Oleh:
Muhammad Adamas, S. Ked
712018038
Dosen Pembimbing :
Hj. Resy Asmalia, SKM., M.Kes
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Menyetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Hipertensi
Sesuai Standar di Puskesmas Dempo Palembang”, sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian tugas akhir ini,
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik
yang diberikan secara lisan maupun tulisan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Dinas Kesehatan Kota Palembang, atas kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Puskesmas Kenten Palembang.
3. Hj. Resy Asmalia, SKM., M.Kes selaku Pembimbing dan Penguji Klinik..
4. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum............................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 5
iv
4.5. Penentuan Prioritas............................................................... 38
4.6. Alternatif Penyelesaian Masalah.......................................... 40
4.7. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)........................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas di Dempo
Kota Palembang.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Mengidentifikasi penyebab-penyebab masalah tidak tercapainya
target cakupan pelayanan pasien Hipertensi sesuai standar di Puskesmas
Dempo Kota Palembang
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
1. Adanya pengalaman dalam mencari penyebab dan cara pencapaian
pasien hipertensi yang berobat sesuai standar di Puskesmas Dempo
Palembang.
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ada.
3. Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan Kegiatan
(RUK)
2
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khusunya mengenai
pengobatan hipertensi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.1.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.9
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.10
4
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan, dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit. 9
5
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
UKP berfungsi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.
Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi beberapa
kegiatan, yaitu:
a. Pelayanan pemeriksaan umum;
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP;
d. Pelayanan gawat darurat;
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP;
f. Pelayanan persalinan;
g. Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap;
h. Pelayanan kefarmasian; dan
i. Pelayanan laboratorium.
6
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan
membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien,
perlu disusun rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Dengan adanya
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan
dapat lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana
kegiatan di Puskesmas maka diharapkan pengembangan program/kegiatan
tetap berjalan sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada.10
Tahapan penyusunan rencana lima tahynan adalah sebagai berikut:10
a. Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap
perencanaan.
b. Analisis situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
Puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan
pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan
wilayah kerja Puskesmas. Tahapannya adalah: mengumpulkan data,
menganalisis data, Survey Mawas Diri/Community Self Survey
(SMD/CSS).
c. Perumusan Masalah
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapannya adalah:
1) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan
masalah yang ditemukan.
2) Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya.
7
Tabel 2.1. Metode USG
Masalah Masalah Masalah Masalah
Kriteria 1 2 3
8
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan
usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan
operasional Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun berjalan
(N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-1),
dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).10
Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti
tahapan penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu:10
1. Pesiapan
Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap
persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
2. Analisis situasi
Analisis situasi dilaksanakan seperti pada Penyusunan Rencana Lima
Tahunan Puskesmas.
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada Penyusunan Rencana
Lima Tahunan Puskesmas.
4. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan
diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Penyusunan RUK terintegrasi kedalam sistem perencanaan
daerah dan dalam tataran target pencapaian akses, target kualitas
pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta menghilangkan
kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang dari sasaran
program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya
dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed
opportunity).
5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus
kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat adanya
keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan keterpaduan tidak
9
akan terjadi missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat
terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan target prioritas yang
ditetapkan pada perencanaan lima tahunan dapat tercapai.
11
2.2 Definisi Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHgpada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.9,10 Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.10
2.2.2 Klasifikasi
1. BerdasarkanEtiologi
a. Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh
kasus hipertensi. Hipertensi esensial dapat diklasifikasikan sebagai
benigna dan maligna. Hipertensi benigna bersifat progresif lambat,
sedangkan Hipertensi maligna adalah suatu keadaan klinis dalam penyakit
hipertensi yang bertambah berat dengan cepat sehingga dapat
menyebabkan kerusakan berat pada berbagai organ. Organ sasaran utama
keadaan ini adalah jantung, otak, ginjal, mata. Hipertensi maligna bisa
diartikan sebagai Hipertensi berat dengan tekanan diastolic lebih tinggi
dari 120 mmHg. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik,
sistem renin angiotensin – aldostreron, dan faktor –faktor yang
meningkatkan resiko yaitu obesitas, alkoholik, merokok. Dan sebagainya.
11
12
b. Hipertensi Non Esensial(Sekunder)
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain atau kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-
10% dari seluruh penderita hipertensi. Jenis Hipertensi sekunder sering
sekali dapat diobati. Apapun penyebabnya tekanan arteri naik karena
terjadi peningkatan curah jantung, peningkatan resistensi pembuluh
sistemik atau keduanya. Peningkatan curah jantung sering sekali di
sertai penambahan volume darah dan aktivasi neurohumonal di
jantung. Hipertensi sekunder sudah diketahui penyebabnya seperti
disebabkan oleh penyakit ginjal (parenkim ginjal), renovaskular,
endoktrin (gangguan aldosteronisme primer), kehamilan
(preeklampsia), sleep apnea, dan obat – obatan.11
13
2.2.3 Epidemiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu:11
A. Orang:
1) Umur 31-35 tahun dominan mengalami hipertensi dikarenakan seiring
dengan bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat.
