Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mata
kuliah PKL pada semester V Program Studi Teknik Mesin,
Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
DIDI SETIYO PANGESTU
NIM : 141211040
POLBAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
L-2
Disahkan Oleh :
Pembimbing I : Pembimbing II :
(perusahaan)
Mengetahui :
Kepala Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Bandung
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Lapangan dengan judul Analisis Vibrasi pada Turbin Uap Unit 3 PT.
INDONESIA POWER UPJP Kamojang. Didalam penyelesaian laporan ini
penulis banyak dibantu oleh beberapa pihak, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
2. Bapak Parno Raharjo, M.Pd., M.Sc., Ph.D, selaku kepala Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung.
16. Seluruh pegawai PT. INDONESIA POWER UPJP Kamojang yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
17. Keluarga tercinta, terimakasih atas segala doa dan dukungannya baik
moril maupun materil.
18. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis
L-5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................I-1
2.4 Visi, Misi, dan Motto PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.............II-14
2.4.1 Visi....................................................................................................II-14
2.4.2 Misi...................................................................................................II-14
2.4.3 Motto.................................................................................................II-14
2.4.4 Tujuan................................................................................................II-14
3.3.2.1 Frekuensi.........................................................................................III-9
3.3.2.2 Phase.......................................................................................III-10
3.3.2.7 Harmonik......................................................................................III-12
BAB IV PENUTUP............................................................................................IV-1
4.1 Kesimpulan..........................................................................................IV-1
4.2 Saran.....................................................................................................IV-2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................P-1
LAMPIRAN.........................................................................................................L-1
L-9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
sisi pemakaian akan menjadi kendala pada sisi pembangkitan, karena pembangkit-
pembangkit tenaga listrik di Indonesia relatif terbatas dan energi listrik yang
yang terus berkembang secara pesat sehingga suplai tenaga listrik menjadi
mulai gencar dilakukan, salah satu upaya tersebut adalah dengan memanfaatkan
potensi panas bumi sebagai penggerak turbin yang di-couple dengan generator
PT. Indonesia Power yang merupakan anak dari perusahaan PT. PLN yang
unit dari PT. Indonesia Power yaitu PLTP Kamojang. PT. Indonesia Power Unit
Usaha Milik Negara (BUMN) anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang
bertugas melayani salah satu kebutuhan listrik daerah Jawa dan Bali. sekaligus
merupakan tempat kerja praktik penulis selama kurang lebih satu bulan.
1
Selain rasa penasaran penulis terkait bagaimana awal mula proses
aplikatif yang akan penulis dapatkan dan sekiranya cocok untuk penulis yang
Maintenance (CBM). Tugas dari divisi CBM pada PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang adalah memonitoring kondisi dari suatu mesin atau komponen atau
generator untuk dapat menghasilkan listrik. Karena peranan turbin uap sangat
penting dalam sebuah PLTP, maka kondisi turbin uap harus selalu diperhatikan.
Salah satu cara untuk mengetahui dan mengontrol kinerja turbin uap maka
1. Apakah vibrasi pada turbin uap di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
Kamojang.
2
I.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melaksanakan praktik
(PLTP).
2. Mempelajari teknologi-teknologi dan peralatan yang digunakan pada
4. Mengetahui kondisi turbin uap dari analisis vibrasi pada turbin uap.
3
2. Data vibrasi yang dianalisis adalah data grafik Trend vibrasi bulan januari
2016 sampai dengan agustus 2016 dan
1. BAB I Pendahuluan
Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan praktik kerja lapangan, manfaat praktik kerja
4
lapangan,batasan masalah, waktu dan tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PT. INDONESIA POWER UPJP
KAMOJANG
5
Grati dan UBP Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau
Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang 8.978 MW.
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan UPJP
Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara dan merupakan Objek Vital Daerah
(OBVITDA) yang mengelola plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) yang terdiri dari tiga unit, yaitu : Unit Kamojang, Unit Darajat (Kabupaten
Garut) dan Unit Gunung Salak (Kabupaten Sukabumi), yang mempunyai
kapasitas terpasang total 140 MW, 55 MW, dan 165 MW. Namun pada tahun 2015
UBP Kamojang telah berganti nama menjadi Unit Pembangkitan dan Jasa
Pembangkitan yang disingkat UPJP seiring dengan penambahan unit
pemeliharaan pada unit Motoloko (Nusa Tenggara Timur).
Seperti pada perusahaan atau intsansi-instansi yang memiliki logo
tersendiri untuk membedakan dengan yang lainnya. Pada perusahaan PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang itu sendiri mempunyai logo yang khusus seperti
pada gambar berikut ini :
2
yang merupakan aset PT. PLN (Persero) UPT. Bogor yaitu Switch Yard 150KV
dan GIS 150KV. Instalasi instalasi tersebut di atas merupakan Sub-Sistem dari
sistem pembangkitan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
Bandung, terletak di kaki Gunung Guntur gugusan Gunung Gajah, Provinsi Jawa
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah Perhutani III RPH Paseh dan
PPA Kamojang.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan tanah Perhutani III RPH Paseh dan PPA
Kamojang.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Perhutani III RPH Paseh dan PPA
Kamojang.
Kemudian Unit II dan Unit III beroperasi masing-masing pada Juli 1987
dan November 1987. Pembangunan PLTP Kamojang terdiri atas 2 tahapan dengan
rincian:
3
Tahap I : 1 x 30 MW, beroperasi tahun 1982.
Tahun 1918
Tahun 1916-1928
Tahun 1971
Tahun 1972
Tahun 1979
Tahun 1982
Tahun 1983
4
Tahun 1987
Tahun 1988
5
kopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000rpm. Proses ini menghasilkan
energi listrik dengan arus 3phase, frekuensi 50Hz, dan teganganya hingga 11,8 kV.
6
II.3 Struktur Organisasi PT. INDONESIA POWER UPJP Kamojang
7
Struktur organisasi PLTP kamojang yang pada awalnya bernaung di bawah
perusahaan umum listrik Jawa Bali (PT. PLN PJB) kemudian pada tahun 2000
berubah namanya menjadi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Kamojang dan pada
tahun 2015 berganti nama menjadi Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan,
dengan tugas-tugas pokok dalam manajemen adalah sebagai berikut:
a. General Manager (GM)
Tugas dari seorang general manager adalah memimpin dan mengurus unit
pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan berusaha
meningkatkan kerja unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut.
1. Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang
mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang di hadapi PLTP Kamojang.
