Referat
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan paru
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Oleh :
Preseptor :
dr. Indra Buana, Sp.P
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “TIMOMA“.
Penyusunan referat ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu paru di Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Aceh Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Indra Buana, Sp.P selaku
preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu
Paru atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan untuk memberikan bimbingan,
saran, arahan, masukan, semangat, dan motivasi bagi penulis sehingga referat ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................3
2.2 Anatomi Timus..........................................................................................3
2.3 Epidemiologi.............................................................................................4
2.4 Etiologi dan klasifikasi..............................................................................5
2.5 Manifestasi klinis......................................................................................6
2.6 Stadium Timoma.......................................................................................6
2.7 Gambaran makroskopis dan mikroskopis.................................................7
2.8 Diagnosis...................................................................................................8
2.9 Diagnosis Banding....................................................................................9
2.10 Tatalaksana..............................................................................................10
2.11 Prognosis.................................................................................................11
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timoma adalah neoplasma primer yang paling
umum dari mediastinum anterior. Timoma stadium awal
dan diobati dengan tepat memiliki prognosis yang sangat
baik. Namun, karena kelangkaan thymoma, ada beberapa
seri yang diterbitkan yang menilai penyakit ini, banyak di
antaranya adalah studi institusi tunggal yang mencakup
beberapa dekade, yang dapat menyebabkan kesimpulan
yang berpotensi menyesatkan terkait dengan diagnosis,
pementasan, dan pengobatan. Istilah yang menyesatkan
seperti timoma jinak tidak lagi dapat diterima, karena
semua thymoma adalah tumor ganas dan memiliki potensi
untuk bermetastasis. Namun demikian, terlepas dari
terminologi yang ambigu dan deskripsi yang buruk
tentang metode pemilihan dan pengobatan pasien dalam
beberapa penelitian thymoma yang diterbitkan, informasi
berharga dapat diperoleh dari literatur yang ada. Ahli
radiologi adalah anggota kunci dari tim multidisiplin yang
diperlukan untuk mengevaluasi pasien dengan timoma dan
harus menyadari temuan pencitraan yang berdampak pada
pengobatan (1). Timoma dapat terjadi pada rentang usia
10-80 tahun dengan insidens tertinggi pada dekade ke-4
dan 5. Namun hampir seluruh timoma terjadi pada usia
dewasa dengan rerata usia 52 tahun dan jarang ditemukan
pada usia kurang dari 25 tahun (2).
2.3 Epidemiologi
Timoma merupakan tumor yang paling sering pada
mediastinum anterior (50%) dan 20-25% dari semua
tumor di mediastinum. Insiden timoma meningkat dengan
bertambahnya umur, umumnya terjadi pada usia dekade
keempat sampai dengan keenam (70%) dan memiliki
perdileksi yang hampir sama antara laki- laki dan
perempuan (1,2: 1). Angka kejadian timoma invasif
sekitar 15- 37 % dari seluruh kasus timoma. Timoma
jarang terjadi pada anak-anak, jika terdapat pada anak-
anak biasanya berkaitan dengan kelainan kongenital dari
timus Neoplasma timus adalah tumor langka yang
menyumbang kurang dari 1% dari semua keganasan
dewasa, dengan insiden yang dilaporkan satu sampai lima
kasus per 1 juta orang per tahun (3). Neoplasma epitel
primer timus adalah thymoma dan karsinoma timus,
dengan thymoma menjadi lebih umum. Karsinoma timus
adalah penyakit yang lebih agresif yang sering didiagnosis
dengan biopsi jarum sebelum perencanaan perawatan; itu
telah dibahas di tempat lain. Timoma biasanya terjadi
pada pasien yang lebih tua dari 40 tahun, jarang pada
anak-anak, dan mempengaruhi pria dan wanita sama.
Kebanyakan thymoma adalah neoplasma padat yang
dienkapsulasi dan dilokalisasi ke timus (1).
Pada sebagian besar kasus timoma, keluhan tidak
didapatkan hingga ukuran timoma yang cukup besar
sehingga terjadi pendorongan struktur organ di sekitar
atau komplikasi imunologis yang muncul akibat timoma.
Keluhan yang sering terjadi akibat pendesakan organ
sekitar meliputi sesak napas dan nyeri dada (5).