Dimana kecendrungan peningkatan tekanan darah cenderung pada usia
lebih dari 40 tahun bahkan pada usia 60 tahunkeatas.
2) Jenis kelamin laki – laki lebih sering mengalami hipertensi
dibandingan perempuan dikarenakan pada dewasa laki – laki
cenderung melakukan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok.
Pada wanita cenderung meningkat pada usia yang lebih tua karena
terjadinya menopause. Menopause menyebabkan kadar estrogen
menurun, dimana fungsi estrogen sebagai pelindung sistem
kardiovaskularberkurang.
3) Gizi berlebih dapat menyebabkan penyakit hipertensi. Perlu diterapkan
kebiasaan makan gizi seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang
sesuai tiap individu agar tercapai kondisi kesehatan yangprima.
B. Tempat:
Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung lebih
mengalami hipertensi dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di
pegunungan. Hal ini dikarenakan masyarakat pesisir lebih cenderung
mengkonsumsi hasil laut yang kaya akan kandungan garam dibandingkan
dengan masyarakat pegunungan yang cendurung mengkonsumsi sayuran
danbuahan.
14
3) riwayat keluarga
4) genetik
b. Faktor risiko yang dapatdimodifikasi
1) Kebiasaan merokok
2) Konsumsi garam
3) konsumsi lemak jenuh
4) penggunaan jelantah
5) kebiasaan konsumsi minum-minumanberalkohol
6) obesitas
7) kurang aktifitas fisik
8) stress
9) penggunaanestrogen
2.2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak pada pusat vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor tersebut
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar melalui kolumna medulla spnalis ke ganglia simpatis di thoraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan
merangsang serabut pasaca ganglion ke pembuluh darah, dilepaskannya
norepineprin akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan, dan ketakutan akan mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsanganvasomotor.12
15
adrenal yang menyebabkan retensi natrium di tubulus ginjal yang
meningkatkan retensi cairan dalam tubuh.semua faktor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah .
perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan
menunkan kemampuan distensi daya regang pembuluh darah
16
2.2.6 Diagnosis12
Prosedur diagnosa hipertensi terdiri atas :
Pemeriksaan tekanandarah
Identifikasi faktorresiko
Pemeriksaan adanya kerusakanorgan
Keadaan klinis pasien.
2.2.7 Tatalaksana
Secara garis besar. Tatalaksana hipertensi dibagi menjadi
secara farmakologis dan non-farmakologis.9
a. Non – farmakologis:
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
asupan garam tidak lebih dari 6 gram/hari, menurunkan
berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per
minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
mengendalikan stress. Untuk pemilihan penggunaan obat-
obatan hipertensidisarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter keluarga anda.
4
b. Farmakologis:
2.2.8 Pencegahan
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan adalah:11,12
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat
dengan memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat
memberikan manfaat yang lebih selain penurunan tekanan
darah, seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam. Tidak jarang, diet rendah garam ini
juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi
5
pada pasien hipertensi derajat ≥2. Dianjurkan untuk asupan
garam tidak melebihi 2 gr/ hari
6
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
28
104.758925 (-2° Lintang Selatan di bawah garis Khatulistiwa dan 104°
Bujur Barat) Batas Wilayah :
- Utara : Kecamatan Sekip Jaya dan Talang Aman
- Selatan : Seberang Ulu Dua dan Sungai Musi
- Timur : Kecamatan Ilir Timur Dua
- Barat : Kecamatan Ilir Barat Satu
3.4. Transportasi
Letak yang strategis, di pusat kota dan di tepi jalan raya,
memungkinkan adanya kemudahan bagi masyarakat untuk menjangkau
pelayanan kesehatan di Puskesmas Dempo. Jalan Kolonel Atmo dilalui
beberapa jalur angkutan umum, sehingga memudahkan akses
transportasi. Selain itu juga masyarakat juga dapat menjangkau dengan
berjalan kaki ataupun dengan kendaraan pribadi.
