Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Penyebab Kecelakaan Kerja, Akibat Kecelakaan Kerja Pencegahan Dan


Penanggulangan Kecelakaan Kerja

Dosen Pangampu :

Drs. Putut Hargiyarto M.Pd.

Disusun oleh:

Silvia Sianipar NIM. 19539144013 Angkatan 2019


Arima Fidayanto NIM. 19539141006 Angkatan 2019
Khurnia Kasih NIM. 19539141011 Angkatan 2019
M Yoga P NIM. 19539144009 Angkatan 2019

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang tidak diharapkan dan tidak
terduga. Tidak terduga artinya peristiwa tersebut terjadi bukan merupakan hasil suatu
perencanaan. Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi
di perusahaan dimana kecelakaan tersebut sering menimpa para pekerjanya dan
menyebabkan keparahan tingkat luka pada fisik pekerja.
Perkembangan industri yang sangat pesat dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi menyebabkan meningkatnya penggunaan peralatan mesin serta bahan-
bahan kimia dalam proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk
atau jasa dengan kualitas baik agar dapat bersaing di pasaran. Namun, pesatnya
perkembangan industri dan kemajuan dibidang IPTEK dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada keselamatan dan kesehatan para pekerja di perusahaan, seperti
bertambahnya sumber bahaya, dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
Menteri ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mengatakan kasus kecelakaan
kerja mengalami peningkatan. Dia mencatat pada 2019 jumlah kecelakaan kerja
114.000 kasus kecelakaan. Sementara di 2020 menjadi 177.000 kasus kecelakaan.
Angka tersebut dihitung berdasarkan jumlah klaim yang diajukan oleh pekerja yang
mengalami kecelakaan kerja, artinya angka kecelakaan kerja yang sesungguhnya jauh
lebih besar, karena belum semua pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Sehingga, berdasarkan data tersebut, semua dituntut untuk lebih serius dalam
menerapkan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Keselamatan kerja
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak
perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan aman, nyaman dan selamat. Pekerja yang merasa aman, nyaman
dan selamat saat bekerja di tempat kerja akan mendorong tercapainya hasil kerja yang
lebih baik. Perusahaan perlu mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap dampak
kecelakaan kerja yang menyebabkan keparahan tingkat luka pada pekerja diperusahaan.
Setelah mengetahui faktor yang mempengaruhi keparahan tingkat luka pekerja, maka
perusahaan perlu melakukan berbagai tindakan perbaikan atau kebijakan sebagai upaya
dalam menurunkan tingkat keparahan luka yang akan dialami pekerja apabila terjadi
kecelakaan kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja?
2. Apa saja penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
3. Apa saja akibat terjadinya kecelakaan kerja?
4. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya kecelakaan kerja?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kecelakaan kerja.
2. Mengetahui apa saja penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
3. Mengetahui apa saja akibat terjadinya kecelakaan kecelakaan kerja.
4. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya kecelakaan kerja.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Hukum
1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 yang menyatakan:
"Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.”
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
3. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi NO: PER.01/NEN/1981 tentang
penyakit-penyakit akibat kerja yang perlu dilaporkan.
4. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.per 02/Men/1980 tentang
pemeriksaan tenaga kerja dalam menyelenggarakan keselamatan kerja.
B. Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut Ramli (2010) klasifikasi kecelakaan berdasarkan tingkat keparahan
suatu kejadian kecelakaan yaitu tidak signifikan, kecil/ringan, sedang, berat,
bencana.
1. Tidak Signifikan, yaitu kejadian yang tidak menimbulkan kerugian harta benda
perusahaan atau cedera pada tenaga kerja.
2. Kecil, yaitu kejadian kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera ringan dan
kerugian harta benda yang sifatnya ringan serta tidak menimbulkan dampak yang
serius terhadap kelangsungan proses produksi.
3. Sedang, yaitu kejadian kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera berat sehingga
perlu dibawa kerumah sakit akan tetapi tidak menimbulkan kecacatan yang tetap
serta menimbulkan kerugian harta benda yang sifatnya sedang.
4. Berat, yaitu kejadian kecelakaan kerja yang menimbulkan cedera yang parah dan
cacat tetap pada korban, serta menimbulkan kerugian harta benda yang besar dan
menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan proses produksi
5. Bencana, yaitu kejadian kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban meninggal
dunia dan menimbulkan kerugian yang parah bahkan dapat menghentikan kegiatan
proses produksi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda (Permenaker
No. 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semula kejadian yang
tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera,
kesakitan, kerusakan atau kerugian lainya (Standar AS/NZS 4801:2001). Dengan kata
lain, kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa/kejadian yang tidak dikehendaki yang
berpotensial menyebabkan cidera hingga menimbulkan korban manusia dan harta
benda pada saat bekerja.
B. Penyebab kecelakaan kerja
1. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat.
Faktor yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat
diakibatkan oleh 4 faktor penyebab utama (Husni:2003) yaitu :
a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan,keterampilan, dan sikap.
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu: Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya
karena metode kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak
sesuai dan sebagainya; Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman
dari keberadaan mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna
2. Teori penyebab kecelakaan kerja
a. Teori Domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut
Heinrich, 88% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari
manusia (unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak
berkaitan dengan kesalahan manusia, yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak
aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir Tuhan. Heinrich
menekankan bahwa kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh kekeliruan atau
kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi
yang tidak aman akan terjadi bila manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini
lebih jauh disebabkan karena faktor karakteristik manusia itu sendiri yang
dipengaruhi oleh keturunan (ancestry) dan lingkungannya (environment).

