Disusun oleh :
dr. Riska Dwiyansari
Pendamping :
dr. Asriany Paranoan
Disusun oleh :
dr. Riska Dwiyansari
Mengetahui,
Pendamping
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga Evaluasi Project dengan judul “Gambaran Pengetahuan pada Penderita Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Lapadde” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Mini Project
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program
Internship Dokter Indonesia di Puskesmas Lapadde.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk-
petunjuk, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik dari institusi maupun dari luar
institusi Puskesmas Lapadde. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Asriany selaku dokter pembimbing yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
2. Perawat, bidan dan segenap karyawan/wati Puskesmas Lapadde atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Mini Project ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, atas segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis dalam penyusunan Mini Project ini.
Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah kesehatan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
Puskesmas Lapadde
Periode 2022
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR..................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................. 4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 6
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………........... 7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 7
1.4 Manfaat................................................................................................ 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi ......................................................................................... 9
2.1.1 Definisi ..................................................................................... 9
2.1.2 Klasifikasi................................................................................. 10
2.1.3 Faktor risiko ............................................................................. 11
2.1.4 Gambaran Klinis....................................................................... 14
2.1.5 Diagnosis................................................................................... 14
2.1.6 Tatalaksana................................................................................ 15
2.1.7 Komplikasi................................................................................ 17
2.2 Kerangka Teori..................................................................................... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian......................................................................... 19
3.2 Metode Pengambilan Sampel...................................................... 19
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 19
3.4 Kerangka Konsep, Variabel Penelitian........................................ 20
3.5 Pengolahan Data.......................................................................... 23
3.6 Analisis Data................................................................................ 24
3.7 Penyajuan data............................................................................. 24
4
4.1.1 Data Umum............................................................................... 25
4.1.2 Data Khusus.............................................................................. 26
4.2 Pembahasan.................................................................................. 27
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 30
5.2 Saran............................................................................................ 30
5
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang gejala
Hipertensi serta implementasi terhadap pola hidup sehari-hari setelah pemberian
informasi di Puskesmas Lapadde.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada
tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap
diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VIII) telah
mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik yang optimal dan
hipertensi. Pada umumnya tekanan darah yang dianggap optimal adalah kurang dari 120
mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan darah diastolik, sementara
tekanan yang dianggap hipertensi adalah lebih dari 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan
lebih dari 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Untuk individu terutama yang memiliki faktor
risiko kardiovaskular bermakna, termasuk riwayat yang kuat dalam keluarga untuk infark
miokard atau stroke, atau riwayat diabetes pada individu, bahkan pada nilai pra hipertensi
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi
homeostatik normal, dapat juga disebut hipertensi idiopatik. Hipertensi ini mencakup sekitar
95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas
susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas dan
merokok.21
diketahui dan terjadi sekitar 10% dari kasus-kasus hipertensi. Hampir semua hipertensi
sekunder berhubungan dengan gangguan sekresi hormon dan fungsi ginjal. Penyebab spesifik
9
hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular
Pada masa ini ada 2 klasifikasi yang banyak dianut, yaitu berdasarkan pedoman The
Joint National Commision (JNC VII) dari Amerika Serikat dan yang dikeluarkan oleh The
European Society of Hypertension (ESC) tahun 2007, yang sama dengan klasifikasi The
Sistolik Diastolik
Sistolik Diastolik
10
2.1.3. Faktor Risiko
1). Usia
Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratif, yang lebih
sering pada usia tua. Pada saat terjadi penambahan usia sampai mencapai tua, terjadi pula
risiko peningkatan penyakit yang meliputi kelainan syaraf kejiwaan, kelainan jantung dan
pembuluh darah serta berkurangnya fungsi panca indera dan kelainan metabolism pada
tubuh.10 Ahli lain berpendapat bahwa wanita menopause mengalami perubahan hormonal yang
menyebabkan kenaikan berat badan dan tekanan darah menjadi lebih reaktif terhadap
konsumsi garam, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Terapi hormon yang
digunakan oleh wanita menopause dapat pula menyebabkan peningkatan tekanan darah.24
Di Sulawesi didapatkan angka prevalensi 6% pada pria dan 11% pada wanita. Di
daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita, dan di daerah
perkotaan Jakarta didapatkan 14,6% pada pria dan 13,7% pada wanita. 25 Pria dan wanita
hipertensi 14,378 kali lebih besar bila dibandingkan dengan subjek tanpa riwayat keluarga
beberapa gen yang terlibat dalam regulasi vaskuler dan reabsorpsi natrium oleh ginjal.27
11
2.1.3.2 Faktor Risiko yang Dapat Dikontrol
Garam dapur merupakan faktor yang sangat berperan dalam patogenesis hipertensi.
