Disusun Oleh:
dr. Nadia Brigita Cahayani
Dokter Internship Puskesmas Kupu
Pendamping:
dr. Jamaludin
NIP. 19900202 201902 1 002
Oleh:
Tegal, 2022
Mengetahui,
Dokter Pendamping,
dr. Jamaludin
NIP. 19900202 201902 1 002
i
KATA PENGANTAR
a. dr. Mika Jaya Juĺistina, MM , selaku kepala Puskesma Kupu yang telah
mengarahkan dokter internship selama bertugas di Puskesmas Kupu.
Demi kebaikan mini project ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.4. Bahan Makanan Yang Dianjurkan ..................................... 14
3.5.1.Identifikasi Variabel...............................................................................................27
iv
4.1.2. Keadaan Penduduk ................................................................ 31
4.3.Pembahasan ............................................................................... 38
5.1.Kesimpulan ............................................................................... 43
5.2.Saran .......................................................................................... 43
LAMPIRAN ................................................................................................ 47
v
DAFTAR TABEL
.............................................................................................................. 32
Tabel 4. 2 Data Penduduk menurut Desa,Jenis kelamin dan sek ratio di wilayah
Tabel 4. 3 Data Penduduk menurut Desa dan kelompok umur di wilayah kerja
Tabel 4. 6 Hubungan antara Kepatuhan Diet Diabetes Melitus dengan Kadar Gula
Darah .................................................................................................... 37
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
silent killer sebab penyakit ini dapat menyerang beberapa organ tubuh dan
penatalaksanaan Diabetes Melitus seperti edukasi, diet, olah raga dan obat-
Melitus banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah
makanan yang dianjurkan (Brunner & Suddarth, 2002). Kepatuhan dalam diet
Diabetes Melitus pada umumnya masih rendah, 80% pasien Diabetes Melitus
menyuntik insulin dengan cara tidak tepat, 58% menyuntik insulin dengan
dosis yang tidak sesuai, 77% memantau dan menginterprestasikan gula darah
secara tidak tepat, dan 75% tidak mau makan sesuai dengan anjuran (Sukraniti
& Ambartana 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Phitri & Widiyaningsih
1
Penyebab ketidakpatuhan pasien Diabetes Melitus dalam menjalankan
terapi adalah tidak memahami dan salah memahami tentang manfaat diet.
patuh terhadap terapi tersebut. Pasien yang patuh pada diet akan mempunyai
kontrol kadar gula darah (glikemik) yang lebih baik, dengan kontrol glikemik
yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah komplikasi akut dan
kerusakan pada ginjal (nefropati), dan kerusakan pada sel saraf (neuropati),
glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol, hal ini yang akan
kegiatan prolanis secara rutin hanya berkisar 30 - 40 pasien atau sebanyak 37,5
– 50% tidak rutin mengikuti kegiatan prolanis. Menurut hasil yang di dapat
aturan diet Diabetes Melitus yang telah di berikan oleh dokter ataupun petugas
yang diiringi dengan pengobatan secara medik, olahraga, dan pola hidup sehat
(Krisnatuti, 2008). Diet Diabetes Melitus merupakan salah satu pilar utama
2
pengelolaan Diabetes Melitus, dengan mempertimbangkan jumlah kebutuhan
Antara Kepatuhan Diet Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
1.3.2.Tujuan Khusus
3
Tegal
sebagai berikut:
Hasil mini project ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan pustaka
2. Bagi Masyarakat
Diabetes Melitus.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau
5
istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor pemicu penyakit
1. Pola makan
insulin dalam jumlah yang memadai dan tidak diimbangi dengan sekresi
melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
3. Faktor genetis
Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
obat-obatan
6
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat
6. Pola hidup
Jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
disfungsi pankreas.
2.1.3. Klasifikasi
7
Diabetes Melitus tipe 1, diabetes anak-anak (childhood-
8
atau Diabetes Melitus yang terjadi pada kehamilan, melibatkan
2.1.4. Komplikasi
hipoglikemia.
terpisah tidak berarti satu sama lain saling terpisah dan tidak
9
2.2. Diet Diabetes melitus
antara lain :
a. Jenis Kelamin
10
BB dan wanita sebesar 25 kal/kg BB
b. Umur
usia 40-59 tahun dikurangi 5% usia 60-69 tahun dikurangi 10% dan
c. Aktifitas Fisik
50%.
d. Berat Badan
untuk meningkatkan BB
11
e. Kondisi Khusus
perubahan kadar gula darah yang drastis akan terjadi pada saat sehabis
makan. Sehabis makan maka kadar gula akan tinggi. Namun beberapa
lama tidak mendapat asupan makanan maka kadar gula akan rendah
sekali.
