SKRIPSI
Disusun Oleh :
MELA YULIZA
205140128P
SKRIPSI
Disusun Oleh :
MELA YULIZA
205140128P
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
MELA YULIZA
NPM 205140128P
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Program Studi Keperawatan
Ketua,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan Judul Hubungan Tingkat Stres
dan Aktivitas Fisik Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibalangan Lampung Utara 2022
dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas
Mitra Indonesia.
Penyelesaian skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Dr. Andi Surya, MM, selaku Ketua Yayasan Mitra Lampung
2. Dr. Hj. Armalia Reny W.A.SP, MM selaku Rektor Universitas Mitra
Indonesia
3. Achmad Djamil, SKM., MM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia.
4. Budi Antoro, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia
5. Ns. Septi Kurniasari, M.Kep, Sp.KMB., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian penulisan proposal skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia.
7. Teman-teman seangkatan Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan yang telah diberikan dan
semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Keperawatan.
iv
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan masukan yang membangun guna perbaikan
selanjutnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Umum ................................................................ 6
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1.5.1 Teoritis............................................................................ 6
1.5.2 Aplikatif ......................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 7
vi
2.4.3 Macam-macam Pemeriksaan Gula Darah........................ 27
2.4.4 Manfaat Pemeriksaan Kadar Gula Darah......................... 27
2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Gula Darah..... 27
2.5 Penelitian Terkait ..................................................................... 31
2.6 Kerangka Teori ........................................................................ 33
2.7 Kerangka Konsep .................................................................... 34
2.8 Hipotesis .................................................................................. 35
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 64
5.2 Saran…………………………………………………………........ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6. Dokumentasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
peningkatan prevalensi sebesar 1,2% pada tahun 2007 menjadi 1,9% pada
tahun 2013.
Kadar gula darah pada penderita Diabetes dipengaruhi oleh berbagai hal
seperti obat diabetes, diet, aktivitas fisik dan sebagainya. Salah satu pemicu
terjadinya diabetes adalah stres, diabetes sering menimbulkan perasaan yang
tidak berdaya pada diri penderitanya. Stres adalah respon tubuh yang tidak
spesifik terhadap setiap kebutuhan yang terganggu, suatu fenomena universal
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap
orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada individu yaitu
terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres dapat
mengancam kesimbangan fisiologis (Rasmun, 2004). Tingkat stres yang
tinggi dapat memicu kadar gula darah seseorang semakin meningkat,
sehingga semakin tinggi tingkat stres yang dialami oleh pasien diabetes, maka
penyakit diabetes melitus yang diderita akan semakin tambah buruk (Chritina
& Mistra, 2008).
hormon stres akan meningkatkan kadar glukosa darah, khususnya bila asupan
makanan dan pemberian insulin tidak diubah. Pada saat terjadi stres
emosional, pasien diabetes dapat mengubah pola makan, latihan dan
penggunaan obat yang biasanya di patuhi. Keadaan ini turut menimbulkan
hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia (misalnya, pada pasien dengan
insulin atau obat hipoglikemia oral yang berhenti makan sebagai reaksi
terhadap stres emosional yang di alaminya. Pasien diabetes harus menyadari
kemungkinan kemunduran pengendalian diabetes yang menyertai stres
emosional. Bagi mereka diperlukan motivasi agar sedapat mungkin mematuhi
rencana terapi diabetes pada saat-saat stres. Di samping itu, strategi
pembelajaran untuk memperkecil pengaruh stres dan mengatasinya ketika hal
ini terjadi merupakan aspek yang penting dalam pendidikan diabetes (Brunner
& Suddarth, 2016).
1.5.2 Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
atau informasi tambahan bagi keluarga dan pasien tentang hubungan
tingkat stress dan aktivitas fisik terhadap kadar gula darah terhadap
penderita diabetes mellitus untuk meminimalisir komplikasi.
