Anda di halaman 1dari 71

TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN DAN PERMASALAHAN DI POLI LANSIA


PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI
TAHUN 2018

Disusun oleh :

Nuraida Adlaila, S.Ked


G1A217088

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang

1
berjudul “ Pelaksanaan dan Permasalahan Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang
Kota Jambi Tahun 2018” sebagai salah satu syarat tugas akhir stase Ilmu Kesehatan
Masyarakat/Komunitas.
Banyak pihak yang berperan dalam penyelesaian penulisan tugas akhir ini,
oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Sri Rosianti selaku
Kepala Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi dan pembimbing, dr. Fernas Taufik
selaku dokter di Poli lansia, petugas puskesmas di Poli Lansia, dan teman-teman satu
kelompok di Puskesmas Tanjung Pinang Jambi.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. Armaidi Darmawan,
M.Epid, dr. Azwar Jauhari, M.Sc, dr. Yulinda Fetritura, M.Kes, dr. Rini Kartika
M.Kes, dr. Nuriyah, M.Biomed, dan drg. Irawati S yang telah mengorbankan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam memberikan ilmu yang sangat berguna ketika diskusi
selama kepaniteraan klinik di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat/Komunitas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata dengan segala kekurangan
yang ada, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk banyak
pihak.

Jambi, Mei 2018

Nuraida Adlaila, S.Ked

DAFTAR ISI
Kata pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan

2
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2Tujuan............................................................................................ 3
1.2.1Tujuan umum...................................................................... 3
1.2.2Tujuan khusus..................................................................... 3
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Usia Lanjut (Usila)....................................................................... 4
2.1.1 Definisi Lanjut Usia.......................................................... 4
2.1.2 Pembagian Usia Lanjut..................................................... 4
2.2 Poli Lansia.................................................................................. 6
2.2.1 Definisi Poli Lansia........................................................... 6
2.2.2 Aspek Pembinaan Usia Lanjut.......................................... 6
2.2.3 Jenis Pelayanan Kesehatan................................................ 7
Bab III MetodePengumpulan Data

3.1 Pengumpulan Data....................................................................... 9


3.2Cara Pengumpulan Data................................................................ 9
3.3 Pengolahan Data.......................................................................... 9
Bab IV Hasil Kegiatan Puskesmas
4.1 Profil Puskesmas Tanjung PInang................................................ 10
4.2 Hasil Pengumpulan Data Primer.................................................. 13
4.2.1 Hasil wawancara dengan pasien Poli Lansia..................... 15
Bab VMasalah Kesehatan
5.1 Identifikasi Masalah (Brain Storming)........................................ 17
5.2 Pembuktian Masalah Dengan Pengumpulan Data....................... 19
5.2.1 Data Primer........................................................................ 19
5.2.2 Data Sekunder................................................................... 19
5.3 Menentukan Prioritas Masalah..................................................... 19
5.4 Identifikasi Penyebab Masalah dan MasalahDominan................ 22
5.4.1 Diagram Alur..................................................................... 22
5.4.2 Curah Pendapat untuk menggali penyebab masalah......... 23
5.4.3 Mencari Dukungan Data................................................... 25
5.4.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan........................ 25
Bab VIPemecahan Masalah, Prioritas dan Usulan Kegiatan Untuk
Pemecahan Masalah
3
6.1Alternatif Cara PemecahanMasalah.............................................. 26
6.2 Pemilihan Alternatif Cara PemecahanMasalah (MCUA)............ 27
6.3 Rencana Penerapan...................................................................... 28
6.3.1 Kemungkinan Faktor Pendorong....................................... 28
6.3.2 Kemungkinan Faktor Penghambat.................................... 28
6.3.3 Upaya Pengantisipasi Faktor Penghambat........................ 28
6.3.4 Cara Pemecahan Antisipasi Faktor Penghambat............... 28
6.4 Monitoring dan Evaluasi.............................................................. 29
6.5 Evaluasi........................................................................................ 29
Bab VIIKesimpulan dan Saran
7.1 Kesimpulan.................................................................................. 30
7.2 Saran............................................................................................. 30
Daftar Pustaka.................................................................................... 31
Lampiran

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia
harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (Lansia) terus
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lansia, yang dimaksud dengan Lansia adalah penduduk yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Semakin tinggi jumlah lansia, maka semakin
baik tingkat kesehatan masyarakatnya. Pertambahan penduduk usila ini mungkin
disebabkan oleh semakin membaiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia
harapan hidup orang Indonesia.1,2
Penduduk usia lanjut (usila) merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan
semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun, baik
karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan
jumlah Lansia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus
sebagai tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak
diantisipasi dari sekarang, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa proses
pembangunan akan mengalami berbagai hambatan.3
Usia harapan hidup masyarakat Indonesia mengalami peningkatan seiring
dengan meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Persentase
penduduk lanjut usia yang terus meningkat menunjukan bahwa meningkatnya usia
harapan hidup yang dampaknya adalah bertambahnya jumlah lansia di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 menunjukkan jumlah lanjut usia (lansia)
mengalami peningkatan yaitu dari 18,96 juta jiwa sekarang menjadi 20,05 juta jiwa
atau 7,56% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Meningkatnya jumlah lansia
tentunya akan berdampak di berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, dan
yang paling utama adalah dari aspek kesehatan dimana pada lansia telah terjadi
penurunan fungsi dari berbagai organ akibat dari berkurangnya kemampuan kerja
organ baik terjadi karena faktor fisiologis maupun patologis.4,5
Menurut undang- undang Republik Indonesia no. 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia
( Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Kemudian
lansia dibedakan menajdi dua yaitu potensial dan tidak potensial. WHO membagi
lanjut usia menurut tingkatan umur lansia yaitu : usia pertengahan (middle age, usia
antara 49- 59), usia lanjut ( elderly, antara 60-70), usia lanjut (old, antara 75-90), dan
usia sangat tua ( very old, di atas 90 tahun).4
Terkait usia harapan hidup, di Indonesia pada tahun 2000 usia harapan hidup
adalah 64,5 tahun ( dengan persentase lansia 7,18%). Perserikatan Bangsa- Bangsa
memperkirakan pada tahun 2045- 2050 usia harapan hidup diperkirakan menjadi
77,6 tahun dengan persenetase populasi lansia tahun 2045 sebesar 28,58%.
Fenomena peningkatan lansia ini tentu perlu diantisipasi karena akan membawa
implikasi yang luas dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Berkenaan
dengan hal tersebut, maka kelompok lansia di Indonesia perlu mendapatkan
5
perhatian yang serius dari semua pihak, terutama dari pemerintah melalui berbagai
kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok lansia, sehingga mereka
dapat berperan dalam pembangunan nasional dan tidak menjadi beban bagi
masyarakat.4,5
Upaya pembangunan usia lanjut dalam pelaksanaannya memerlukan
penanganan terpadu melalui peningkatan serta lintas sector dan lembaga swadaya
masyarakat serta partisipasi aktif masyarakat dalam koordinasi program kerja. Salah
satu upaya pernerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan
upaya kesehatan antara lain adalah dengan mengadakan Posyandu. Posyandu
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan
oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.Salah satubentukupaya yang
dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan kualitas pelayanan berupa
peningkatan dan pengembangan kegiatan melalui “Strategi Puskesmas Santun Usia
Lanjut”.1,2
Berdasarkan data Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar tahun 2015 yang
didapat dari laporan daerah, jumlah puskesmas yang telah melaksanakan pelayanan
kesehatan santun lanjut usia adalah 824 puskesmas atau sekitar 10% dari jumlah
puskesmas seluruhnya. Untuk pelayanan di masyarakat, Kelompok Lanjut Usia yang
dibina oleh puskesmas mencapai lebih dari 70.000 Kelompok Lanjut Usia dan
tersebar di semua provinsi.6
Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas dilakukan di ruangan khusus
Lanjut Usia. Untuk mencapai Lanjut Usia yang sehat, mandiri dan aktif dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas, perlu dilakukan
koordinasi lintas program dan lintas sektor. Koordinasi lintas program melibatkan
seluruh program di Puskesmas yang terkait, paling sedikit meliputi kesehatan jiwa,
keperawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan inteligensia,
gizi, kesehatan tradisional dan komplementer, kesehatan olah raga, dan promosi
kesehatan. Koordinasi lintas sektor melibatkan unsur pemerintahan, swasta, dan
organisasi kemasyarakatan.7
Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
maupun perorangan telah tersedia disemua kecamatan. Sehubungan dengan hal
tersebut Puskesmas diharapkan mampu melakukan upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif tingkat dasar bagi Lanjut Usia Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di
Puskesmas harus dilakukan secara profesional dan berkualitas, paripurna, terpadu
dan terintegrasi dengan memperhatikan aspek geriatri pada Lanjut Usia.7
Berdasarkan latar belakang di ata, penulis tertarik untuk mengetahui
pelaksanaan dan permasalahan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi
Tahun 2018.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum

6
Untuk mengetahui pelaksanaan dan permasalahan di Poli Lansia Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018.
1.2.2 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan di poli lansia Puskesmas Tanjung
Pinang Kota Jambi Tahun 2018
2 Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan di Poli
Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018
3 Untuk menentukan prioritas masalah dalam pelaksanaan pelayanan di Poli
Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018
4 Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
pelayanan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018
5 Untuk menyusun rencana usulan kegiatan pada alternatif pemecahan
prioritas masalah dalam pelaksanaan Pelayanan di Poli Lansia Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanjut Usia


2.1.1 Definisi Lanjut Usia
Menurut Undang-undang RI No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia
lanjut pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi usia lanjut adalah seseorang yang

7
mencapai usia 60 tahun keatas. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa
dihindari oleh siapapun. Menurut undang-undang RI no. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia usia lanjut adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini
akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Karena itu kesehatan
manusia usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.2,8
2.1.2 Pembagian Usia Lanjut

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur antara


lain:
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
3. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
b. Menurut Setyonegoro dalam Nugroho (2000) pengelompokkan usia lanjut
sebagai berikut : 8,9
1. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas antara 25-65 tahun
2. Usia Lanjut (geriatric age) lebih dari 65-70 tahun, terbagi untuk umur 70-
75 tahun (young old) 76-80 tahun (old) dan lebih dari 80 tahun (very old).
c. Menurut undang-undang No.4 tahun 1965 pasal 1 bahwa seseorang dapat
dinyatakan sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan
mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah
dari orang lain.