2. Menyusun rencana strategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan sesuai
dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan
kebijaksanaan perusahaan dan memperoses pengesahan Direksi.
3. Mengarahkan dan membina program-program operasi dan pemeliharaan
unit pembangkitan.
4. Menetapkan standar-standar prosedur pelaksanaan meliputi operasi,
pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, dan akuntansi dengan
memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.
b. Engineer (mesin, listrik, kontrol dan instrumen)
Membantu GM dalam penyusunan anggaran keuangan dan akuntansi,
pembinaan, pengembangan, manajemen pengelolaan lingkungan, serta
melaksanakan evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kinerjanya. Dengan
membuat suatu analisis dan masukan kepada GM.
Perannya : memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai
target dan sasaran unit bisnis.
c. Manajer Operasi dan Niaga
Tugas pokok:
Mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut:
8
1. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi.
2. Penyusunan rencana operasional penggunaan uap.
3. Pengembangan sistem dan prosedur operasi.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi.
5. Pengelolaan penjualan energi.
6. Pengendalian kehandalan dan efisiensi pengoperasian.
7. Pembinaan kompetensi bidang operasi pembangkitan.
d. Manajer Pemeliharaan
Tugas mengkoordinasikan pengelolaan Unit Pembangkitan dengan kegiatan
utama sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana kegiatan oprasional bidang pemeliharaan.
2. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.
3. Pembinaan kompetensi bidang pemeliharaan.
Manajer pemeliharaan dalam kegiatannya di bantu oleh beberapa supervisor
pemeliharaan yang terbagi-bagi dalam beberapa bidang seperti di bawah ini:
e. Supervisor senior pemeliharaan mesin
Fungsi jabatan:
Mensupervisi pemeliharaan mesin dan alat-alat bantunya termasuk daftar
kebutuhan suku cadang dan material, peralatan kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja
serta penjadwalannya.
Uraian tugas:
1. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit pembangkit serta
menyetujui target-target pemeliharaan mesin.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan target-
target yang di setujui bersama melalui proses prohar.
3. Menyusun kebutuhan suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja,
dan jasa-jasa yang di butuhkan.
4. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP
yang telah di setujui yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa
tersedianya suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa
jasa yang di butuhkan.
5. Membagi tugas-tugas supervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan
serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard
Operating Procedure (SOP) dalam tugasnya.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan
atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya.
9
7. Memiliki, menyimpan, dengan teratur, memelihara kelengkapan keutuhan
Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar teknik,
dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional
lainnya di bidang pemeliharaan.
8. Mengikuti perkembangan di bidang teknologi bahan dan peralatan
pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif,
termasuk kemampuan produksi dalam negeri.
9. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja
serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.
10. Melaksanakan pembinaan profesionalis medan spesialisasi kepada
bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training
(OJT), pengembangan karier penetapan dan penilain kerjanya termasuk
pembinaan loyalitas.
11. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan.
f. Supervisor senior pemeliharaan listrik
Fungsi jabatan:
Mensupervisi pemeliharaan listrik dan alat-alat bantunya termasuk daftar
kebutuhan suku cadang dan material, peralatan kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja
serta penjadwalannya.
Uraian tugas:
1. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pembangkit serta
menyetujui target-target pemeliharaan mesin.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan target-
target yang di setujui bersama.
3. Menyusun kebutuhan suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja,
dan jasa-jasa yang di butuhkan.
4. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP
yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa tersedianya suku cadang,
material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasajasa yang di butuhkan.
5. Membagi tugas-tugas supervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan
serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard
Operating Procedure (SOP) dalam tugasnya.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan
atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya.
7. Memiliki, menyimpan, dengan teratur, memelihara kelengkapan
10
8. keutuhan Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar
teknik, dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional
lainnya di bidang pemeliharaan.
9. Mengikuti perkembangan dibidang teknologi bahan dan peralatan
pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif,
termasuk kemampuan produksi dalam negeri.
10. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja
serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.
11. Melaksanakan pembinaan profesionalismedan spesialisasi kepada
bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training
(OJT), pengembangan karier penetapan dan penilain kerjanya termasuk
pembinaan loyalitas.
12. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan.
g. Supervisor senior pemeliharaan kontrol dan instrumen
Fungsi jabatan:
Mensupervisi pemeliharaan listrik dan alat-alat bantunya termasuk daftar
kebutuhan suku cadang dan material, peralatan kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja
serta penjadwalannya.
Uraian tugas:
1. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pembangkit serta
menyetujui target-target pemeliharaan mesin.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan target-
target yang di setujui bersama.
3. Menyusun kebutuhan suku cadang , material, peralatan kerja, tenaga kerja,
dan jasa-jasa yang di butuhkan.
4. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP
yang telah di setujui yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa
tersedianya suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa
jasa yang di butuhkan.
5. Membagi tugas-tugas mensupervisi regu pemeliharaan pelaksanaan
pekerjaan serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai
Standard Operating
6. Procedure(SOP) dalam tugasnya.
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan
atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya.
11
8. Memiliki , menyimpan, dengan teratur , memelihara kelengkapan
keutuhan Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar
teknik, dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional
lainnya di bidang pemeliharaan.
9. Mengikuti perkembangan dibidang teknologi bahan dan peralatan
pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif,
termasuk kemampuan produksi dalam negeri.
10. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja
serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.
11. Melaksanakan pembinaan profesionalismedan spesialisasi kepada
bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training
(OJT), pengembangan karier penetapan dan penilain kerjanya termasuk
pembinaan loyalitas.
12. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan.
h. Supervisor tools
Fungsi jabatan:
Mensupervisi dan melaksanakan proses penerimaan, penyimpanan,
perawatan, dan pemakaian tools maupun alat uji sesuai ketentuan yang berlaku,
dengan mengutamakan ketetapan jumlah dan mutu pelayanan.
Uraian tugas:
1. Menyelenggarakan dan memproses pinjam meminjam tools untuk
menunjang kelancaran pemeliharaan.
2. Menyelenggarakan dan memproses penyimpanan dan perawatan tools
untuk mendukung program pemeliharaan unit sesuai dengan ketentuan
pergudangan yang berlaku.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas pelaksana senior atau
pelaksana sesuai dengan dengan bidangnya dan memastikan bahwa
masing-masing
4. pelaksana telah memahami dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
12
5. Menyelenggarakan tata usaha tools, serta memastikan bahwa proses telah
dikerrjakan dengan benar.sesuai dengan ketentuan dan kebijakan atasan,
serta dokumen terkait telah dikerjakan sebagaimana mestinya.
