Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 2

1. M. Azam Ridwan (V8122061)


2. Faatiha Sekar Cinta Amani (V8122032)
3. Jinggha (V8122046)
4. Linda Wahyu Laras L (V8122050)
5. Miftakhul Taruna Djati (V8122055)

I. Latar Belakang Penyebab Bangsa Punah


Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu ciri khas yang
menjadikannya berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional bangsa dapat meliputi
apa yang dimiliki suatu bangsa tersebut dapat membedakannya dengan bangsa lain,
meliputi geografis, sumber kekayaan alam, agama, budaya, politik, dll. Menghadapi
identitas nasional dapat dikatakan masih kesulitan dalam menyatukan negara yang
memiliki berbagai macam etnis, budaya, dan agama.
Arus globalisasi yang sangat pesat ini dapat sangat mempengaruhi identitas
nasional dan berpotensi sebagai penyebab merosotnya nilai – nilai budaya asli bangsa.
Masyarakat cenderung mengabaikan budaya asli dan menerapkan budaya asing.
Masyarakat menganggap bahwa budaya asing modern dan budaya asli kuno. Hal
tersebut mengakibatkan krisis identitas, krisis identitas merupakan masalah yang
serius kita khawatir dengan adanya krisis identitas ini kita menjadi kurang sadar dan
menurunnya rasa cinta tanah air. Untuk mengatasi krisis identitas kita perlu
mengembangkan rasa nasionalisme, salah satunya dengan cara memakai barang –
barang buatan bangsa sendiri, diperlukan adanya pendidikan karakter yaitu
pendidikan kewarganegaraan (PKN) agar para siswa semakin mengerti tentang
identitas bangsanya, diperlukan adanya pelestarian budaya, pemerintah harus
mendanai kebutuhan – kebutuhan pelestarian tersebut agar asset budaya kita terjaga
kelestariaannya.(Trias Alwasi et al., 2021)
Sehingga dapat menarik kesimpulan bahwa identitas nasional mengalami
kemerosotan dari nilai – nilainya akibat pengaruh dari budaya asing yang masuk ke
suatu bangsa. Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan adanya strategi untuk
mempertahankan identitas nasional. Strategi untuk mempertahankan identitas nasional
dapat dilakukan dengan mengembangkan nasionalisme, Pendidikan, pelestarian
budaya, dan usaha bela negara. Idenitas nasional dianggap penting karena identitas
nasional merupakan jati diri bangsa yang merdeka, sebagai pembeda antara suatu
bangsa dengan bangsa lainnya.