29
3.5. Sarana Komunikasi
Sarana untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat Puskesmas
Dempo menyediakan layanan call center dengan nomor 08117182222 untuk
layanan telepon, sms, whatsapp. Email Puskesmas Dempo :
puskesmasdempopalembang@yahoo.com. Sistem Informasi yang
digunakan di Puskesmas Dempo adalah Aplikasi e-Puskesmas, dimana
aplikasi tersebut sudah terintegrasi (bridging) dengan P-Care dari BPJS
Kesehatan. Selain itu, sistem antrian juga sudah menggunakan aplikasi
yang terintegrasi sampai ke poli pelayanan. Untuk mendukung lancarnya
sistem informasi yang digunakan, Puskesmas Dempo menggunakan
jaringan internet berlangganan.
30
- Lantai Dua : Unit Tata Usaha, Poli Haji & PTM, Unit
Reproduksi, Unit romkes, Dapur, Perpustakaan dan Aula Serba
Guna
31
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas,
mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang.
Manfaat Penilaian kinerja Puskesmas yaitu Puskesmas mengetahui
tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang
harus dicapainya dan Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan
analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan
masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).
Selain Penilaian Kinerja Puskesmas, dalam menjalankan tugasnya
Puskesmas juga harus mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal
yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Dempo Tahun 2019.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
4.2. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif atau
kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan kemampuan untuk
dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk mengatasi masalah, berdasarkan
situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di masyarakat serta waktu
dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.9
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.
Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok
yang akan mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.
Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penetapan prioritas
berdasarkan:
a. Pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok.
b. Saran dan pendapat para narasumber.
c. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan.
d. Analisa situasi.
e. Sumber informasi atau referensi lainnya.
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness, dan growth.7
Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.7
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
organisasi maka semakin serius masalah tersebut.7
Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
34
Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut.7
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah
prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG
tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan
skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah
tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut.
Keterangan :
1 : sangat kecil
2 : kecil
3 : sedang
4 : besar
5 : sangat besar
35
keluarga dan masyarakat di lingkungan tersebut. Selain itu, hipertensi juga
merupakan komorbid penyakit Covid-19.
36
Metode
Manusia
Kurangnya frekuensi dan
Pasien tidak tahu jika Pengetahuan Kurangnya keefektifan penyuluhan hipertensi
berobat bisa masyarakat rendah penyuluhan kemasyarakat dan kader
menggunakan BPJS hipertensi
Pemeriksaan
TCM di RS Gaya hidup
rujukan masyarakat (pola
makan, aktvitas
fisik)
Sarana Dana Lingkungan
37
4.5. Penentuan Prioritas Penyebab
Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah
yaitu dengan metode skoring. Metode skoring adalah salah satu teknik yang
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari berbagai pilihan untuk
menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan
beberapa kriteria yang telah disepakati sebagai berikut:
- Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target dengan
cakupan pencapaian, makin besar kesenjangan maka makin buruk kinerjanya
dan semakin tinggi skor yang diberikan.
- Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan
dianggap penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari
beberapa hal, misalnya ada hubungan langsung/tidak langsung. Semakin
penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka. Apabila satu
penyebab masalah diselesaikan maka akan sekaligus bisa menyelesaikan
beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab masalah yang dapat
diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut tergolong penting dan
mendapat skor lebih tinggi.
- Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan
dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana,
prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit
sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.
- Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungan
dari stakeholder (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokoh
masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana, dan
keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah,
maka makin tinggi skor yang diberikan.
- Risiko (risk if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu
penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka
semakin tinggi angkanya.
38
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya
1=tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting. Nilai akhir
didapat dari perkalian nilai kriteria.
Dukunga Risiko
Besaran Kepe Kemuda Nilai
Penyebab n untuk bila tak
Penyebab nting han/Kel akhir/peri
Masalah Perubaha ditangan
Masalah an ayakan ngkat
n i
Manusia
- Kurangnya
pengetahuan 4 4 3 3 4 576 (III)
masyarakat
- Faktor ekonomi 3 3 3 4 4 432 (IV)
yang rendah
Metode
- Metode
penyuluhan 4 4 3 4 4 768 (II)
kurang variatif
- Kurangnya
penyuluhan
terkait 4 4 4 4 4 1024 (I)
hipertensi
Sarana
- Jarak rumah
pasien ke 3 3 2 4 3 216 (VI)
puskesmas yang
jauh
Lingkungan
- Gaya hidup
masyarakat 4 4 4 3 3 576 (III)
(pola makan,
aktivitas fisik)
Dana
- Kurangnya dana 3 3 2 3 3 162 (VII)
puskesmas
39
Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang
akan menjadi prioritas masalah. Dari akar penyebab masalah di atas, yang menjadi
prioritas masalah adalah Kurangnya frekuensi dan keefektifan penyuluhan
hipertensi ke masyarakat dan peran kader yang aktif masih sedikit.