6. Mengelola sistem informasi tools, serta mensupervisi administrasi yang
meliputi pencatatan pada kartu-kartu persediaan, kartu gantung serta
laporan pandangan bulanan (persediaan) secara periodik.
7. Mengikuti perkembangan manajemen tools untuk lebih meningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem pergudangan.
8. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemampuan
kerja seta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.
9. Melaksanakan pembinaan profesionalisme dan loyalitas bawahan melalui
pengaturan dan tugas-tugas, usulan diklat dan On Job Training (OJT),
pengembangan karir serta penilaian kinerjana.
10. Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan bidang tugasnya.
11. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan.
i. Manajer Logistik
Tugas: melaksanakan perencanaan evaluasi kerja pembangkitan dan rekayasa
enginering dengan kegiatan utama sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana kerja dan operasi pembangkit.
2. Penyusunan strategi penggunaan uap.
3. Penyusunan rencana kebutuhan suku cadang.
4. Pembinaan inovasi dan rekayasa bidang teknik di lingkungan di unit
kerjanya.
j. Manajer Sistem dan SDM
Tugas: mengkoordinasikan pengelolaan sumberdaya manusia dan sistem
informasi Unit Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut :
1. Pengembangan organisasi.
2. Perencanaan dan pengadaan pegawai.
3. Pengembanagn kompetensi.
4. Administrasi.
5. Pengelolaan implementasi budaya perusahaan.
k. Manajer Keuangan
Tugas: mengkoordinasikan pengelolaan keuangan Unit Pembangkitan dengan
kegiatan utama sebagai berikut :
1. Pengelolaan anggaran unit bisnis.
13
2. Pengelolaan lingkungan.
3. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan lapangan
keuangan.
l. Manajer Humas
1. Pengelolaan kehumasan dan pengembangan komunitas.
2. Pengelolaan kesekretariatan dan rumah tangga.
3. Pengelolaan fasilitas lanjut.
4. Pengelolaan K3 dan keamanan.
14
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang
yang beroientasi pada permintaan pasaryang berwawasn lingkungan.
15
Beberapa kegiatan pemantauan kualitas lingkungan yang dilakukan secara
rutin setiap 3 bulan sekali adalah air, cuaca, udara,dan kebisingan. Untuk
parameter terukur dari hasil pemantauan tersebut dibandingkan KLH No. Kep
03/MENKLH/II/1991. Perkembangan lain yang memberikan dampak positif
terhadapa upaya pengelolalaan lingkunagn dan keuntungan secara ekonomi adalah
kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan non-condensable gas recovery
gas CO2..
Dibawah ini akan dijelaskan resiko pekerjaan yang berdampak pada
keselamatan dan kesehatan serta tindakan pencegahan yang dilakukan perusahaan
untuk menekan kecelakaan dan melindungi para pekerjanya, diantaranya :
1) Kebisingan yang disebabkan oleh mesin-mesin dapat berdampak pada
gangguan pendengaran untuk pekerja. Tindakan pencegahan yang diberikan
oleh perusahaan yaitu dengan cara memberi peringatan berupa simbol gambar
yang menginstruksikan untuk memakai alat-alat pelindung telinga yang telah
disediakan.
2) Simbol sarung tangan, dikondisikan pada ruangan-ruangan yang rentan sekali
dapat melukai tangan.
3) Ruangan yang sensitif sekali dengan api atau asap karena didalam banyak
sekali instrumen yang mudah terbakar, sehingga diberikan simbol gambar
yang menginstruksikan dilarang merokok atau menyalakan api.
4) Simbol gambar, yang menginstruksikan untuk memakai helm yang terpasang
pada lingkungan-lingkungan yang rentan sekali dengan benda-benda yang
jatuh atau ruangan yang dikondisikan untuk memakai pelindung kepala.
5) Simbol masker atau pelindung wajah, diinstruksikan untuk dipakai ketika
memasuki ruangan-ruangan yang memiliki unsur kimia yang dapat
membahayakan.
6) Tali pengaman tubuh, dipakai saat bekerja pada ketinggian.
16
Gambar II-5 Peralatan Pelindung
2.5.2 Sistem PLTP Kamojang
Proses pembangkitan tenaga listrik pada PLTP Kamojang bersumber dari
energi panas bumi yang diambil dari sumur-sumur uap panas bumi. Uap yang
dialirkan menuju turbin dari sumur-sumur uap melalui pipa-pipa transmisi dengan
cara membuka katup produksi pada kepala sumur. Kepala sumur dilengkapi
dengan orifis yang berfungsi sebagai pegatur tekanan operasi. Karena untuk satu
unit terdiri dari beberapa sumur, maka sebelum masuk turbin terlebih dahulu uap
ditampung pada pengumpul uap. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem
pembangkit listrik dapat dilihat pada flow diagram yang terdapat pada gambar 2.5
[gambar diagram flow]
Melalui flow meter, uap yang diperoleh dari sumur-sumur yang dalam hal
ini diproduksi oleh PT. Pertamina dialirkan ke tempat penampungan (steam
receiving header). Kemudian untuk mengamankan dari tekanan lebih dalam
sistem aliran uap maka dipasang dua buah repture disk dengan tekanan masing-
masing di set sekitar 13bar dan 14 bar, namun untuk sistem kerjanya dilakukan
secara bergantian. Selanjutnya uap dialirkan menuju main isolating valve
kemudian masuk pada separator untuk memisahkan zat-zat padat, silica, dan
bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada turbin. Uap yang telah
melewati separator tersebut kemudian dialirkan ke demister yang berfungsi
sebagai pemisah akhir sehingga uap yang masuk ke turbin adalah uap kering.
17
Uap yang telah bersih itu kemudian dialirkan melalui main steam valve
(MSV)-governor valve menuju ke turbin. Di dalam turbin, energi potensial uap
menyebabkan double flow condensing yang dikopel dengan generator berputar
pada kecepatan 3000 rpm sehingga menghasilkan energi listrik. Proses ini
menghasilkan energi listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dengan tegangan
11,8 KV. Melalui transformer step-up, arus listrik dinaikan tegangannya hingga
150 KV. selanjutnya dihubungkan dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.
(interkoneksi).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka uap bekas yang keluar dari turbin
harus dalam kondisi vakum, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensor
yang dipasang di bawah turbin. Didalam kondensor terjadi perpindahan panas
antara uap dengan air pendingin primary yang berlangsung secara kontak
langsung (direct contact). Untuk menjaga kevakuman kondensor, gas yang tak
terkondensi harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas ini
mengandung CO2 85-90%, H2S 3,5%, dan sisanya adalah N2 beserta gas-gas
lainnya. Gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan dihisap oleh steam ejector dan
diteruskan ke aftercondensor. Disini sistem ekstraksi gas terdiri atas first stage
dan second stage ejector.