Stage Definisi
I Massa terenkapsulasi sepenuhnya secara makroskopis dan
mikroskopis
IIa Invasi transkapsular mikroskopis
IIb Invasi makroskopis ke dalam jaringan lemak sekita atau secara
gross melekat namun tidak samapi menembus pleura atau perikard
IIIa Invasi ke organ sekitar (perikard, paru) secara makroskopis tanpa
melibatkan pembuluh darah besar
IIIb Invasi ke organ sekitar (perikard, paru) secara makroskopis dengan
melibatkan pembuluh darah besar
Iva Penyebaran ke pleura dan/atau perikard
IVb Metastasis secara limfogen atau hematogen
Gangguan
2.8 Diagnosis
a. Pencitraan Radiologi :
Modalitas radiologi yang rutin dilakukan
adalah foto toraks dan CT scan toraks. Menurut
Brown dkk pada tahun 1980, foto toraks
konvensional posisi PA rnemiliki sensitivitas yang
tinggi (77%) dalam mendiagnosis tirnoma, dan
akan meningkat menjadi 94% bila disertai posisi
lateral, Menurut Chen dkk CT scan rnerniliki sensitiviti
97% daJam mendiagnosis timoma karena memiliki
kelebihan dalam menggambarkan lokasi tumor,
karakteristik tumor, keterlibatan dengan organ
sekitar dan metastasis.
b. Radioterapi
Radioterapi terutama telah dilaporkan sebagai
pengobatan eksklusif atau adjuvant untuk timoma. Tren
yang berkembang untuk tumor lokal lanjut termasuk
strategi kemoradiasi multimodal. Modalitas radioterapi
saat ini untuk timoma meliputi (1) penggunaan radioterapi
konformal pengaturan multifield dan perencanaan
perawatan tiga dimensi; (2) volume target klinis termasuk
seluruh ruang timus, tumor dan perluasannya, dan
mediastinum anterior, superior, dan mediastinum (dengan
pengurangan lapang pandang setelah dosis total 50 –55
Gy). radiasi nodus supraklavikula profilaksis tidak lagi
direkomendasikan, karena rekurensi terisolasi pada (11).
c. Kemoterapi
Kemoterapi diberikan dengan berbagai rejimen
tetapi hasil terbaik adalah cisplatin based rejimen.
Rejimen yang sering digunakan adalah kombinasi
sisplatin, doksorubisin dan siklofosfamid (CAP). Rejimen
lain adalah doksorubisin, sisplatin, vinkristin dan
siklofosfamid (ADOC). Rejimen yang lebih sederhana
yaitu sisplatin dan etoposid (PE) juga memberikan hasil
yang tidak terlalu berbeda. Penelitian terhadap 23 pasien
timoma invasif yang mendapat multimodaliti terapi, 11
pasien direseksi kemudian diberi kemoterapi dan/atau
radiasi, 12 pasien lain mendapat terapi paliatif dengan
kemoterapi dan/atau radiasi. Kemoterapi yang diberikan
adalah cisplatin based, umur tahan hidup 5 tahun 43,5%
dengan angka tengah tahan hidup 20 bulan. Reseksi
mempunyai kemaknaan untuk umur tahan hidup (12).
2.11 Prognosis
Prognosa timoma ditentukan atas dasar tipe
dan derajat histologi dan stage berdasarkan sistim
Masaoka (9).
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Benveniste MFK, Rosado-de-Christenson ML, Sabloff BS, Moran CA,
Swisher SG, Marom EM. Role of imaging in the diagnosis, staging, and
treatment of thymoma. Radiographics. 2011;31(7):1847–61.
2. Vianney MM, Rachmadi L. Aspek Klinik dan Karakteristik Tipe
Histopatologik Timoma. maj patol Indones [Internet]. 2020;30(1):172–9.
3. Ekowati A, Astuti L. Gambaran dan Stadium Timoma pada CT-Scan. J
Radiol Indones. 2017;3(1):10–6.
4. Permatasari A, Wulandari L. Penatalaksanaan Penderita Thymic Carcinoma
dengan Miastenia Gravis. J Respirol Indones. 2013;33(1):57–65.
5. Setiawan HW, Maranatha D. Pemphigus Paraneoplastik pada Timoma. J
Respirasi. 2019;4(1):5.
6. Ekawati NP. ADENOKARSINOMA DARI TIMUS DENGAN
THYMOMA TIPE AB. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 2016;5–24.
7. S I, Wulandari L. Seorang Penderita Timoma. Maj Kedokt Indones
[Internet]. 2013;4(2):2010.
8. Harris K, Elsayegh D, Azab B, Alkaied H, Chalhoub M. Thymoma
calcification: Is it clinically meaningful? World J Surg Oncol. 2011;9:1–5.
9. Aziza Icksan, Maryastuti, Elisna Syahruddiin D. Peran CT Scan dalam
Penilaian timoma. 2008;68–73.
10. Falkson CB, Darling G, Gregg R. The Management of Thymoma : A
Systematic Review and Practice Guideline. 2009;(July 2018).
11. Eview ARTCOR. Thymoma : Clinical Staging Considerations.
2009;4(1):119–26.
12. Syahruddin E, Hudoyo A, Jusuf A. Penatalaksanaan Tumor Mediastinum
Ganas. J Respirologi Indones. 2009;(1):1–14.