2.1.3 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Usia Lanjut

Menurut Nugroho (2000), perubahan yang terjadi pada usilaadalah :2,9


1. Perubahan atau kemunduran biologis

8
a. Kulit yaitu kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis
lagi.Fungsi kulit sebagai penyekat suhu tubuh lingkungan dan perisai
terhadap masuknya kuman terganggu.
b. Rambut yaitu rontok berwarna putih kering dan tidak mengkilat. Hal ini
berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
c. Gigi mulai habis.
d. Penglihatan dan pendengaran berkurang.
e. Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang lincah.
f. Kerampingan tubuh menghilang, disana-sini terjadi timbunan lemak
terutama dibagian perut dan panggul.
g. Otot yaitu jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah
jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,
fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang
h. Jantung dan pembuluh darah yaitu berbagai pembuluh darah penting
khusus yang di jantung dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim
menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes melitus, kadar
kolestrol tinggi, dan lain-lain yang memudahkan timbulnya
penggumpalan darah dan trombosis
i. Tulang pada proses menua, kadar kapur (kalsium) menurun akibat tulang
menjadi keropos dan mudah patah
j. Seks yaitu produksi hormon testoteron pada pria dan hormon
progesteron dan estrogen wanita menurun dengan bertambahnya umur
2. Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitif
a. Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.
b. Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang terjadi
pada masa tuanya, yang pertama dilupakan adalah nama-nama.
c. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau tempat juga
mundur, erat hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan
juga karena pandangan yang sudah menyempit.
d. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai
dalam tes-tes intelegensi menjadi lebih rendah sehingga usila tidak
mudah untuk menerima hal-hal yang baru.
3. Perubahan-perubahan psikososial

9
a. Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh produktifitasnya. Selain itu
identitas pensiun dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian.
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
f. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
g. Gangguan saraf panca indera.
h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

2.2 Poli Lansia


2.2.1 Definisi Poli Lansia
Poli lansia adalah poli yang melaksanakan pelayanan kesehatan kepada lansia
yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang lebih
menekankan unsur proaktif dan kemudahan proses pelayanan. 10
Poli lansia adalah tempat melayani pemeriksaan kesehatan dan tindakan dasar
untuk lansia atau pasien yang berusia 60 tahun ke atas.10
2.2.2 Aspek Pembinaan Usia Lanjut

1. Promotif (puskes santun)


Kegiatan promotif dilakukan kepada usia lanjut, keluarga ataupun masyarakat
disekitarnya, antara lain berupa penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi untuk
usia lanjut, proses degeneratif seperti katarak, prebikusis, dan lain-lain, upaya
meningkatkan kebugaran jasmani, pemeliharaan kemandirian serta produktivitas usia
lanjut. 8,11

2. Preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan
komplikasinya akibat proses degeneratif. Kegiatan berupa deteksi dini dan
pemantauan kesehatan usia lanjut yang dapat dilakukan di kelompok usia lanjut atau
Puskesmas dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut. 8,11

3. Kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagiusia lanjut yang sakit bila dimungkinkan dapat
dilakukan di kelompok usia lanjut. Pengobatan lebih lanjut ataupun perawatan bagi

10
usia lanjut yang sakit dapat dilakukan di fasilitas pelayanan seperti Puskesmas
Pembantu, Puskesmas ataupun di Pondok bersalin desa. Bila sakit yang diderita usia
lanjut membutuhkan penanganan dengan fasilitas yang lebih lengkap, maka
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit setempat. 8,11

4. Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif maupun
upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan kemampuan
fungsional dan kepercayaan diri usia lanjut. 8,11
2.2.3. Jenis Pelayanan Kesehatan

Adapun jenis pelayanan kesehatan lansia dapat diberikan antara lain:8

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputinkegiatan dasar dalam


kehidupan seperti mandi, makan minum berjalan dan lain-lain.

2. Pemeriksaan status mental.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran


tinggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh.

4. Pengukuran tekanan darah.

5. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula dalam


air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetis mellitus, dan
pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal penyakit ginjal.

6. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila diperlukan.

7. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam atau di luar kelompok dalam rangka


kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.

8. Dokter praktik swasta terutama menangani para lansia yang memerlukan


tindakan kuratif insidential. Seperti telah ditemukan di atas, semua
pelayanan kesehatan harus diintegrasikan dengan layanan kesejahteraan
yang lain dari dinas sosial, agama, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.

11
BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan data primer dan sekunder.Data primer didapat
melalui wawancara kepada petugas kesehatan bagian pelayanan kesehatan di Poli
Lansia mengenai pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia di Poli Lansia Pusk esmas
Tanjung Pinang Tahun 2018.Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dari catatan
kunjungan lansia di Poli Lansia.

3.2 Metode Pengummpulan Data


12
Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada petugas
puskesmas yang ada di Poli Lansia guna memperoleh data dan informasi mengenai
permasalahan yang ada di pelayanan kesehatan poli lansia.Daftar pertanyaan
terlampir.

3.3 Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, penulis melakukan pemilihan dari


semua data yang ada, kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi permasalahan yang
ada, setelah itu ditentukan prioritas masalah dengan teknik MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment) sertateknik PAHO. Untuk memudahkan dalam mengetahui
penyebab penulis menggunakan Fish Bone Analyze, penyebab masalah diprioritaskan
dan dibuktikan dengan data yang ada, lalu ditentukan alternatif pemecahan
masalahnya, selanjutnya dibuat rencana pemecahan masalah kemudian dimonitoring
dan dievaluasi.

BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

4.1 ProfilPuskesmasTanjung Pinang


PuskesmasInpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri pada tahun 1974,
dengannamaPuskesmasInpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang berada bersama 2
Puskesmas lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur, yakni Puskesmas Payo selincah
dan Puskesmas Talang Banjar. Keberadaan nya strategis dengan wilayah kerja yang
luas dan jumlah penduduk yang banyak.

 Visi Puskesmas :
Menjadikan Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi sebagai pusat
pelayanan kesehatan masyarakat yang terdepan dan bermutu di Kota Jambi.

13
 Misi Puskesmas :
1. Melaksanakan 6 program pokok Puskesmas: Pemberantasan Penyakit
Menular, Kesehatan Ibudan Anak, Gizi, Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, serta Pelayanan Kesehatan yang bermutu pada masyarakat.
2. Memelihara dan meningkatkan kerja sama lintas sektoral, lintas program,
masyarakat dalam upaya melaksanakan program kesehatan.
3. Membina SDM Puskesmas menjadi terampil dan bertanggung jawab
terhadap tugasnya.
4. Memelihara sarana dan prasarana Puskesmas yang mendukung pelayanan
kesehatan.
5. Melaksanakan sistem pembiayaan Puskesmas sesuai PERDA yang berlaku
dengan sistem pelayanansatupintu.
6. Melaksanankan sistem informasi kesehatan yang cepatdantepat.

PuskesmasTanjung Pinang terletak di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.


Wilayah kerja Puskesmas mencakup 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Tanjung Pinang,
Kelurahan Kasang, Kelurahan Kasang Jaya, Kelurahan Rajawali, dan Kelurahan
Sijenjang.

a m

b ar

4.1 Peta Wilayah Puskesmas Tanjunng Pinang

Batas-bataswilayahPuskesmasInpres 5/74 Tanjung Pinang adalah:

14
 SebelahTimur berbatasan Kelurahan Payoselincah
 Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi
 Sebelah Utara berbatasan Kelurahan Sungai Batanghari
 Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan TalangBanjar
Puskesmas Tanjung Pinang memiliki luas wilayah 2.021 Km2. Jumlah
penduduk sampai Desember Tahun 2014 berdasarkan data dari kecamatan adalah
36.027jiwa yang terdiri dari :

Tabel 4.1 Data Proyeksi Jumlah Penduduk

No Kelurahan Jumlah penduduk


1. Tanjung Pinang 17.319 jiwa

2. Rajawali 12.416 jiwa

3. Kasang 7.130 jiwa

4. Kasang Jaya 10.476 jiwa

5. Sijenjang 5.454 jiwa

6. J U M LAH 52.795 jiwa

Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Pinang

Puskesmas Tanjung Pinang memiliki sarana dan prasarana puskesmas rawat


jalan yang cukup lengkap, seperti: alat dan ruang UGD, poli umum, poli gigi, poli
KIA dan KB, imunisasi, laboratorium sederhana, konsultasi gizi dan kesling, serta
apotik dan gudang obat yang cukup. Selain itu puskesmas juga mempunyai 3
puskesmas pembantu, 43 posyandu, satu buah mobil ambulan dan Sembilan buah
sepeda motor.

Tabel 4.2 Ketenagakerjaan

NO JENIS TENAGA STATUS PEGAWAI JUMLAH KET


PNS PTT KONTRAK TKS
1. DOKTER 2 - 1 - 3
2. DOKTER GIGI 2 - - - 2
3. DOKTER - - - - -
SPESIALIS
4. APOTEKER 1 - - - 1
5. NERS - - - 1 1
6. SKM 3 - - 1 4

15
7. S.1 GIZI 1 - - 1 2
8. S1 PERAWAT - - - 1 1
9. AKPER 4 - - - 4
10. AKBID 14 3 4 21
11. AKFAR 4 - - - 4
12. AAK 1 - - - 1
13. APK/AKL 1 - - - 1
14. D.3 LAINNYA - - - - -
15. BIDAN 1 - - - 1
16. PERAWAT 3 - - - 3
17. PERAWAT GIGI 2 - - 1 2
18. SPPH 2 - - - 2
19. SMAK 2 - - - 3
20. SPAG - - - - -
21. PCPPN - - - - -
22. LCPK 1 - - - 1
23. SMA - - - 1 -
24. LCPK (SMP) - - - - -
25. SLTP/MTS 1 - - - 1
26. JURIM - - - - -
27. SD - - - - -
J U M LAH 45 - 4 10 59
Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Pinang

Data pegawai Puskesmas Tanjung Pinang sampai dengan Desember 2017


berdasarkan unit kerja

STATUS PEGAWAI
NO UNIT KERJA JUMLAH KET
PNS PTT KONTRAK TKS

1. PUSKESMAS TJ. PINANG 35 - 4 10 49

2. PUSTU SIJENJANG I 4 - - - 4

3. PUSTU SIJENJANG II 3 - - - 3

16
4. PUSTU KASANG JAYA 3 - - - 3

JUMLAH 45 - 4 10 59

4.2 Hasil Pengumpulan Data Primer


Dari hasil wawancara dengan Ibu penanggung jawab di poli lansia puskesmas
Tanjung Pinang didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kapan poli lansia ada di Puskesmas Tanjung Pinang ?
“ Poli lansia di puskesmas Tanjung Pinang mulai berjalan tahun 2017,tepatnya
itu bulanjanuari tanggal 16, ketua programnya ibu Sumiati AM.kep”
2. apa saja kegiatan yang dilakukan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang ?

