Anda di halaman 1dari 44

Tugas Akhir

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN


KESEHATAN ORANG DENGAN HIPERTENSI SESUAI
STANDAR DI PUSKESMAS DEMPO PALEMBANG TAHUN
2019

Oleh:
Muhammad Adamas, S. Ked
712018038

Dosen Pembimbing :
Hj. Resy Asmalia, SKM., M.Kes

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN


KESEHATAN ORANG DENGAN TUBERCULOSIS (TB)
SESUAI STANDAR DI PUSKESMAS DEMPO PALEMBANG
TAHUN 2019

Dipersiapkan dan disusun oleh


Muhammad Adamas, S. Ked
712018038

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

Palembang, Desember 2020

Menyetujui :

Hj. Resy Asmalia, SKM., M.Kes.

Pembimbing dan Penguji

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Upaya Peningkatan Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Hipertensi
Sesuai Standar di Puskesmas Dempo Palembang”, sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian tugas akhir ini,
penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik
yang diberikan secara lisan maupun tulisan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Dinas Kesehatan Kota Palembang, atas kesempatan untuk melaksanakan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Puskesmas Kenten Palembang.
3. Hj. Resy Asmalia, SKM., M.Kes selaku Pembimbing dan Penguji Klinik..
4. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Palembang, Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum............................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................ 4
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Puskesmas............................................................................ 6
2.1.1. Definisi Puskesmas..................................................... 6
2.1.2. Wewenang Puskesmas............................................... 6
2.1.3. Upaya Kesehatan Puskesmas..................................... 7
2.1.4. Manajemen Puskesmas............................................... 8
2.2. Hipertensi............................................................................. 15
2.2.1. Definisi...................................................................... 15
2.2.2. Klasifikasi.................................................................. 16
2.2.3. Epidemiologi............................................................. 16
2.2.4. Faktor Risiko............................................................. 21
2.2.5. Patofisiologi............................................................... 23
2.2.6. Diagnosis.................................................................... 25
2.2.7. Tatalaksana................................................................ 25
2.2.8. Pencegahan................................................................ 26

BAB III. PROFIL PUSKESMAS KENTEN PALEMBANG


3.1. Gambaran Umum................................................................. 28
3.2. Letak Geografi...................................................................... 28
3.3. Keadaan Demografi.............................................................. 29
3.4. Transportasi.......................................................................... 29
3.5. Sarana Komunikasi............................................................... 30
3.6. Sumber Daya........................................................................ 30
3.7. Grafik 10 Penyakit Terbanyak............................................. 31
3.8. Pencapaian Kinerja Puskesmas Dempo............................... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Identifikasi Masalah............................................................. 33
4.2. Prioritas Masalah.................................................................. 34
4.3. Perumusan Masalah.............................................................. 36
4.4. Akar Penyebab Masalah....................................................... 36

iv
4.5. Penentuan Prioritas............................................................... 38
4.6. Alternatif Penyelesaian Masalah.......................................... 40
4.7. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)........................................ 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan........................................................................... 45
5.2. Saran .................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi, juga dikenal sebagai tingginya atau meningkatnya tekanan
darah, adalah suatu kondisi di mana tekanan di pembuluh darah terus-
menerus meningkat. Darah dibawa dari jantung ke seluruh tubuh di dalam
pembuluh darah. Setiap kali jantung berdetak, ia memompa darah ke dalam
pembuluh darah. Tekanan darah diciptakan oleh kekuatan darah mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh jantung. Semakin
tinggi tekanan semakin sulit jantung memompa. Jika dibiarkan tidak
terkontrol, hipertensi bisa menyebabkan serangan jantung, pembesaran
jantung dan akhirnya gagal jantung. Pembuluh darah dapat menyebabkan
tonjolan (aneurisma) dan titik-titik lemah di pembuluh darah karena tekanan
yang tinggi, membuat pembuluh darah lebih mungkin tersumbat dan rupture
sehingga bisa menyebabkan stroke. Hipertensi juga dapat menyebabkan
gagal ginjal, kebutaan, pecahnya pembuluh darah dan gangguan kognitif1.
Hipertensi disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi
normalnya. Hipertensi dikenal juga sebagai silent killer atau pembunuh
terselubung yang tidak menimbulkan gejala atau asimptomatik seperti
penyakit lain. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun
2013, yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8
persen, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau riwayat
minum obat hanya sebesar 9,5%2.
Cakupan pelayanan pasien Hipertensi sesuai standar di Puskesmas
Dempo Kota Palembang pada tahun 2020 belum mencapai target, yaitu
hanya sebesar 52%. Perlu dilakukan analisis apa saja yang menjadi
penyebab masalah tersebut dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan cakupan pelayanan pasien hipertensi sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas Dempo Kota Palembang. Oleh sebab itu, penulis
tertarik mengangkat topik ini sebagai tugas akhir Kepaniteraan Klinik