Pada akhirnya uap tersebut akan berubah fasa menjadi cair atau air
kondensat. Air kondensat akan dialirkan menuju cooling tower dengan bantuan
Main Cooling Water Pump (MCWP) untuk didinginkan kembali menjadi air
primary. Sementara kelebihan air dari proses pendinginan tadi akan ditampung di
kolam penampungan untuk diinjeksikan kembali ke sumur air. Selain itu, air
tersebut dipompakan oleh primary pump, yang kemudian dialirkan kedalam
intercondensor dan aftercondensor untuk mendinginkan uap yang tidak
terkondensasi.
18
Gambar II- 6 Diagram Flow PLTP Kamojang
Bagian Utama pada Pembangkit PLTP Kamojang
1) Steam Receiving Header
Uap yang dialirkan dari sumur-sumur yang dikelola oleh pihak PT.
Pertamina, sebelum diolah untuk menggerakan turbin diawali dengan masuk
kedalam tempat penampungan. Tempat penampungan ini disebut steam receiving
header. Bentuk dari receiving header ini adalah tangki panjang seperti sebuah
tabung.
19
Gambar II- 7 Steam Receiving Header
2) Repture Disk
Repturure disk merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengamankan
dari tekanan lebih dalam sistem aliran uap yang berasal dari saluaran steam
receiving header. Terdapat dua buah repture disk yang terpasang yang bekerja
secara bergantian, dengan masing-masing settingannya 13 dan 14 bar. Apabila
telah melewati batas set tersebut maka repture disk akan meledak (bekerja). Hal
ini bertujuan untuk mengurangi tekanan secara paksa agar tidak merusak
receiving header-nya. Untuk mengetahui bentuk fisik dari repture disk ini dapat
dilihat pada gambar II-8.
20
batas waktu yang ditentukan. Sedangkan untuk air hasil pemisahan dari
condensate collection vessel disalurkan ke condensate flash vessel untuk
ditampung dan disalurkan ke basin cooling tower, sementara uap yang sudah
bersih akan keluar melalui saluran pipa bagian atas separator (Steam Outlet
Separator) menuju demister dan pembangkit. Kotoran yang berada di dalam dust
collector di-drain secara berkala baik otomatis maupun manual. Hal ini dilakukan
untuk menghidari terjadinya korosi, erosi dan pembentukan kerak pada turbin.
Untuk mengetahui bentuk fisik dari separator ini dapat dilihat pada gambar II-9.
21
Gambar II- 10 Demister
5) Turbin
Turbin adalah penghasil gerakan mekanik utama yang dirubah menjadi
energi listrik oleh generator dalam proses produksi listrik. Turbin yang digunakan
di PLTP Kamojang adalah turbin jenis Impulse and reaction double flow
condensing turbine 5 tingkat. Aliran uap yang menggerakan turbin dialirkan ke
sisi kanan dan kiri turbin yang bertujuan untuk mempermudah kerja turbin. Turbin
di PLTP Kamojang dapat membangkitkan daya listrik sebesar 55 MW dengan
kecepatan putaran turbin sebesar 3000 rpm.
Turbin di PLTP Kamojang dilengkapi dengan peralatan lain, yaitu :
1. Main Stop Valve dan Governoor Valve yang berfungsi pengatur jumlah aliran
uap.
2. Barring Gear (Turning Gear) yang berfungsi untuk memutar poros turbin
sewaktu unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi pada rotor
akibat pendinginan yang tidak merata.
3. Bantalan aksial yang berfungsi untuk menahan gaya aksial yang terjadi.
22
Gambar II-11 Turbin
6) Kondensor
Kondensor yang digunakan adalah jenis kontak langsung (direct contact),
yaitu dengan cara menyemprotkan air pendingin langsung pada uap bekas yang
dipakai turbin. Kondensor ini berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari
turbin dengan kondisi tekanan yang hampa (vacum). Uap bekas dari turbin masuk
dari sisi atas kondensor kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Uap
bekas yang tidak terkondensasi (non condensable gas) dikelarkan dari kondensor
oleh ejector dengan menggunakan prinsip bernauolli. Air kondensat dipompakan
oleh dua buah Main Cooling Water Pump (MCWP) ke Cooling tower untuk
didinginkan kembali untuk disirkulasikan menuju kondensor.
PLTP Kamojang menggunakan kondensor kontak langsung yang dipasang
dibawah turbin karena kondensor kontak langsung memiliki frekuensi
perpindahan panas yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kondensor
permukaan sehingga ukuran dan biaya investasinya juga lebih kecil. Pemakaian
kondensor ini sangat cocok karena PLTP memiliki siklus terbuka sehingga tidak
diperlukan sistem pengambilan kembali kondensat seperti yang dilakukan oleh
PLTU konvensional. Untuk mengetahui bentuk fisik dari kondensor ini dapat
dilihat pada gambar II-12.
23
Gambar II-12 Kondensor
Main cooling water pump (MCWP) adalah pompa pendingin utama yang
berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower
untuk kemudian didinginkan dengan udara di cooling tower. Untuk mengetahui
bentuk fisik dari MCWP ini dapat dilihat pada gambar II-13.
24
ejektor konvensional. Untuk mengetahui bentuk fisik dari LRVP ini dapat dilihat
pada gambar II-14
25
Gambar II-16 Reinjection Pump
11) Cooling Tower
Cooling tower yang terpasang di PLTP Kamojang merupakan menara yang
terbuat dari beton dengan type induced mechanical draught cross flow, dimana
arah angin tegak lurus dengan arah alir air.