Garam dapur mengandung 40% natrium dan 60% klorida. Konsumsi 3-7 gram natrium
perhari, akan diabsorpsi terutama di usus halus. Pada orang sehat volume cairan ekstraseluler
dengan natrium tubuh total. Volume sirkulasi efektif adalah bagian dari volume cairan
ekstraseluler pada ruang vaskular yang melakukan perfusi aktif pada jaringan. Natrium
diabsorpsi secara aktif, kemudian dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring dan
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium
dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99 % dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh hormon aldosteron yang
menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah.23 Garam memiliki sifat menahan
cairan, sehingga mengkonsumsi garam berlebih atau makan-makanan yang diasinkan dapat
Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan
yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko
Kandungan bahan kimia dalam minyak goreng terdiri dari beraneka asam lemak jenuh
(ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya
hanya memiliki nilai tambah pada gorengan pertama saja. Penggunaan minyak goreng lebih
dari satu kali pakai dapat merusak ikatan kimia pada minyak, dan hal tersebut dapat
12
meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan
aterosklerosis dan hal yang memicu terjadinya hipertensi dan penyakit jantung.23
3). Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab
rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh
darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin
akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang
akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan kimia dalam tembakau juga
5). Obesitas
Obesitas merupakan suatu keadaan di mana indeks massa tubuh lebih dari atau sama
dengan 30. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Pada
penderita hipertensi ditemukan 20-30% menderita berat badan berlebih.31 Makin besar massa
tubuh, makin banyak pula suplai darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi
ke jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan volume darah yang beredar melalui pembuluh darah
akan meningkat sehingga tekanan pada dinding arteri menjadi lebih besar.29
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak
aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih
tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang
dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan
13
kenaikkan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan
dan berupa:
a. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan
c. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah pada ginjal dan filtrasi
glomerulus.
2.1.5 Diagnosis
2.1.5.1 Anamnesis
Riwayat keluarga yang kuat mengenai hipertensi bersama dengan kelainan tekanan
darah intermiten yang dilaporkan pada waktu yang lalu mengarah diagnosis hipertensi primer.
Hipertensi sekunder sering kali timbul dalam usia 35 tahun atau setelah 35 tahun. Riwayat
penggunaan steroid adrenal atau estrogen mempunyai arti yang nyata, riwayat infeksi
urinarius yang berulang menunjukan pielonefritis kronik. Riwayat bertambahnya berat badan
cocok dengan sindroma cushing. Faktor risiko lainnya yang sebaiknya diperoleh adalah
merokok, diabetes mellitus, gangguan lipid, riwayat keluarga, adanya kematian dini akibat
tubuh atas dibanding bawah yang sering ditemukan pada koarktasio aorta. Pengukuran
14
tekanan darah di tangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan klasifikasi
Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk menilai HVK
dan tanda-tanda gagal jantung. Impuls apeks yang prominen. Bunyi jantung S2 yang
meningkat akibat kerasnya penutupan aorta. Kadang ditemukan murmur diastolik akibat
regurgitasi aorta. Bunyi S4 (gallop atrial atau presistolik) dapat ditemukan akibat dari
peninggian tekanan atrium kiri. Sedangkan bunyi S3 (gallop ventrikel atau protodiastolik).
Ditemukan bila tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat akibat dari dilatasi ventrikel
kiri. Bila S3 dan S4 ditemukan bersama disebut summation gallop. Paru perlu diperhatikan
apakah ada suara napas tambahan seperti ronki basah atau ronki kering. Pemeriksaan perut
ditujukan untuk mencari aneurisma, pembesaran hati, limpa, ginjal dan asites. Auskultasi
bising sekitar kiri kanan umbilicus (renal artery stenosis). Arteri radialis, arteri femoralis dan
arteri dorsalis pedia harus diraba. Tekanan darah dibetis harus diukur minimal sekali pada
15
penurunan insidensi gagal jantung kongestif, infark miokard dan stroke sebesar >50%, 20%
dan 35%, dengan kontrol tekanan darah yang adekuat.