1
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas di Dempo
Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana upaya meningkatkan cakupan pelayanan pasien Hipertensi
sesuai standar di Puskesmas Dempo Kota Palembang?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Mengidentifikasi penyebab-penyebab masalah tidak tercapainya
target cakupan pelayanan pasien Hipertensi sesuai standar di Puskesmas
Dempo Kota Palembang

1.3.2. Tujuan khusus


1. Teridentifikasinya prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
Dempo Palembang tahun 2020.
2. Teridentifikasinya prioritas penyebab masalah rendahnya cakupan
pasien hipertensi yang berobat sesuai standar di Puskesmas Dempo
Palembang Tahun 2020.
3. Didapatnya penyelesian masalah terpilih untuk meningkatkan
cakupan pasien hipertensi yang berobat sesuai standar di
Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2020.

1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Mahasiswa
1. Adanya pengalaman dalam mencari penyebab dan cara pencapaian
pasien hipertensi yang berobat sesuai standar di Puskesmas Dempo
Palembang.
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ada.
3. Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan Kegiatan
(RUK)

2
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khusunya mengenai
pengobatan hipertensi.

1.4.2. Bagi Puskesmas


Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan
dalam meningkatkan cakupan pasien hipertensi yang berobat sesuai
standar di Puskesmas Dempo pada tahun berikutnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puskesmas
2.1.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.9
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.10

2.1.2. Wewenang Puskesmas


Dalam menyelenggarakan fungsi maka Puskesmas berwenang untuk:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan danupaya
kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

4
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan, dan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit. 9

2.1.3. Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.9
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM berfungsi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
UKM terdiri dari Upaya kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat juga upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
meliputi:9
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi;
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit; dan
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

Sedangkan UKM Pengembangan merupakan upaya pengembangan


yang dilakukan Puskesmas yang meliputi:9
a. Pelayanan kesehatan jiwa;
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat;
c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer;
d. Pelayanan kesehatan olahraga;
e. Pelayanan kesehatan indera;
f. Pelayanan kesehatan lansia;
g. Pelayanan kesehatan kerja; dan
h. Pelayanan kesehatan lainnya.

5
2. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
UKP berfungsi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.
Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi beberapa
kegiatan, yaitu:
a. Pelayanan pemeriksaan umum;
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP;
d. Pelayanan gawat darurat;
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP;
f. Pelayanan persalinan;
g. Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat
inap;
h. Pelayanan kefarmasian; dan
i. Pelayanan laboratorium.

2.1.4. Manajemen Puskesmas


Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi
yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan target
kinerja yang telah ditetapkan.10
A. Perencanaan
Perencanaan yang disusun didapatkan melalui pengenalan permasalahan
secara tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang
dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan tujuannya.10
1. Penyusunan Rencana Lima Tahunan

6
Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan
membina pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien,
perlu disusun rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Dengan adanya
Rencana Lima Tahunan Puskesmas, maka kelangsungan pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan pada setiap tahun untuk satu periode akan
dapat lebih terjamin, walaupun terjadi pergantian pengelola dan pelaksana
kegiatan di Puskesmas maka diharapkan pengembangan program/kegiatan
tetap berjalan sesuai dengan Rencana Lima Tahunan yang telah ada.10
Tahapan penyusunan rencana lima tahynan adalah sebagai berikut:10
a. Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas agar memperoleh
kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap
perencanaan.
b. Analisis situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
Puskesmas, agar dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan
pemenuhan harapan masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan
wilayah kerja Puskesmas. Tahapannya adalah: mengumpulkan data,
menganalisis data, Survey Mawas Diri/Community Self Survey
(SMD/CSS).
c. Perumusan Masalah
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapannya adalah:
1) Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah
yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan
masalah yang ditemukan.
2) Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya.

7
Tabel 2.1. Metode USG
Masalah Masalah Masalah Masalah
Kriteria 1 2 3

Tingkat Urgensi (U)


Tingkat Keseriusan (S)
Tingkat Perkembangan (G)
UxSxG

3) Mencari Akar Penyebab Masalah


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya
dicari akar penyebab dari masalah tersebut. Dapat dicari dengan
diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish
bone)

Gambar 2.1. Diagram Fishbone

4) Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat).