26
Gambar II-17 Cooling Tower
12) Generator
Trafo utama yang digunakan adalah type TL-0300 dengan tegangan 11,8
KV di sisi primer dan 150 KV di sisi sekunder. Tegangan output generator 11,8
27
KV ini kemudian dinaikan (step up trafo) menjadi 150 KV dan dihubungkan
secara paralel dengan sistem Jawa-Bali. Kapasitas dari trafo utama adalah 66
MVA. Untuk mengetahui bentuk fisik dari trafo ini dapat dilihat pada gambar II-
19
BAB III
PEMBAHASAN
28
III.1 Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Saat pelaksanaan praktik kerja lapangan di PT. INDONESIA
POWER UPJP Kamojang, penulis ditempatkan dibagian pemeliharaan
tepatnya divisi CBM (Condition Based Maintenance). Jenis pekerjaan
yang dilakukan pada divisi ini yaitu melakukan berbagai pengukuran pada
peralatan dalam sistem pembangkit tepatnya memonitoring kondisi mesin
berbagai peralatan yang ada.
Pada hari pertama di minggu pertama praktik kerja lapangan
penulis dan rekan-rekan sesama mahasiswa PKL dikumpulkan digedung
pembelajar perusahaan dalam rangka proses penyambutan dari pihak
perusahaan. Kegiatan selanjutnya adalah pengenalan tentang perusahaan,
dan berkeliling diperusahaan serta pengenalan bagian control room.
Selanjutnya diberikan pembekalan tentang prosedur-prosedur,aturan-
aturan praktik kerja lapangan diperusahaan dan pengenalan K3 yang ada
diperusahaan. Kegiatan di minggu pertama praktik kerja lapangan yaitu
mempersiapkan administrasi yang diperlukan selama PKL, pendataan
peminjaman alat K3 dan pendaftaran internet di perusahaan. Lalu
pembagian pembimbing dari perusahaan.
Pada minggu kedua praktik kerja lapangan penulis berkesempatan
berkeliling perusahaan untuk lebih dalam mengenal dan mengetahui
divisi-divisi yang ada serta mencari referensi materi mengenai sistem
pembangkitan. Selain itu pada minggu kedua PKL penulis diberi tugas
untuk mempelajari diagram flow PLTP dan mempresentasikannya kepada
pembimbing perusahaan. Setelah memahami diagram flow PLTP
kemudian penulis diberi pengarahan untuk dapat bergabung pada divisi
CBM. Di minggu ketiga PKL penulis mulai mencari referensi materi
penunjang dan mengikuti kegiatan yang ada pada divisi CBM yaitu
melakukan monitoring kondisi mesin berbagai peralatan yang ada seperti
pengamatan termograf pada trafo 2, monitoring vibrasi pada generator,
turbin, pompa, motor, dan lain sebagainya.
2
Pada minggu ke empat atau minggu terakhir praktik kerja
lapangan, penulis mulai mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk studi
kasus yang diambil. Selain mengumpulkan data yang dibutuhkan, kegiatan
yang lain yaitu membantu divisi CBM meng-input data pengukuran yang
telah diambil dan memonitoring peralatan atau mesin sesuai dengan
jadwal pengukuran atau pengecekkan. Pada hari terakhir, penulis
melakukan proses administrasi yang harus diselesaikan sebelum penulis
kembali ke kampus serta berpamitan dengan seluruh staf karyawan PT.
INDONESIA POWER UPJP Kamojang dan peserta praktik kerja lapangan
lainnya.
III.2 Ruang Lingkup Kerja CBM
3.2.1 Definisi Condition Based Maintenance
Perawatan berbasis kondisi (Condition Based Maintenance)
disebut juga sebagai predictive maintenance atau perawatan prediktif.
Perawatan Berbasis Kondisi (Condition Based Maintenance, CBM) adalah
seperangkat tindakan perawatan berdasarkan real-time atau penilaian
waktu terdekat-sebenarnya dari kondisi peralatan yang dapat diperoleh
melalui sensor tertanam dan atau tes eksternal dan pengukuran yang dilakukan
dengan teknologi dan berbagai peralatan.
3
Pada suatu perusahaan industri proses maupun perusahaan industri
manufaktur divisi CBM sangat berperan penting guna menjaga keterandalan
mesin serta peralatan yang digunakan dalam sebuah proses industri. Adapun tujuan
dari strategi CBM adalah untuk menjalankan perawatan hanya jika terdapat bukti objektif dari
kebutuhan, sambil memastikan keamanan, keandalan peralatan dan pengurangan biaya total
kepemilikan.
4
prediktif berdasarkan kondisi, mencegah kerusakan serius pada mesin dan
sistem lainnya.
Geometric monitoring
5
Pemeriksaan geometri suatu peralatan atau mesin. Aspek-aspek yang diuji
adalah : Kedataran (leveling) bertujuan menentukan tingkat kedataran
permukaan mesin terhadap permukaan laut, Kelurusan (straightness)
bertujuan mengetahui kelurusan permukaan hasil fabrikasi, Kerataan
(flatness), Kesejajaran (parallelism), Ketegaklurusan (perpendicularity),
Ketidaksatusumbuan (misalignment), Goyangan radial dan aksial (radial/axial
run out).
Performance monitoring
Parameter kinerja (performance) yaitu Tekanan, Temperatur, Flow
rate, Putaran, Torsi/ momen, Arus listrik, dan Tegangan listrik.
Lubricant monitoring
Lubricant monitoring meliputi : Inspeksi viskositas pelumas,
Inspeksi kontaminan unsur kimia (spectrometric oil analysis), Inspeksi
butiran keausan (ferrography), Inspeksi jumlah partikel butiran keausan
(Particle counting analysis), Inspeksi kontaminan cair/gas (bubble test ,
crackle test).
Vibro-acoustic monitoring
Vibration monitoring bertujuan untuk Mengetahui tinggi amplitudo
kecepatan getaran mesin, Mengetahui bentuk spectrum kecepatan getaran
mesin. Untuk menentukan kondisi mesin, besarnya ampitudo yang terjadi
dibandingkan dengan standar. Spectrum digunakan untuk mengetahui asal
atau sumber getaran.
Bunyi (sound) : tekanan yang bervariasi dan berfluktuasi yang
dapat dideteksi dan diterima oleh telinga, mulai dari yang paling lemah
hingga bunyi yang keras. Noise dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak
mengenakkan atau bunyi yang tidak diinginkan. Noise yang berlebihan
menunjukkan adanya gangguan mesin atau peralatan.
Nondestructive monitoring
Nondestructive monitoring bertujuan untuk mengetahui adanya
keretakan dan lokasinya. Alat yang digunakan adalah Ultrasonic Flaw
Detector.
