Pembimbing :
dr. H Amir Ali Lubis
Disusun oleh :
Angelo Desta
Andre Farnandes
Jesslyn Natasha
Lidwina Jessica Halim
Catherine Hartono
Suchi Mardika
Rendytia Restiana
Disusun oleh :
Angelo Desta
Andre Farnandes
Jesslyn Natasha
Lidwina Jessica Halim
Catherine Hartono
Suchi Mardika
Rendytia
Pembimbing
Abstrak...................................................................................................................... 1
BAB I. Pendahuluan................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Perumusan masalah ................................................................................. 2
1.2.1 Pernyataan masalah........................................................................... 2
1.2.2 Pertanyaan masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan umum..................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................... .3
1.4 Manfaat..................................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat akademik.............................................................................. 3
1.4.2 Manfaat praktis.................................................................................. 3
BAB II. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 4
2.1 Diabetes melitus....................................................................................... 4
2.1.1 Definisi.............................................................................................. 4
2.1.2 Etiologi.............................................................................................. 4
2.1.3 Faktor resiko...................................................................................... 4
2.1.4 Manifestasi klinis............................................................................... 5
2.1.5 Patogenesis........................................................................................ 5
2.1.6 Diagnosis........................................................................................... 5
2.1.7 Komplikasi......................................................................................... 6
2.1.7.1 Komplikasi akut.......................................................................... 6
2.1.7.2 Komplikasi kronik...................................................................... 7
2.1.8 Prognosis............................................................................................ 8
BAB III. Kerangka Teori & Konsep, Definisi Operasional, Hipotesis................ 9
A. Kerangka teori............................................................................................ 9
B. Kerangka konsep....................................................................................... 9
C. Definisi operasional................................................................................... 9
D. Hipotesis................................................................................................... 10
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar gula darah, sedangkan variabel
bebasnya adalah empat pilar diabetes yang terdiri dari penyerapan edukasi, pengaturan makan,
olahraga, dan kepatuhan pengobatan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
pengaturan makan dengan kadar gula darah (p = 0,022) dan kepatuhan berobat dengan
terkontrolnya gula darah (p 0.024). Pada variabel berikutnya, hubungan olahraga dengan kadar
gula darah tidak menunjukkan hubungan yang signifikan secara pasien dengan diabetes baik
yang melakukan olahraga dan tidak tetap memiliki gula darah terkontrol (p= 0,49). Dan kurang
signifikan antara edukasi dan terkontrolnya gula darah (p = 0.6). Berdasarkan dari hasil analisis,
kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan di dua variabel yaitu diet, dan kepatuhan
pengobatan namun tidak pada variabel olahraga dan edukasi. Dengan melakukan diet yang baik
dan patuh dalam pengobatan mempunyai dampak menstabilkan glukosa darah dengan atau tanpa
melakukan olahraga dan edukasi yang sesuai.
Kata kunci :Empat pilar diabetes, diabetes melitus, kadar gula darah
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Peneliti ingin melihat korelasi antara penegakkan empat pilar diabetes pada
pasien diabetes melitus dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Akademik
Penulis berharap agar penelitian yang telah dilakukan dapat menjadi sumber dan
referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2.1.2 Etiologi
Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan terutama karena kurangnya hormon insulin
pada proses penyerapan makanan. Defisiensi insulin yang pada DM tipe 1 dikaitkan
dengan genetika pada akhirnya menuju proses kerusakan imunologik sel-sel yang
memproduksi insulin.
DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta pankreas dan resistensi
insulin. Resistensi insulin adalah menurunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghamba
tproduksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin
ini sepenuhnya, sehingga terjadi defisiensi relatif insulin[4].