8
9
c. Faktor umur
Menurut Isnaini dan Ratnasari (2018), terdapat adanya hubungan
antara umur dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2, yaitu semakin
meningkat umur seseorang maka semakin besar risiko terjadinya
Diabetes Melitus Tipe 2. Hal tersebut dikarenakan, usia
memengaruhi penurunan fungsi tubuh, salah satunya sistem
endokrin. Seiring bertambahnya usia dapat menyebabkan keadaan
yang disebut dengan resistensi pada insulin, sehingga terjadi
ketidakstabilan kadar gula darah, yang menimbulkan kejadian
Diabetes Melitus.
d. Faktor Obesitas
Obesitas atau kegemukan memiliki hubungan dengan kejadian
diabetes melitus. Orang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih
tinggi terjadi diabetes melitus dibandingkan dengan orang yang tidak
mengalami Obesitas (Nangge dkk., 2018).
e. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan
prevalensi Diabetes Melitus. Seseorang dengan tingkat pendidikan
yang tinggi jarang terkena Diabetes Melitus dibanding orang dengan
tingkat pendidikan yang rendah. Hal tersebut disebabkan biasanya
orang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki banyak
pengetahuan tentang kesehatan dan lebih cepat mencari pertolongan
tim kesehatan (Isnaini dan Ratnasari, 2018).
sama atau dari stresor yang lain secara bersaman) maka cekaman
menjadi nyata, kita kewalahan dan merasakan stres (Musradinur,
2016).
2) Olah Raga
Olah raga sangat penting dalam pengontrolan kadar gula darah yaitu
akan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Olah raga akan
menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi
darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan cara berolah raga. Olah
raga dengan cara melawan tanahan (resistance training) dapat
meningkatkan lean body mass dan dengan demikian menambah laju
metabolisme istirahat (resting metabolic rate). Semua efek ini
sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan berat
badan, mengurangi rasa stres, dan mempertahankan kesegaran
tubuh. Olah raga juga akan mengubah kadar lemak darah yaitu,
meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar
29
3) Obat
Obat adalah bahan atau campuran yang digunakan untuk melakukan
pengobatan yang berfungsi untuk mencegah, menghilangkan,
mengurangi atau menyembuhkan suatu penyakit, luka, kelainan
badaniah, rohaniah serta memperoleh badan atau anggota badan.
Berasal dari produk kimiawi atau sintetik yang berkhasiat dan
keamanannya telah terbukti secara ilmiah (Atun, 2010).
Jika pasien telah menerapkan pengaturan makan dan kegiatan
jasmani yang teratur namun pengendalian kadar glukosa darahnya
belum tercapai, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat
hipoglikemik oral/suntikan (Suyono, 2011).
1. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Fungsi obat oral hipoglikemik adalah menurunkan kadar gula
darah dengan mekanisme meningkatkan sekresi hormon insulin,
meningkatkan efek hormon insulin. Obat oral hipoglikemik
seperti Sulfonilurea, Biguanid, Inhibitor Glukosidase Alfa
(Acarbose) dan lain-lain.
2. Obat Insulin
Indikasi penggunaan insulin pada DM tipe II, yaitu :
a. Ketoasidosis, koma hiperosmolar dan asidosis laktat
b. Stres berat (infeksi sistemik, operasi berat)
c. Berat badan yang menurun dengan cepat
d. Kehamilan/DM gestasional yang tidak terkendali dengan
pencernaan makan
e. Tidak berhasil dikelola dengan OHO dosis maksimal atau ada
kontra indikasi dengan OHO.
3. Diet
Jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk Diet
DM adalah :
30
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Diabetes Mellitus
1. Usia
Kadar Gula Darah 2. Aktivitas Fisik
3. Pola makan
4. Obesitas
5. pikiran (stress)
Normal Rendahh
Sumber : (Notoatmodjo,2014)
34
Variabel Variabel
Independen Dependen
Perubahan Kadar
Tingkat Stres & Gula Darah
Aktivitas Fisik
2.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2012).
Menurut La Biondo-Wood dan Haber (2002) dalam Nursalam (2015).
hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau
lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari
permasalahan (Nursalam, 2015).