Thermography monitoring
6
Thermography atau thermal imaging adalah suatu teknik dimana
energi inframerah yang tidak terlihat secara kasat mata, dipancarkan oleh
obyek kemudian diubah menjadi gambar panas secara visual. Infrared
Thermography dapat dianggap sebagai pemetaan panas tanpa sentuhan dan
analisa pola panas pada permukaan objek. Thermography juga dapat
digunakan sebagai cara untuk menginspeksi peralatan listrik atau mekanis
untuk menentukan ketidaknormalan fungsi dengan memperoleh pola
panasnya. Metode Inspeksi ini didasarkan pada kenyataan sebagian besar
komponen di dalam suatu sistem yang akan menunjukkan kenaikan atau
penurunan temperatur jika terjadi malfungsi.
Peningkatan temperatur dalam rangkaian listrik mungkin
disebabkan oleh koneksi kendor atau sekring yang mengalami beban lebih.
Dengan Thermography kita dapat mengamati pola panas pada saat
komponen sistem beroperasi, kerusakan atau gangguan dapat dilokalisir
dan keparahannya dapat langsung dievaluasi. Kontak secara fisik terhadap
sistem tidak lagi diperlukan, inspeksi dengan Thermography dapat
dilakukan dalam kondisi beroperasi penuh tanpa menghasilkan kerugian
operasi atau menghentikan operasi tersebut.
III.3 Tinjauan Pustaka
3.3.1 Definisi Vibrasi
Vibrasi atau getaran adalah gerak bolak-balik disekitar
suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada
dengan titik tengah) yang sama (Wikipedia). Dalam mesin, vibrasi adalah
hasil dari gaya dinamis internal yang diciptakan oleh elemen berputar.
7
tersebut melebihi batas maksimal yang diijinkan dari pabrikan peralatan
terkait.
8
Dengan adanya getaran yang berlebihan pada mesin, maka akan
mengakibatkan beberapa hal yaitu :
Meningkatkan beban mesin, Meningkatkan tegangan bahan
Meningkatkan pemakaian energi
Umur mesin menurun
Biaya operasi dan perawatan meningkat
Profit menurun
dapat diketahui dengan mengukur karakteristik sinyal vibrasi pada mesin tersebut.
9
Gambar III-27 Karakteristik Getaran
Karakteristik-karakteristik vibrasi yang penting antara lain :
Frekuensi (Hz)
Phase (degree)
Simpangan (displacement) (mm, mils)
Kecepatan (velocity) (mm/s, mils/s)
Percepatan (acceleration) (mm/s2, mil/s2, g)
Panjang Gelombang (Wavelenght)
Harmonik
3.3.2.1 Frekuensi
Vibrasi selalu berhubungan dengan Frekuensi yang menyatakan
F=1/periode
F=1/T
siklus vibrasi yang terjadi tiap menit (CPM= Cycles per Minute).
Frekuensi juga dinyatakan dalam CPS(cycles per second) atau Hertz dan
10
Frekuensi Orders, 1 orders sama dengan 1xRPM(1xputaran poros
rotor turbin/60.
3.3.2.2 Phase
Phase vibrasi adalah posisi suatu gelombang vibrasi terhadap gelombang
vibrasi lainnya atau terhadap titik tertentu yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
suatu bagian peralatan bergetar relative terhadap bagian yang lain, atau untuk
menentukan posisi suatu bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap
referensi /acuan vibrasi lain atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan
frekuensi yang sama. Pada gambar III-4 , terlihat bentuk gelombang degan
mengalami pergeseran (offset) sehingga jarak T/4 disebut sudut fase (phase
11
3.3.2.3 Vibration Displacement
Jarak antara batas dengan batas bawah dari suatu frekuensi vibrasi disebut
1 m=0.001 mm
Namun terkadang amplitude ini diukur antara batas atas dengan posisi netral dan
pada titik 0(posisi netral) sedangkan kecepatan minimum terjadi pada titik puncak
atas dan titik puncak bawah. Kecepatan vibrasi sering digunakan untuk
menganalisis kondisi mesin. Kecepatan vibrasi ini biasanya dalam satuan mm/sec
halnya dengan kecepatan vibrasi. Secara teknis percepatan adalah laju perubahan
dari kecepatan vibrasi yang dipengaruhi waktu dan gaya gravitasi bumi.
Percepatan vibrasi pada umumnya dinyatakan dalam satuan gs peak, dimana satu
g adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi.
Sesuai dengan standar yang telah disepakati secara internasional satuan gravitasi
12
3.3.2.6 Panjang Gelombang
Pada gelombang 1 (wave), jarak antara A dan E atau B dan F, dan seterusnya
yunani = (lamda).
3.3.2.7 Harmonik
Pada gambar III-5 menerangkan beberapa bentuk gelombang yang menarik.
Diasumsikan jarak (displacement) diwakilkan dengan sumbu Y dan waktu (time)
pada sumbu X dengan nilai 1 detik.
13
3.3.3 Macam-Macam Getaran
Adapun macam-macam getaran antara lain :
a. Berdasarkan sistem
- Getaran teredam : getaran yang berhenti akibat teredam gaya gesek
atau gaya hambatan.
- Getaran tak teredam : getaran yang tidak bisa berhenti jika
mengalami gaya gesek atau gaya hambatan.
b. Berdasarkan derajat kebebasan
- Getaran derjat kebebasan tunggal
- Getaran derajat kebebasan ganda
c. Berdasarkan gaya
- Getaran bebas
- Getaran paksa
Getaran yang terjadi pada mesin adalah getaran paksa, derajat
14
3.3.5 Pemilihan Parameter Getaran
Setiap komponen mesin mempunyai spesifikasi-spesifikasi tertentu,
untuk itu pemilihan parameter getaran dapat terbagi menjadi tiga bagian,
antara lain :
1. Simpangan (displacement), parameter untuk mesin dengan frekuensi < 10
Hz (600 rpm)
2. Kecepatan (velocity), parameter untuk mesin dengan frekuensi 10 - 1000
Hz (600-6000 rpm)
Percepatan (acceleration), parameter untuk mesin dengan frekuensi > 1000 Hz
(60000 rpm)
15
Tabel 2 Batas Getaran Menurut Vibration Severity Criteria
16
Dari tabel yang ditunjukan diatas, dapat diketahui bahwa mesin
dikelompokkan menjadi empat kelas, diantaranya :
a. Mesin kelas I, Yaitu mesin dngan daya < 15 kW atau < 20 HP
b. Mesin kelas II, Yaitu mesin dngan daya 15 - 75 kW atau < 20 - 100 HP
c. Mesin kelas III, Yaitu mesin dngan daya > 75 kW atau > 100 HP
d. Mesin kelas IV, Yaitu mesin yang termasuk turbomachinery
3.3.6.2 Descriptive Diagnosis
Descriptive Diagnosis adalah metoda pengukuran getaran yang
motor primary pump. Gambar ... menunjukan salah satu contoh spektrum
17
3.3.6.3 Trending Diagnosis
Trending Diagnosis adalah metoda pengukuran getaran yang hasil
pengukurannya dibandingkan dengan waktu operasi (time domain).