2. Penyusunan Rencana Tahunan

8
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan
usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan
operasional Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
untuk tahun mendatang (N+1) disusun pada bulan Januari tahun berjalan
(N) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (N-1),
dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (N).10
Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti
tahapan penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu:10
1. Pesiapan
Langkah-langkah dalam tahap persiapan dilaksanakan seperti tahap
persiapan pada penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
2. Analisis situasi
Analisis situasi dilaksanakan seperti pada Penyusunan Rencana Lima
Tahunan Puskesmas.
3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilaksanakan seperti pada Penyusunan Rencana
Lima Tahunan Puskesmas.
4. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan
diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Penyusunan RUK terintegrasi kedalam sistem perencanaan
daerah dan dalam tataran target pencapaian akses, target kualitas
pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta menghilangkan
kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang dari sasaran
program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya
dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed
opportunity).
5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus
kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat adanya
keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan keterpaduan tidak

9
akan terjadi missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat
terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan target prioritas yang
ditetapkan pada perencanaan lima tahunan dapat tercapai.

B. Pengawasan dan Pengendalian


1. Pengawasan
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana
program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar
Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan
yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian
kinerja program, dan teknis pelayanan.10
Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana,
standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku
perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan
secara terjadwal atau sewaktu-waktu.10
2. Pengendalian
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus
dilakukan upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan pengendalian ini
harus dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan
secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala
Puskesmas, maupun penanggung jawab program.10

C. Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas
disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi
10
Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan
kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.10
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan
pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil
verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas kedalam
kelompoknya sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Ruang lingkup dan tahap
pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas sebagai berikut:10
a. Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas
- Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi: UKM esensial,
UKM pengembangan, dan UKP.
- Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan
b. Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas
Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas dilaksanakan baik di tingkat
Puskesmas maupun di tingkat kabupaten atau kota.
c. Penyajian
Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, Puskesmas dikelompokkan menjadi
3 (tiga), yaitu:
1) Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:
- Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
> 91%.
- Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥ 8,5.
2) Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
- Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
81 - 90%.
- Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil 5,5 – 8,4.
3) Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:
- Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat pencapaian hasil
≤ 80%.
- Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil < 5,5.

11
2.2 Definisi Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHgpada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak
(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai.9,10 Pada lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan darah sistolik diatas 160 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.10

2.2.2 Klasifikasi
1. BerdasarkanEtiologi
a. Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh
kasus hipertensi. Hipertensi esensial dapat diklasifikasikan sebagai
benigna dan maligna. Hipertensi benigna bersifat progresif lambat,
sedangkan Hipertensi maligna adalah suatu keadaan klinis dalam penyakit
hipertensi yang bertambah berat dengan cepat sehingga dapat
menyebabkan kerusakan berat pada berbagai organ. Organ sasaran utama
keadaan ini adalah jantung, otak, ginjal, mata. Hipertensi maligna bisa
diartikan sebagai Hipertensi berat dengan tekanan diastolic lebih tinggi
dari 120 mmHg. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik,
sistem renin angiotensin – aldostreron, dan faktor –faktor yang
meningkatkan resiko yaitu obesitas, alkoholik, merokok. Dan sebagainya.
11

12
b. Hipertensi Non Esensial(Sekunder)
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain atau kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-
10% dari seluruh penderita hipertensi. Jenis Hipertensi sekunder sering
sekali dapat diobati. Apapun penyebabnya tekanan arteri naik karena
terjadi peningkatan curah jantung, peningkatan resistensi pembuluh
sistemik atau keduanya. Peningkatan curah jantung sering sekali di
sertai penambahan volume darah dan aktivasi neurohumonal di
jantung. Hipertensi sekunder sudah diketahui penyebabnya seperti
disebabkan oleh penyakit ginjal (parenkim ginjal), renovaskular,
endoktrin (gangguan aldosteronisme primer), kehamilan
(preeklampsia), sleep apnea, dan obat – obatan.11

2. Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik danDiastolik


Berdasarkan The Seventh Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 8) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, Pre-Hipertensi, Hipertensi derajat 1 dan
derajat 2.11

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC 8.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi grade I 140-159 90-99
Hipertensi grade II ≥160 ≥100