“ Kegiatan yang dilakukan di poli lansia itu sendiri ada dua, yaitu di dalam
gedung dan di luar gedung. Untuk kegiatan didalam gedung terdiri dari
pelayananan lansia dan home visit kerumah pasien lansia yang memiliki risiko
tinggi.Sedangkan untuk kegiatan di luar gedung ada posyandu lansia,
penyuluhan, dan senam lansia.”

3. bagiamana pelaksanaan kegiatan pelayanan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung


Pinang ?

“ Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan secara rutin. Pasien lansia datang


mendaftar ke loket , nanti petugas rekam medis atau pasien sendiri yang akan
mengantarkan kartu BPJS/ASKES/kartu berobat dan kertas resep yang berisi
nama, umur dan alamat ke poli lansia, lalu pasien lansia sesudah mendaftar
tinggal duduk menunggu antrian pemeriksaan sambil petugas di poli mencari
data rekam medis sesuai nama, nomor bpjs, dan alamat yang ada di resep
barulah pasien kami periksa sesuai antrian.Pasien lansia mendapatkan
pemeriksaan lengkap sampai dengan ke konseling. Untuk hari jum’at pelayanan
dilakukan sampai jam 11.00 WIB dan hari sabtu sampai jam 12.00 WIB. Tapi
kadang ada juga lansia yang datang lewat dari jam tersebut maka akan kami
arahkan ke IGD untuk mendapatkan pelayanan (prosedurnya sama seperti
pasien poli lain).”

4. Apa saja masalah yang dijumpai pada pelayanan di Poli Lansia Puskesmas
Tanjung Pinang ?

“ sejauh ini kalau soal pelayanan yang diberikan rasanya sudah maksimal.
Tapi ya adalah masih kendala- kendala.Seperti karena pasien yang sudah
lansia pastinya sudah banyak mengalami kendala. Disini yang datang pasien
usia50 tahun keatas. Semua harus dibantu terutama untuk yang sudah sangat
tua, Kesulitan saat komunikasi, lansia datang tanpa didampingi sehingga
kami juga mengalami kesulitan saat memberikan pengertian kepada lansia,
lansia pun sudah sulit untuk menangkap nasihat- nasihat yang diberikan.Dan
paling banyak pasien lansia minta dirujuk, sudah dijelaskan tapi tetap ngotot

17
mau di rujuk.Abis sekali kontrol, tidak datang lagi. Ada juga pasien dengan
penyakit kronik yang tidak bawak buku obat kroniknya, jadi kami tidak tau
apa obat apa yang sebelumnya diberikan. Soal data rekam medis yang di
ruangan juga, terkadang saat pasien ramai kami masih harus cari data
rekam medisnya yang Cuma di pisahkan berdasarkan huruf depan nama
pasien saja, jadi saat pasien dating harus cari satu persatu di tumpukan
rekam medisnya jadi kadang pasien lama nunggu nya, kadang juga data nya
tidak ketemu entah karena kami kurang teliti atau karena memang kertasnya
tercecer karena Cuma di tumpuk seperti ini aja jadi ya kalau tidak ketemu
kami buat les baru untuk pasien nya, setelah data nya ketemu atau sudah di
buatkan les baru pasien di panggil untuk di tensi dll.”

Apakah sudah ada solusi untuk permasalahan yang ada pada pelaksanaan
pelayanan kesehatan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang ?

“sejauh ini solusi yang ada seperti masalah komunikasi petugas dengan lansia
ya harussabar menghadapi para lansia, menjelaskan sejelas mungkin agar
lansia mengerti. Kalau petugas yang ada ya sebisa mungkin tetap ada dan
harus ada diruangan ini melayani lansia karena kan mereka tidak bisa terlalu
lama disini. Kami disini juga memberitahu pada pasien untuk berobat
selanjutnya minta ditemani oleh keluarganya. Jika masalah pasien yang minta
dirujuk sampai ngotot itu kami tetap tidak memberikannya surat rujukannya
karenakan masih bisa diobati dengan obat yang ada di puskesmas. Untuk pasien
lansia yang sering lupa bawa buku obat kroniknya itu pertama kami lihat dulu
di buku rekam medisnya ada catatannya gak, kalu gak adayang kami minta
pasien suru keluarganya antar kepuskesmas kadang pasiennya pulang dulu
untuk ambil bukunya. Kalau untuk data nya, di poli sudah ada beberapa pasien
yang mendapatkan kartu biru, nah kartu biru ini ada nomor rekam medis nya, di
pisahkan berdasarkan kelurahan tempat tiggal, jadi kalau pasien dating tinggal
kasih ke petugas kartu birunya jadi lebih mudah ketemu datanya karena sudah
di map kan datanya itu, tapi saying nya masih sedikit yang dapat karena
ketersediaan map nya yang tidak ada, jadi yang belum ada map nya ya masih
seperti biasa di cari lembar per lembar nyesuaikan nama sama alamat aja”

4.2.1 Hasil Wawancara dengan Pasien Poli Lansia

Hasil wawancara dengan pasien di Poli Lansia adalah sebagai berikut :


1. Apakah ibu/bapak memiliki penyakit kronis dan selalu datang berobat ke sini?
“ (Tn.R 60 tahun) iya saya kena PPOK, sayo dulu berobat ke sini tapi di rujuk
ke manap tapi sekarang ambil obatnya ke puskesmas tiap bulan”.
2. Bagaimana pelayanan dan fasilitas yang diberikan di klinik lansia Puskesmas
Tanjung Pinang pak menurut bapak ?
“ pelayanansudah baguslah. Perawatnyo ramah dan baik, semua dalam
melayani, kalau untuk fasilitasnyo udah cukup bagus, bersih, dan nyaman.

18
Pelayanannyo cepetlah dak lamo, tapi dokternyo dak begitu ramah menurut
bapak, maklum lah orang tuo ni banyak keluhannyo tapi Cuma di Tanya keluhan
be kadang dak ado di perikso lah di kasih resep be suruh ambil ke apotik di
depan, jadi kurang puas rasonyo, tapi baguslah sudah pelayanannyo orang tua
dak lamo nunggu”
3. Apakah ibu/ bapak datang kesini lagi kalau dokter/ perawat meminta bapak
untuk datang kontrol kembali ?
“ ibu-ibu disini nyuruhnyo bapak datang lagi untuk kontrol kalau obatnyo abis.
Tapi kadang bapak lupo, kadang dak ado yang anter jadi sering lamo baru
kontrol lagi.”
Dari hasil wawancara pada point pertanyaan ini disimpulkan bahwa tidak semua
lansia rutin melakukan kontrol ulang.
4. Apakah ada saran untuk Poli Lansia agar kedepannya lebih baik lagi ?
“semua pelayanannya cukup bagus,Cuma kadang pas rame nunggu tu kursi dak
ado lagi jadi duduknyo jauh di sano (poli gigi) kadang dak denger pas di
panggil namo bapak, samo kalo biso dokternyo lebih ramah lah lagi yo maklum
lah orang tuo ni kan .”

BAB V
MASALAH KESEHATAN

19
5.1 Identifikasi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang
ingin dicapai yang menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk
memecahkannya.Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:

1. Identifikasi atau inventarisasi masalah


Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang dicapai, menetapkan
indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.Kemudian mempelajari
keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian,
yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan
keadaan tertentu yang sudah ditetapkan.
2. Penentuan prioritas masalah
Menyusun peringkat masalah, lebih baik dilakukan oleh banyak orang dari
pada satu orang saja.Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain
Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, PAHO dan MCUA.
3. Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat.Penentuan penyebab masalah hendaknya tidak
menyimpang dari masalah tersebut.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang telah diidentifikasi.Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada
alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih.Apabila ditentukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA (Plan of
Action) atau rencana kegiatan.
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.

20
5.1.1 Identifikasi Masalah denganBrain Storming
Dari hasil brainstorming dengan beberapa teman dan petugas kesehatan didapatkan
beberapa masalah dalam kualitas pelayanan Puskesmas Tanjung Pinang

A. Input
1. kursi tunggu di luar kurang
2. Map rekam medis kurang
3. Pasien lansia lupa membawa buku obat kronik
B. Proses

1. Sulit berkomunikasi dengan lansia yang terlalu tua


2. Petugas di poli memiliki kerja rangkap
3. Kesulitan mencari data rekam medis pasien
C. Output
1. Petugas kurang efektif dalam memberikan pelayanan
2. Pasien lansia terutama dengan penyakit kronik yang tidak datang untuk Kontrol
kembali
D. Outcome
1. Menurunnya kesehatan dan produktifitas pada pasien lansia

Dari hasil curah pendapat didapatkan 9 masalah, dan setelah dilakukan


pembahasan maka masalah yang dipilih yaitu:

1. Pelayanan satu pasien yang terkadang memakan waktu lama


2. Pasien kadang sering lupa membawa kartu register
3. Pasien lansia yang tidak datang kembali untuk kontrol ulang.

5.2 Pembuktian Masalah dengan Pengumpulan Data


5.2.1 Data Primer

1. Pelayanan satu pasien yang memakan waktu lama


Poli lansia selalu ramai kunjungan baik pasien lama mauun pasien
baru.Petugas kesehatan di poli lansia terdiri dari 3 oraang, yaitu 1 orang dokter,
dan 2 orang perawat. Jumlah perawat di katakan kurang karena perawat
memiliki tugas lain seperti sebagai petugas posyandu dan juga mengurus data
rekam medis pasien yang di mulai dari mencari data sebelum pasien di periksa
sampai setelah pemeriksaan terlebih data rekam medis yang tidak tersusun
dengan baik hanya berupa tumpukan yang di bedakan berdasarkan abjad.
2. Pasien Lansia lupa membawa kartu register
Berdasarkan dari wawancara dengan petugas poli lansia di dapatkan
bahwa lansia yang menderita penyakit kronis yang mendapa PRB rutin setidap
bulan terkadang dating tanpa membawa buku obat PRB nya, sehingga apabila
pasien dating bersama keluarga nya maka petugas akan meminta untuk