18
3.3.7.3 Kerusakan Karena Anti Friksi Bearing Buruk
19
Mechanical looseness karena housing bearing aus terjadi ketika amplitudo
getaran tertinggi terjadi pada frekuensi fundamental kedua.
Maka ketika amplitudo tertinggi berada pada frekuensi fundamental kedua
dan pengukuran pada posisi aksial dapat dikatakan bahwa mesin tersebut
mengalami mechanical looseness (housing bearing aus) pada titik refensi yang
diambil.
3.3.7.6 Kerusakan Karena Dudukan Lemah
Tabel 10 Kerusakan Karena Dudukan Lemah
20
mesin tersebut mengalami Mechanical looseness (pondasi melengkung) pada titik
referensi yang diambil.
21
design pressure for GV and steam piping 7 bar g
up to MSV
design pressure for steam piping after GV 6.86 bar g
design temperature for main steam piping 205 C
rated condenser vacuum 0.10 bar abs.
number of stages Double flow of 5 stages
22
back pressure at exhaust flange 0.10 bar abs.
power factor 0.80
max capability :
output 57,750 kW
power factor 0.84
steam pressure at main stop valve inlet 6.82 bar abs.
steam temperature at main stop valve inlet 163.9 C
back pressure at exhaust flange 0.104 bar abs.
2. Bearing
Journal bearing :
No.1 Bearing Size (nominal): 330 mm (Dia.) x
330 mm (Width)
Type : Plain
No.2 Bearing
Size (nominal): 330 mm (Dia.) x
Type : Plain
330 mm (Width)
Thrust bearing :
Type : Tilting pad Size (disc outer dia) : 445 mm
23
Tabel 14 ISO 10816-2
24
III.6 Alat Pengukur Getaran
Alat pengukur getaran yang digunakan dalam monitoring getaran pada
turbin uap unit 3 PTLP Kamojang adalah VIBXpertII by PRUFTECHNIK.
25
Waktu gelombang.
Amplitude dan spectrum.
Cepstrum. Fase, cross-channel fase.
Orbit., Posisi poros statis.
Analisis runout (poros getaran).
Tes Bump., Coast-down atau run-up pengujian.
Analisis Pesanan.
Analisis Modal.
Bentuk Operasi Deflction Analisis (ODS).
Transient capture.
Rekaman jangka panjang.
Spidol frekuensi Karakteristik.
Signal post-processing.
Standar ISO untuk evaluasi.
Fitur tambahan yang berharga
Pencetakan laporan pengukuran.
Casing Rigid.
Aksesoris ekstensif.
Fungsi pengukuran Opsional yang dapat diaktifkan oleh memasukkan
password.
Perangkat keras
Dua benar kemampuan saluran sinkron untuk diagnosis kesalahan
mesin kompleks.
Diganti kartu flash compact.
Debu dan percikan bukti (IP65) - ideal untuk digunakan dalam
lingkungan menuntut.
Analog konektor yang kompatibel untuk VIBSCANNER.
Konektor untuk jenis termokopel K.
Output Signal: headphone dan lampu strobe.
Ergonomis
Besar backlit layar warna VGA untuk membaca mudah, presentasi data
yang komprehensif dan interpretasi
LED light traffi: evaluasi hasil sesuai dengan standar ISO atau ambang
batas alarm-menantang pengguna
sensor daylight mengontrol pencahayaan keyboard
Mudah digunakan tombol navigasi pad
Antarmuka pengguna berbasis icon
Konektor kabel warna-kode
Konteks online bantuan sensitif.
Sumber Daya listrik
26
Didukung oleh teknologi terbaru Lithium-Ion untuk minimal 8 jam
operasi.
Cerdas pengisian baterai internal.
Manajemen daya (pencahayaan layar).
Komunikasi
Sepenuhnya melalui jaringan.
Koneksi PC melalui USB, Ethernet, RS232.
27
B. 1 B. 2
28
3.7.2 Data Pengukuran
Tabel 15 Data Pengukuran
vibrasi dengan standar vibrasi. Standar vibrasi yang digunakan adalah Standar
ISO 10816-2 yang merupakan acuan standar vibrasi untuk turbin uap.
dapat ditentukan kualitas baik atau buruknya ( Go or Not Go ) kondisi mesin dan
29
8
4
1A 1H 1V 2A 2H 2V KUNING
0
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JU
berada dalam kondisi baik, karena vibrasi arah horizontal, vertikal dan aksial
turbin uap masih berada pada level hijau sesuai dengan standar ISO 10816-2.
Sehingga mesin turbin uap ini masih sangat layak untuk dioperasikan dalam
Pada umumnya trend vibrasi akan terus naik dari waktu ke waktu,karena
turbin uap ini memiliki waktu hidup (life time), khususnya pada bagian journal
bearing yang semakin lama dipakai akan menyebabkan bearing tersebut aus dan
terkikis lapisan babbit-nya. Akan tetapi pada grafik ini, trend vibrasi terlihat naik
turun, karena data pengukuran trend vibrasi ini terbatas hanya delapan bulan dari
30
bulan januari 2016 sampai dengan agustus 2016, sehingga belum terlihat
Dari grafik ini tidak dapat diketahui penyebab apa saja yang menimbulkan
vibrasi. Oleh karena itu, maka dilakukan analisis spektrum vibrasi untuk
dilakukan pada bulan Agustus 2016. Turbin unit 3 dengan P = 55000 kW dan
yang diasumsikan berputar secara konstan pada kecepatan 3000 rpm, maka
orde dapat dilihat pada lampiran 2 dan hasil pengukuran spektrum bearing
satu dan dua dapat dilihat pada lampiran 2. Chart Analysis Vibration terlampir
pada lampiran 3.