II. Faktor-faktor Penyebab Bangsa Punah


Salah satu penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa
bangsa kita adalah karena telah terabaikannya “pendidikan moral” (dalam pengertian
pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.
1. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dapat menyebabkan punahnya suatu bangsa adalah
penaklukan, penggabungan dan revolusi. Salah satu faktor sosial yang dapat
membuat suatu negara punah adalah perpecahan di ranah sosial. Kita ketahui
bahwa Indonesia memiliki keberagaman, mulai dari suku, agama, dan etnis.
Karena hal itu, Indonesia memiliki kerentanan terhadap faktor sosial.
2. Faktor Internal
a. Tidak Memiliki Landasan Negara
Menurut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik
Indonesia, Salah satu faktor punahnya/hancurnya suatu bangsa adalah
tidak adanya landasan negara atau pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tidak adanya landasan negara maka tidak
akan ada hukum negara karena hukum bersumber dari landasan
negara,misalnya hukum di Indonesia bersumber atau berlandas
Pancasila.
Maka bisa disimpulkan bangsa yg tidak memiliki hukum
masyarakatnya akan bertindak sewenang-wenang dan mengakibatkan
bangsa/negara tidak stabil. Jika tidak memiliki landasan negara, maka
negara tidak memiliki tujuan, visi, misi, dan cita-cita yg ingin
diwujudkan bersama, sehingga masyarakatnya tidak berpegang pada
nilai kehidupan dan akhirnya hancur.
b. Perang Saudara
Dalam suatu negara yang punah dari segi internal dapat
disebabkan dengan adanya perang saudara atau civil war. Adanya
perang saudara atau perang yang terjadi antara masyarakat sipil dalam
suatu bangsa menjadi sebuah tanda awal perpecahan yang menjadi
penyebab punahnya suatu bangsa.
Contoh perang saudara yang pernah terjadi adalah perang saudara di
Suriah, disebabkan karena terjadinya konflik bersenjata dari berbagai
pihak yang memiliki intervensi nasional.
3. Faktor Eksternal
a. Genosida
Berdasarkan Statuta Roma dan Undang-Undang No.26 Tahun 2000
Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia pengertian genosida adalah
perilaku yang dilakukan dengan tujuan menghancurkan atau
menghilangkan sebagian bahkan seluruh kelompok suku bangsa, ras,
etnis, agama dengan cara membunuh anggota kelompok. Perilaku
genosida dapat mengakibatkan berbagai hal diantaranya yaitu :
a) Penderitaan baik secara fisik ataupun secara mental terhadap
anggota kelompok
b) Kondisi kehidupan kelompok yang menciptakan kemusnahan
secara fisik baik secara sebagian ataupun seluruhnya
c) Tindakan pencegahan kelahiran dalam kelompok
d) Pemindahan secara paksa anak-anak dari suatu kelompok ke
kelompok yang lain
4. Faktor Alam
Faktor alam dapat mengakibatkan kepunahan sebuah bangsa bisa
terjadi karena bencana alam misalnya, tsunami, gunung meletus, gempa bumi
dan lain sebagainya. Hal ini memang sulit dihindari, namun kita dapat
meminimalisir dampak dari faktor alam tersebut. Salah satu dampak yang
dikhawatirkan dan mempunyai ancaman besar adalah pemanasan global
karena akan menyebabkan perubahan iklim.
5. Faktor Ekonomi
Punahnya bangsa dapat disebabkan adanya pengaruh ekonomi,
contohnya inflasi atau penurunan nilai mata uang. Dengan tingginya angka
inflasi pada suatu negara maka dapat mempengaruhi dan menggangu pasokan
kebutuh pokok dalam suatu negara. Disamping hal itu, bank negara tetap
melakukan pencetakan mata uang untuk mendanai anggaran negara. Sehingga,
harga kebutuhan pokok melonjak secara drastis yang mengakibatkan krisis
pada suatu penduduk dalam negara. Krisis tersebut memberikan dampak yang
begitu mempengaruhi karena mengakibatkan dampak angka pengangguran
naik secara drastis dan pelayanan publik menjadi lumpuh.

III. Pendapat Para Ahli


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan
kehadiran yang mengandung unsur bertahan.
Sedangkan menurut Abidin Zaenal (2007:16), “Eksistensi adalah suatu proses
yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu
sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi
eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan
mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan
dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”.
Jean Paul Sartre sebagai seorang filosof dan penulis Prancis mendefinisikan,
“Eksistensi kita mendahului esensi kita”, kita memiliki pilihan bagaimana kita ingin
menjalani hidup kita dan membentuk serta menentukan siapa diri kita. Esensi manusia
adalah kebebasan manusia.

IV. Contoh Bangsa Punah


Punahnya suatu Negara dapat disebabkan oleh adanya Perang Saudara atau
civil war. Contohnya, perang saudara di Suriah, dimana terjadi sebuah konflik
bersenjata berbagai pihak dengan intervensi internasional.
Punahnya suatu Negara karena genosida contohnya adalah Holokaus, yang
dipimpin oleh Adolf Hitler. Dimana Holokaus itu adalah genosida yang dilakukan
terhadap kira-kira 6 juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu
program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dan
berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Dari 9 juta Yahudi yang
tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar 2/3 nya tewas.
Punahnya suatu Negara karena faktor ekonomi. Contohnya adalah Zimbabwe,
yang pada juni 2015, nilai tukar mata uang US$ 1 Setara 35 Ribu Triliun, sehingga
Zimbabwe memutuskan untuk sama sekali menghapus mata uang lokal itu dari sistem
pembayaran dalam negeri. Setiap warga negara diharuskan menukarkan dolar
Zimbabwe miliknya dengan dolar Amerika Serikat. Dengan tingginya angka inflasi
dan ditengah terganggunya pasokan kebutuhan pokok, bank sentral tetap mencetak
mata uang lokal untuk mendanai defisit anggaran. Alhasil, harga-harga melonjak
tinggi. Krisis juga menyebabkan angka pengangguran naik tinggi dan layanan publik
lumpuh.