13
2.2.3 Epidemiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu:11
A. Orang:
1) Umur 31-35 tahun dominan mengalami hipertensi dikarenakan seiring
dengan bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat.
Dimana kecendrungan peningkatan tekanan darah cenderung pada usia
lebih dari 40 tahun bahkan pada usia 60 tahunkeatas.
2) Jenis kelamin laki – laki lebih sering mengalami hipertensi
dibandingan perempuan dikarenakan pada dewasa laki – laki
cenderung melakukan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok.
Pada wanita cenderung meningkat pada usia yang lebih tua karena
terjadinya menopause. Menopause menyebabkan kadar estrogen
menurun, dimana fungsi estrogen sebagai pelindung sistem
kardiovaskularberkurang.
3) Gizi berlebih dapat menyebabkan penyakit hipertensi. Perlu diterapkan
kebiasaan makan gizi seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang
sesuai tiap individu agar tercapai kondisi kesehatan yangprima.
B. Tempat:
Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung lebih
mengalami hipertensi dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di
pegunungan. Hal ini dikarenakan masyarakat pesisir lebih cenderung
mengkonsumsi hasil laut yang kaya akan kandungan garam dibandingkan
dengan masyarakat pegunungan yang cendurung mengkonsumsi sayuran
danbuahan.

2.2.4 Faktor Risiko12


Faktor risiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Faktor Resiko yang tidak dapatdimodifikasi
1) umur
2) jenis kelamin

14
3) riwayat keluarga
4) genetik
b. Faktor risiko yang dapatdimodifikasi
1) Kebiasaan merokok
2) Konsumsi garam
3) konsumsi lemak jenuh
4) penggunaan jelantah
5) kebiasaan konsumsi minum-minumanberalkohol
6) obesitas
7) kurang aktifitas fisik
8) stress
9) penggunaanestrogen

2.2.5 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak pada pusat vasomotor pada medula di otak. Dari vasomotor tersebut
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar melalui kolumna medulla spnalis ke ganglia simpatis di thoraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan
merangsang serabut pasaca ganglion ke pembuluh darah, dilepaskannya
norepineprin akan mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan, dan ketakutan akan mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsanganvasomotor.12

Pada saat bersamaan dimana sistem simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
mengakibatkan bertambahnya aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal juga
sekresi epineprin yang menyebabkan konstriksi.korteks adrenal mensekresi
kortisol yang juga berperan pada vasokonstriksi. Vasokontriksi pada
pembuluh darah renal menyebabkan insufisiensi aliran darah ke renal yang
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin
I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan
vasokrontriktor kuat.hal ini merangsang pengeluaran aldosteron oleh korteks

15
adrenal yang menyebabkan retensi natrium di tubulus ginjal yang
meningkatkan retensi cairan dalam tubuh.semua faktor tersebut cenderung
menyebabkan hipertensi Pada lansia, perubahan struktur dan fungsi
pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah .
perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang akan
menunkan kemampuan distensi daya regang pembuluh darah

16
2.2.6 Diagnosis12
Prosedur diagnosa hipertensi terdiri atas :
 Pemeriksaan tekanandarah
 Identifikasi faktorresiko
 Pemeriksaan adanya kerusakanorgan
 Keadaan klinis pasien.

2.2.7 Tatalaksana
Secara garis besar. Tatalaksana hipertensi dibagi menjadi
secara farmakologis dan non-farmakologis.9

a. Non – farmakologis:
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
asupan garam tidak lebih dari 6 gram/hari, menurunkan
berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi
penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per
minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
mengendalikan stress. Untuk pemilihan penggunaan obat-
obatan hipertensidisarankan untuk berkonsultasi dengan
dokter keluarga anda.

4
b. Farmakologis:

Gambar 2.1 Algoritma tatalaksana hipertensi menurut JNC 8.

2.2.8 Pencegahan
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan adalah:11,12
a. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat
dengan memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat
memberikan manfaat yang lebih selain penurunan tekanan
darah, seperti menghindari diabetes dan dislipidemia.
b. Mengurangi asupan garam. Tidak jarang, diet rendah garam ini
juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi

5
pada pasien hipertensi derajat ≥2. Dianjurkan untuk asupan
garam tidak melebihi 2 gr/ hari

c. Olah raga. Olahraga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30


–60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong
penurunan tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak
memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya
harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di
tempat kerjanya.
d. Mengurangi konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alkohol
belum menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun
konsumsi alkohol semakin hari semakin meningkat seiring
dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di
kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada
pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam
penurunan tekanandarah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum
terbukti berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah,
tetapi merokok merupakan salah satu faktor risiko utama
penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan
untuk berhenti merokok.