Gambar 1 Teori Domino Heinrich

Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan
kondisi tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich
menyatakan bahwa rantai batu tersebut diputus pada batu ketiga sehingga
kecelakaan dapat dihindari.
Konsep dasar pada model ini adalah:
1) Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang
berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
2) Penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
3) Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja.
4) Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia.
b. Teori Bird & Loftus
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich,
yaitu adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi
melihat kesalahan terjadi pada manusia/pekerja semata, melainkan lebih
menyoroti pada bagaimana manajemen lebih mengambil peran dalam
melakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan.
Gambar 2 Teori ILCI Bird & Loftus

c. Teori Swiss Cheese


Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap
komponen yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses
dapat dilukiskan sebagai “lubang” dalam setiap lapisan sistem yang berbeda.
Dengan demikian menjelaskan apa dari tahapan suatu proses produksi tersebut
yang gagal.

Gambar 3 Teori Swiss Cheese

C. Akibat kecelakaan kerja


Akibat dari peristiwa kecelakaan kerja adalah kerugian. Kerugian yang diakibatkan
kecelakaan kerja berupa: cidera pada manusia yang dapat menyebabkan hilangnya
waktu kerja karyawan, bahkan meninggal dunia, hilangnya waktu kerja rekan kerja, dan
supervisor. Selain waktu kerja yang hilang, kerugian akibat kecelakaan kerja berupa
kerusakan properti dan terhambatnya proses produksi. Selain itu tempat kerja perlu
memberikan kompensasi terhadap karyawan yang mengalami kecelakaan. Kerugian
properti. Kerusakan properti mengakibatkan pengeluaran belanja properti, biaya
perbaikan, dan biaya yang digunakan untuk tindakan-tindakan koreksi mengalami
kenaikan. Kerugian lainnya. Kerugian lainnya berupa denda bagi perusahaan atau
tempat kerja yang menyebabkan kecelakaan kerja, proses hukum dan ditariknya
beberapa penghargaan yang pernah diterima.
D. Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja
Berikut penjelasan dari berbagai langkah upaya untuk menghindari dan
menanggulangi kecelakaan di tempat kerja menurut ILO tersebut :
1. Peraturan perundang-undangan
Suatu perusahaan perlu untuk memiliki serta memperbaiki perundangundangan
yang bermuatan hukum dan mengatur para pekerja, pengusaha, organisasi pekerja,
organisasi pengusaha, serta pemerintah. Perbaikan secara menyeluruh dan
kontinuitas dalam pembentukan atau pembuatan dan pelaksanaan undang-undang
juga memerlukan pengawasan oleh badan tertentu dalam pelaksanaan udang-
undang tersebut.
2. Standarisasi
Standarisasi harus dimiliki oleh perusahaan dalam berbagai aspek. Aneka aspek
tersebut harus baik menurut standar nasional dan internasional. Misalnya saja
seperti yang telah ditentukan pada SII (Standar Industri Indonesia), SNI (Standar
Nasional Indonesia) dan ISO (International Standarization Organization).
3. Inspeksi atau pengawasan
Inspeksi atau pengawasan ini maksudnya bahwa harus terdapat kesinambungan
dalam pengawasan secara menyeluruh yang dilakukan oleh badan tertentu baik
swasta maupun pemerintah terhadap pelaksanaan perundang-undangan oleh
pengusaha. Pemerintah membutuhkan adanya pegawai pengawas yang bertindak
sebagai pegawai teknis yang berkeahlian khusus dari departemen tenaga kerja yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Dalam pengawasan tersebut, hendaknya bersih
dari sikap dan perilaku Korupsi, Kolusi dan Korupsi atau KKN.
4. Riset teknis
Riset tekni merupakan bentuk penelitian dan penilaian teknis yang dilakukan
oleh tenaga ahli khusus dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja. Riset teknis ini meliputi sifat dan ciriciri dari bahan-bahan
berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan
diri, penelitian tentang pencegahan polusi gas dan debu atau penelaahan tentang
bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tali pengangkat dan peralatan
pengangkat lainnya.
5. Riset medis
Riset medis merupakan bentuk penelitian kesehatan, keamanan dan
keselamatan kerja yang dilakukan oleh petugas medic misalnya oleh IDI atau Ikatan