21
mengambil buku nya tersebut, atau jika pasien dating sendiri maka petugas akan
mengecek di rekam medis mengenai obat bulanannya tersebut atau meminta
pasien untuk datang lagi di hari berikutnya.
3. Pasien lansia terutama dengan penyakit kronik yang tidak datang untuk kontrol
kembali ( OUTCOME)

Dari hasil wawancara dengan petugas poli lansia didapatkan bahwa


kebanyakan para lansia khususnya dengan penyakit kronik sering tidak datang
untuk melakukan kontrol ulang.Pasien lansia terkadang memaksa untuk dirujuk
ke rumah sakit walaupun sudah dijelaskan oleh petugas di poli lansia bagaimana
prosedur untuk rujukan.Kadang mereka tidak datang lagi ke
puskesmas.Sehingga para petugas kesulitan untuk melakukan pemantauan.
5.2.2.Data sekunder
Data sekunder didapatkan dari jumlah kunjungan pasien lansia ke poli lansia
puskesmas Tanjung Pinang 3 bulan terakhir.
5.3 Menentukan Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah digunakan metode MCUA ( Multiple
Criteria Utility Assesment) dimana penentuan nilai prioritas masalah menggunakan
tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1. Tabel penentuan prioritas masalah ( MCUA)


N Pengaruh Pengaruh Kemampuan Pengaruh
Kriteria
terhadap terhadap Teknologi & Terhadap
Bobot kesehatan kesehatan SDM yang Pemda JUMLAH
masyarakat pasien dimiliki
Masalah
(5) (4) (3) (2)
1 Pelayanan yang terkadang N 5 9 8 3
memakan waktu lama.
BN 25 36 24 6 91

2 Pasien lupa membawa kartu N 7 9 4 5


register
BN 35 36 12 10 93

3 Pasien lansia yang tidak N 7 9 9 6


datang kembali untuk kontrol BN 35 36 27 12 110
ulang

22
Keterangan :
Bobot di tentukan (1-5)
N = Nilai (Nilai di tentukan 1-10)
BN = Bobot x Nilai = Skor
Dari tabel MCUA diatas, maka di peroleh prioritas masalahnya adalah“
Pasien Lansia yang tidak datang kembali untuk kontrol ulang”

Tabel 5.2.tabel teknik skoring PAHO penentuan prioritas masalah

NO MASALAH M S V C Total
Pelayanan yang terkadang memakan waktu
1 lama. 4 4 3 2 96

2 Pasien lupa membawa buku obat kronik 5 3 3 2 90


Pasien lansia yang tidak datang kembali
3 5 4 3 2 120
untuk kontrol ulang

Keterangan :
M (Magnitude) : luasnya masalah
S (Severity) : beratnya kerugian yang timbul
V (Vulnerability) : ketersediaan tekhnologi
23
C (Community Concern) :perhatian masyarakat dan politisi

Nilai 1 = tidak ada hubungan Nilai 4 = hubungan erat


Nilai 2 = hubungan lemah Nilai 5 = hubungan sangat erat
Nilai 3 = hubungan cukup

5.4 Identifikasi Penyebab Masalah dan Penyebab Masalah Dominan


5.4.1 Diagram Alur (Flow Chart)

Mengantri di loket Menyerahkan kertas


Pasien Datang pendaftaran resep dari loket ke
petugas di Poli Lansia

Pengukuran Pasien masuk ke poli Petugas mencari data


tekanan lansia pasien
darah oleh
perawat

24
Pasien menuju ke meja
periksa dokter untuk Pemeriksaan
Pencatatan hasil mendapat pemeriksaan lab/konseling gizi (jika di
pengukuran tekanan lanjut perlukan)
darah

Ambil obat
Pulang
di apotik

Gambar 5.1 Diagram Flow Chart

5.4.2. Curah Pendapat untuk Menggali Penyebab Masalah


Pada curah pendapat ini bertujuan untuk menyusun kemungkinan penyebab
masalah pada faktor manusia, faktor sarana, faktor proses dan faktor lingkungan
untuk dianalisa lebih lanjut pada diagram tulang ikan untuk dicari penyebab yang
paling mungkin dari prioritas masalah “Pasien lansia yang tidak datang lagi untuk
kontrol ulang”.
1.Manusia
a. Pasien lupa mengenai jadwal kontrol ulang bulan depan
b. Pasien yang sakit sehingga sulit untuk ke puskesmas
c. Pelayanan dokter yang kurang ramah
2. Metode/Proses
a.Petugas yang lupa mengingatkan tentang jadwal kontrol ulang pasien
b.Pasien memaksa di rujuk
2.Material/sarana
a. kursi tunggu yang terbatas
3.Lingkungan
a. Tempat tinggal yang jauh dari puskesmas
b. Keluarga/anak yang sibuk

25
Untuk menanggulangi suatu masalah, harus diketahui terlebih dahulu sebab
terjadinya masalah tersebut. Salah satu caranya dengan menggunakan diagram tulang
ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini dapat ;
- Melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah.
- Sangat efektif untuk membantu tim dalam mencari akar penyebab suatu
masalah.
- Sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab
masalah.
Dalam mencari faktor-faktor penyebab masalah dominan dalam permasalahan
ini, maka digunakan diagram Fish Bone:
Diagram Fish Bone dapat dilihat pada gambar 5.2

Bahan Manusia
Kursi
Kursi tunggu
kurang Lansia lupa jadwal
kontrol

Lansia duduk di
poli lain

Lansia tidak Lansia malas


dengar di panggil berobat

Pasien sakit

Pasien
menunggu
lama
Pasien lansia yang
tidak datang kembali
untuk kontrolulang

Lansia yang begantung Petugas punya kerja


kepada org lain rangkap
Pasien memaksa untuk
diberi rujukan
Petugas lupa
mengingatkan Pasien merasa kurang
Pasien kesulitan puas terhadap
jadwal
datang sendiiri pelayanan yang ada
Tempat
tinggal jauh
SOP tidak terlaksana
Lansia Lingkungan Proses
terlambat
berobat
26
Gambar. 5.2 Diagram Fish Bone

5.4.3 Mencari Dukungan Data


Dukungan data diperlukan untuk mencari penyebab yang paling mungkin
menjadi akar penyebab masalah.

1. Faktor Manusia
Dari segi faktor manusia didapatkan bahwa tidak ada yang mengantardan
pasien yang sakit.
2. Proses
Petugas yang terbatas pada poli lansia menjadi salah satu penyebab pasien
tidak datang untuk control ulang yang di karenakan lansia tidak di ingatkan
mengenai jadwal control ulang oleh petugas dan juga pasien yang memaksa untuk
mendapatkan rujukan akibat kurang baiknya pelaksanaan SOP dalam pelayanan di
puskesmas sehingga pasien ingin di rujuk.
3. Lingkungan
Jauhnya tempat tinggal pasien dari Puskesmas Tanjung Pinang kemungkinan
menjadi salah satu penyebab tidak datangnya pasien lansia untuk kontrol kembali ke
poli lansia. Seperti tidak adanya transportasi untuk datang ke Poli Lansia dan juga
oeh karena lansia yang bergantung kepada orang lain seperti anak atau keluarga
sehingga tidak bisa untuk datang sendiri ke puskesmas.

5.4.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan artinya
dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah
sudah dapat dipecahkan.

Karena itu, dilakukan urutan dominan (pentingnya) dengan cara diskusi, adu
argumentasi dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk menentukan
penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa penyebab yang paling
dominan yaitu “SOP tidak terlaksana” ini terbukti dengan adanya observasi yang

27
dilakukan kepada pasien yang datang ke Poli Lansia di mana dari 25 responden di
dapatkan 16 responden mengatakan bahwa tidak di lakukan pemeriksaan fisik pada
saat konsultasi
.
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN UNTUK
PEMECAHAN MASALAH

6.1. Alternatif Cara Pemecahan Masalah


Setelah ditemukan penyebab masalah yang dominan, maka tahap berikutnya
adalah mencari cara penanggulangan yang terbaik.

Tabel 6.1. Kemungkinan penyebab masalah dan penyelesaiannya

Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

Pasien lansia yang tidak SOP yang tidak terlaksana  Meningkatkan mutu pelayanan
datang kembali untuk kontrol lansia dipuskesmas
ulang  Meningkatkan kerja sama
lintas program.
 Petugas bekerja sesuai SOP
 Menyarankan lansia untuk
ikut posyandu lansia.

28
6.2. Memilih Alternatif Cara Pemecahan Masalah yang Terbaik dengan MCUA
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel
MCUA yang dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Alternatif Pemecahan Masalah

Dapat
memecahkanm Mudah Murah Waktunyas
No Kriteria JUMLAH
asalah dengan dilaksanakan biaya ingkat
sempurna

Bobot 5 4 3 2

1 Meningkatkan mutu N 8 6 8 6
peayanan lansia di
BN 40 24 24 12 100
puskesmas

2 Meningkatkan N 6 7 8 8
kerjasama lintas
BN 30 28 24 16 98
program

3 N 8 8 9 7
Petugas bekerja sesuai
BN 40 32 27 14 113
SOP

4 Menyarankan pasien N 7 6 5 5
untuk ikut posyandu
BN 35 24 15 10 84
lansia

Berdasarkan hasil tabel MCUA didapatkan bahwa hasil prioritas untuk pemecahan
masalah adalah “ Petugas Bekerja Sesuai SOP”.

29
6.3.Rencana Penerapan

6.3.1. Kemungkinan Faktor Pendorong

 Tidak memerlukan biaya


 Tidak membutuhkan waktu yang lama

6.3.2. Kemungkinan Faktor Penghambat

 Kesulitan dalam pemantauan pelaksanaan pelayanan di poli


 Kesulitan dalam mengubah perilaku pelaku rawat

6.3.3. Upaya Antisipasi Faktor Penghambat

 Di adakan diskusi dan tukar pikiran mengenai pelaksanaan pelayanan yang


terbaik

6.3.4 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih


Rencana usulan kegiatan pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah Terpilih

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Dana T


1. Rapat mengenai Mengevaluasi Seluruh Puskesmas Kepala Tidak Pelaya
standar pelayanan pelaksanaan tenaga puskesmas pakai keseha
pelayanan kesehatan dana berjala
sesuai dengan di SOP.
SOP yang puskesmas
telah di yang
tentukan. terlibat
dalam
pelayanan
pasien.

30
6.4 Monitoring dan Evaluasi

No Kegiatan Indikator Standar Hasil Ket

1. Mengadakan Semua petugas Terlaksana Pelayanan sesuai Terlaksana


pertemuan antara mengetahui dan SOP
kepala puskesmas melaksanakan
dengan semua pelayanan sesuai
petugas yang ada SOP masing-
dalam pelayanan masing
kesehatan di
puskesmas

Tabel 6.4 Contoh Format Monitoring Kegiatan

6.5 Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana kegiatan sudah


dilaksanakan dan bisa memecahkan masalah yang terjadi. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara :
1. Membandingkan frekuensi/ tingkat masalah atau sebab masalah sebelum
intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan bar chat atau,
2. Menggunakan format evaluasi yang disediakan.

No Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Ket


1. Pelaksanaan Terlaksana Tidak Terlaksana Terlaksana -- Ada pening
SOP dalam
pelayanan
Tabel 6.5 Contoh Format Evaluasi Kegiatan

31
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah pada pelaksanaan pelayanan di Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Masih adanya kendala dalam pelaksanaan pelayanan lansia di Poli Lansia


Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi.
2. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Poli Lansia di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi adalah pasien lansia yang tidak
datang kembali untuk control ulang.
3. Masalah yang diprioritaskan adalah “pasien lansia yang tidak datang kembali
untuk control ulang”.
4. Alternatif pemecahan masalah yang terpilih yaitu dengan cara “Petugas
bekerja sesuai SOP”.
5. Rencana penerapan pemecahan masalah adalah dengan cara di adakan rapat
mengenai standar pelayanan di tiap-tiap pelayanan di puskesmas.
7.2. Saran
1. Menjalin kerja sama dengan Puskesmas lain seperti mengadakan
pertemuan antar petugas Poli Lansia untuk membahas kelangsungan dan
kinerja dari Poli Lansia yang ada di masing- masing puskesmas sehingga
nantinya dapat bertukar informasi yang beguna untuk meningkatkan mutu
pelayanan di Poli Lansia.
2. Mengevaluasi kinerja petugas di Poli Lansia agar dapat memberikan
pelayanan yang yang lebih baik lagi bagi seluruh pasien yang berobat di
Poli Lansia.
3. Memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Poli Lansia agar dapat
membuat para lansia nyaman ketika menunggu antrian, tidak perlu keluar
dari Poli Lansia untuk melakukan konseling gizi dan juga pemeriksaan
labor.
4. Meningatkan pelayanan kesehatan dan kegiatan yang ada di Poli Lansia

DAFTAR PUSTAKA
32
1. UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
2. Subijanto, Dhani, Yoni. Modulfield lab. Pembinaan posyandu lansia guna
pelayanan kesehatan lansia.FK Universitas Sebelas Maret.Surakarta;2011
3. http://www.menegpp.go.id/ diakses pada Tanggal 06 Mei 2018.
4. Hermawati, Istitiana. Kajian Tentang Kota Ramah Lanjut Usia. Seminar dan
Lokakarya Tentang Kota Ramah Lansia 3 April 2015.LPPM UNY :
Yogyakarta
5. Kementrian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Semester I (Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia). Departemen
Kesehatan. Jakarta; 2013

6. Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional


Kesehatan Lanjut Usia 2016-2019.
7. Permenkes RI nomor 67 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi
Petugas Kesehatan.Departemen Kesehatan.Jakarta;2010
9. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di
Kelompok Lanjut Usia. Departemen Kesehatan.Jakarta;2010

10. http://www.puskesmaskramatjati.com di akses pada tanggal 06 Mei 2018


11. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia.
Jakarta;2010

Lampiran 1
33
INFORMASI PENELITIAN
Dengan ini saya,
Nama : Nuraida Adlaila
NIM : G1A217088
Institusi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Akan melakukan penelitian dengan judul ”Pelaksanaan dan Permasalahan di


Poli Lansia Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2018 “
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan
di Poli Lansia di Puskesmas Tanjung Pinang.Untuk keperluan diatas, kami mohon
kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang telah kami sediakan.
Demikian informasi penelitian ini kami buat, atas partisipasi responden kami
ucapkan terima kasih.

Jambi, Mei 2018


Peneliti

Nuraida Adlaila

G1A217088

Lampiran 2

34
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Profesi
Dokter Universitas Jambi fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
atas namaNuraida Adlaila dengan judul “pelaksanaan dan permasalahan pelayananan
di poli lansia puskesmas tanjung pinang”.
Saya mengetahui bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas saya
dan menggunakan data yang diperoleh dari saya hanya untuk kepentingan penelitian
semata.
Demikian persetujuan penelitian ini saya sampaikan secara sukarela dan tidak
ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Jambi, Mei 2018


Responden

_________________

35
LEMBAR OBSERVASI PELAYANAN POLI LANSIA

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Berobat di puskesmas Tanjung Pinang tidak pelu
menunggu lama
2. Pelayanan tepat waktu
3. Dokter dan perawat di poli lansia bersikap sopan
dan ramah serta menghargai setiap pasien yang
berurusan
4. Dokter dan perawat bersedia mendengar keluhan
pasien
5. Gedung, ruang pendaftaran, ruang tunggu dan
ruang periksa sangat baik
6. Apakah prosedur pelayanan berbelit-belit
7. Apakah petugas melakukan wawancara kepada
bapak/ibu saat pemeriksaan
8. Apakah petugas selalu melakukan pemeriksaan
fisik pada bapak/ibu ?
9. Penjelasan mengenai penyakit dan pengobatan
mudah di pahami
10. Pelayanan dari petugas bagus dan memuaskan

36
37
38
EVALUASI KINERJA PUSKESMAS
TANJUNG PINANG TAHUN 2017

MAKALAH
Public Health Report Session (PHRS)

39
Dosen Pembimbing : dr. Hj. Yulinda Fetritura, M. Kes

Disusun Oleh :
NURAIDA ADLAILA, S. Ked
G1A217088

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Alah swt atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Evaluasi Kinerja Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2018” disusun sebagai salah
satu tugas Koass Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Sri Rosianti selaku Kepala
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi yang telah memberikan informasi dan data
dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh petugas Puskesmas Paal Merah 2, perawat-perawat
yang telah memberi masukan selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
guna kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Jambi, April 2018

40
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................2
1.3 Manfaat Penulisan Masalah.........................................................3
BAB II KEADAAN UMUM PUSKESMAS TANJUNG PINANG..............4
2.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Pinang............................4
2.1.1 Data Geografis.............................................................................4
2.1.2 Data Demografis..........................................................................5
2.2 Profil Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi 2017...................5
2.2.1 Sejarah Puskesmas Tanjung Pinang.............................................5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................................................8
3.1 Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas.....................................8
3.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas.....................8
3.3 Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas.............................9
3.4 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas..................................11
3.5 Pedoman Pengumpulan Data......................................................17
3.6 Pengolahan Data Penilaian Kinerja Puskesmas..........................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................23
4.1 Hasil Kinerja Cakupan Upaya Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi 2017................................................23
4.2 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas
Tanjung Pinang Tahun 2017........................................................25
4.3 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Tanjung Pinang Tahun 2017.......................................................26
41
4.4
Hasil Akhir Kinerja Puskesmas Tanjung Pinang
Tahun 2017..................................................................................26
BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH.................................28
BAB VI PENUTUP............................................................................................32
6.1 Kesimpulan..................................................................................32
6.2 Saran............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat kesehatan masyarakat adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia yang memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok
dan langsung berada dalam pengawasan administratif maupun teknis dari dinas.
Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) merupakan organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertaa dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Prinsip penyeenggaraan puskesmas meliputi paradigm sehat,

42
pertanggung jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi
tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan. Jika ditinjau dari sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas
adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.1,2,3.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci
lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran
daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan maupun rencana tahunan,
selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota harus
juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan
prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses selanjutnya adalah penggerakan
dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun,
kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan
penilaian hasil kegiatan melalui evaluasi kinerja Puskesmas.4
Evaluasi Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja prestasi Puskesmas tahunan. Dengan adanya evaluasi
tersebut dapat dilakukan analisa tingkat puskesmas berdasarkan rincian nilainya,
sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan
pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.5
Untuk mengetahui tingkat kinerja puskesmas, maka masing–masing
puskesmas wajib untuk menyusun laporan kinerja puskesmas melalui proses
pelaksanaan kegiatan evaluasi kinerja puskesmas sesuai pedoman yang
dikeluarkan oleh Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Sehingga dalam
hal ini Puskesmas Tanjung Pinang Kecamatan Jambi Timur telah menyusun
Evaluasi Kinerja Puskesmas tahun 2017 yang akan dibahas dalam makalah ini.6
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat
kinerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan, mutu kegiatan serta
manajemen Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017.

43
2. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

1.3.3 Manfaat Penulisan Makalah


1. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior
Menambah wawasan mahasiswa dan sebagai salah satu syarat pelaksanaan
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
2. Bagi Puskesmas Tanjung Pinang
Puskesmas Tanjung Pinang dapat melakukan identifikasi dan analisis
masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Dinas kesehatan Kota Jambi dapat menetapkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas dan menentukan urgensi pembinaan Puskesmas.
BAB II

KEADAAN UMUM PUSKESMAS TANJUNG PINANG

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Pinang


2.1.1 Data geografis

a. Batas wilayah Puskesmas Tanjung Pinang


Puskesmas Tanjung Pinang terletak di kecamatan Jambi Timur

Dengan batas wilayah sebaga berikut:

 Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Tanjung Sari


 Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi
 Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari
 Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Talang Banjar

b. Wilayah kerja Puskesmas


Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang mencakup 5 kelurahan, yaitu:

 Kelurahan Tanjung Pinang


 Kelurahan Kasang
 Kelurahan Kasang Jaya
 Kelurahan Rajawali

44
 Kelurahan Sijenjang.
2.1.2 Data Demografi
Puskesmas Tanjung Pinang memiliki luas wilayah 2.021 km 2. Dengan jumlah
penduduk sampai Desember Tahun 2017 berdasarkan data dari kecamatan adalah
52.795 jiwa (data proyeksi Dinas Kesehatan Kota Jambi adalah 52.795 jiwa), yang terdiri
dari :

No Kelurahan Jumlah penduduk


7. Tanjung Pinang 17.319 jiwa
8. Rajawali 12.416 jiwa
9. Kasang 7.130 jiwa
10. Kasang Jaya 10.476 jiwa
11. Sijenjang 5.454 jiwa
12. J U M LAH 52.795 jiwa

2.2 PROFIL PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI


2.2.1 Sejarah Puskesmas Tanjung Pinang
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri Tahun 1974, dengan nama
Puskesmas Inpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang berada bersama 3 puskesmas
lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur. Keberadaannya strategis dengan wilayah
kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak.

a. Kelembagaan
Puskesmas Tanjung Pinang diklasifikasikan puskesmas rawat jalan, dengan
membawahi tiga buah puskesmas pembantu.

b. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan Puskesmas Tanjung Pinang sampai 31 Desember 2017 sebagai
berikut:

NO JENIS TENAGA STATUS PEGAWAI JUMLAH KET


PNS PTT KONTRAK TKS
28. DOKTER 2 - 1 - 3
29. DOKTER GIGI 2 - - - 2

45
30. DOKTER - - - - -
SPESIALIS
31. APOTEKER 1 - - - 1
32. NERS - - - 1 1
33. SKM 3 - - 1 4
34. S.1 GIZI 1 - - 1 2
35. S1 PERAWAT - - - 1 1
36. AKPER 4 - - - 4
37. AKBID 14 3 4 21
38. AKFAR 4 - - - 4
39. AAK 1 - - - 1
40. APK/AKL 1 - - - 1
41. D.3 LAINNYA - - - - -
42. BIDAN 1 - - - 1
43. PERAWAT 3 - - - 3
44. PERAWAT GIGI 2 - - 1 2
45. SPPH 2 - - - 2
46. SMAK 2 - - - 3
47. SPAG - - - - -
48. PCPPN - - - - -
49. LCPK 1 - - - 1
50. SMA - - - 1 -
51. LCPK (SMP) - - - - -
52. SLTP/MTS 1 - - - 1
53. JURIM - - - - -
54. SD - - - - -
J U M LAH 45 - 4 10 59

Data pegawai Puskesmas Tanjung Pinang sampai dengan Desember 2017


berdasarkan unit kerja

NO UNIT KERJA STATUS PEGAWAI JUMLAH KET

46
PNS PTT KONTRAK TKS

5. PUSKESMAS TJ. PINANG 35 - 4 10 49

6. PUSTU SIJENJANG I 4 - - - 4

7. PUSTU SIJENJANG II 3 - - - 3

8. PUSTU KASANG JAYA 3 - - - 3

JUMLAH 45 - 4 10 59

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

47
3.1 Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), sekarang disebut dengan Evaluasi Kinerja
Puskesmas (EKP) adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi
puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas, sebagai instrumen
mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,
kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan verifikasi hasilnya. Aspek
penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu
pelayanan.1,5
Berdasarkan hasil verifikasi dinas kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas
dapat menetapkan puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian
kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat
melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga
urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.5

3.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas


Tujuan dari Penilaian Kinerja Puskesmas, yaitu: 5
a. Umum
Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.
b. Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan
masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

Manfaat Evaluasi Kinerja Puskesmas, yaitu: 5


a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan
dengan target yang harus dicapainya.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya

48
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out
come).
c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi
suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya.
d. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

3.3 Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas


Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan.
Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan
di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam
rangka penerapan ketiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan
kesehatan masyarakat dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk
mewujudkan visi “Indonesia Sehat 2010”.5
Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan di daerah, maka
kabupaten/kota dapat menetapkan dan mengembangkan jenis program kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan
sumber daya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya dengan
tetap memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan pusat yang dilandasi
oleh kepentingan daerah dan nasional termasuk konsensus global/kesepakatan dunia
(antara lain penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta, dan lain-
lain).5
Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik
berupa penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan
penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan puskesmas
merupakan nilai tambah dalam penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan
sesuai dengan kesepakatan.5
Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah
yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di daerah
yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di
seluruh puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/kota. Oleh karenanya, kegiatan

49
tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh
puskesmas.5
Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk
masing-masing puskesmas kemungkinan “tidak lagi sama di seluruh puskesmas“,
melainkan hanya berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas
yang bersangkutan”. Sedangkan kegiatan-kegiatan pengembangan yang belum
menjadi kegiatan utama di kabupaten/kota, hanya akan dilakukan oleh puskesmas
tertentu saja di kabupaten/kota yang bersangkutan. 5
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas tersebut berdasarkan pada
upaya-upaya puskesmas dalam menyelenggarakan: 1,5
1. Pelayanan kesehatan yang
meliputi:
a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan
jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau
penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan
pengembangan program kesehatan di puskesmas.
2. Pelaksanaan manajemen
puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja,
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang
diselenggarakan. Dimana masing-masing program/ kegiatan mempunyai
indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out pengobatan pada
program penanggulangan TBC.
d. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan
pengguna jasa pelayanan puskesmas.
Belum semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di puskesmas dapat dinilai
tingkat mutunya, baik dalam aspek input, proses, output maupun outcome karena
indikator dan mekanisme untuk penilaiannya belum ditentukan. Sehingga, secara

50
keseluruhan tidak akan diukur dalam penilaian kinerja, akan tetapi dipilih beberapa
indikator yang sudah ada standar penilaiannya.5
Untuk beberapa jenis kegiatan tertentu, puskesmas dapat memperoleh bantuan
teknologi ataupun tenaga dari puskesmas sekitarnya atau tingkat kabupaten/kota
(sebagai contoh: dalam situasi emergensi/KLB, pelayanan kesehatan di daerah
tertinggal, perbatasan, transmigrasi, komunitas adat terpencil, dll) maka peran
perbantuan dapat diabaikan, sehingga hasilnya dapat diperhitungkan sebagai kegiatan
puskesmas.5
Komponen input sumber daya dan lingkungan tidak termasuk dalam variabel
penilaian, akan tetapi kedua komponen tersebut dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam proses penyusunan rencana dan penetapan besaran target
puskesmas. Selanjutnya dalam melakukan analisa permasalahan/kesenjangan
kegiatan Puskesmas, maka komponen input sumber daya dan lingkungan
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan baik dalam mencari penyebab masalah
maupun penetapan alternatif pemecahan masalah.5
3.4 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang
dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang dipantau dan
dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan lintas program di dalam
puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang melibatkan lintas sektor di
kecamatan.5
Penilaian kinerja puskesmas meliputi puskesmas dan jaringannya yaitu
puskesmas, puskesmas pembantu, bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya
pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, maka pada proses pelaksanaannya tetap dibawah bimbingan dan
pembinaan dinas kesehatan kabupaten/kota.5
1. Penetapan target Puskesmas
Target Puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka nominal atau
persentase yang akan dicapai puskesmas pada akhir tahun. Penetapan besar target
setiap kegiatan yang akan dicapai masing-masing puskesmas bersifat spesifik dan
berlaku untuk puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama

51
antara dinas kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat penyusunan
rencana kegiatan puskesmas.5
Target nasional perlu dijabarkan ke dalam target provinsi, kabupaten/kota dan
puskesmas secara tepat. Penetapan target puskesmas dengan mempertimbangkan:5
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing puskesmas.
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota.
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.
d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.
e. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun
yang akan datang.
f. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan
non fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan
masyarakat, dan lain-lain).
g. Target (sasaran) puskesmas yang sebenarnya. Puskesmas tidak dibebani untuk
menjangkau masyarakat di daerah yang bukan target sasarannya, kelompok
masyarakat yang tidak mungkin dijangkau karena kendala geografi
transportasi, dan lain-lain. Bila perhitungan target puskesmas dilaksanakan
secara cermat, teliti dan tepat, maka pencapaian hasilnya secara kumulatif akan
memberikan kontribusi pada pencapaian target kabupaten/kota dan tingkatan
administrasi di atasnya, sampai akhirnya target nasional dapat tercapai.
2. Pengumpulan data hasil kegiatan5
a. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu
tertentu. Penetapan periode waktu penilaian ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bersama puskesmas. Sebagai contoh periode waktu penilaian
adalah bulan Januari sampai Desember. Penilaian kinerja puskesmas
merupakan salah satu simpul dari satu rangkaian kegiatan dalam manajemen
puskesmas. Oleh karena evaluasi kinerja adalah kegiatan untuk menilai kinerja
puskesmas berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka periode
waktu penilaian disesuaikan/disinkronkan pula dengan perencanaan.
b. Hasil kegiatan puskesmas di sini adalah puskesmas beserta jaringannya yaitu
puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan di desa serta hasil
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
c. Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan
hasil kegiatan yang ada atau dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada
laporan SP2TP yang dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Pengolahan data5

52
a. Cakupan hasil (output) dan hasil mutu dari kegiatan yang telah ditetapkan
untuk dilaksanakan di puskesmas, dihitung dengan membandingkan hasil yang
telah dicapai terhadap target standar yang telah ditetapkan.
b. Penilaian akhir tingkat kelompok puskesmas tidak lagi diperhitungkan
berdasarkan nilai bobot.
4. Analisis hasil dan langkah pemecahan5
a. Melakukan identifikasi masalah, kendala/hambatan dan penyebab serta latar
belakangnya dengan cara mengisi format analisa data dengan mencantumkan
kesenjangan hasil kegiatan pokok dan hasil kegiatan lainnya yang terkait, input
sumber daya pendukungnya, lingkungan sosial dan fisik yang mempengaruhi
serta proses pelaksanaannya.
b. Mencari alternatif dalam upaya penanggulangan/ pemecahan masalahnya.
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan memperhatikan
arahan dan rencana pengembangan di dalam wilayah kabupaten/ kota
d. Merumuskan bentuk rencana usulan kegiatan tahun depan, sebagai bagian dari
kegiatan perencanaan Puskesmas.
5. Pelaksanaan penilaian5
a. Di tingkat Puskesmas
1) Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur
keberhasilan kinerjanya.
2) Kepala puskesmas membentuk tim kecil puskesmas untuk melakukan
kompilasi hasil pencapaian (output dan outcome).
3) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data
pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan
mutu bila hal tersebut memungkinkan.
4) Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan
melakukan analisis masalah, identifikasi kendala/hambatan, mencari
penyebab dan latar belakangnya, serta mengenali faktor-faktor pendukung
dan penghambat.
5) Bersama-sama, tim kecil puskesmas menyusun rencana pemecahannya
dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman)
ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis
sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang
ada.
6) Hasil perhitungan, analisa data, dan usulan rencana pemecahannya
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
b. Di tingkat Kabupaten/ Kota

53
1) Menerima rujukan/ konsultasi puskesmas dalam melakukan perhitungan
hasil kegiatan, menganalisa data, dan membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan
kegiatan puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan puskesmas dan
bersama dengan puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok
peringkat kinerja puskesmas.
4) Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan masalah yang telah dibuat
puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan kesepakatan
bersama dengan puskesmas.
5) Mengirim umpan balik ke puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok
puskesmas, penilaian hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan
puskesmas.
6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing puskesmas
berdasarkan penilaian hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan
tahun depan.

6. Langkah Pelaksanaan Evaluasi5

Tabel 3.1. Langkah Pelaksanaan Penilaian di Puskesmas


No Kegiatan

I Pra Penilaian Kinerja Puskesmas *)


Pemantauan hasil kegiatan secara periodik bulanan/ triwulan dan
a.
konsultasi ke kabupaten/ kota, dalam rangka mencapai target cakupan dan
mutu hasil kegiatan Puskesmas pada akhir tahun.
II Penilaian Kinerja Puskesmas.
Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan (dari data bulanan/
a.
triwulan).
b. Konsultasi ke/pembinaan dan bimbingan dari dinas kesehatan kabupaten/
kota.
Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas kepada dinkes
kabupaten/ kota, dan membahas keterkaitannya dengan verifikasi data dan
perhitungannya.

54
Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Puskesmas, berikut penjelasan
dalam perbaikan perhitungan bilamana terjadi kesalahan.
Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan cakupan dan mutu kegiatan,
c.
dalam bentuk grafik sarang laba-laba, ataupun cara penampilan lainnya.

d.
III Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas *)
Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan pemecahan masalah,
a.
rencana perbaikan sekaligus rencana usulan kegiatan tahun yang akan
datang.
Menerima informasi dari kabupaten/ kota tentang rencana anggaran yang
mungkin akan diterima masing-masing Puskesmas dengan membahas
b.
rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya dan kebutuhan
sumber daya lain yang diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama dinas
kesehatan kabupaten/ kota.
Bersama tim perencanaan Puskesmas menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan (RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan.
Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsur lintas sektor terkait,

c. untuk keterpaduan.
Mendiseminasikan informasi sekaligus membagi tugas dan tanggung
jawab untuk kegiatan tahun yang akan dilaksanakan, dalam forum
d. pertemuan lokakarya tahunan Puskesmas.
Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait di kecamatan,
untuk mendiseminasikan rencana kegiatan Puskesmas yang ada kaitannya
e.
dengan LS di tingkat kecamatan.

55
Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan

f.

g.

Tabel 3.2. Waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


No Kegiatan
.
I Pra. Penilaian Kinerja Puskesmas *)
Pemantauan penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dan hasilnya untuk
a.
periode waktu tertentu dan pembinaan dalam rangka mendorong
pencapaian cakupan hasil kegiatan Puskesmas.
II Penilaian Kinerja Puskesmas.
Menerima konsultasi dari/ pembinaan dan bimbingan kepada Puskesmas.
a.
Menerima laporan perhitungan penilaian kinerja dari Puskesmas,
b.
melakukan verifikasi atas data dan perhitungan Puskesmas.
Memberikan umpan balik nilai akhir penilaian kinerja Puskesmas sesuai
c. dengan urutan peringkat dalam kelompok masing-masing Puskesmas
Menyajikan hasil kinerja semua Puskesmas di kab/kota, berdasarkan
urutan peringkat dalam kelompoknya, sebaiknya dalam bentuk grafik
d.
batang (bar-chart).
III Pasca penilaian kinerja Puskesmas *)
Menganalisis masalah dan kendala yang dihadapi Puskesmas dan
a.
kabupaten, serta merumuskan pemecahan masalah, rencana perbaikan
sekaligus rencana kegiatan tk. kab/kota tahun yang akan datang,
memberikan arahan kebijaksanaan dan rencana pengembangan tahun
yang akan datang kepada Puskesmas, berikut target kabupaten/ kota dan
rancangan pembagiannya untuk semua Puskesmas.

56
Membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya biaya yang
diperlukan, dan jadwal kegiatan bersama Puskesmas.
b.
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan tk. Kabupaten/ kota, baik dalam
kegiatannya sendiri maupun rencana pembinaan kepada Puskesmas.
c.
Catatan : Waktu pelaksanaan ditetapkan oleh masing-masing Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bersama puskesmas

3.5 Pedoman Pengumpulan Data


Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam proses pengumpulan data.
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh penanggung jawab masing-masing
kegiatan/program dibantu oleh staf puskesmas lainnya dengan tetap memegang
prinsip kerjasama tim. Pengumpulan data dilaksanankan dengan memasukkan data
hasil kegiatan puskesmas tahun 2017 (Januari s/d Desember 2017) dengan variabel
dan sub variabel yang terdapat dalam forum penilaian kinerja puskesmas tahun 2017.
a. Cara pengumpulan data
Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk penilaian kinerja puskesmas
dapat berasal dari puskesmas dan jaringannya maupun data yang dikumpulkan
dari lintas sector terkait serta masyarakat. Pelaksanaan pengumpulan data dibahas
dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun pertemuan lintas sektor
kecamatan untuk mendapatkan masukan dan dukungan dari unit terkait.
Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui:
1. Data dalam pencatatan dan pelaporan puskesmas (SP2TP / SP3)
2. Pemeriksaan/pengecekan catatan/notulen
3. Pengumpulan data melalui survei sederhana
b. Jenis data
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang
dilaksanakan oleh puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di
puskesmas dan jaringannya, yang terdiri atas :
1. Data pencapaian hasil kegiatan puskesmas
2. Data pelaksanaan manajemen puskesmas
3. Data hasil pengukuran atau penilaian mutu pelayanan puskesmas
Data tentang keadaan dan kondisi di masyarakat, dimana puskesmas tidak
sepenuhnya berperan dalam pencapaian keberhasilannya, tidak diperhitungkan
dalam penilaian kinerja puskesmas, misalnya :
57
1. Ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga dan jumlah pemakai air bersih
2. Sumber daya (tenaga, dana, gedung, sarana transportasi dan peralatan) yang
tersedia di puskesmas
3. Kondisi lingkungan fisik dan non fisik antara lain geografis, luas wilayah,
kondisi jalan, keadaan penduduk.
c. Sumber Data
Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil kegiatan puskesmas
sesuai dengan sistem pencatatan pelaporan yang berlaku (SP2TP), catatan hasil
kegiatan program inovatif maupun hasil pengumpulan data lainnya.
d. Variabel Penilaian
Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas dikelompokkan dalam 3 komponen
penilaian, yaitu :
1. Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari :
(a) Upaya Kesehatan Wajib
Khusus untuk upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya sudah baku yaitu
:
I. Upaya Promosi Kesehatan
II. Upaya Kesehatan Lingkungan
III. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
VI. Upaya Pengobatan
(b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan puskesmas bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan
kemampuan puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan yang ada di
Puskesmas Paal Merah II Tahun 2017 terdiri dari kesehatan jiwa,
kesehatan olahraga, gigi, indera, lansia, pusling, kesehatan tradisional, dan
bina kesehatan kerja.
2. Komponen manajemen puskesmas
3. Komponen mutu pelayanan puskesmas

3.6 Pengolahan Data Penilaian Kinerja Puskesmas


Kegiatan pengolahan data meliputi: 5
1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang dikumpulkan
(cleaning and editing)
2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai keadaan dan
pencapaian hasil kegiatan puskesmas (calculating)
3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan menjadi suatu
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (tabulating).
A. Metoda Pengolahan Data

58
Penghitungan pencapain kinerja puskesmas memiliki tiga komponen penilaian
beserta kegiatan utama dan variabel–variabel yang perlu diolah, yaitu4 :
1. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan
puskesmas
Pada penghitungan hasil dalam kelompoknya masing-masing, perlu dihitung
hasil rata-rata secara bertingkat, sebagaimana tercantum dalam format
pengumpulan data dan perhitungannya.
2. Komponen manajemen puskesmas
Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing masing variabel yang
sudah ditetapkan berdasarkan skala sumber daya.
3. Komponen mutu pelayanan Puskesmas
Penghitungan penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan yang
dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan pada setiap variabel. Untuk
memperhitungkan cakupan maka angka target (T) merupakan pembagi
(denominator) terhadap pencapaian hasil kegiatan (H) dalam proses
pengolahan data. Cakupan diperoleh dengan menghitung pencapaian hasil
kegiatan dibagi dengan target (H/T) untuk setiap variabel.
Cara menghitung :
a) Evaluasi Penilaian Cakupan Kegiatan Yankes Cakupan sub variabel dan
variabel.
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)
dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel
( ∑ SV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau

Jadi nilai cakupan kegiatan Yankes adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja
cakupan pelayanan di kelompokkan sebagai berikut :
1) Kelompok I (kinerja baik) :
Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
2) Kelompok II (kinerja cukup) :
Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
3) Kelompok III (kinerja kurang) :
Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %
59
b) Evaluasi Kegiatan Manajemen Puskesmas
Evaluasi kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4
kelompok: 5
1) Manajemen Operasional Puskesmas
2) Manajemen alat dan obat
3) Manajemen keuangan
4) Manajemen ketenagaan
Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai
sebagai berikut:
- Skala 1 nilai 4
- Skala 2 nilai 7
- Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan
masing-masing kelompok manajemen.
- Skala 1 nilai 4
- Skala 2 nilai 7
- Skala 3 nilai 10
c) Cara Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas5 :
a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian puskesmas dan
dimasukkan kedalam kolom yang sesuai
b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
c. Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir
mutu
d. Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :
- Baik : Nilai rata-rata ≥ 8,5
- Cukup : Nilai 5,5 – 8,4
- Kurang: Nilai ≤ 5,5
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja
puskesmas di wilayahnya, maka kinerja puskesmas akan dikelompokkan
menjadi 3 kelompok puskesmas.
1. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
2. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup

60
3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang
Hasil Penilaian kinerja puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk ditindak lanjuti dan dibahas secara mandiri oleh
puskesmas pada mini lokakarya. 5

BAB IV
61
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kinerja Cakupan Upaya Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tanjung
Pinang tahun 2017

Tabel 4.1 Rekapitulasi Cakupan Kegiatan Utama dan Pengembangan Puskesmas


Tanjung Pinang Tahun 2017

Grafik 4.2 cakupan kegiatan utama dan pengembangan Puskesamas Tanjung Pinang
tahun 2017

62
Grafik 4.3 Sarang laba-laba Rekapitulasi Cakupan Kegiatan Utama Puskesmas
Tanjung Pinang Tahun 2017

Dari Tabel 4.1 di dapatkan bahwa nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017 adalah 91,69%, sehingga
kinerjanya di kategorikan sebagai baik. Sedangkan grafik batang dan grafik sarang
aba-laba mengenai cakupan kegiatan utama dan pengembangan puskesmas Tanjung
Pinang Kota Jambi Tahun 2017 menunjukkan bahwa untuk program pokok, Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular memiliki nilai tertinggi yaitu
sebesar 99,0% sedangkan Upaya Kesehatan Lingkungan memiliki nilai terendah

63
yaitu hanya 79,50% sedangkan Program Pengembangan Puskesmas memiliki nilai
cakupan baik yaitu sebesar 98,4%.