6
BAB III
PROFIL PUSKESMAS

3.1. Gambaran Umum


Berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor
489/KPTS/DINKES/2017 Tentang Perubahan atas Keputusan Walikota
Palembang Nomor 332/KPTS/DINKES/2017 Tentang Izin Operasional
Pusat Kesehatan Masyarakat Di Kota Palembang. Bahwa kode
Puskesmas Dempo yaitu P1671050202 dengan wilayah kerja sebagai
berikut:
1. Kelurahan Tiga Belas Ilir
2. Kelurahan Empat Belas Ilir
3. Kelurahan Lima Belas Ilir
4. Kelurahan Enam Belas Ilir
5. Kelurahan Tujuh Belas Ilir
6. Kelurahan Delapan Belas Ilir
7. Kelurahan Kepandean Baru
8. Kelurahan Dua Puluh Ilir Satu

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang


Nomor 331 Tahun 2016 Tentang Penetapan Puskesmas Koordinator dan
Puskesmas Satelit Kota Palembang, bahwa Puskesmas Dempo merupakan
Puskesmas Koordinator di Kecamatan Ilir Timur I dan Puskesmas
Ariodillah dan Puskesmas Talang Ratu sebagai Puskesmas Satelit. Luas
wilayah kerja Puskesmas Dempo yaitu 283,2 Ha.

3.2. Letak Geografi


Puskesmas Dempo terletak di Jl. Kolonel Atmo No. 861
Kelurahan 17 Ilir Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Wilayah kerja
Puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil
pinggiran sungai. Puskesmas Dempo berada di koordinat -2.981803,

28
104.758925 (-2° Lintang Selatan di bawah garis Khatulistiwa dan 104°
Bujur Barat) Batas Wilayah :
- Utara : Kecamatan Sekip Jaya dan Talang Aman
- Selatan : Seberang Ulu Dua dan Sungai Musi
- Timur : Kecamatan Ilir Timur Dua
- Barat : Kecamatan Ilir Barat Satu

3.3. Keadaan Demografi Tahun 2019

3.4. Transportasi
Letak yang strategis, di pusat kota dan di tepi jalan raya,
memungkinkan adanya kemudahan bagi masyarakat untuk menjangkau
pelayanan kesehatan di Puskesmas Dempo. Jalan Kolonel Atmo dilalui
beberapa jalur angkutan umum, sehingga memudahkan akses
transportasi. Selain itu juga masyarakat juga dapat menjangkau dengan
berjalan kaki ataupun dengan kendaraan pribadi.

29
3.5. Sarana Komunikasi
Sarana untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat Puskesmas
Dempo menyediakan layanan call center dengan nomor 08117182222 untuk
layanan telepon, sms, whatsapp. Email Puskesmas Dempo :
puskesmasdempopalembang@yahoo.com. Sistem Informasi yang
digunakan di Puskesmas Dempo adalah Aplikasi e-Puskesmas, dimana
aplikasi tersebut sudah terintegrasi (bridging) dengan P-Care dari BPJS
Kesehatan. Selain itu, sistem antrian juga sudah menggunakan aplikasi
yang terintegrasi sampai ke poli pelayanan. Untuk mendukung lancarnya
sistem informasi yang digunakan, Puskesmas Dempo menggunakan
jaringan internet berlangganan.

3.6. Sumber Daya


1. Sarana dan Prasarana
Anggaran / Dana :
- Retribusi
- Kapitasi JKN
- Jamsoskes
- BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan )
2. Peralatan
Puskesmas Dempo terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana
sesuai dengan standar yang telah di tetapkan dalam Permenkes 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas. Gedung Puskesmas Dempo terdiri
dari 3 lantai dimana jenis poli/unit yang ada yaitu:
- Lantai Dasar : Unit Pendaftaran dan Rekam Medis, Poli
Umum, Poli Lansia, Ruang Tindakan, Poli KIA/ KB & Imunisasi,
Unit Obat, Gudang Obat, Unit Laboratorium, Poli Mawar
(Pelayanan TB Paru), Ruang Menyusui, Play ground anak-anak.
- Lantai Satu : Poli Gigi, Poli Anak, Ruang Pertemuan, Ruang
Pimpinan, Ruang Vaksin, Musholla, Ruang Sekretariat
Akreditasi & Sekretariat ISO Haji.