Dokter Indonesia. Riset medis yang dilakukan terutama mengenai penelitian
tentang efek-efek fisiologis dan patologis, faktorfaktor lingkungan dan teknologis,
serta keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
6. Riset psikologis
Riset psikologis merupakan bentuk penelitian terhadap aspek psikologis tenaga
kerja pada lingkungan perusahaan yang dilakukan oleh tenaga ahli pemerintah
maupun swasta. Hal ini misalnya seperti dalam riset suasana kerja, kerja yang
dipaksakan atau pekerjaan yang rentan terhadap kecelakaan.
7. Riset statistik
Riset statistik adalah penelitian terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan
kerja yang diukur secara kuantitif dan kualitatif yang hasulnya dapat dijadikan
pedoman oleh semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
8. Pendidikan
Program pendidikan dan latihan dalam rangka alih teknologi dan
pengembangan tenaga kerja bagi perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja
asing.
9. Pelatihan
Pelatihan ini berbentuk program pendidikan keterampilan, baik dengan
penyelesaian sendiri maupun melalui badan-badan lainnya.
10. Persuasi
Persuasi adalah bentuk upaya realisasi pelaksanaan keselamatan, kesehatan dan
keamanan kerja di masing-masing perusahaan yang dikomandoi sekaligus
penanggungjawabnya adalah pimpinan perusahaan.
11. Asuransi
Asuransi adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan
berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang sebagai akibat dari suatu peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga
kerja. Peristiwa tersebut dapat berupa kecelakaan kerja, sakit, bersalin, hamil, hari
tua, dan juga karena meninggal dunia.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecelakaan kerja kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa/kejadian yang tidak
dikehendaki yang berpotensial menyebabkan cidera hingga menimbulkan korban
manusia dan harta benda pada saat bekerja. Banyak factor penyebab kecelakaan kerja
mulai dari factor kesalahan manusia, kondisi material, kondisi lingkungan, sampai
system pemeliharaan mesin yang kurang sehingga mesin tidak bekerja dengan
sempurna. Terdapat berbagai teori mengenai penyebab kecelakaan kerja ini, mulai dari
teori domino yang menyebutkan kecelakaan kerja adalah 88% kesalahan manusia, 10%
keadaan lingkungan, dan 2% takdir Tuhan. Kemudian ada teori Bird & Loftus yang
menyebutkan kecelakaan bukan semata hanya kesalahan para pekerja, melainkan lebih
menyoroti peran manajemen dalam pengendalian terjadinya kecelakaan kerja tersebut.
Dan yang terakhir terdapat teori Swiss Cheese menyebutkan kecelakaan kerja terjadi
ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen yang terlibat dalam suatu
sistem produksi. Akibat dari kecelakaan kerja adalah kerugian baik untuk para pekerja
maupun untuk perusahaan, berupa cidera yang dialami para pekerja bahkan kematian,
kerusakan property, terhambatnya proses produksi, kerugian finansial dan lain
sebagainya. Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab akibat kecelakaan,
yaitu dengan mengendalikan sebab dan mengurangi akibat kecelakaan. Pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja dilakukan dengan cara menetapkan peraturan
perundang-undangan, menetapkan standarisasi, melakukan inspeksi dan pengawasan,
melakukan berbagai riset terhadap para tenaga kerja, pendidikan, pelatihan dan
menyediakan asuransi.

B. Saran
Untuk mengantisipasi terjadinya faktor risiko penyebab kecelakaan kerja perlu
dilakukan sosialisasi dan pengarahan serta pembinaan K3 yang diikuti oleh semua
pihak sebelum melakukan pekerjaan supaya setiap pekerja memiliki budaya kerja yang
aman, disiplin, dan lebih memperhatikan keselamatan kerja.
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Tim K3 FT UNY. 2014. Buku Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta. 14-23
Santia, Tira. 2021. Jumlah Kecelakaan Kerja Meningkat di 2020, Capai 177.000 Kasus
Diakses online pada 13 Oktober 2021 melalui
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4454961/jumlah-kecelakaan-kerja-meningkat-
di-2020-capai-177000-kasus
Sujoso, Anita D.P. 2012. DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
UPT Penerbitan UNEJ. Jember. 15-26
Butar-butar, Melda M. 2013. Analisis kecelakaan kerja. Repository Unair. Surabaya. 8-22

Anda mungkin juga menyukai