4.6. Alternatif Penyelesaian Masalah
Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila anggaran
untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan prioritas
kegiatan adalah sebagai berikut :
Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja
yang ada, maka makin tinggi skornya.7
Evidence Based
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yang
telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan
dengan kegiatan yang belum ada bukti.7
Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.7
Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas,
sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa
didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi
nilainya.7
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya
1= tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting. Nilai akhir
didapat dari perkalian nilai kriteria
40
Tabel 4.4 Penentuan Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah
Evidence Mampu Total
Solusi Kegiatan Konsistensi Penerimaan
Based Laksana Nilai
meningkatkan Meningkatkan frekuensi
penyuluhan terkait kegiatan penyuluhan 4 4 4 256 (I)
4
hipertensi dan mengenai penyakit
mengganti metode hipertensi
penyuluhan yang
variatif
Mencetak media promkes
yang menarik seperti
leaflet maupun brosur
4 3 4 4 192 (II)
mengenai penyakit
hipertensi
Mengadakan kegiatan
senam rutin untuk
penderita hipertensi
4 4 4 4 256 (I)
41
Kurangnya koordinasi Meningkatkan kerjasama
144
lintas program dan dengan klinik, BP, dan 4 3 4 3
(III)
sektoral dokter praktek
42
Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih bagi program
Pelayanan kesehatan orang dengan hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo
adalah melakukan pelatihan dan pembinaan pada kader yang aktif mengenai
deteksi dini hipertensi di masyarakat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas,
mengadakan senam rutin untuk penderita hipertensi serta meningkatkan frekuensi
kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.
42
4.7. Rencana Usulan Kegiatan
Rencana usulan kegiatan puskesmas dibuat dalam table 4.5
Tabel 4.5 Rencana Usulan Kegiatan
Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
Pelatihan dan 1. Meningkatkan Kader Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
pembinaan pengetahuan kader beberapa laptop, kesehatan cakupan
pada kader mengenai deteksi dini kader. brosur/ penemuan
yang aktif penyakit hipertensi di leaflet/ dan kader. hipertensi
mengenai masyarakat. poster,
deteksi dini 2. Diharapkan dengan snack,
hipertensi di adanya pelatihan dan ATK
masyarakat pembinaan pada kader
yang membantu pihak
dilakukan oleh Puskesmas dalam
pihak penemuan kasus
Puskesmas hipertensi sehingga
pasien yang diduga
menderita hipertensi
dapat segera dilaporkan
kepihak Puskesmas
untuk didata dan di
terapi segera.
Meningkatka Meningkatkan Kader Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
pengetahuan tentang dan beberapakad laptop, kesehatan cakupan
n frekuensi
43
Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
kegiatan penyakit hipertensi masyaraka er dan brosur/ penemuan
kepada masyarakat dan t masyarakat leaflet/ hipertensi
penyuluhan
kader sehingga dapat poster,
mengenai membantu pihak snack
penyakit puskesmas dalam
hipertensi. menemukan kasus
hipertensi
Mengadakan Sebagai sarana aktivitas Kader dan Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
fisik dan terapi non pasien beberapa laptop, kesehatan cakupan
kegiatan
farmakologis bagi kader dan speaker penemuan
senam rutin penderita hipertensi pasien hipertensi
hipertensi
bagi
yang berobat
penderita ke
Puskesmas
hipertensi
Dempo
44
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Yang merupakan faktor penyebab rendahnya Pelayanan kesehatan
orang dengan hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo tahun
2019 adalah kurangnya tenaga kesehatan ahli serta kurangnya kader
yang masih aktif, pengetahuan masyarakat rendah, kurangnya
koordinasi lintas program dan lintas sectoral, kurangnya frekuensi dan
keefektifan penyuluhan hipertensi ke masyarakat dan kader, kurang
tersedianya media promkes, budaya malu masyarakat yang tinggi,
rendahnya kesadaran pasien, kondisi rumah padat, lembab dan
kurangnya ventilasi.
2. Pemecahan penyebab masalah Pelayanan kesehatan orang dengan
hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo tahun 2019 adalah peran
kader yang aktif masih sedikit dan kurangnya frekuensi dan keefektifan
penyuluhan hipertensi ke masyarakat dan kader.
3. Penyelesaian masalah yang dipilih untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan orang dengan hipertensi sesuai standar di
Puskesmas Dempo tahun 2019 adalah melakukan pelatihan dan
pembinaan pada kader yang aktif mengenai deteksi dini hipertensi di
masyarakat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas serta meningkatkan
frekuensi kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi di Puskesmas
Dempo
2. Mencetak leaflet, brosur, dan poster mengenai hipertensi
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral.
45
DAFTAR PUSTAKA
46