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan
glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain. Berarti, sel beta pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa[1,4]
2.1.5 Patogenesis
Insulin adalah suatu peprida yang disekresi oleh sel beta pankreas dalam
menanggapi kenaikan tingkat glukosa serum, berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan glukosa oleh jaringan perifer dan menekan glukoneogenesis liver. DM
tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan oleh resistensi insulin dan sekresi insulin
cacat. Ada penurunan serapan postprandial glukosa oleh otot dengan insulin
endogen yang dikeluarkan.
Pada pasien dengan hiperglikemia puasa, tingkat insulin telah ditemukan dua
kali lipat ke empat kali lipat lebih tinggi daripada di pasien yang tidak menderita
DM. Pada jaringan otot, ada cacat dalam fungsi reseptor, jalur reseptor insulin-sinyal
transduksi, transportasi dan fosforilasi glukosa, sintesis glikogen, dan oksidasi
glukosa yang berkontribusi pada resistensi insulin. Tingkat basal dari
glukoneogenesis hepatik juga berlebihan, meskipun kadar insulin tinggi. Kedua
cacat diatas berkontribusi pada kadar glukosa postprandial serum yang berlebihan[7]
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik
ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200mg/dL sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Kedua, dengan pemeriksaan glukosa
plasma puasa yang lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien, serta murah,
sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk diagnosis DM. Ketiga, dengan TTGO.
Meskipun TTGO dengan beban 75g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri.
TTGO sulit dilakukan berulang-ulang dan dalam praktik sangat jarang dilakukan.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok TGT atau GDPT terhantung dari hasil yang
diperoleh[4,5]
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi diabetes yang dapat terjadi dibedakan menjadi dua yaitu
komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut berupa koma hipoglikemi,
ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar nonketotik. Komplikasi kronik dapat
berupa makro dan mikroangiopati, neuropati diabetik, infeksi, kaki diabetik, dan
disfungsi ereksi[8].
2.1.8 Prognosis
Angka kematian pada penderita DM adalah dua sampai tiga kali lebih tinggi
dibandingkan dengan populasi umum. Sebanyak 75% orang dengan DM tipe 2
meninggal karena penyakit jantung dan 15% dari stroke. Angka kematian akibat
penyakit kardiovaskuler hingga lima kali lebih tinggi pada orang dengan DM
dibandingkan dengan orang tanpa DM[8,9].
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
D. Hipotesis
Empat pilar diabetes dapat menurunkan dan mengendalikan kadar glukosa darah pada
populasi penderita diabetes melitus apabila diterapkan dengan baik
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu desain case control dengan menggunakan
individu sebagai subjek penelitian. Proses pemilihan subjek penelitian dimulai dari pasien
lama yang telah menderita diabetes melitus yang rutin melakukan pemeriksaan kadar gula
darah tiap minggu dalam rentang waktu empat minggu secara berturut-turut
n1 = n2 = (Zα√2pq+Zβ√p1q1+p2q2)2
(p1-p2)2
3. 16 April – 24 April 2019 Pengkajian data yang didapatkan, pemrosesan data, dan
analisa data
J. Etika Penelitian
1. Peneliti akan memohon persetujuan penelitian dari pihak Puskesmas Cipondoh sebelum
melakukan penelitian.
2. Penelitian akan mendapatkan lulus kaji etik dengan melakukan,
Sebelum melakukan penelitian, subjek penelitian akan diberikan pengarahan mengenai
tujuan, manfaat, serta alur penelitian yang akan dilakukan. Kemudian peneliti akan
memberikan inform consent yang akan diisi oleh subjek meliputi:
a. Penelitian akan mengambil data dari rekam medis dan kuesioner dari pasien.
