan oksigen atas zat / senyawa tertentu serta
melakukan proses reduksi atas oksigen sehingga akan menghasilkan air.
2. Enzim katalase.
Peranannya: Enzim katalase merupakan suatu enzim yang berperan untuk ikut
membantu mengubah senyawa hidrogen peroksida menjadi air serta Oksigen.
3. Enzim hidrase.
Peranannya: Enzim hidrase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
meningkatkan maupun mengurangi air  dari zat / senyawa tertentu tanpa harus
menguraikan zat / senyawa yang tersebut.
4. Enzim dehidrogenase.
Peranannya: Enzim dehidrogenase merupakan suatu enzim yang berperan
untuk melakukan proses perpindahan  zat / senyawa hidrogen dari suatu senyawa / zat
tertentu kepad senyawa / zat yang lain.
5. Enzim transphosforilase.
Peranannya: Enzim transphosforilase merupakan suatu enzim yang berperan
untuk memindahkan senywa / zat asam fosfat / asam ortofosfat (H3PO4) dari suatu
molekul kepada molekul  lain dengan bantuan  ion magnesium (Mg2+).
6. Enzim karbosilase.
Peranannya: Enzim karbosilase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mengubah senyawa  / zat asam organik secara bola-balik, seperti yang terjadi pada
proses perubahan  senyawa asam piruvat menjadi senyawa asetaldehida dengan
bantuan senyawa karbosilase piruvat.
7. Enzim desmolase.
Peranannya: Enzim desmolase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu perpindahan atau penggabungan ikatan suatu  karbon seperti yang terjadi
pada proses perubahan aldolase kedalam pemecahan fruktosa sehingga menjadi
gliseraldehida serta dehidroksiaseton.
8. Enzim peroksida.
Peranannya: Enzim peroksida merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu proses oksidasi zat / senyawa fenolat dengan menggunakan oksigen yang
diambil dari hidrogen peroksida.

11. Bagaimana cara kerja enzim pada umumnya?


Jawaban:

Cara kerja enzim sebagai biokatalisator dilakukan melalui percepatan reaksi


dengan cara menurunkan energi yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi kimia
di dalam sel hidup. Zat yang akan dikatalis oleh enzim disebut substrat. Substrat akan
berikatan dengan enzim pada daerah yang disebut sisi aktif. Sisi aktif pada enzim
hanya dapat berikatan dengan substrat tertentu. Oleh karena itu, enzim bekerja
sebagai spesifik dan 1 jenis enzim hanya akan terlibat dalam satu jenis reaksi saja. 
12. Jelaskan sifat-sifat enzim
Jawaban:
Enzim memiliki ukuran molekul besar.
Enzim memiliki sifat khas atau spesifik, artinya bekerja hanya sesuai substrat
sehingga hanya cocok untuk satu macam substrat saja atau sekelompok substrat yang
susunan dan fungsinya hampir sama.
Enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim tidak berubah atau tetap sebelum dan
sesudah reaksi karena enzim hanya mengubah kecepatan reaksi dan tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk.
Enzim bekerja secara bolak-balik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi
hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan.  
Enzim bersifat koloid, memiliki permukaan yang besar, dan bersifat hidrofil.
Enzim dapat bereaksi dengan senyawa asam, basa, maupun anion dan kation.
Enzim merupakan biokatalisator (mampu mengubah kecepatan reaksi) yang meskipun
dalam jumlah sedikit dapat memacu laju reaksi tanpa merubah keseimbangan reaksi.
Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein
misalnya suhu dan pH.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH, suhu, zat aktivator, inhibitor, dan konsentrasi
substrat.
13. Jelaskan komponen penyusun enzim
Jawaban:

Enzim dalam tubuh memiliki dua komponen penyusun, nih. Komponen


penyusun tersebut terdiri dari protein dan non-protein.

Apoenzim

Komponen penyusun enzim yang berupa protein dikenal dengan


istilah apoenzim. Apoenzim merupakan komponen paling dominan dalam struktur
enzim. Ternyata, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan pH, apoenzim ini tidak tahan panas.

Gugus Prostetik

Komponen penyusun enzim yang berupa non-protein dikenal sebagai gugus


prostetik. Gugus prostetik ini terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleksIon
anorganik dalam gugus prostetik dikenal sebagai kofaktor. Kofaktor berfungsi
sebagai katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion
Klor (Cl) dan Kalsium (Ca) yang bertugas mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada
mulut untuk menguraikan molekul gula kompleks.ion organik dalam gugus prostetik
disebut juga dengan koenzim. Ingat ya, namanya koenzim. Koenzim ini berfungsi
untuk memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain. Contohnya antara lain
adalah FADH, NADH, dan Vit. B.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Enzim bekerja berpengaruh pada derajat keasaman dan suhu. Pada pH yang
terlalu asam maupun basa enzim tidak dapat bekerja maksimal. Sedangkan pada suhu
yang terlalu tinggi enzim akan mengalami denaturasi

5.2 Saran
1. Menggunakan sarung tangan untuk mencegah terkenal caian H2O2
secara langsung
2. Menggunakan masker
3. Mencuci alat hingga bersih
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai