Anda di halaman 1dari 51

TUGAS AKHIR

Gambaran Pelakasanaan Penerimaan Tablet Tambah Darah Remaja Putri


di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

Disusun Oleh :
FITHRYA DIAN SARI, S.Ked
G1A217016

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penyusunan tugas akhir stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
ini dapat diselesaikan.
Banyak sekali pihak yang telah membantu penulisan makalah ini, oleh
karena itu dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
dr. Sri Rosianti selaku kepala Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi yang telah
menyetujui dalam pembuatan judul tugas akhir, kak Megawati sebagai petugas
program Gizi tahun 2017, kak Harmiyati sebagai petugas Labor , dan kak Kiki
sebagai petugas bagian informasi beserta seluruh staf dan petugas Puskesmas
lainnya yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen-dosen
pembimbing selama stase Ilmu Kesehatan Masyarakat yairu dr. Azwar Djauhari,
M.Sc, dr. H. Armaidi Darmawan, M. Epid, drg. Irawati Sukandar, M.Kes, dr. Rini
Kartika, M.Kes, dr. Yulinda Fetritura, M.Kes, dan dr. Nuriyah, M.Biomed yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan ilmu yang
sangat berguna ketika diskusi.
Penulis sendiri menyadari dalam penulisan ini penuh dengan
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata, Penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jambi, Maret 2018

Penulis
BIODATA PENULIS

Fithrya Dian Sari, lahir di Bukittinggi, 4 Maret 1995 dari ayah Zulfahmi
Hosen dan ibu Afrida Yulis, sebagai putri ketiga dari tiga bersaudara. Riwayat
pendidikan penulis antara lain memulai pendidikannya dengan bersekolah di TK
Al-Irsyad Sawahlunto, melanjutkan pendidikan SD di SD Negeri 03 Lubang
Panjang Kota Sawahlunto pada tahun 2001-2004 dan SD Negeri 14 Sungai
Rumbai Kab. Dharmasraya pada tahun 2004-2007, lulusan SMPN 1 Sungai
Rumbai Kab. Dharmasraya tahun 2010, lulusan SMAN 10 Padang tahun 2013 dan
lulusan S1 Kedokteran Universitas Jambi tahun 2017. Kini penulis sedang
menjalani masa dokter muda (Ko-ass).
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Biodata Penulis ........................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................... iv
Daftar Tabel ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3
2.1 Definisi Tablet Tambah Darah ..................................................... 3
2.2 Definisi Anemia ........................................................................... 3
2.3 Akibat Anemia Gizi Besi ............................................................. 4
2.4 Makanan yang Mempengaruhi Penyerapan Besi ......................... 5
2.5 Sasaran Pemberian Tablet Tambah Darah ................................... 5
2.6 Dasar Hukum Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur ....................................................................... 6
2.7 Pelaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur ....................................................................... 6
2.8 Langkah-Langkah Pendistribusian Tablet Tambah Darah
Remaja Putri ....................................................................................... 7
2.9 Pembiayaan .................................................................................. 7
2.10 Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan ........................... 8
BAB 3 METODA PENGUMPULAN DATA
3.1 Data yang Dikumpulkan .............................................................. 12
3.2 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data....................................... 12
3.3 Sampel .......................................................................................... 12
3.4 Cara Pengambilan Data ................................................................ 12
BAB 4 HASIL KEGIATAN PUSKESMAS ........................................... 14
4.1 Profil Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jmabi ............................ 14
4.2 Hasil Pengumpulan Data Primer .................................................... 16
4.3 Hasil Pengumpulan Data Sekunder .............................................. 20
BAB 5 MASALAH KESEHATAN ......................................................... 16
5.1 Identifikasi Masalah ..................................................................... 22
5.2 Penentuan Prioritas Masalah .......................................................... 23
5.3 Identifikasi Penyebab Masalah .................................................... 25
5.4 Menentukan Penyebab yang Paling Dominan ............................. 27
BAB 6 PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USULAN
KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH ......................... 28
6.1 Alternatif Pemecahan Masalah .................................................... 28
6.2 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih......................................... 29
6.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ................................. 30
6.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih .... 30
6.5 Monitoring dan Evaluasi .............................................................. 31
BAB VII Kesimpulan dan Saran .............................................................. 33
7.1 Kesimpulan .................................................................................. 33
7.2 Saran ............................................................................................. 34
Daftar Pustaka .......................................................................................... 35
Lampiran
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Senyawa zat besi setara dengan 60 mg besi elemental ................... 3

Tabel 2.2 Rekomendasi WHO Tentang pengelompokan Anemia (g/dL) berdasarkan


umur ....................................................................................................................... 3

Tabel 4.1 Jumlah Remaja Putri yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD) di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017 ............................... 20
Tabel 4.2 Data Sampel Hb Remaja Putri yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017 ........................................................... 21
Tabel 5.1 MCUA untuk menentukan prioritas masalah..................................... 24
Tabel 5.2 Tabel Teknik Scoring PAHO Penentuan Prioritas Masalah .............. 24
Tabel 6.1 Alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi penyebab dominan
timbulnya masalah ............................................................................................. 28
Tabel 6.2 Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan metode MCUA
(Multiple Criteria Utility Assessment) ............................................................... 29
Tabel 6.3 Rencana Usulan Kegiatan .................................................................. 30
Tabel 6.4 Format Monitoring Kegiatan ............................................................. 31
Tabel 6.5 Evaluasi Kegiatan ........................................................................... 32
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat
dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika
kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan
produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.1,2
Salah satu sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPUMN) 2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi anak.
Sebagai penjabarannya, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategi
(Renstra) tahun 2015-2019 tercantum di dalamnya sasaran Program Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak antara lain meningkatkan ketersediaan dan
keterjangkauan pembinaan perbaikan gizi masyarakat salah satunya adalah
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dengan target 30%
pada tahun 2019.3
Dari Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan persentase anemia pada WUS umur
15-44 tahun sebesar 35,3 persen. Kondisi anemia dapat meningkatkan risiko
kematian ibu pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko
bayi lahir prematur. Keadaan ini merupakan akibat dari asupan zat gizi besi dari
makanan yang memenuhi sekitar 40% dari kecukupan.4

Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh sektor


kesehatan sendiri akan tetapi memerlukan kerja sama lintas sektor untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai tindak lanjut maka
puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran kementrian kesehatan
menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi
yaitu dengan pemberian TTD pada remaja putri. Sekolah yang berisikan siswa/
remaja merupakan ujung tombak dalam pembangunan bangsa ini yang memiliki
karakteristik berjiwa muda, semangat tinggi, loyalitas tinggi dan intelektual tinggi
sehingga para remaja harus dalam keadaan sehat untuk meraih cita-citanya.5
Dari data survei awal didapatkan 8 dari 10 siswi SLTP/SLTA di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang mengalami anemia. Dari data laporan
pendistribusian Tablet Tambah Darah ke SLTP/SLTA di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang pada tahun 2017 didapatkan cakupan pencapaian 20,3%
(345 remaja putri) dari target sasaran 1721 remaja putri.6
Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk membahas ggambaran
pelaksanaan penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

1.2. Tujuan Penelitian


1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan penerimaan tablet tambah darah remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah terhadap gambaran pelaksaaan
penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi.
2. Untuk menentukan prioritas masalah terhadap gambaran pelaksaaan
penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi.
3. Untuk menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah terhadap gambaran
pelaksaaan penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi.
4. Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik terhadap
gambaran pelaksaaan penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi.
5. Untuk melakukan evaluasi dan monitoring terhadap gambaran pelaksaaan
penerimaan tablet tambah darah remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Tablet Tambah Darah

Tablet tambah darah adalah suplemen gizi yang mengandung senyawa zat
besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg asam folat.
Kesetaraan besi elemental dan tingkat bioavailablitasnya berbeda berdasarkan
senyawa besi yang digunakan (tabel 1). Oleh karenanya, TTD program dan
TTD mandiri harus mengacu pada ketentuan tersebut.7

Tabel 2.1

Senyawa zat besi setara dengan 60 mg besi elemental

Sumber: WHO, 2012 dan adaptasi INACG, 199

2.2 Definisi Anemia


Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal per 100 ml darah, yang berbeda menurut kelompok umur,
jenis kelamin dan kondisi fisiologis.8

Tabel 2.2

Rekomendasi WHO Tentang pengelompokan Anemia (g/dL) berdasarkan umur

Sumber: WHO, 2011


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada populasi melibatkan
interaksi kompleks dari faktor-faktor sosial, politik, ekologi, dan biologi. Menurut
Agragawal S bahwa penyebab utama anemia adalah gizi dan infeksi. Di antara
faktor gizi yang berkontribusi terhadap anemia adalah kekurangan zat besi. Hal ini
karena konsumsi makanan yang monoton, namun kaya akan zat yang
menghambat penyerapan zat besi (phytates) sehingga zat besi tidak dapat
dimanfaatkan oleh tubuh.9

Kekurangan zat besi juga dapat diperburuk oleh status gizi yang buruk,
terutama ketika dikaitkan dengan kekurangan asam folat, vitamin A atau B12,
seperti yang sering terjadi di negara-negara berkembang. Penelitian Pala K dan
Dundar Ndi Turki menunjukkan bahwa faktor lama menstruasi juga berhubungan
dengan kejadian anemia. Berkaitan dengan penyakit infeksi, malaria dan
kecacingan merupakan penyebab anemia, terutama di daerah endemik.Di samping
itu kondisi sosial ekonomi, rumah tangga juga terkait dengan kejadian anemia.
Beberapa penelitian menunjukkan

angka kejadian anemia yang cenderung lebih tinggi pada rumah tangga miskin.
Kondisi anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena
infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur.9

2.3 Akibat Anemia Gizi Besi7


Anemia menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat dialami semua
kelompok umur. Defisiensi besi walaupun belum disertai anemia defisiensi besi
dan anemia ringan sudah cukup menimbulkan gejala, seperti lesu, lemah, letih,
lelah, dan lalai (5 L). Hal ini diakibatkan oleh menurunnya kadar oksigen yang
dibutuhkan jaringan tubuh, termasuk otot untuk aktivitas fisik dan otak untuk
berpikir, karena oksigen dibawa oleh hemoglobin. Penderita kekurangan zat besi
juga akan turun daya tahan tubuhnya, akibatnya mudah terkena penyakit infeksi.
Dengan tingginya prevalensi anemia pada wanita usia subur dan pada ibu
hamil di Indonesia, maka diperkirakan sebagian besar WUS dan ibu hamil
menderita defisiensi besi, sehingga tambahan kebutuhan 1000 mg selama
kehamilannya perlu didapatkan dari suplementasi. Ibu hamil yang menderita
anemia berisiko mengalami keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, bayi berat
lahir rendah, serta perdarahan sebelum, saat dan setelah melahirkan. Pada anemia
sedang dan berat perdarahan dapat menjadi lebih parah, sehingga berisiko
terhadap terjadinya kematian ibu dan bayi.

2.4 Makanan yang Mempengaruhi Penyerapan Besi7

2.4.1 Meningkatkan penyerapan besi.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD dikonsumsi


bersama dengan buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, papaya, mangga, jambu
biji dan lain-lain) dan kalau memungkinkan dengan daging, ikan atau unggas.

2.4.2 Makanan dan obat yang menganggu penyerapan besi.

Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan :

1) Susu, karena susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam jumlah yang
tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi di mukosa usus

2) Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat
mengkelat (mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks) sehingga tidak
dapat diserap

3) Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat penyerapan zat
besi.
4) Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung sehingga
penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan semakin terhambat
jika menggunakan obat maag yang mengandung kalsium.

2.5 Sasaran Pemberian Tablet Tambah Darah10

2.5.1 Remaja Putri

Indikator persentase remaja puteri yang mendapat TTD adalah remaja putri
yang berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SLTP dan SLTA, yang mendapat
tablet tambah darah 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama 10 hari
masa haid. Tablet tambah darah yang diberikan dapat berupa TTD program atau
TTD mandiri. TTD program adalah tablet yang mengandung 60 mg elemental
besi dan 0.25 mg asam folat yang disediakan oleh pemerintah dan diberikan
secara gratis pada remaja puteri. Sementara itu, TTD mandiri adalah TTD atau
multi vitamin dan mineral, minimal mengandung elemental besi dan asam folat
yang diperoleh secara mandiri sesuai anjuran.

2.5.2 Ibu hamil dan Ibu Nifas

Indikator persentase ibu hamil yang mendapat TTD adalah ibu hamil yang
menerima tablet tambah darah yang mengandung Fe dan asam folat, baik yang
berasal dari program maupun mandiri, selama masa kehamilannya minimal 90
tablet. Setiap ibu hamil diharapkan sudah mendapat 90 TTD selama pelayanan
antenatal.Setiap ibu hamil mempunyai risiko untuk menderita anemia gizi besi,
meskipun di awal kehamilannya dia tidak anemia. Adalah sebuah kondisi yang
normal terjadi dimana

saat triwulan kedua masa kehamilan seorang ibu menderita anemia. Untuk itu,
pemberian TTD merupakan upaya kesehatan dalam bentuk preventif guna
mencegah terjadinya kasus pendarahan saat melahirkan dan mencegah terjadinya
kelahiran stunting.
2.6 Dasar Hukum Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur11

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

2. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional


Percepatan Perbaikan Gizi yang menitikberatkan pada penyelamatan 1000 HPK
(Hari Pertama Kehidupan)

3. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri


Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 6/X/PB/2014; nomor 73 Tahun 2014;
Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah, dan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet


Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil

2.7 Pelaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah Remaja Putri dan


Wanita Usia Subur11

1. Cara pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dengan dosis 1 (satu) tablet per
minggu sepanjang tahun dan menentukan hari bersama mengonsumsi TTD

2. Pemberian TTD dilakukan untuk remaja putri usia 12-18 tahun

3. Pemberian TTD pada remaja putri melalui UKS/M di institusi pendidikan


(SMP atau SMA yang sederajat) dengan menentukan hari minum TTD bersama
setiap minggunya sesuai kesepakatan di wilayah masing-masing

4. Pemberian TTD pada WUS di tempat kerja menggunakan TTD yang


disediakan oleh institusi tempat kerja atau secara mandiri
2.8 Langkah-Langkah Pendistribusian Tablet Tambah Darah Remaja
Putri11

1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan


ketersediaan TTD di instalansi Farmasi dan institusi tempat kerja di wilayahnya.

2. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan distribusi TTD ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota

3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan distribusi TTD ke Puskesmas dan


jejaringannya serta Rumah Sakit

4. Puskesmas melakukan pendistribusian TTD ke sekolah melalui kegiatan


UKS/M; serta secara bertahap melakukan pemeriksaan Hb sebagai bagian dari
kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah dan pekerja perempuan yang ada di
institusi tempat kerja di wilayahnya.

5. Tim pelaksana UKS/M melakukan pemantauan kepatuhan remaja putri


menggunakan TTD

6. Memberikan laporan secara berjenjang atas kegiatan yang dilaksanakan sesuai


dengan prosedur yang berlaku

7. Dalam pelaksaannya agar melibatkan Dinas Pendidikan dan Kantor


Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

2.9 Pembiayaan7

Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan anemia gizi diperlukan


anggaran yang cukup khususnya untuk pengadaan TTD dan kegiatan pendukung
lainnya. Karena keterbatasan pemerintah dalam penyediaan TTD, maka
diperlukan dukungan masyarakat dan semua pihak untuk program ini yang
dilaksanakan secara mandiri.
Pengadaan TTD dapat dilaksanakan melalui jalur pemerintah (sektor
kesehatan dan non kesehatan) maupun non pemerintah (masyarakat dan swasta) :

a. Sektor kesehatan

Pengadaan TTD dilaksanakan oleh pemerintah (Kementerian Kesehatan


RI) dan sektor kesehatan di setiap pemerintah provinsi atau kabupaten dan kota
dengan memanfaatkan sumber dana yang tersedia (APBN, APBD) dan sumber
dana lainnya berdasarkan kebutuhan.

b. Sektor non-kesehatan

Sektor-sektor lain diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengadaan TTD,


misalnya :

1) Kementerian yang membidangi ketenagakerjaan, diharapkan menjalin


kerjasama dengan perusahaan-perusahaan untuk menyediakan TTD bagi
pekerja wanita melalui sumber daya perusahaan.

2) Kementerian Agama, melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama untuk


Calon Pengantin.

c. Masyarakat dan swasta (kemandirian)

Masyarakat dan pihak swasta dapat menyediakan TTD dari jenis produk
yang sama dengan yang disediakan oleh pemerintah (TTD Program) atau
menggunakan produk lain yang sesuai dengan standar/komposisi yang
ditentukan.

2.10 Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Kegiatan pemantauan dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala dan
merupakan bagian penting dalam siklus pengelolaan kegiatan pemberian TTD.
Pemantauan merupakan rangkaian kegiatan pengamatan sejauh mana pelaksanaan
program penanggulangan anemia gizi besi dibandingkan dengan perencanaan dan
prosedur, sehingga bila ada masalah dapat ditemukan dan ditangani sejak dini.
Beberapa hal yang perlu dipantau meliputi:

1. Logistik dan Pendistribusian: proses distribusi, tempat dan cara


penyimpanan, ketersediaan TTD, formulir pencatatan pelaporan,
ketersediaan KIE, dll.

2. Jumlah remaja putri yang memperoleh TTD program/mandiri.

3. Tingkat kepatuhan remaja putri mengonsumsi TTD.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan dapat dilaksanakan


sesuai dengan rencana dan sebagai bahan perencanaan kegiatan berikutnya.
Pemantauan dan evaluasi dapat dilaksanakan oleh pengelola/pelaksana kegiatan
dari tingkat pusat, provinsi dan kabupaten dan kota baik dari sektor kesehatan
maupun sektor lain yang terkait setiap 2 kali setahun atau disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.

Untuk memantau dan mengevaluasi program diperlukan indikator yang meliputi:

1. Input/ masukan

a. Kebijakan

b. Sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Proses

a. Kualitas pelayanan

b. Distribusi TTD

c. Kemitraan lintas program dan lintas sektor.

d. Kegiatan KIE kelompok dan konseling perorangan


3. Output / luaran: Cakupan distribusi TTD dan tingkat kepatuhan sasaran.

4. Outcome/dampak: Prevalensi anemia kelompok sasaran.

2.10.1 Pencatatan dan pelaporan

1. Pencatatan

Pencatatan distribusi TTD dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:

a. UKS

Pemberian TTD untuk remaja putri yang dilakukan di sekolahdicatat dalam


Laporan Pemberian TTD Mingguan. Pencatatan dan rekapitulasi di sekolah
dilakukan oleh siswa yang dibina atau guru UKS

b. Puskesmas

Petugas Gizi Puskesmas bertugas :

1. Memberikan TTD kepada semua remaja yang sekolah kemudian dicatat pada
buku laporan bulanan

2. Merekapitulasi laporan bulanan pemberian TTD Puskesmas

3. Mengumpulkan laporan bulanan menjadi hasil rekapitulasi semester pemberian


TTD remaja putri

c.Kabupaten dan Kota

1. Pengelola instalasi farmasi Dinkes Kabupaten dan Kota melakukan


pencatatan ketersediaan dan jumlah TTD yang didistribusikan .

2. Pengelola program gizi Dinkes Kabupaten dan Kota


Merekapitulasi laporan semester TTD dari semua Puskesmas dan
melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi, dan memberi umpan balik ke
puskesmas.

d.Provinsi

Pengelola Program Dinas Kesehatan Provinsi:

1. Merekapitulasi dan menganalisis laporan semester pemberian TTD dari


semua Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

2. Mengirim laporan ke Kementerian Kesehatan dan memberi umpan balik ke


Dinkes Kabupaten dan Kota

e. Pusat

Penanggungjawab program gizi (Direktorat Bina Gizi, Kementerian


Kesehatan) merekapitulasi dan menganalisis laporan pemberian TTD dari
setiap provinsi, dan melakukan umpan balik.

2. Pelaporan

Pelaporan pemberian TTD dilakukan secara berjenjang mulai dari UKS,


Puskesmas, Dinkes Kota/Kabupaten sampai pusat. Laporan ditindaklanjuti
dalam bentuk pemantauan pelaporan dan umpan-balik secara berjenjang.

2.10.2 Evaluasi
Untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan program penangulangan
anemia gizi besi perlu dilakukan evaluasi kegiatan, meliputi:

a. Kelancaran logistik

b. Pelaksanaan kegiatan konseling dan penyuluhan

c. pelaporan
Indikator keberhasilan antara lain :

a. Cakupan distribusi dan konsumsi TTD

b. Menurunnya proporsi (prevalensi) anemia pada remaja putri

a. Puskesmas:

a. Evaluasi pada sasaran

Kenaikan kadar Hb individu, jika tidak terjadi kenaikan Hb dalam kurun waktu
1 (satu) semester maka patut diduga:

1) TTD tidak konsumsi

2) TTD diminum namun tidak sesuai anjuran.

3) Adanya infeksi parasit/kronis, kecacingan

4) Banyak konsumsi bahan makanan yang menghambat penyerapan zat besi


(fitat, tanin, dsb).

b. Evaluasi pada program

Cakupan pemberian TTD; jika cakupan rendah kemungkinan:

1) Ketersediaan logistik obat rendah

2) Akses masyarakat dan distribusi tidak merata

3) Validitas Pencatatan yang kurang baik

4) KIE yang kurang mendukung

5) Kurang koordinasi dengan lintas program termasuk rumah sakit.

b. Kabupaten dan Kota atau Provinsi :

Cakupan pemberian TTD; jika cakupan rendah kemungkinan:


a. Ketersediaan logistik obat rendah

b. Akses masyarakat dan distribusi tidak merata

c. Validitas Pencatatan yang kurang baik

d. KIE yang kurang mendukung

e. Alokasi anggaran yang tidak mendukung

f. Kurang koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor


BAB 3

METODA PENGUMPULAN DATA

3.1 Data yang Dikumpulkan

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berupa data kualitatif dari penyebaran kuisioner yang
dilakukan kepada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang dan melalui wawancara mendalam (depth
interview) yaitu untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam cakupan
pencapaian pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan
permasalahannya di Puskesmas Tanjung Pinang. Data sekunder diperoleh dari
arsip laporan tahunan pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri tahun
2017.

3.2 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data

3.2.1 Tempat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan di MTS Sijenjang, Kelurahan Sijenjang, Wilayah


kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi dan Puskesmas Tanjung Pinang
Kota Jambi

3.2.2 Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2018 sampai 3 Maret 2018.

3.3 Sampel

Jumlah sampel sebanyak 53 dari 104 siswi yang berada di MTS Sijenjang
Kelurahan Sijenjang di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi.
Pengambilan sampel menggunakan cara random sampling
3.4 Cara Pengumpulan Data

3.4.1 Pengumpulan Data


Data primer diperoleh melalui data kualitatif dari penyebaran kuisioner yang
dilakukan kepada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang dan melalui wawancara mendalam (depth
interview) untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam cakupan
pencapaian pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan
permasalahannya di Puskesmas Tanjung Pinang.. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari arsip laporan tahunan pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja
putri tahun 2017 dan arsip data sampel hemoglobin remaja putri yang diperiksa di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017, kemudian
semua data direkap secara manual dan sistem komputer.

3.4.2 Pengolahan Data


Setelah proses pengumpulan data selesai, data diolah secara manual dan
dianalisa. Mulai dari identifikasi masalah dengan curah pendapat, setelah
terkumpul beberapa permasalahan yang ada selanjutnya permasalahan tersebut
dikonfirmasikan dengan data primer ataupun sekunder. Permasalahan yang
didukung oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan
masalah. Selanjutnya dari pernyataan masalah tersebut akan ditentukan prioritas
masalah dengan menggunakan tabel MCUA dan PAHO. Prioritas masalah yang
terpilih, akan diidentifikasi penyebab masalahnya dalam diagram alur (flow chart)
dan diagram tulang ikan (fish bone). Dari beberapa akar penyebab dalam diagram
tulang ikan (fish bone) tersebut, dicari penyebab yang paling dominan melalui
diskusi. Selanjutnya penyebab yang paling dominan akan dicari alternatif
pemecahan masalah dengan tabel MCUA. Setelah itu dibuat rencana penerapan
berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dan kegiatannya akan dimonitoring
dengan hasil akhir yang dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
BAB 4

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

4.1 Profil Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi

4.1.1 Data Geografis

Puskesmas Tanjung Pinang berada bersama 3 puskesmas lainnya dalam


Kecamatan Jambi Timur. Keberadaannya strategis dengan wilayah kerja yang luas
dan jumlah penduduk yang banyak.

Puskesmas Tanjung Pinang terletak di kecamatan Jambi Timur dengan batas


wilayah sebagau berikut:

1. Sebelah Timur :berbatasan Kelurahan Tanjung Sari

2. Sebelah Barat :berbatasan Kelurahan Pasar Jambi

3. Sebelah Utara :berbatasan Sungai Batanghari

4. Sebelah Selatan :berbatasan Kelurahan Talang Banjar

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang mencakup 5 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Tanjung Pinang

2. Kelurahan Kasang

3. Kelurahan Kasang Jaya

4. Kelurahan Rajawali

5. Kelurahan Sijenjang.
4.1.2 Data Demografi

Puskesmas Tanjung Pinang memiliki luas wilayah 2.021 km2. Dengan jumlah
penduduk sampai Desember Tahun 2017 berdasarkan data dari kecamatan adalah
52.795 jiwa (data proyeksi Dinas Kesehatan Kota Jambi adalah 52.795 jiwa),
yang terdiri dari :

No Kelurahan Jumlah penduduk

1. Tanjung Pinang 17.319 jiwa

2. Rajawali 12.416 jiwa

3. Kasang 7.130 jiwa

4. Kasang Jaya 10.476 jiwa

5. Sijenjang 5.454 jiwa

6. JUMLAH 52.795 jiwa

4.1.3 Data Ketenagakerjaan

Tenaga kesehatan Puskesmas Tanjung Pinang sampai 31 Desember 2017 sebagai


berikut:

NO JENIS TENAGA STATUS PEGAWAI JUMLAH KET

PNS PTT KONTRAK TKS

1. DOKTER 2 - 1 - 3

2. DOKTER GIGI 2 - - - 2

3. DOKTER SPESIALIS - - - - -

4. APOTEKER 1 - - - 1

5. NERS - - - 1 1
6. SKM 3 - - 1 4

7. S.1 GIZI 1 - - 1 2

8. S1 PERAWAT - - - 1 1

9. AKPER 4 - - - 4

10. AKBID 14 3 4 21

11. AKFAR 4 - - - 4

12. AAK 1 - - - 1

13. APK/AKL 1 - - - 1

14. D.3 LAINNYA - - - - -

15. BIDAN 1 - - - 1

16. PERAWAT 3 - - - 3

17. PERAWAT GIGI 2 - - 1 2

18. SPPH 2 - - - 2

19. SMAK 2 - - - 3

20. SPAG - - - - -

21. PCPPN - - - - -

22. LCPK 1 - - - 1

23. SMA - - - 1 -

24. LCPK (SMP) - - - - -

25. SLTP/MTS 1 - - - 1

26. JURIM - - - - -

27. SD - - - - -

JUMLAH 45 - 4 10 59
Data pegawai Puskesmas Tanjung Pinang sampai dengan Desember 2017
berdasarkan unit kerja

STATUS PEGAWAI

NO UNIT KERJA JUMLAH KET


KONT
PNS PTT TKS
RAK

1. PUSKESMAS TJ. PINANG 35 - 4 10 49

2. PUSTU SIJENJANG I 4 - - - 4

3. PUSTU SIJENJANG II 3 - - - 3

4. PUSTU KASANG JAYA 3 - - - 3

JUMLAH 45 - 4 10 59

4.2 Hasil Pengumpulan Data Primer


4.2.1 Hasil Kuiesioner Terhadap Remaja Putri
Dalam kuisioner menilai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
pemberian tablet tambah darah di MTS Sijenjang, Kelurahan Sijenjang, wilayah
Kerja Pukesmas Tanjung Pinang Kota Jambi:
1. Sebanyak 22,6% yang mengetahui adanya kegiatan pemberian tablet tambah
darah setiap semester.
2. Sebanyak 90,6% yang mengetahui bahwa mengonsumsi tablet tambah darah
dianjurkan satu kali dalam satu minggu untuk remaja putri.
3. Sebanyak 100% yang mengetahui bahwa kekurangan zat besi akan mengalami
anemia.
4. Sebanyak 24,5% yang mengetahui bahwa remaja putri tanpa tambahan tablet
tambah darah rentan anemia karena mengalami menstruasi.
5. Sebanyak 90,6% yang mengetahui bahwa tablet tambah darah itu dikonsumsi
oleh semua remaja putri, bukan penderita anemia saja.
6. Sebanyak 79,2% yang mengetahui bahwa tablet tambah darah untuk remaja
putri merupakan program kesehatan yang dicanangkan pemerintah.
7. Sebanyak 66% yang mengetahui pentingnya zat besi untuk tubuh sehingga
penting mengonsumsi tablet tambah darah
8. Sebanyak 83% yang mengetahui penyuluhan tentang tablet tambah darah.
9. Sebanyak 60,4% yang mengetahui makanan yang mengandung zat besi selain
alternatif tablet tambah darah
10. Sebanyak 56,6% yang mengetahui bahwa mengonsumsi teh akan menghambat
penyerapan tablet tambah darah
11. Sebanyak 100% setuju kita harus mengonsumsi tablet tambah darah untuk
mencegah terjadinya anemia.
12. Sebanyak 92,5% setuju bahwa vitamin c dapat membantu penyerapan tablet
tambah darah
13. Sebanyak 84,9% setuju anemia merupakan masalah kesehatan yang berbahaya
14. Sebanyak 77,4% setuju anemia dapat menganggu aktivitas sehari-hari
15. Sebanyak 96,2% setuju petugas kesehatan telah memberikan penyuluhan
tentang tablet tambah darah.

4.2.2 Hasil Wawancara dengan Pemegang Program


1. Sejak kapan kegiatan pemberian tablet tambah darah ke remaja putri ini ada di
Puskesmas Tanjung Pinang?
“Program ini ada di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi dari bulan sepuluh
tahun 2016, tapi dulu yang memegang kegiatan ini bukan saya, saya baru
memegang kegiatan ini sejak Januari 2017”

2. Apakah sudah ada kegiatan pelatihan bagi pemegang program pemberian tablet
tambah darah yang pernah kakak ikuti?
“ Sudah ada dek di Dinas Kesehatan Kota Jambi”

3. Cakupan sekolah yang mendapatkan tablet tambah darah di wilayah kerja


Puskesmas Tanjung Pinang dimana saja kak?
“Untuk tempat penerimaan tablet tambah darah remaja putri ada 7 sekolah di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang, terdiri dari 5 SLTA dan 2 SLTP, nanti
siswinya didata berapa yang akan mendapatkan tablet tambah darah, dari data
itu kita dapatkan target/ sasaran”

4. Bagaimana menurut kakak pelaksanaan kegiatan pemberian tablet tambah


darah ini?
“Kalau pendistribusian dari Puskesmas ke sekolah-sekolah berjalan lancar,
tetapi ada kendala pendistribusian tablet tambah darah tersebut dari gudang
farmasi kota ke Puskesmas itulah menjadi penyebab kita tidak mencapai target
sasaran. Kita harus meminta tablet tambah darah itu 30% dari jumlah sasaran
sehingga kita hanya menerima 30% tersebut tiap semesternya padahal
sasarannya melebihi dari jumlah tablet. Selain itu untuk pendistribusian ke
sekolah sekolah, petugas kesehatan tidak mencukupi. Maksudnya, selain kegiatan
TTD, saat kegiatan kita juga melakukan pengecekan Hb remaja putri, sedangkan
bahan untuk pengecekan Hb itu terbatas dan tidak efieien sehingga kami
mengharapkan donatur. Kami mengharapkan dari pihak sekolah untuk
mengadakan bahan untuk pengecekan Hb seperti stik Hb tapi pihak sekolah pun
tidak ada dana untuk dialokasikan ke kegiatan tersebut. Kalau pengecekan Hb
menggunakan reagen itu akan memakan waktu lama dan petugas labor yang
terjun cuman satu.”

5. Apa saja masalah atau kendala yang dihadapi pada saat pelaksaan kegiaatan
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
“Kendalanya ya di pendistribusian tablet tambah darah dari gudang farmasi kota
yang tidak mencukupi untuk sasaran, petugas labor yang memeriksa kurang
sehingga kewalahan untuk memeriksa siswi sebanyak itu, dan bahan untuk
pengecekan Hb yang efisien tidak tersedia padahal waktu yang disediakan
sekolah juga terbatas karena siswanya tentu masih ada kegiatan belajar
menagajar. Untuk wilayahnya pun seperti Sijenjang agak jauh jarak tempuhnya
dan petugas dengan kendaraan yang memadai untuk mengantar TTD kurang.

6. Apa saja upaya untuk menangani kendala tersebut?


“Kita membagikan tablet tambah darah itu tidak ke semua sekolah wilayah kerja
Puskesmas setiap semesternya, tapi kita melakukan pergantian sekolah setiap \
semesternya karena stok TTD tidak mencukupi. Misalnya tahun kemarin kita
hanya fokus ke sekolah yang berada di kelurahan Rajawali dan kelurahan
Sijenjang tidak mendapatkan, maka untuk semester sekarang kita fokus ke sekolah
di kelurahan Sijenjang dan sekolah lain yang belum mendapatkan. Untuk
pemeriksaan Hemoglobin nya punya kita masih menggunakan reagen dan hanya
memilih beberapa sampel untuk diperiksa.”

7. Kalau untuk kakak sendiri apakah kakak ada jadwal untuk evaluasi ke sekolah
sekolah tersebut?
“Seharusnya kita kan melakukan pemantauan setiap bulan, tapi kadang kita tidak
punya waktu dan petugas untuk melakukan evaluasi setiap bulan sehingga kita
kadang melakukan pemantaun hanya tiap semester saja”

8. Apakah kegiatan pemberian tablet tambah darah ke remaja putri mencapai


target tahun lalu?
“Tidak mencapai target, seharusnya kan targetnya 1712 tetapi baru 349 yang kita
capai”

9. Bagaimana pencatatan dan pelaporan kegiatan pemberian tablet tambah darah?


“Untuk pencatatan data target kita minta dari tiap sekolah jumlah siswinya
kemudian banyak target kita laporkan ke dinas kesehatan kota, nanti Dinas
Kesehatan Kota yang akan melakukan pencatatan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan seterusnya. Untuk pencatatan pemberian tablet dari sekolah dilakukan
pencatatan setiap minggu yang mendapatkan tablet tambah darah, nanti dari
data sekolah kita ambil untuk kita laporkan ke Dinas Kesehatan Kota, dan Dinas
Kesehatan Kota yang melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi, dan seterusnya.
Untuk pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota dilakukan sat kali
dalam setahun.”
10. Bagaimana pendistribusian tablet tambah darah?
“Pendistribusiannya dari gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota kemudian ke
Puskesmas. Kemudian petugas Puskesmas yang terjun untuk pendistribusian ke
UKS.”

11. Apa harapan kakak terhadap kegiatan pemberian tablet tambah darah untuk
remaja putri?
“Diharapakan pendistribusian tablet tambah darah dari gudang farmasi Dinas
Kesehatan Kota sesuai dengan target setiap semesternya agar remaja putri pun
bisa mendapatkan tablet tambah darah tersebut, sehingga akan mencegah anemia
karena banyak remaja putri yang Hemoglobin-nya tidak mencapai kadar normal.
Untuk kendaraan yang memdai juga diadakan untuk pendistribusian”

4.3 Hasil Kumpulan Data Sekunder

Tabel 4.1 Jumlah Remaja Putri yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD) di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017

No Kelurahan Jumlah Sasaran Pencapaian Persentase

1. Tanjung Pinang - - -

2. Rajawali 800 273 34%

3. Kasang - - -

4. Kasang Jaya 525 76 14,4%

5. Sijenjang 387 - -

Jumlah 1712 349 20,3%

Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan bahwa jumlah remaja putri yang menerima
Tablet Tambah Darah (TTD) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi Tahun 2017 adalah sebanyak 349 orang (20,3%) dari total keseluruhan
1712 remaja putri

Tabel 4.2 Data Sampel Hb Remaja Putri yang diperiksa di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017

Sampel Asal Sekolah Kadar Hb

Sampel 1 SMP 12 10 gr/dl

Sampel 2 SMP 12 9,8 gr/dl

Sampel 3 SMP 12 10,2 gr/dl

Sampel 4 SMP 12 8,8 gr/dl

Sampel 5 SMP 12 10,2 gr/dl

Sampel 6 SMP 10 11,4 gr/dl

Sampel 7 SMP 10 11,4 gr/dl

Sampel 8 SMP 10 10 gr/dl

Sampel 9 SMP 10 12 gr/dl


Sampel 10 SMP 10 9,6 gr/dl

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan dari data sampel pemeriksaan hemoglobin


jumlah remaja putri yang mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Pinang Kota Jambi Tahun 2017 adalah sebanyak 9 remaja putri dari 10 remaja
putri.

BAB V
MASALAH KESEHATAN

5.1 Identifikasi Masalah


5.1.1 Curah Pendapat (Brainstorming)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan wawancara mengenai pemberian
tablet tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi di
dapatkan masalah:
a. Masalah dalam Input :
1. Kurangnya pengetahuan remaja putri adanya penerimaan tablet tambah
darah setiap semester.
2. Kurangnya pengetahuan remaja putri tentangnya rentan anemia karena
mengalami menstruasi.
3. Kurang remaja putri mengetahui makanan yang mengandung zat besi
selain tablet tambah darah.
b. Masalah dalam Proses :
1. Kurangnya bahan atau material sehingga pendistribusian tidak sesuai
target.
2. Kurangnya bahan atau material pemeriksaan Hemoglobin remaja putri
3. Kurangnya tenaga kesehatan untuk pemeriksaan Hemoglobin remaja
putri
4. Tidak adanya kerjasama dan partisipasi lintas sektor.
c. Masalah dalam Output :
1. Kurangnya jumlah remaja putri yang menerima Tablet Tambah Darah
(TTD)
2. Angka capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak
tercapai.
d. Masalah dalam Outcome :
Remaja putri banyak yang anemia

Dari hasil curah pendapat didapatkan 10 masalah, setelah dilakukan pembahasan


maka masalah yang diprioritaskan adalah :
Angka capaian Angka capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun
2017 tidak tercapai. [OUTPUT]
Remaja putri banyak yang anemia. [OUTCOME]
5.1.2 Konfirmasi Masalah dengan Data
Hasil identifikasi masalah kemudian dibuktikan dengan data otentik
berupa data primer ataupun data sekunder. Data sekunder berupa data yang sudah
ada di Puskesmas, untuk melengkapi dapat ditambah dengan data primer yang
diperoleh melalui penyebaran kuiesioner ke remaja putri dan wawancara dengan
pemegang program gizi secara langsung. Adapun konfirmasi data yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Angka capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak tercapai.
Target yang ingin dicapai oleh Puskesmas Tanjung Pinang untuk jumlah remaja
putri menerima TTD tahun 2017 sebesar 1712, namun hingga akhir Desember
tahun 2017 capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 sebesar 349
(20,3%)
2. Remaja putri banyak yang anemia.
Ditemukan remaja putri yang anemia, dari 10 sampel yang memeriksa Hb
didapatkan 8 remaja putri mengalami anemia.

5.1.3 Pernyataan Masalah (Problem Statement)


1) Angka capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak
tercapai., dimana hingga akhir Desember tahun 2017 capaian jumlah remaja
putri menerima TTD tahun 2017 sebesar 349 (20,3%).
2) Remaja putri banyak yang anemia, dimana dari 10 sampel yang memeriksa
Hb didapatkan 9 dari 10 remaja putri mengalami anemia

5.2 Penentuan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah pada makalah ini, maka digunakan
metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) dan PAHO (Pan American
Health Organization)
Tabel 5.1 MCUA untuk menentukan prioritas masalah
N Pengaruh Pengaruh Kemampuan Pengaruh
Kriteria
o terhadap terhadap Teknologi & Terhadap
Masalah
Bobot kesehatan kesehatan SDM yang Pemda JUMLAH
masyarakat pasien dimiliki
(5) (4) (3) (2)
1 Angka capaian jumlah N 10 8 6 5
remaja putri menerima BN 50 32 18 10 105
TTD tahun 2017
tidak tercapai
2 Remaja putri banyak N 9 8 6 5
yang anemia BN 45 32 18 10 96

Keterangan:
B : Bobot *Bobot ditentukan 1-5
N : Nilai **Nilai ditentukan 1-10
BN : Bobot x Nilai

Dari hasil MCUA diatas diperoleh urutan prioritas masalah pada makalah
ini adalah Angka capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak
tercapai

Tabel 5.2 Tabel Teknik Scoring PAHO Penentuan Prioritas Masalah

NO MASALAH M S V C Total
Angka capaian jumlah remaja putri
1 5 4 3 4 240
menerima TTD tahun 2017 tidak
tercapai
Remaja putri banyak yang anemia
2 4 4 3 3 144

Keterangan :
M (Magnitude) : luasnya masalah
S (Severity) : beratnya kerugian yang timbul
V (Vulnerability) : ketersediaan tekhnologi
C (Community Concern) : perhatian masyarakat dan politisi

Nilai 1 = tidak ada hubungan Nilai 4 = hubungan erat


Nilai 2 = hubungan lemah Nilai 5 = hubungan sangat erat
Nilai 3 = hubungan cukup

5.3 Identifikasi Penyebab Masalah

5.3.1 Diagram Alur (Flow Chart)


Diagram alur digunakan untuk membantu dalam menemukan
kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam tahap-tahap
proses kegiatan penerimaan tablet tambah darah

Petugas
Puskesmas
Pendistribusian
TTD dari Dinas
Kesehatan Kota Penerimaan
(gudang farmasi) TTD oleh Penyuluhan
remaja putri tentang program
TTD

Pendistribusian
TTD dari Pendistribusian
Puskesmas TTD dari UKS
Tanjung PInang
Kota Jambi
5.3.2 Identifikasi Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan (Fish
Bone)
Untuk menanggulangi suatu masalah, harus diketahui terlebih dahulu
sebab terjadinya masalah tersebut. Salah satu caranya dengan menggunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini dapat :

- Melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah.


- Sangat efektif untuk membantu tim dalam mencari akar penyebab suatu
masalah.
- Sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dan memperagakan
sebab-sebab masalah.
5.3.3 Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling
Mungkin menjadi Akar Penyebab

Dukungan data berguna untuk membuktikan penyebab paling mungkin


yang menjadi akar penyebab masalah.

1) Kurangnya pengetahuan remaja putri adanya penerimaan tablet tambah


darah setiap semester
Hal ini terlihat dari hasil kueisioner yang dilakukan pada 53 remaja putri
ditemukan hanya 12 orang yang mengetahui bahwa jadwal pemberian tablet
tambah darah itu ke sekolah setiap semester, kebanyakan mereka tidak
mengetahui bahwa TTD yang tersedia di UKS hanya untuk satu semester
dan seharusnya petugas datang kembali semester depan untuk penyuluhan
dan pemberian TTD.

2) Pendistribusian TTD dari gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota terbatas


Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan pada petugas pemegang
program Gizi, diketahui bahwa terbatasnya pendistribusian TTD dari gudang
farmasi Dinas Kesehatan Kota dimana dari sana didistribusikan TTD itu
sebanyak 30% dari jumlah target setiap semesternya.
3) Jarak beberapa sekolah agak jauh dan kendaraan untuk pendistribusian
kurang memadai.
Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan pada petugas
pemegang program Gizi, diketahu dari wawancara bahwa jaraj beberapa
sekolah misalnya wilayah sijenjang agak jauh dan kendaraan untuk
pendistribusiannya kurang memadai.
4) Terbatasnya TTD yang akan didistribusikan
Hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan pada petugas
pemegang program Gizi, diketahui dari wawancara bahwa bahan untuk
penerimaan TTD remaja putri itu terbatas untuk setiap sekolah, setiap
semester Puskesmas hanya menerima TTD 30% dari jumlah target.

5.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan. Artinya
dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah
sudah dapat dipecahkan. Karena itu, dilakukan urutan dominan dengan cara
diskusi, adu argumentasi, dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah
untuk menentukan penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa
penyebab yang paling dominan yaitu “Terbatasnya sumber daya dan waktu” ini
terbukti dengan kurangnya jumlah remaja putri yang menerima TTD di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi tahun 2017, yaitu sebanyak 20,3%
(349 dari 1712 remaja putri).
BAB 6
PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS
DAN USULAN KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH

6.1 Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah dilakukan curah pendapat (brainstorming) dari tim pemecah
masalah didapatkan alternatif-alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

Tabel 6.1 Alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi penyebab


dominan timbulnya masalah.
No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah
1. Angka capaian Terbatasnya TTD yang a. Meminta kepada Dinas
didistribusikan
jumlah remaja putri Kesehatan Kota Jambi
menerima TTD untuk meningkatkan jumlah
tahun 2017 tidak TTD yang didistribusikan
tercapai. ke Puskesmas
b. Meningkat kemandirian
lintas sektor lain untuk
kesediaan membeli TTD
untuk remaja putri
c. Melakukan penyuluhan
kepada remaja putri akan
pentingnya TTD untuk
mencegah anemia dan
meningkatkan kemandirian
bersediaan membeli TTD
6.2 Alternatif Pemecahan Masalah Terpilih
Tabel 6.2 Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan metode
MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment).

Dapat memecahkan
masalah dengan

Waktu singkat
Kriteria

dilaksanakan

Murah biaya
sempurna
No.

Mudah
Alternatif
Pemecahan

Jumlah
Masalah Bobot 5 4 3 2

1. Meminta kepada Dinas N 9 7 5 4


Kesehatan Kota Jambi
untuk meningkatkan jumlah
BN 45 28 15 8 96
TTD yang didistribusikan
ke Puskesmas
2. Meningkat kemandirian N 8 6 5 4
lintas sektor lain untuk
kesediaan membeli TTD BN 40 24 15 8 100
untuk remaja putri
3. Melakukan penyuluhan
kepada remaja putri akan
pentingnya TTD untuk N 8 8 6 7

mencegah anemia dan


meningkatkan kemandirian
bersediaan membeli TTD

BN 40 32 18 14 104
Keterangan :
B : Bobot Bobot ditentukan 1-5
N : Nilai Nilai ditentukan 1-10
BN : Bobot x Nilai
Berdasarkan hasil MCUA diatas didapatkan prioritas pemecahan masalahnya
adalah melakukan penyuluhan kepada remaja putri akan pentingnya TTD untunk
mencegah anemia dan meningkatkan kemandirian bersediaan membeli TTD
secara mandiri.

6.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1. Faktor pendukung
a. Adanya dukungan dari Puskesmas berupa tenaga kesehatan dibidang
program Gizi.
b. Adanya dukungan dari lintas sektor lain
2. Faktor Penghambat
Kesulitan dalam kesadaran remaja putri untuk mengeluarkan dana
membeli TTD
3. Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat
a. Memberitahukan harga tablet tambah darah yang terjangkau harganya
b. Melakukan pelatihan kepada guru agar melakukan penyuluhan dan
ajakan membeli tablet tambah darah dengan harga terjangkau

6.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih


Rencana usulan kegiatan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 6.3
Tabel 6.3 Rencana Usulan Kegiatan
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Target
1 Membuat jadwal Kepastian waktu, Jadwal Waktu: Segera dan Penanggung Tanpa Jadwal
penyuluhan ke tempat, sasaran pelaksanaan diselesaikan dalam jawab Biaya penyuluhan
setiap sekolah pelaksana penyuluhan 1 minggu program selesai dibuat
di bulan Gizi
September
2. Melaporkan Mendapat Mendapat Waktu: Segera dan Penanggung Tanpa Jadwal
jadwal kegiatan persetujuan persetujuan diselesaikan dalam jawab Biaya penyuluhan
penyuluhan kepala jadwal 1 minggu program disetujui
kepada kepala puskesmas pelaksanaan Gizi
Puskesmas penyuluhan
3 Mempersiapkan Petugas lebih Petugas telah Waktu : segera dan Kepala Tanpa Bahan
bahan penyuluhan siap untuk siap diselesaikan pada Puskesmas Biaya penyuluhan
melakukan melakukan minggu ke 2 dan telah siap
penyuluhan penyuluhan Penanggung
jawab
program
Gizi
4 Melakukan Meningkatkan Petugas Lokasi: Kepala Dana Remaja Putri
kegiatan pengetahuan kesehatan Lokasi : sekolah Puskesmas Opera patuh
penyuluhan remaja putri di sekolah SMP/SMA dan sional mengonsumsi
tentang mengenai bahaya diwilayah kerja Penanggung Puske TTD,
pentingnya remaja anemia, manfaat Tanjung Pinang jawab smas mengetahui
putri TTD, dan harga program bahaya anemia,
mengonsumsi TTD yang Waktu: Gizi dan harga TTD
TTD remaja putri, terjangkau Segera dan yang
bahaya anemia diselesaikan pada terjangkau
dan harga TTD minggu ke 3
yang terjangkau

6.5 Monitoring dan Evaluasi


6.5.1 Monitoring
Tabel 6.4 Format Monitoring Kegiatan
No Kegiatan Indikator Standar Hasil Selisih Ket
1 Membuat jadwal evaluasi Jadwal sudah Terlaksana Jadwal - Terlaksana
ke setiap sekolah dibuat dan evaluasi 100%
disusun sudah dibuat
2 Melaporkan jadwal Jadwal kegiatan Terlaksana Jadwal - Terlaksana
kegiatan kepada kepala disetuji oleh kegiatan 100%
puskesmas kepala puskesmas disetuji oleh
Kepala
puskesmas
3 Mempersiapkan bahan Petugas telah Terlaksana Petugas - Terlaksana
penyuluhan ditentukan dan telah 100%
bahan penyuluhan ditentukan
telah disiapkan dan bahan
penyuluhan
telah
disiapkan
4 Melakukan kegiatan Kegiatan Terlaksana Kegiatan Terlaksana
penyuluhan kepada penyuluhan telah 100%
remaja putri berjalan lancar dilaksanakan
sesuai jadwal

6.5.2 Evaluasi

a. Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan
dalam permasalahan penerimaan tablet tambah darah remaja putri dengan
membandingkan hasil pencapaian penerimaan tablet tambah darah
sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan pemecahan masalah

Tabel 6.5 Evaluasi Kegiatan

Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Ket

Penyuluhan Jumlah Kel. Kasang 0% Kel. Kasang 0% 0%


kepada remaja putri Kel. Tanjung
Kel. Tanjung Pinang 0% 0%
remaja yang Pinang 0%
putri mengikuti Kel. Rajawali 34 % Kel. Rajawali 85% 51% Ada peningkatan
penyuluhan Kel. Kasang Jaya
14% Kel. Kasang Jaya 70% 56% Ada peningkatan

Kel. Sijenjang 0%
Kel. Sijenjang 65% 65% Ada peningkatan
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa :
1. Masalah yang dihadapi dalam penatalaksanaan pemberian tablet tambah
darah di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi adalah angka
capaian jumlah remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak tercapai.

2. Masalah yang diprioritaskan dalam penatalaksanaan pemberian tablet tambah


darah di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi berdasarkan
tabel MCUA adalah terbatasnya sumber daya yang ada.

3. Beberapa alternatif pemecahan masalah terhadap angka capaian jumlah


remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak tercapai adalah (1) Meminta
kepada Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk meningkatkan jumlah TTD yang
didistribusikan ke Puskesmas (2) Meningkat kemandirian lintas sektor lain
untuk kesediaan membeli TTD untuk remaja putri, dan (3) Melakukan
penyuluhan kepada remaja putri akan pentingnya TTD untuk mencegah
anemia dan meningkatkan kemandirian bersediaan membeli TTD.

4. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik terhadap angka capaian jumlah


remaja putri menerima TTD tahun 2017 tidak tercapai adalah Melakukan
penyuluhan kepada remaja putri akan pentingnya TTD untuk mencegah
anemia dan meningkatkan kemandirian bersediaan membeli TTD.

5. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap alteratif pemecahan masalah


yang telah direncanakan untuk mencapai jumlah remaja putrimenerima tablet
tambah darah di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang pada tahun 2017
7.2 Saran
Penulis mengharapkan petugas program Gizi dapat lebih gencar
memberikan edukasi, bimbingan atau konseling kepada remaja putri maupun
sekolah terkait pentingnya penerimaan tablet tambah darah untuk mencapai
jumlah remaja putri menerima TTD sesuai yang diharapkan serta mencegah
bertambahnya Angka Kejadian anemia dengan memberikan penjelasan mengenai
bahaya anemia pada remaja putri.
DAFTAR PUSTAKA

1. MENKES RI. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga. Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2016
2. BAPPENAS. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: BAPPENAS;
2011
3. MENKES RI. Rencana Strategi Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.
Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2015
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI; 2013
5. MENKES RI. Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu
Hamil. Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2014
6. Data Sekunder. Puskesmas Tanjung PInang Kota Jambi. 2017
7. MENKES RI. Pedoman Penatalaksaaan Pemberian Tablet Tambah Darah.
Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2015
8. Soraya, Maulida Nur. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia pada
Ibu Hamil dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di
Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2013
9. Sudikno dan Sandjaja. Prevalensi dan Faktor Risiko Anemia pada Wanita Usia
Subur di Rumah Tangtga Miskin di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, Provinsi
Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2016; 7(2)
10. Direktoran Bina Gizi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 Direktorat
Bina Gizi. Jakarta: Ditjen Bina Gizi Kemenkes RI; 2015
11. Menkes RI. Surat Edaran Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur. Jakarta; 2016
KUESIONER

NAMA:

KELAS:

Pertanyaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Pemberian Tablet Tambah Darah

1. Kapan jadwal pemberian tablet tambah darah dari Puskesmas?

A. Setiap bulan

B. Setiap semester

2. Berapa anjuran konsumsi tablet tambah darah?

A. Dalam seminggu satu tablet

B. Dalam sehari satu tablet

3. Tablet tambah darah merupakan sumber zat besi, apakah kekurangan zat besi
akan mengakibatkan anemia?

A. Ya

B. Tidak

4. Faktor apa yang menyebabkan remaja putri sering kekurangan zat besi?

A. Menstruasi

B. Kelelahan

5. Apakah tablet tambah darah diberikan hanya pada remaja yang anemia saja?

A. Ya

B. Tidak

6. Apakah anda tahu pemebrian tablet tambah darah merupakan program


pemerintah?

A, Ya

B. Tidak
7. Apakah anda mengetahui pentingnya zat besi dalam tubuh?

A. Ya

B. Tidak

8. Apakah anda mendapatkan penyuluhan tentang tablet tambah darah?

A. Ya

B. Tidak

9. Apakah anda mengetahui makanan yang mengandung zat besi?

A. Ya

B. Tidak

10. Apakah kebiasaan minum teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam
tubuh?

A. Ya

B. Tidak

Pertanyaan sikap pemberian tablet tambah darah

No. Aspek Penilaian S TS

1. Sebaiknya remaja putri mengonsumsi tablet tambah


darahuntuk mencegah anemia

2. Sebaiknya remaja putri mengonsumsi makanan yang


mengadung vitamin C

3. Anemia akibat zat besi bukan masalah kesehatan yang


berbahaya

4 Anemia akibat zat besi tidak mengganggu aktivitas


sehari-hari

5. Petugas kesehatan telah memberikan penyuluhan tentang


tablet tambah darah

S= setuju, TS= tidak setuju

Anda mungkin juga menyukai