31
3.7.4.1 Bearing 1 Horizontal
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.1 H\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:55:15
3,0
2,8
2,6
X : 50.00
2,4 Y : 2.46
2,2
2,0
1,8
1,2
1,0
0,8
X : 100.00
0,6
Y : 0.53
0,4
X : 150.00 X : 250.00
0,2 Y : 0.04 Y : 0.16
0,0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
f [Hz]
tiga dan lima. Besarnya amplitudo pada orde satu bernilai 2,46 mm/s, orde
dua bernilai 0,53 mm/s, orde tiga bernilai 0,04 mm/s, dan besarnya
amplitudo pada orde lima bernilai 0,16 mm/s. Amplitudo tertinggi terjadi
pada orde satu, gejala tersebut menunjukkan bahwa turbin uap mengalami
unbalance.
32
3.7.4.2 Bearing 1 Vertikal
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.1 V\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:54:41
0,34
0,32
X : 50.00
0,30 Y : 0.31
0,28
X : 250.00
0,26
Y : 0.25
0,24
0,22
0,20
0,18 RPM : 3000 (50,00Hz)
M(x) : 50,00Hz (1,00 Orders)
0,16 M(y) : 0,31 mm/s
0,14
0,12 X : 100.00
Y : 0.12
0,10
0,08
0,06 X : 150.00
0,04 Y : 0.04
0,02
0,00
0 50 100 150 200 250 300 350 400
f [Hz]
33
3.7.4.3 Bearing 1 Aksial
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.1 A\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:55:54
2,4
2,2
X : 50.00
2,0 Y : 2.16
1,8
1,6
1,4
RPM : 3000(50,00Hz)
1,2 M(x) : 50,00Hz (1,00Orders)
M(y) : 2,16mm/s
1,0
0,8
X : 100.00
Y : 0.57
0,6
X : 250.00
0,4 Y : 0.32
X : 150.00
0,2 Y : 0.09
0,0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
f [Hz]
34
3.7.4.4 Bearing 2 Horizontal
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.2 H\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:57:48
2,4
2,2
X : 50.00
2,0 Y : 2.03
1,8
1,6
1,4
RPM
X : :100.00
3000(50,00Hz)
1,2 M(x) : 50,00Hz (1,00Orders)
Y : 1.19
M(y) : 2,03mm/s
1,0
0,8
0,6
0,4
X : 150.00
0,2 Y : 0.10
0,0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
f [Hz]
35
3.7.4.5 Bearing 2 Vertikal
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.2 V\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:57:11
3,0
2,8
2,6
X : 50.00
2,4 Y : 2.47
2,2
2,0
1,8
1,2
1,0
0,8
0,6
X : 100.00
0,4 Y : 0.39
X : 200.00
0,2 Y : 0.06
0,0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
f [Hz]
36
3.7.4.6 Bearing 2 Aksial
v rms [mm/s] TURBIN-GENERATOR\Turbin\BRG
M No.2 A\103 Mach.spectr. >600 16/08/2016 10:58:30
1,8
1,7
1,6 X : 50.00
1,5 Y : 1.53
1,4
1,3 X : 100.00
1,2 Y : 1.29
1,1
1,0
RPM : 3000(50,00Hz)
0,9 M(x) : 50,00Hz (1,00Orders)
M(y) : 1,53mm/s
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3 X : 150.00
Y : 0.07 X : 200.00
0,2
Y : 0.08
0,1
0,0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
f [Hz]
37
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil analisis vibrasi pada turbin uap unit 3 PT.
INDONESIA POWER UPJP Kamojang dengan metode komparasi seperti berikut:
1. Trend vibrasi turbin uap unit 3 PT. INDONESIA POWER UPJP
Kamojang masih berada dalam kondisi baik, karena vibrasi arah
horizontal, vertikal dan aksial turbin uap masih berada pada level hijau
sesuai dengan standar ISO 10816-2.
2. Turbin uap unit 3 PT. INDONESIA POWER UPJP Kamojang termasuk
dalam Group T (turbomachinery) menurut Vibration Severity Criteria
dan termasuk Class IV (turbomachinery) menurut ISO 2372.
3. Pada semua titik pengukuran vibrasi yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa kondisi turbin uap unit 3 PT. INDONESIA POWER UPJP
Kamojang dapat dikatakan Good menurut Vibration Severity Criteria dan
dikategorikan Newly Commissioned Machinery menurut standar vibrasi
turbin uap dan generator ISO 10816-2.
Hasil dari analisis spektrum menunjukkan bahwa pada turbin uap unit 3 PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang mengalami indikasi kerusakan sebagai berikut :
1. Unbalance, spektrum vibrasi turbin uap unit 3 PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang menunjukkan amplitude tertinggi sangat dominan pada
frekuensi fundamental pertama baik dari posisi 1 horizontal, 2 horizontal
dan 2 vertikal.
2. Misalignment, amplitude tertinggi pada frekuensi fundamental 1, 2, dan 3
terdapat pada posisi bearing 2 aksial.
3. Rotating Looseness,spektrum vibrasi pada bearing 1 vertikal
menunjukkan bahwa turbin uap mengalami rotating looseness.
4. Overhung Rotors, terjadi pada bagian pengukuran pada posisi 1 aksial di
turbin uap unit 3 PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
IV.2 Saran
Adapun saran dari analisis vibrasi pada turbin uap unit 3 PT. INDONESIA
POWER UPJP Kamojang seperti berikut:
1
1. Melakukan kegiatan monitoring kondisi turbin secara rutin dan
terjadwal sehingga dapat mengetahui gejala kerusakan sebelum
kerusakan terjadi.
2. Melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir vibrasi pada turbin
seperti balancing agar tidak terjadi Unbalance sehingga tidak terjadi
kerusakan yang berkelanjutan pada komponen lainnya.
3. Untuk menentukan spektrum vibrasi yang belum diketahui, diperlukan
studi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
Pada Motor Fan Cooling Tower Cell 1 di PT. Indonesia Power UBP
[ 24 Agustus 2016]
_____. 2016. Report Dan Trending Vibrasi. Bandung: PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang.
2
LAMPIRAN
13
LAMPIRAN 1. STRUKTUR DALAM TEKNIK
PEMELIHARAAN
2
3
LAMPIRAN 2. RUMUS DAN TABEL PERHITUNGAN
Rumus perhitungan
Frekuensi Fundamental
n
ff =
60
Orde
frekuensi
Orde=
ff
4
LAMPIRAN 3. TREND VIBRASI OVERALL
5
LAMPIRAN 4. CHART ANALYSIS VIBRATION
6
7
8
9
10