2.1.6.1 Pengobatan nonfarmakologi
Pada pasien berisiko rendah dengan hipertensi tingkat 1 modifikasi gaya hidup bisa
merupakan terapi tunggal.
Pada hipertensi dengan faktor risiko lain harus dipertimbangkan farmakoterapi bila
tekanan darah tetap sama atau lebih dari 140/90 mmHg dengan upaya modifikasi gaya
hidup
Pasien dengan target organ demage (hipertrofi ventrikel kiri) disarankan untuk
farmakoterapi bila tekanan darah sama dengan atau diatas 140/90 mmHg.
Pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal menahun harus dipertimbangkan untuk
farmakoterapi bila TD sama dengan atau diatas 130/80 mmHg.
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis antara lain:
Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist (Aldo Ant)
Beta Blocker (BB)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 Receptor Antagonist/Blocker (ARB)
Direct Renin Inhibitor (DRI)
Masing-masing obat anti hipertensi memiliki efektifitas dan keamanan dalam
pengobatan hipertensi. Untuk pemilihan obat anti hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
16
yaitu: faktor sosio ekonomi, profil faktor kardiovaskular, ada tidaknya kerusakan organ target,
ada tidaknya penyakit penyerta, variasi individu dari respon pasien terhadap obat anti
hipertensi, kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit
lain, bukti ilmiah kemampuan obat anti hipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan
risiko kardiovaskular.34
Efek samping pengobatan anti hipertensi bisa dihindari dengan menggunakan dosis
rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Hampir sebagian penderita memerlukan kombinasi
anti hipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi pengobatan kombinasi dapat
meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang
harus diminum bertambah.34
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi penderita adalah: diuretika
dengan Angiotensin Converting Enzyme (ACEI) atau Angiotensin II Receptor Blocker (ARB),
Calcium Channel Blocker (CCB) dengan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), Calcium
Channel Blocker (CCB) dengan diuretika, Alfa Blocker (AB) dengan Beta Blocker (BB), dan
kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat.34
2.1.7 Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dibahas di atas sebagai penyebab hipertrofi jantung dan infark miokard.
Hipertensi dapat pula menyebabkan kerusakan ginjal (nefropati), retinopati, stroke,
perdarahan intrakranial, aneurisme dan diseksi aorta.35
deskriptif menurut (Sugiono: 2009;29) adalah suatu metode yang berfungsi untuk
18
mendeskripsikan atau memberi gambaran berupa tingkatan terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan
intervensi dan analisis. Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif biasanya
meliputi angka kejadian pada suatu populasi, penyebaran, frekuensi, morbiditas dan
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Sampel adalah sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang
mewakili populasi. (Martono,2012). Dalam hal ini sampel yang ditargetkan pada penelitian ini
adalah lansia yang masuk dalam program lansia di Posyandu Lansia dalam wilayah kerja
penelitian ini adalah penderita hipertensi yang bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara Purposive Sampling,
yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan yang memenuhi syarat kriteria
Kriteria Inklusi:
Kriteria Eksklusi :
19
a. Penderita hipertensi mengalami komplikasi yang menyebabkan proses penelitian
terganggu.
Dalam pengumpulan data ini dilakukan langsung oleh peneliti diperoleh dari
pemeriksaan tekanan darah pada pasien yang termasuk dalam program lansia yang datang
Besarnya sampel dalam penelitian ini semua penderita hipertensi yang masuk dalam
program lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Lapadde yang memenuhi kriteria inklusi yang
jumlahnya 40 responden.
Pengambilan sampel dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah pada pasien yang
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep ini dikembangkan atau
diacukan kepada tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu.
(Notoatmodjo, 2010).
2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pasien Hipertensi di Puskesmas.
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
Hipertensi di Puskesmas.
variabel. (Notoatmodjo,2010).