1. Jadwal
kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan. Adapun
12
4. Snack kedua dikonsumsi pada pukul 16.00
2. Jumlah
porsi kecil tapis ering. Penderita harus makan dalam jumlah sedikit
tapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan
3. Makan siang jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 25% dari total
4. Snack kedua jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 10% dari total
13
6. Snack ketiga jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 10% dari total
3. Jenis
sumber karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-
14
2.2.4.2.Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit,
sebagai berikut :
food), goreng-gorengan.
15
dalam Niven, 2000). Dubar dan Stunkard (1979 dalam Niven 2002)
(2002) adalah
16
tentang intruksi yang diberikan kepadanya. Ley dan Spelmen
(1967 dalam Niven 2002) menemukan bahwa lebih dari 60% yang
pasien.
b. Kualitas interaksi
17
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu secara juga
mereka terima.
adanya ketidakpatuhan.
antara lain :
karena dengan adanya kontrol diri yang baik dari penderta Diabetes
18
Efikasi diri dipercaya muncul sebagai prediktor yang penting dari
melakukannya.
19
memperbaiki komunikasi antara dokter dengan pasien. Ada banyak
kesehatannya.
4) Pendekatan perilaku
20
2.4 Glukosa Darah
2001).
Kadar glukosa darah yang normal pada pagi hari setelah malam
21
darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar glukosa darah
pembuluh darah.
Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan
darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri
22
memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan
(Depkes RI, 1999). Menurut WHO, kadar gula darah normal ketika
mmol/l atau 180 mg/dl, malam hari : 8 mmol/l atau 144 mg/dl.
23
2.5. Kerangka Teori
Faktor risiko :
Diabetes Pola makan
Melitus
Obesitas
Genetik
Psikososial
Status ekonomi
Tingkat Pendidikan
kepercayaan
Kadar gula darah
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
25
3. Kelainan responden yang menghambat pengisian kuesioner (buta huruf,
Populasi :
Sampel :
Desain penelitian :
Teknik Sampling :
purposive sampling
Pengumpulan Data
26
3.5. Identifikasi variabel dan Definisi operasional
27
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor dan
menjalankan
dengan jenis,
jumlah, jadwal
makan yang
dianjurkan.
Kadar Gula Kadar gula darah GDP kadar Pengambilan Interval Normal :
bulan di
laboratorium
28
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
dan prosentase.
Metode analisis statistik yang digunakan adalah uji spearman. Uji ini
merupakan analisis dengan libatkan dua pengukuran pada subjek yang sama
menggunakan cara pertama yaitu jika Sig > 0,05 maka H¹ diterima, artinya
29
tidak ada hubungan antar variabel jika Sig < 0,05 maka H¹ ditolak, artinya
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
31
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Kupu tahun
2013 adalah 3.766 jiwa/km² dengan jumlah penduduk per KK rata – rata 3
orang. Wilayah memiliki kepadatan tertinggi desa Lawatan
dengan 5.632 jiwa/km² dan terendah desa Kupu dengan 1.854 jiwa/km².
Luas Kepadatan
Jumlah
NO NAMA DESA daerah ( penduduk
penduduk
KM 2 ) per km 2
1 Ketanggungan 1.03 3.684 3.586,41
2 Pengarasan 0,92 2.669 2.901,09
3 Kupu 2,17 4.025 1.854,84
4 Sidakaton 3,25 13.874 4.268,92
5 Sidapurna 2,16 9.335 4.321,76
6 Dukuhturi 1,07 4.066 3.800,00
7 Lawatan 0,93 5.238 5.632,26
Jumlah 11 ,53 42.891 3.766,47
dan 21.200 jiwa ( 49,42 % ) penduduk perempuan, sehingga rasio jenis kelamin
penduduk wilayah kerja Puskesmas Kupu tahun 2010 sebesar 102,36 rincian data
32
Tabel 4. 2 Data Penduduk menurut Desa,Jenis kelamin dan sek ratio di
wilayah kerja Puskesmas Kupu 2013
JUMLAH RASIO
JUMLAH RASIO BEBAN
NO DESA JENIS
PENDUDUK L P TANGGUNGAN
KELAMIN
1 Kupu 4,025 2,026 1,999 73.79 101.35
2 Ketanggungan 3,694 1,880 1,814 68.29 103.64
3 Lawatan 5,238 2,526 2,712 80.75 93.14
4 Pengarasan 2,669 1,312 1,357 89.69 96.68
5 Sidapurna 9,335 4,609 4,726 57.53 97.52
6 Sidakaton 13,874 6,807 7,067 51.86 96.32
7 Dukuhturi 4,066 1,932 2,134 82.82 90.53
Jumlah 42,901 21,092 21,809 64.36 96.71
2013 dirinci menurut golongan umur dan Jenis kelamin menunjukkan bahwa
JUMLAH JUMLAH
NO DESA
PENDUDUK L P
1 Kupu 4,025 2,026 1,999
2 Ketanggungan 3,694 1,880 1,814
3 Lawatan 5,238 2,526 2,712
4 Pengarasan 2,669 1,312 1,357
5 Sidapurna 9,335 4,609 4,726
6 Sidakaton 13,874 6,807 7,067
7 Dukuhturi 4,066 1,932 2,134
Jumlah 42,901 21,092 21,809
33
4. Angka Beban Tanggungan
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka angka
kerja Puskesmas Kupu menurut usia produktif pada tahun 2011 sampai tahun 2013
34
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel IIS-SPM nomor 5. Tingkat
menyerap serta mampu menerima informasi kesehatan dan kemampuan dalam ikut
yang cukup luas, sehingga akan lebih mudah menyerap dan menerima informasi
serta dapat ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan
keluarganya.