4.2 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2017

Tabel 4.4 Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas Tanjung Pinang Tahun
2017

NO JENIS VARIABEL NILAI TINGKAT


CAPAIAN KINERJA

1
2 MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS 10,0 BAIK
3 MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 9,4 BAIK
4 MANAJEMEN KEUANGAN 10,0 BAIK
MANAJEMEN KETENANGAAN 10,0 BAIK

KINERJA KEGIATAN MANAJEMN 9.9 BAIK

Dari table 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil kinerja kegiatan manajemen
Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017 adalah 9,9% adalah termasuk kinerja yang
baik.6

4.3 Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tanjung Pinang Tahun
2017
Tabel 4.5 Hasil kinerja mutu pelayaanan kesehatan puskesmas tanjung pinang tahun 2017

64
Dari table 4.5 diatas, diketahui bahwa hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017 adalah 100% (10) adalah hasil kinerja yang
baik.

4.4 Hasil Akhir Kinerja Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2017


Hasil akhir kinerja Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017 disajikan dalam
bentuk tabel, sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Kinerja Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2017

No Komponen Penilaian Pencapaian (%) Tingkat Kinerja


1. Cakupan Pelayanan Kesehatan 91,69 % Baik
2. Manajemen Puskesmas 98,50% Baik
3. Mutu Pelayanan Puskesmas 100 % Baik

Table 4.7 Nilai akhir Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017

BAB V
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Pinang Kota


Jambi Tahun 2017, maka kegiatan yang masih bermasalah adalah kegiatan yang
memiliki hasil pencapaian kurang dari 100%.

65
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi Tahun 2017, dapat dikategorikan berdasarkan jenis kegiatan sebagai
berikut :
a. Kategori Baik
 Promosi Kesehatan
 Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Kesehatan Pengembangan
b. Kategori Cukup
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
 Upaya Pengobatan
c. Kategori Kurang
 Kesehatan Lingkungan
Pembahasan mengenai penyebab permasalahan serta pemecahan masalah
yang terjadi dengan menelusuri variabel dan sub variabel adalah sebagai berikut :
1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (82,85%)
Hasil kinerja Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat pada Puskesmas
Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017 hanya mencapai 82,85% dengan
predikat “CUKUP” dari target 100%. Hal ini disebabkan kurangnya
pencapaian beberapa subvariabel berikut, yaitu :
a. Balita yang di timbang berat badannya hanya 1528 dari 2535 balita
sebagai target.
b. Baita 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul Vitamin A hanya 2161 dari
2535 balita sebagai target.
c. Bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif hanya 576 dari 968
sebagai target.
d. Ibu Hamil yang mendapatkan 90 Tablet Fe hanya 922 dari 988 Ibu
Hamil sebagai target.

Permasalahan
a. Kurangnya pengetahuan, kemauan, dan kesadaran orang tua akan pentingnya
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, serta kurangnya minat
orangtua untuk membawa balitanya secara rutin keposyandu.
b. Dilihat dari data kunjungan balita dengan balita yang di timbang berat
badannya menunjukkan ada balita yang tidak di timbang berat badannya.
c. Ibu malas datang ke Posyandu karena tidak ada transportasi, kondisi rumah
yang tidak dapat ditinggal, pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan,
dll.
d. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah mengenai pemberian
ASI eksklusif.
e. Ibu yang memiliki pekerjaan sehingga lebih memilih memberikan susu
formula kepada bayi nya.
f. Kurangnya pengetahuan, kemauan, dan kesadaran Ibu Hamil akan pentingnya
zat Fe (Besi) terhadap kehamilan.

66
Pemecahan Masalah
a. Memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua atau bekerjasama
dengan kader dan tokoh masyarakat setempat untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita,
terutama dalam program posyandu.
b. Menggiatkan informasi mengenai jadwal posyandu kepada orangtua agar
orangtua mengingat kapan balitanya harus dipantau pertumbuhan dan
perkembangannya. Misalnya : meminta bantuan tokoh masyarakat setempat
untuk mengajak dan mengingatkan tidak hanya ibu saja tetapi juga
suami/orangtua untuk datang ke posyandu saat ada kegiatan arisan ibu-ibu,
atau ada acara syukuran kelahiran anak (ayunan), atau kegiatan kelompok
masyarakat, atau juga dapat diumukan di masjid tentang jadwal posyandu.
c. Setiap balita yang berkunjung ke posyandu untuk selalu dilakukan
penimbangan berat badan.
d. Meninjau dan mengevaluasi kembali kinerja kader posyandu dalam
mensosialisasikan kegiatan posyandu
e. Mencari inovasi kegiatan posyandu yang menarik agar ibu-ibu tertarik datang
ke posyandu misalnya : lomba foto balita, lomba bayi sehat, lomba ibu
cerdas, keluarga sehat.
f. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pentingnya ASI Eksklusif
pada bayi usia 0-6 bulan dan kriteria yang termasuk ASI Eksklusif.
g. Menjelaskan kepada ibu bahwa banyak faktor penyebab ASI tidak keluar, di
antaranya kurangnya konsumsi makanan bergizi seimbang selama kehamilan
dan menyusui, kurangnya stimulasi payudara, tingginya stres psikologis ibu,
dan lain-lain. Oleh karena itu, penting mengedukasi ibu sedari kehamilan
agar faktor-faktor tersebut sebisa mungkin dihindari.
h. Meninjau pelaksanaan posyandu terhadap pemberian tablet Fe pada ibu hamil
yang dating berkunjung ke posyandu
2. Upaya Pengobatan (90,89%)
Hasil kinerja cakupan upaya pengobatan di Puskesmas Tanjung
Pinang Tahun 2017 baru mencapai 90,89% dari target 100%. Hal ini di
sebabkan oleh :
a. Kunjungan rawat jalan umum 92,57 %
b. Kunjungan rawat jalan gigi 71,61%
Masalah :
 Kurangnya kepedulian atau kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi.
 Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan gigi
secara berkala.

67
Pemecahan Masalah :
 peningkatan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi
dengan cara menggosok gigi dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan
sebelum tidur malam.
 Peningkatan usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)
 Peningkatan usaha kesehatan gigi masyarakat melalui usaha kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM).

3. Kesehatan Lingkungan (79,50%)


Hasil kinerja cakupan kesehatan lingkungan di Puskesmas Tanjung
Pinang tahun 2017 baru mencapai 79,50% dari 100%. Hal ini disebabkan
oleh :
a. Penduduk yang memiiki akses terhadap air minum berkualitas hanya 42210
dari target 52795 penduduk.
b. Penduduk yang menggunakan jamban sehat hanya 42210 dari target 52795
penduduk.
c. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan 2297 dari target 3000 rumah.
d. Desa yang memiliki sanitasi total berbasis masyarakat 1 desa dari target 5
desa.

Masalah
a. Masih banyak masyarakat yang menggunakan air minum yang berasal dari
penampungan air yang tidak bersih.
b. Masih banyak penduduk yang belum menggunakan jamban sehat.
c. Masih banyak penduduk yang BAB di sungai.
d. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan jamban sehat.
e. kurangnya jumlah desa yang memiliki sanitasi total berbasis masyarakat.
Alternatif Pemecahan Masalah
a. Petugas kesehatan semakin giat mengadakan penyuluhan kepada penduduk
untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai
manfaat penggunaan air dan jamban yang sehat.
b. Melakukan fasilitasi STBM dengan masyarakat wilayah kerja puskesmas
yang belum sadar pentingnya penggunaan jamban sehat dan tetap lakukan
monitoring setelah kegiatan.
c. Berkerja sama dengan tokoh masyarakat untuk terlibat dalam analisa
permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan dan
pemeliharaan STBM.

68
BAB VI
PENUTUP
12.1 Kesimpulan
1. hasil kinerja cakupan upaya kesehatan utama dan pengembangan Puskesmas
Tanjung Pinang tahun 2017 adalah 91,69% dengan kategori baik.
2. Hasil kinerja kegiatan manajemen Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017
adalah 99% dengan kategori baik.
3. Hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Tanjung Pinang tahun
2017 adalah 100% dengan kategori baik.
4. Hasil kinerja Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017 dapat dikategorikan
berdasarkan jenis kegiatan sebagai berikut :
a. Kategori Kinerja Baik
 Promosi Kesehatan
 Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana
 Upaya Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular
 Upaya Kesehatan Pengembangan
b. Kategori Kinerja Cukup
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
 Upaya Pengobatan
c. Kategori Kinerja Kurang
 Kesehatan Lingkungan
5. Hasil akhir kinerja Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2017 adalah baik
dengan nilai akhir 60.

69
6. Diidentifikasinya masalah pada upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pengobatan, dan kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi target dan
diberikan alternatif penyelesaiannya.

6.1 Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada Puskesmas Tanjung
Pinang untuk dapat meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang sehingga
akan meningkatakan angka pencapaian kinerjanya, serta lebih diperhatikan dan
disusun secara lebih baik tentang pengolahan data pada laporan penilaian kinerja
puskesmasnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Jambi diharapkan juga dapat membantu
Puskesmas Tanjung Pinang untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti G.
Bandung
3. Konli, Steven. Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Desa
Gunawan Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. E-journal Ilmu
Pemerintahan. 2014. 2(1) : 1925-1936.
4. Permenkes RI No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
5. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat .Pedoman Penilaian Kinerja
Puskesmas. 2006. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
6. Laporan Evaluasi Kinerja Puskesmas Tanjung Pinang tahun 2017

70
71

Anda mungkin juga menyukai