30
- Lantai Dua : Unit Tata Usaha, Poli Haji & PTM, Unit
Reproduksi, Unit romkes, Dapur, Perpustakaan dan Aula Serba
Guna

3.7. Grafik 10 Penyakit Terbanyak

3.8. Pencapaian Kinerja Puskesmas Dempo


Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas. Ruang lingkup penilaian kinerja
Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan
kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian
terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah
ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan upaya kesehatan
pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang
diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat.
Tujuan Penilaian Kinerja adalah Tercapainya tingkat kinerja
Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota. Tujuan
khususnya yaitu untuk mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil
cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir
tahun kegiatan, mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun

31
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas,
mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang.
Manfaat Penilaian kinerja Puskesmas yaitu Puskesmas mengetahui
tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang
harus dicapainya dan Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan
analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan
masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).
Selain Penilaian Kinerja Puskesmas, dalam menjalankan tugasnya
Puskesmas juga harus mampu memenuhi Standar Pelayanan Minimal
yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Dempo Tahun 2019.

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah


Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi
masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya.9
Berdasarkan dari pencapaian cakupan-cakupan program di Puskesmas
Dempo tahun 2019, ada beberapa program yang belum mencapai target yang
merupakan sebuah masalah dimana apabila tidak di tindak lanjuti akan berdampak
pada kesehatan masyarakat dilingkungan tersebut, sehingga perlu
mengidentifikasi beberapa masalah cakupan-cakupan program tersebut seperti :

Tabel 4.1 Identifikasi Masalah


Kesenjangan
NO Program Target Pencapaian Masalah
Target
Cakupan pelayanan
Pelayanan kesehatan Kesehatan orang
orang dengan dengan tuberculosis
1 100% 45% 55%
tuberculosis sesuai pencapaiannya
standar masih dibawah
target
Cakupan Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
penderita hipertensi
2 penderita hipertensi 100% 52% 48%
sesuai standar
sesuai standar
masih dibawah
target
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Pada
Pelayanan Kesehatan
Usia Produktif
3 Pada Usia Produktif 100% 47% 53%
Sesuai Standar
Sesuai Standar
masih dibawah
target

33
4.2. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan
masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif atau
kualitatif berdasarkan data serta perhitungan kemudahan dan kemampuan untuk
dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk mengatasi masalah, berdasarkan
situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di masyarakat serta waktu
dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.9
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.
Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok
yang akan mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.
Sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penetapan prioritas
berdasarkan:
a. Pengetahuan dan pengalaman masing-masing anggota kelompok.
b. Saran dan pendapat para narasumber.
c. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan.
d. Analisa situasi.
e. Sumber informasi atau referensi lainnya.
Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness, dan growth.7
Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.7
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia,
sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap
organisasi maka semakin serius masalah tersebut.7
Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.

34
Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut.7
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah
prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG
tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan
skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah
tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut.

Tabel 4.2 Matriks USG Prioritas Masalah


Total
NO MASALAH U S G
(UxSxG)
Pelayanan kesehatan
1 orang dengan tuberculosis 5 5 4 100
sesuai standar
Pelayanan Kesehatan
2 penderita hipertensi sesuai 5 5 5 125
standar
Pelayanan Kesehatan
3 Pada Usia Produktif 4 4 4 64
Sesuai Standar

Keterangan :
1 : sangat kecil
2 : kecil
3 : sedang
4 : besar
5 : sangat besar

Berdasarkan matriks USG diatas yang menjadi prioritas masalah adalah


Pelayanan kesehatan orang dengan hipertensi sesuai standar di Puskesmas
Dempo. Masalah tersebut menjadi prioritas karena apabila tidak ditindak lanjuti,
maka akan menjadi agen penularan sehingga mempengaruhi kecepatan upaya
pencegahan penyakit tidak menular (hipertensi) dalam meningkatkan kesehatan

35
keluarga dan masyarakat di lingkungan tersebut. Selain itu, hipertensi juga
merupakan komorbid penyakit Covid-19.

4.3. Perumusan Masalah


Dalam menentukan urutan masalah, langkah berikutnya adalah perumusan
masalah yang mencakup apa permasalahannya, siapa yang terkena masalahnya,
berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi, dan bilamana masalah itu
terjadi (what, who, when, where, why and how).
Rumusan Masalahnya yaitu :
Rendahnya pelayanan kesehatan orang dengan tuberculosis sesuai standar di
Puskesmas Dempo Tahun 2019 belum mencapai target dengan pencapaian 45%
dari 100%.

4.4. Akar Penyebab Masalah


Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari Input (Sumber daya),
Proses (Pelaksana Kegiatan) dan Lingkungan, untuk mencari akar penyebab
masalah dapat menggunakan fishbone diagram seperti tertera dalam gambar
berikut.