35
Karakteristik Frekuensi (f) Prosentase (%)
Jenis Kelamin
Laki – Laki 8 32,0
Perempuan 17 68,0
Usia
30-40 tahun 2 8,0
41-50 tahun 1 4,0
51-60 tahun 7 28,0
> 60 tahun 15 60,0
Pendidikan Terakhir
Tidak bersekolah 4 16,0
SD 12 48,0
SMP 6 24,0
SMA 3 12,0
Perguruan Tinggi 0 0
Pekerjaan
IRT 8 32,0
Karyawan 2 8,0
Buruh 5 20,0
Lainnya 10 40,0
Kepatuhan Diet
Tidak Patuh 11 44,0
Patuh 14 56,0
Kadar Gula Darah
Tidak Normal 12 48,0
Normal 13 52,0
Tabel 4. 5 Karakteristik responden
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
Selain itu usia tertinggi responden berada pada rentang >60 tahun
36
dalam menjalankan diet Diabetes Melitus terbanyak adalah kategori patuh
< 0,05), maka H0 ditolak, artinya ada hubungan secara statistik signifikan
dapat diartikan bahwa hubungan antara kepatuhan diet dengan kadar gula
37
darah di wilayah kerja Puskesmas Kupu Kabupaten Tegal adalah kuat
4.3. Pembahasan
Puskesmas Kupu
meningkatkan monitoring diri, dan yang dari segi tenaga medis terdiri
38
Dari hasil penelitian Diah Sri Unik (2012) di Semarang
baik dan 37,7% kurang. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
patuh diet dan 40,6% tidak patuh diet, yang dikarenakan masyarakat
12,0%, dan perguruan tinggi (PT) 0%. Dari hal tersebut tingkat
Puskesmas Kupu
39
yang memiliki kadar gula darah normal sejumlah 13 responden
(52,0%). Pada dasarnya kadar gula darah bisa diatas nilai normal
40
nilai normal.
0,028 sehingga ada hubungan kepatuhan diet dengan kadar gula darah.
41
minuman yang dikonsumsi pasien Diabetes Melitus setiap hari untuk
ini dipengaruhi oleh tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah. Dalam
melaksanakan diet harus sesuai dengan ketentuan yang ada yang sudah
darah, jika kepatuhan baik maka kadar gula darah normal, dan
sebaliknya jika tidak patuh menjalani diet perubahan kadar gula darah
42
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil mini project yang dilakukan dapat diambil
(r = 0,439).
5.2. Saran
rutin setiap hari, serta konsumsi obat sesuai anjuran, kemudian untuk
yang rasa manis, makanan yang digoreng, dan makanan yang banyak
43
antidiabetic oral atau insulin.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Nursalam. (2003) Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmiah
keperawatan. Jakarta : EGC
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Phitri,HE.,Widyaningsih. (20l3). Hubungan Antara Pengetahuan dan sikap
penderita diabetes melitus dengan kepatuhan diet diabetes melitus di RSUD
AM.Parikesit Kalimantan Timur,Volume l,Nol,Mei 2013, 58 - 74.
Smelltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah-Brunner &
Suddarth. Jakarta:EGC
Suyono, S. ( 2004 ). Patofisiologi Diabetes Mellitus Editor: Soegondo, dkk.,
Diabetes Mellitus Penatalaksanaan Terpadu , Cetakan ke-5, Jakarta: FKUI
Utami,D.T.,Karim,D & Agrina. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus dengan Ulkus
Diabetikum.Universitas Riau. JOM PSIK VOL. I NO. 2 Oktober 2014
World Health Organization. (2006). Prevention 0f Blindness From Diabetes
Mellitus. Retrieved on September 22, 20l4
Sulistyarini, T.,Susanti,M. (2013). Dukungan Keluarga Meningkatkan Kepatuhan
Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat Inap Rs. Baptis Kediri. Vol
6 ,No I
46
LAMPIRAN
Kode responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Kadar gula darah puasa :
Pilihan jawaban :
Selalu : Jika pernyataan tersebut selalu dilakukan diberi nilai 4
Sering: Jika pernyataan tersebut sering dilakukan diberi nilai 3
Jarang: Jika pernyataan tersebut jarang dilakukan diberi nilai 2
Tidak pernah : Jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan diberi nilai 1
Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering Jarang
Pernah
1 Apakah anda setiap hari rutin
makan 3x sehari?