Observasi lapangan
Populasi
21
Sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang hasil penelitian meliputi, gambaran
karakteristik responden penelitian, analisa data serta pembahasan yang di
sesuaikan dengan teori yang ada. Penelitian dilakukan pada bulan April 2022 di Posyandu
Lansia Panorama Puskesmas Lapadde.
22
4.1.2 Data Khusus
Data khusus merupakan karakteristik responden yang diamati seperti tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden mengalami hipertensi grade I
22 orang (55%). Sebagian mengalami pre-hipertensi 14 responden (35%) dan sebagian
mengalami hipertensi grade II 4 responden (10%).
4.2 PEMBAHASAN
23
Lipoprotein (LDL). Perempuan yang sudah memasuki menopause hormon estrogen
yang berperan dalam melindungi pembuluh darah sudah rusak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Smantummkul (2014) yang
menyatakan bahwa perempuan mengalami perubahan hormonal (menopause) yaitu
terjadinya penurunan perbandingan estrogen dan anderogen yang menyebabkan
peningkatan pelepasan rennin, sehingga dapat memicu peningkatan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden >60 tahun.
Umur 51-60 tahun merupakan umur yang rentan untuk terkena penyakit, salah
satunya hipertensi. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar
ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan
proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf
berpikir semakin matang dan dewasa (Nurrahmani, 2014).
24
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini terutama tokoh masyarakat dan kader diharapkan untuk tetap
berperan aktif dalam memberikan motivasi dan dorongan untuk mematuhi perintah tim
medis khususnya dalam pemberian obat agar terhindar terjadinya hipertensi berat dan
memberikan informasi pentingnya mencegah terjadinya hipertensi.
6.2.2 Untuk Puskesmas
Terkhusus untuk penyelenggara program dari Puskesmas Lapadde agar sekiranya
lebih sering dalam menggalakkan penyuluhan guna memberikan informasi dan motivasi
secara kontinu kepada responden tentang pentingnya patuh atau taat dalam
mengkonsumsi obat hipertensi dan juga lebih sering menggalakkan skrining hipertensi
baik dalam kegiatan posyandu lansia maupun kegiatan promotive dan kuratif lainnya.
.
25
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
26
19. Corwin, EJ,. 2009. Dalam: Buku Saku Patofisiologi. EdisiRevisi 3, Jakarta: EGC :484-
489.
20. ArifMansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.
21. Sheps, S. G. (2005). Mayo clinic hipertensi; mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta:
Intisari Mediatama.
22. Rilantono LI. 2012. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: FK UI.
23. Sandhya Pruthi. Menopause and High Blood Pressure. 2010. Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/
24. Lam Murni BR Sagala. Perawatan Penderita Hipertensi di Rumah oleh Keluarga Suku
Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe.2011. P: 10 – 13.
25. Aris Sugiarto. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di
Kabupaten Karanganyar). 2007. P:29-50, 90-126.
26. Kartikasari AN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul,
Kabupaten Rembang. 2012. Available from: http://eprints.undip.ac.id/37291/
27. Kaplan M. Norman. Measurenment of Blood Pressure and Primary Hypertension:
Pathogenesis in Clinical Hypertension: Seventh Edition. Baltimore, Maryland USA:
William & Wilkins; 1998. P:28-46
28. Mayo Clinic Staff. High Blood Pressure ( Hypertension ). 2012. Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/high-blood-pressure/risk-factors/
29. Efendi Sianturi. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan Faktor
Risiko di RSU dr.Pirngadi Kota Medan. 2004. Available from: http://repository.usu.ac.id/
30. S.A. Nugraheni, Mellina Suryandari, Ronny Aruben. Pengendalian Faktor Determinan
sebagai Upaya Penatalaksanaan Hipertensi di Tingkat Puskesmas. 2008. Available from:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
31. Williams, G. H., 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Penerbit
buku Kedokteran EGC: 1256-1272.
32. Panggabean MM. Penyakit Jantung Hipertensi. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiadi S. Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing,2009;p 1777-1778.
33. Mohani, CI,.Hipertensi Primer. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Eds: Setiati S,
Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing, 2014;p2284-2293.
27
34. Berkowitz Aaron. Lecture Notes Patofisiologi Klinik. Tangerang: BINARUPA AKSARA,
2013;p69-70.
28