36
Metode
Manusia
Kurangnya frekuensi dan
Pasien tidak tahu jika Pengetahuan Kurangnya keefektifan penyuluhan hipertensi
berobat bisa masyarakat rendah penyuluhan kemasyarakat dan kader
menggunakan BPJS hipertensi

Faktor ekonomi Metode penyuluhan


rendah kurang variatif Cakupan
pelayanan
kesehatan orang
dengan hipertensi
Jarak rumah pasien Kurangnya dana Budaya malu sesuai standar
ke puskesmas jauh puskesmas masyarakat yang 52% dari 100%
tinggi

Pemeriksaan
TCM di RS Gaya hidup
rujukan masyarakat (pola
makan, aktvitas
fisik)
Sarana Dana Lingkungan

Gambar 4.1 Penentuan akar penyebab masalah berdasarkan metode fishbone

37
4.5. Penentuan Prioritas Penyebab
Berdasarkan pembahasan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah
yaitu dengan metode skoring. Metode skoring adalah salah satu teknik yang
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari berbagai pilihan untuk
menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan
beberapa kriteria yang telah disepakati sebagai berikut:
- Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target dengan
cakupan pencapaian, makin besar kesenjangan maka makin buruk kinerjanya
dan semakin tinggi skor yang diberikan.
- Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan
dianggap penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari
beberapa hal, misalnya ada hubungan langsung/tidak langsung. Semakin
penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka. Apabila satu
penyebab masalah diselesaikan maka akan sekaligus bisa menyelesaikan
beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab masalah yang dapat
diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut tergolong penting dan
mendapat skor lebih tinggi.
- Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan
dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana,
prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit
sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.
- Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungan
dari stakeholder (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokoh
masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana, dan
keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah,
maka makin tinggi skor yang diberikan.
- Risiko (risk if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu
penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka
semakin tinggi angkanya.

38
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya
1=tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting. Nilai akhir
didapat dari perkalian nilai kriteria.

Dukunga Risiko
Besaran Kepe Kemuda Nilai
Penyebab n untuk bila tak
Penyebab nting han/Kel akhir/peri
Masalah Perubaha ditangan
Masalah an ayakan ngkat
n i
Manusia
- Kurangnya
pengetahuan 4 4 3 3 4 576 (III)
masyarakat
- Faktor ekonomi 3 3 3 4 4 432 (IV)
yang rendah
Metode
- Metode
penyuluhan 4 4 3 4 4 768 (II)
kurang variatif
- Kurangnya
penyuluhan
terkait 4 4 4 4 4 1024 (I)
hipertensi

Sarana
- Jarak rumah
pasien ke 3 3 2 4 3 216 (VI)
puskesmas yang
jauh

Lingkungan
- Gaya hidup
masyarakat 4 4 4 3 3 576 (III)
(pola makan,
aktivitas fisik)
Dana
- Kurangnya dana 3 3 2 3 3 162 (VII)
puskesmas

Tabel 4.3 Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

39
Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang
akan menjadi prioritas masalah. Dari akar penyebab masalah di atas, yang menjadi
prioritas masalah adalah Kurangnya frekuensi dan keefektifan penyuluhan
hipertensi ke masyarakat dan peran kader yang aktif masih sedikit.
4.6. Alternatif Penyelesaian Masalah
Pada sesi ini ditentukan pula prioritas dari berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila anggaran
untuk program terbatas. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan prioritas
kegiatan adalah sebagai berikut :
 Konsistensi
Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja
kabupaten/kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja
yang ada, maka makin tinggi skornya.7
 Evidence Based
Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yang
telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan
dengan kegiatan yang belum ada bukti.7
 Penerimaan
Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat
setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.7
 Mampu Laksana
Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas,
sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa
didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi
nilainya.7
Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing krteria. Misalnya
1= tidak penting, 2= kurang penting, 3= penting, 4= sangat penting. Nilai akhir
didapat dari perkalian nilai kriteria

40
Tabel 4.4 Penentuan Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah
Evidence Mampu Total
Solusi Kegiatan Konsistensi Penerimaan
Based Laksana Nilai
meningkatkan Meningkatkan frekuensi
penyuluhan terkait kegiatan penyuluhan 4 4 4 256 (I)
4
hipertensi dan mengenai penyakit
mengganti metode hipertensi
penyuluhan yang
variatif
Mencetak media promkes
yang menarik seperti
leaflet maupun brosur
4 3 4 4 192 (II)
mengenai penyakit
hipertensi

Mengadakan kegiatan
senam rutin untuk
penderita hipertensi
4 4 4 4 256 (I)

41
Kurangnya koordinasi Meningkatkan kerjasama
144
lintas program dan dengan klinik, BP, dan 4 3 4 3
(III)
sektoral dokter praktek

42
Dari tabel tersebut untuk penyelesaian masalah terpilih bagi program
Pelayanan kesehatan orang dengan hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo
adalah melakukan pelatihan dan pembinaan pada kader yang aktif mengenai
deteksi dini hipertensi di masyarakat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas,
mengadakan senam rutin untuk penderita hipertensi serta meningkatkan frekuensi
kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.