47
7 Apakah anda sarapan pagi dengan
nasi sebanyak 5 sendok + tempe 1
potong +
sayur 1 mangkok kecil?
8 Apakah anda setiap hari
mengkonsumsi telur dan daging?
48
Lampiran 2 Output SPSS
jenis_kelamin
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Perempua
17 68.0 68.0 68.0
n
Laki-laki 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Usia
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 30-40 2 8.0 8.0 8.0
40-50 1 4.0 4.0 12.0
50-60 7 28.0 28.0 40.0
>60 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Tidak
4 16.0 16.0 16.0
Bersekolah
SD 12 48.0 48.0 64.0
SMP 6 24.0 24.0 88.0
SMA 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
49
kepatuhan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Tidak
11 44.0 44.0 44.0
Patuh
Patuh 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
GDP
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Tidak
12 48.0 48.0 48.0
Terkontrol
Terkontrol 13 52.0 52.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid IRT 8 32.0 32.0 32.0
Karyawa
2 8.0 8.0 40.0
n
Buruh 5 20.0 20.0 60.0
Lainnya 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
50
kepatuhan * GDP Crosstabulation
Count
GDP
Tidak Terkontro
Terkontrol l Total
kepatuha Tidak
8 3 11
n Patuh
Patuh 4 10 14
Total 12 13 25
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.812a 1 .028
Continuity Correctionb 3.205 1 .073
Likelihood Ratio 4.975 1 .026
Fisher's Exact Test .047 .036
Linear-by-Linear
4.619 1 .032
Association
N of Valid Casesb 25
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.28.
b. Computed only for a 2x2
table
51
Correlations
kepatuha
n GDP
Spearman's kepatuha Correlation
1.000 .439*
rho n Coefficient
Sig. (2-tailed) . .028
N 25 25
GDP Correlation
.439* 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .028 .
N 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
52
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Uji validitas digunakan untuk mengetahui layak (sahih) dan tidaknya
item - total correlation (rhitung) dengan nilai rtabel yaitu df = n-2 = (32-2) = 30
diperoleh rtabel = 0,296. Apabila nilai corrected item - total correlation lebih besar
dinyatakan valid. Hal ini ditandai dengan nilai corrected item – total correlation
(rhitung) > rtabel (0,296). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,6. Berdasarkan uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai
cronbach alpha untuk variabel kepatuhan diet sebesar 0,856; karena nilai cronbach
alpha > dari 0,6; maka variabel kepatuhan diet dinyatakan reliabel.
53
Lampiran 4 Plan of Action Mini Project
“Plan Of Action Pembuatan leaflet dan penyuluhan tentang Diet Diabetes Melitus”
54
8. Merencanakan jadwal
penyuluhan sesuai materi Leaflet
tersebut
PELAKSANAAN
1. Mencetak leaflet Printing - Petugas - Petugas 2 Juli - Percetakan - Membagikan leaflet saat
2. Menyerahkan leaflet ke bagian printing printing 2022 - Puskesmas dilakukan penyuluhan
pelayanan yang dituju (Prolanis - Petugas Dilaksan Kupu
atau PTM) Prolanis akan Kabupaten
3. Penyuluhan leaflet kepada atau PTM penyulu Tegal
masyarakat oleh petugas han dan
prolanis atau PTM sebagai pengece
edukasi lewat posyandu lansia kan gula
atau saat acara pengukuran gula darah
darah rutin 1 bulan sekali. tiap 1
4. Pemeriksaan Gula darah saat bulan
kegiatan. sekali.
PENILAIAN DAN EVALUASI
1. Menanyakan kuisioner Observasi - - Dokter 2 Juli Puskesmas - - leaflet masih ada dan
pertanyaan diet dan kepatuhan Internship 2022 Kupu dapat bermanfaat
diet DM kepada peserta Kabupaten - penderita Diet Diabetes
PROLANIS. Tegal Melitus berkurang atau
2. Melakukan pre dan pos test terkontrol baik
setelah edukasi atau penyuluhan Memiliki pengetahuan
yang baik tentang Diet
Diabetes Melitus
55
Lampiran 5 Dokumentasi Mini Project
56
57
Lampiran 6 Leaflet Mini Project
58
59