V. Cara Menjaga Eksistensi Bangsa


Cara menjaga eksitensi bangsa yaitu dapat dilakukan dengan menanamkan
pendidikan moral sejak dini dan harus di kelola secara serius. dilaksanakan dengan
perencanaan yang matang dan program yang berkualitas. Misalnya dengan jumlah
jam pelajaran yang memadai, teknik dan pendekatan proses pembelajaran yang
berkualitas. Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik, niscaya generasi akan
memiliki moral yang baik, akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, empati, dan
tanggung jawab.
Uraian tersebut menggambarkan betapa pentingnya pendidikan nilai moral
bagi generasi penerus bangsa. Pendidikan nilai moral/agama sangat penting bagi para
remaja sebagai generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas
hidup meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta sejahtera.
(Nawawi Ahmad, 2011)
Menurut Erisa (2019) mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan nilai memiliki fungsi sebagai sarana dalam penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta diharapkan akan tebentuk
sebuah kepribadian, watak atau karakter yang baik sesuai nilai-nilai luhur Pancasila
yang kemudian dapat realisasikan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga tercipta masyarakat yang aman dan damai. Dengan demikian, Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan sarana yang tepat dalam hal menginternalisasikan nilai-
nilai Pancasila sebagai karakter bangsa.
Selain itu, eksistensi bangsa juga dapat dijaga dengan cara melakukan
pelestarian budaya dan bahasa bangsa. Telah kita ketahui bahwa di jaman sekarang
ini, arus globalisasi semakin kencang. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi
memang membawa banyak dampak, salah satunya terhadap eksistensi bangsa.
Apabila kita tidak melakukan pelestarian terhadap budaya dan bahasa bangsa, maka
kita dapat terbawa ke arus negatif globalisasi.(Widiatmaka Pipit, 2022)
Selanjutnya, untuk menghindari bangsa dari kepunahan dapat dilakukan
dengan cara menumbuhkan kesadaran politik bangsa. Menurut Surbakti (2007:144),
kesadaran politik bangsa merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara yang tumbuh dari semangat nasionalisme sebagai penentang terhadap
penjajahan. Dengan demikian, maka eksistensi bangsa setidaknya sudah mulai
terbentuk dan selanjutnya dapat kita jaga.(Hendrastomo, 2007)

DAFTAR PUSTAKA

Hendrastomo, G. (2007). Nasionalisme vs Globalisasi “Hilangnya” Semangat Kebangsaan dalam


Peradaban Modern. In Hilangnya’ Semangat Kebangsaan DIMENSIA: Vol. I (Issue 1).
Nawawi Ahmad. (2011). PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI MORAL BAGI GENERASI PENERUS.
Trias Alwasi, F., Anggraeni Dewi, D., & Fuji Furnamasari, Y. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara Di Era
Globalisasi. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya Menjaga Eksistensi Pancasila Dalam
Kehidupan Berbangsa-Negara Di Era Globalisas, 5, 7491–7496.
Widiatmaka Pipit. (2022). STRATEGI MENJAGA EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI
IDENTITAS NASIONAL DI ERA DISRUPSI.
RI B. BPIP :: Resiko Negara Tidak Memiliki Dasar Negara. BPIP :: Resiko Negara Tidak Memiliki Dasar
Negara. Published 2021. Accessed February 26, 2023. https://bpip.go.id/berita/991/839/resiko-negara-
tidak-memiliki-dasar-negara.html


 

Anda mungkin juga menyukai