42
4.7. Rencana Usulan Kegiatan
Rencana usulan kegiatan puskesmas dibuat dalam table 4.5
Tabel 4.5 Rencana Usulan Kegiatan
Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
Pelatihan dan 1. Meningkatkan Kader Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
pembinaan pengetahuan kader beberapa laptop, kesehatan cakupan
pada kader mengenai deteksi dini kader. brosur/ penemuan
yang aktif penyakit hipertensi di leaflet/ dan kader. hipertensi
mengenai masyarakat. poster,
deteksi dini 2. Diharapkan dengan snack,
hipertensi di adanya pelatihan dan ATK
masyarakat pembinaan pada kader
yang membantu pihak
dilakukan oleh Puskesmas dalam
pihak penemuan kasus
Puskesmas hipertensi sehingga
pasien yang diduga
menderita hipertensi
dapat segera dilaporkan
kepihak Puskesmas
untuk didata dan di
terapi segera.

Meningkatka Meningkatkan Kader Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
pengetahuan tentang dan beberapakad laptop, kesehatan cakupan
n frekuensi

43
Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
kegiatan penyakit hipertensi masyaraka er dan brosur/ penemuan
kepada masyarakat dan t masyarakat leaflet/ hipertensi
penyuluhan
kader sehingga dapat poster,
mengenai membantu pihak snack
penyakit puskesmas dalam
hipertensi. menemukan kasus
hipertensi
Mengadakan Sebagai sarana aktivitas Kader dan Dihadiri oleh BOK Mic, Tenaga Peningkatan BOK
fisik dan terapi non pasien beberapa laptop, kesehatan cakupan
kegiatan
farmakologis bagi kader dan speaker penemuan
senam rutin penderita hipertensi pasien hipertensi
hipertensi
bagi
yang berobat
penderita ke
Puskesmas
hipertensi
Dempo

44
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Yang merupakan faktor penyebab rendahnya Pelayanan kesehatan
orang dengan hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo tahun
2019 adalah kurangnya tenaga kesehatan ahli serta kurangnya kader
yang masih aktif, pengetahuan masyarakat rendah, kurangnya
koordinasi lintas program dan lintas sectoral, kurangnya frekuensi dan
keefektifan penyuluhan hipertensi ke masyarakat dan kader, kurang
tersedianya media promkes, budaya malu masyarakat yang tinggi,
rendahnya kesadaran pasien, kondisi rumah padat, lembab dan
kurangnya ventilasi.
2. Pemecahan penyebab masalah Pelayanan kesehatan orang dengan
hipertensi sesuai standar di Puskesmas Dempo tahun 2019 adalah peran
kader yang aktif masih sedikit dan kurangnya frekuensi dan keefektifan
penyuluhan hipertensi ke masyarakat dan kader.
3. Penyelesaian masalah yang dipilih untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan orang dengan hipertensi sesuai standar di
Puskesmas Dempo tahun 2019 adalah melakukan pelatihan dan
pembinaan pada kader yang aktif mengenai deteksi dini hipertensi di
masyarakat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas serta meningkatkan
frekuensi kegiatan penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi di Puskesmas
Dempo
2. Mencetak leaflet, brosur, dan poster mengenai hipertensi
3. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral.

45
DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2018. Physical Activity. Diunduh dari: http://www.who.int/news-


room/fact-sheets/detail/physical-activity
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta ; Kemenkes RI
3. Kementerian Kesehatan RI. INFODATIN Hipertensi. 2018.
4. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI. 2016.
5. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016.
6. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun
2017. Palembang: Dinkes Kota Palembang. 2017.
7. Profil Puskesmas Dempo Palembang. Palembang : Puskesmas Kenten. 2019
8. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes RI Nomor 67. Tahun 2016
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016.
9. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2014.
10. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Manajemen Puskesmas Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 2016.
11. Azwar, A. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Binapura Aksara. Edisi Revisi.
Jakarta Barat. 2010

46

Anda mungkin juga menyukai