b. Identitas pasien akan dirahasiakan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil analisis dan penelitian yang telah diperoleh dari wawancara,
pengisian kuesioner, dan pemeriksaan laboratorium terhadap pasien. Analisa dilakukan dengan
menggunakan SPSS
Edukasi Frekuensi
Baik 32 80%
Kurang 8 20%
Olahraga Frekuensi
Melakukan 18 45%
Baik 28 70%
Patuh 25 62.5%
Ya 21 52.5%
Tidak 19 47.5%
n % n %
Edukasi Baik 20 50 12 30 0.9 0.600
Hasil analisis korelasi antara empat pilar diabetes dengan penurunan kadar gula darah pada
pasien dengan diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh menunjukkan bahwa dari 40 subyek
terdapat 52.5 % pasien dengan diabetes mellitus yang terkontrol dan 47.5% pasien dengan
diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Hasil distribusi edukasi mengenai pengetahuan diabetes menunjukkan sebagian besar
responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebesar 32 (80%) pasien, dan sebagian
responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu 8 (20%) pasien.
Hasil distribusi dari pengaturan makanan menunjukan sebagian besar pasien memiliki
pemahaman yang tinggi dalam mengatur makanan yaitu 28 (70%) pasien dimana beberapa
pasien masih belum mengatur makanan yang dikonsumsinya sehari-hari yaitu 12 (30%) pasien.
Hasil distribusi ketersediaan dalam melakukan olahraga terbilang masih cukup kurang yaitu
hanya 18 (45%) pasien yang melakukan olahraga dan sisanya 22 (55%) tidak melakukan
olahraga seperti yang telah dianjurkan.
Hasil dari distribusi kepatuhan berobat menunjukkan sebagian besar pasien rutin
mengkonsumsi obat yaitu 25 (62.5%) pasien dan sebagian masih tidak patuh mengonsumsi obat
yaitu 15 (37.5%) pasien.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian hubungan antara empat pilar diabetes dengan penurunan kadar gula
darah pada pasien dengan diabetes melitus di puskesmas Cipondoh, yaitu sebagian besar
pasien dengan pengaturan makan yang baik dan patuh dalam berobat memiliki kadar gula
darah dalam batas normal (P value 0.02) sehingga diabetes menjadi terkontrol walaupun
tidak melakukan olahraga sesuai yang telah dianjurkan dan kurang edukasi.
Terdapat juga pasien yang belum tahu tentang edukasi diabetes melitus, pengaturan
makan, olahraga, dan kepatuhan berobat.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk puskesmas
Saran yang dapat penulis berikan bagi puskesmas Cipondoh adalah agar
puskesmas dapat lebiih rutin melakukan screeninguntuk mencari pasien-pasien
pengidap diabetes melitus sehingga kadar gula darah yang tinggi bisa segera ditekan
dan perlu lebih disosialisasikan kembali edukasi seputar penyakit diabetes melitus
sehingga masyarakat menjadi lebih paham penyakit diabetes melitus. Puskesmas dapat
melakukan acara penyuluhan sebulan sekali mengenai penyakit diabetes melitus
LAMPIRAN
1. Ben Haroush A, Yogev Y, Hod M. Epidemiology of diabetes mellitus Diabetic Medicine Task
force. 2014
2. Diabetes Fact sheet. WHO. October 2013. Archived from the original on 26 August 2013.
Diakses pada 24 Agustus 2017
3. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes
Care. 2010
4. Williams textbook of endocrinology (12th ed.). Philadelphia: Elsevier/Saunders. pp. 1371–1435
5. www.kedokteran.info/konsensus-pengelolaan-diabetesmelitustipe2-di-indonesia, Perkeni 2006.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Diakses pada
tanggal 24 Agustus 2017.
6. Bartoli E, Fra GP, Carnevale Schianca GP. "The oral glucose tolerance test (OGTT) revisited.".
European journal of internal medicine. Februari 2016
7. American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes. Abridged for Primary
Care Providers. Clinical Diabetes. 2015
8. Sperl-Hillen J, Beaton S, Fernandes O, et al. Comparative effectiveness of patient education
methods for type 2 diabetes: a randomized controlled trial. Arch Intern Med. 2011
9. Laaksonen DE, Lindstrom J, Lakka TA, et al. Physical activity in the prevention of type 2
diabetes: the Finnish diabetes prevention study. Diabetes. 2005