Anda di halaman 1dari 2

Bencana merupakan kejadian yang tidak dapat terelakkan.

Bencana dapat disebabkan


oleh faktor alam maupun manusia. Bencana yang diakibatkan oleh manusia diantaranya yaitu
kebakaran. Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara umum faktor-faktor yang
menyebabkan kebakaran yaitu faktor manusia dan faktor teknis (Ramli, 2010). Banyak orang
masih menyepelakan pemasangan proteksi kebakaran padahal dampak kebakaran akan semakin
parah apabila tidak adanya sistem proteksi kebakaran yang memadai. Bahaya kebakaran
merupakan bahaya yang besar dan serius karena dampak yang ditimbulkan sangat besar, bisa
berupa kerugian materil, moril bahkan korban jiwa.

Dilansir dari CNN Indonesia, sebanyak 17.768 kasus kebakaran terjadi di Indonesia
sepanjang 2021, dengan 5.274 kasus di antaranya diakibatkan oleh arus pendek aliran listrik.
Penataan ruang dan minimnya prasarana penanggulangan bencana kebakaran juga berkontribusi
terhadap timbulnya kebakaran, khususnya kebakaran kawasan industri dan permukiman
(Nugroho, 2010). Minimnya sarana proteksi kebakaran akan semakin memperparah dampak
yang diakibatkan

Pengertian kebakaran menurut Adzim, Hebbie Ilma (2013) adalah nyala api baik kecil
maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan
dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Nyala api disebabkan beberapa unsur diantaranya
panas, oksigen, dan bahan mudah terbakar yang menghasilkan panas dan cahaya. Kebakaran
dapat terjadi kapan dan dimana saja, tidak mengenal waktu akan terjadinya bencana tersebut.

Industri, khususnya yang menggunakan bahan yang mudah terbakar dan terdapat proses
kerja yang berpotensi menimbulkan kebakaran memiliki tingkat risiko kebakaran yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perkotaan, pemukiman dan tempat umum. Untuk itu Undang-
undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja telah mengatur bahwa setiap tempat
kerja harus melakukan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang sehat dan selamat, termasuk
dari bahaya kebakaran.

Kerugian yang dialami apabila kebakaran terjadi di suatu industri sangat besar karena
menyangkut nilai aset yang tinggi, proses produksi dan peluang kerja (Ramli, 2010). Besarnya
kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran menuntut berbagai pihak terutama pihak pengelola
suatu industri untuk melakukan usaha pencegahan dan penanggulangan untuk mengurangi
kerugian tersebut. Usaha tersebut antara lain adalah dengan membuat sistem proteksi kebakaran
yang mencakup sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran, sarana penyelamatan jiwa,
serta manajemen proteksi kebakaran.

PT. Madusari Nusaperdana merupakan industri pengolahan makanan berbahan baku


daging sapi dan ayam dengan hasil olahan berupa sosis dengan merek “kimbo”. Perusahaan
tersebut memiliki potensi terjadinya kebakaran yang menurut permenaker 186/MEN/1999
termasuk dalam kelas kebakaran sedang 3. Selain itu terdapat proses kerja yang dapat
menimbulkan kebakaran, misalnya kegiatan pematangan sosis menggunakan mesin boiler. Untuk
itu sangat diperlukan suatu sistem proteksi kebakaran untuk mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran di perusahaan tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi diadakan kegiatan
Project Based Learning dengan mengevaluasi sistem manajemen penanggulangan kebakaran dan
sistem proteksi kebakaran di PT. Madusari Nusaperdana yang kemudian akan dibandingkan
dengan peraturan atau regulasi yang masih berlaku.

Anda mungkin juga menyukai