Hipotesis Penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stress dan Aktivitas Fisik
Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibalangan Lampung
Utara 2022.
H0 : Tidak Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stress dan Aktivitas
Fisik Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibalangan
Lampung Utara 2022.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
a) Sampel adalah Sebagian dari jumlah populasi atau yang mewakili
populasi yang akan diteliti, cara ini biasanya untuk memudahkan
peneliti dikarenakan dapat membuat efesien dalam penggunaan
waktu.Sampel dalam penelitian ini yang di gunakan sebesar 40
sampel.
b) Teknik sampel
Teknik sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah Teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).
2. Kriteria Eksklusi
a. Responden dengan penyakit penyerta seperti TBC
b. Pasien tidak bersedia menjadi responden
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Opersional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur skala
Independen : Respon tubuh yang dialami Kuesioner dengan
Tingkat stress oleh pasien Diabetes menggunakan insturment Normal : 0-14
Mellitus akibat penyakit DASS (Depressin 1. Stres Ringan : 15-18
yang diderita Respon tubuh Anxiety Stres Scale) Kuesioner 2. Stres Sedang : 19-25 Ordinal
yang dialami oleh pasien 3. Stres Berat : 26-33
Diabetes Mellitus akibat Stres Sangat berat : >34
penyakit yang diderita
min/minggu600-
39
<1500
3. Berat, jika METs-
min/minggu > 1500
2) Data Umum
a. Responden
Responden 1 : R1
Responden 2 : R2
Responden n :Rn
43
b. Jenis kelamin
Laki-laki :J1
Perempuan : J2
c. Usia
20-30 tahun : U1
31-60 tahun : U2
61-90 tahun :U3
>80 tahun : U4
d. Pendidikan terakhir
Tidak tamat SD : B1
SD/sederajat : B2
SMP/sederajat : B3
SMA/sederajat : B4
3.8.3 Scoring
Scoring adalah memberi skor pada setiap responden dengan melakukan
pemberian nilai terhadap jawaban kuesioner dukungan keluarga
(Saryono, 2010).
a) Skor pada variabel tingkat stres pada pasien Diabetes Mellitus
didapatkan skor minimal 0 dan skor maksimal 34 sehingga diperoleh
skor sebagai berikut : 0-14 (Normal), 15-18 (Ringan), 19-25
(Sedang), 26-33 (Berat), >34 sangat berat).
b) Cara perhitungan aktivitas fisik
Pengukuran Aktivitas Fisik
World Health Organization (WHO) mengembangkan Global
Physical Activity Questionnaire (GPAQ) untuk pengawasan aktivitas
fisik di negara-negara terutama negara yang sedang berkembang.
GPAQ merupakan instrumen yang dirancang untuk pengumpulan
data valid tentang pola aktivitas yang dapat digunakan untuk
pengumpulan data. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
GPAQ adalah kuesioner valid dan dapat diandalkan (reliable).
(Kristanti, Ch. M 2002).
44
3.8.4 Tabulating
Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel yang terdiri dari
beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel dapat digunakan untuk
memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil observasi, survey atau
penelitian data mudah diabaca dan nudah dimengerti (Chandra, 2008).
data khusus meliputi tingkat stress, aktivitas fisik dan kadar gula darah
pada pasien Diabetes Mellitus.
BAB IV
Tabel 4.1
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
pasien diabetes mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
Tabel 4.2
Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia pada pasien diabetes
mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
Tabel 4.3
Distribusi karakteristik responden berdasarkan status marital
pasien diabetes mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
1 Kawin 36 90%
Total 40 100%
Tabel 4.4
Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan pasien
diabetes mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
1 SD/MI 15 37,5%
2 SMP/MTs 8 20%
3 SMA/SMK/MA 14 35%
5 Diploma/Sarjana 3 7,5%
Total 40 100%
Tabel 4.5
Distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pasien diabetes
mellitus di puskesmas kalibalangan lampung utara 2022
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Tingkat stres pada pasien diabetes mellitus di puskesmas kalibalangan
lampung utara 2022
1 Normal 3 7,5 %
Tabel 4.8
Distribusi karakteristik responden berdasarkan Aktivitas fisik pasien diabetes
mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
2 Sedang 8 20%
3 Ringan 27 67,5%
Total 40 100%
Tabel 4.9
Distribusi karakteristik responden berdasarkan gula darah sewaktu
pasien diabetes mellitus di puskesmas kalibalangan tahun 2022
Tabel 4.11
Tabulasi Silang Hubungan Antara aktivitas fisik Dengan
Perubahan Kadar Gula Darah Sewaktu Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di Puskesmas Kalibalangan Tahun 2022
4.3 Pembahasan
a) Jenis kelamin
b) Usia
kadar gula darah puasa dimana usia ≥45 tahun yang paling
banyak terjadinya risiko perubahan kadar gula darah.
c) Status marital
d) Pendidikan
e) Pekerjaan
58
f) Lama penderita
Menurut Hans Selye dalam Rasmun 2014 bahwa stress adalah respon
tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang
60
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
64
65
5.2 Saran
Decroli, Eva. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2 Edisi Pertama. Padang: Pusat
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas.
Depkes RI. 2014. Pedoman tatalaksana klinis diabetes melitus di sarana
pelayanan kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Provinsi Lampung. 2014. Profil kesehatan Provinsi
Lampung. Lampung: Departemen Kesehatan Provinsi Lampung
Hariyanto, Fuad., 2013. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah
Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Cilegon tahun 2013. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas Eighth Edition 2017.
Isnaini, Nur dan Ratnasari. 2018. Faktor risiko mempengaruhi kejadian diabetes
melitus tipe 2. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah (14) 1: 61-67.
Kemenkes RI. (2013). Riskesdas 2013. RISKESDAS 2013.
https://doi.org/10.1517/13543784.7.5 .803
Nangge, Misrini dkk. 2018. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Diabetes
Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut Kota Manado. e-Journal
Keperawatan (e-Kp) (6) 1: 4-5.
Nasriati, Ririn. 2013. Stress dan Perilaku Pasien DM dalam Mengontrol Kadar
Gula Darah. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. Ponorogo.
Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka
Cipta Jakarta (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Pt. Rineka Cipta.
Jakarta.
Nugroho, Septian Adi dan Purwati, Okti Sri. 2010. Hubungan antara Tingkat Stres
dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukoharjo I Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Surakarta. Hal. 46.
Nursalam. 2015. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:
pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
RISKESDAS. (2018). Hasil Utama Riskesdas tentang prevalensi diabetes mellitus
di Indonesia 2018. Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi Diabetes
Melitus Di Indonesia 2018.
Tarwoto. 2012, Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Sistem Persarafan.
Sagung Seto. Jakarta
WHO. 2013. A global brief on Hypertension. Switzerland
World Health Organization. (2016). Diabetes Country Profiles 2016 -
Indonesia.Who. https://doi.org/10.1111/j.1467- 825X.2011.03931.x
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR INFORMED CONSENT
“Hubungan Tingkat Stres dan Aktivitas Fisik Terhadap Perubahan Kadar Gula
Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Kalibalangan Lampung Utara Tahun 2022”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan tingkat stress dan
Aktivitas Fisik terhadap perubahan kadar Gula Darah pada pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Kalibalangan Lampung Utara tahun
2022. Dengan mengisi setiap item pertanyaan dalam kuesioner ini dengan bebas,
tulus serta jujur, Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.
Atas perhatian dan kerja sama bapak/ ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nama : Mela Yuliza
NPM : 205140128P
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia, yang berjudul
"Hubungan Tingkat Stres dan Aktivitas Fisik Terhadap Perubahan Kadar Gula
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibalangan
Lampung Utara Tahun 2022”
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan
memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
g. Nefropati Diabetik
h. Lainnya (....................)
Keterangan:
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : Kadang-kadang
2: Sering
3: Sangat sering atau hampir setiap saat
No Aspek Penilaian 0 1 2 3