STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/umur : Ny.D/Perempuan/38 Tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : RT 12 Tambak Sari
1
4. Riwayat penyakit sekarang :
3 hari lalu, pasien mengeluh keluar darah pervaginam, darah
berwarna merah coklat, kehitaman dan menggumpal. Darah yang keluar
sebanyak satu pembalut penuh dan pasien dapat mengganti pembalut
lebih dari 5 kali dalam sehari karena jumlah darah yang banyak. Keluhan
disertai rasa nyeri pada perut.
2 hari lalu, keluhan keluar darah pervaginam semakin banyak
warna merah kehitaman dan menggumpal. Nyeri semakin terasa di perut
bagian bawah dan daerah panggul pasien. Nyeri terasa mengganggu
sehingga pasien sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Kemudian pasien
berobat ke UGD dan diberi obat anti-nyeri. Keluhan nyeri berkurang.
1 hari lalu, keluar darah pervaginam tidak juga berhenti dan nyeri
tidak membaik. Pasien juga mengeluh sakit kepala, badan terasa lemas,
dan rasa mual. Pasien mengatakan sejak 3 bulan terakhir siklus haid tidak
teratur dan dalam sebulan bisa mendapat haid 2 kali.
Riwayat Haid
- Pertama kali haid pada umur 13 tahun
2
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat Penyakit kelainan darah (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
a. Keadaan sakit : tampak sakit ringan
b. Kesadaran : kompos mentis
c. Suhu : 36.3oC
d. Nadi : 64 x/menit
e. Pernapasan : 18 x/menit
f. Berat badan : 45 kg
g. Tinggi badan : 155 cm
h. Status gizi : IMT=18.75 (cukup)
Pemeriksaan organ
a. Kepala bentuk : normocephal
Ekspresi : biasa
Simetris : simetris
b. Mata : CA (+/+), SI (-/-), RC (+/+)
c. Hidung : sekret (-), benjolan (-)
d. Telinga : tidak ada kelainan
e. Mulut : T1-T1 non hiperemis, karies (-/-)
f. Leher : pembesaran KGB dan tiroid (-)
g. Toraks : Bentuk simetris, retraksi (-)
Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal
Jantung
Auskultasi : suara normal jantung reguler, gallop (-),
murmur (-)
3
Paru
Auskultasi : suara napas vesikular kanan dan kiri, ronki
(-), wheezing (-)
h. Abdomen :
Auskultasi : bising usus (+) normal,
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani.
Ekstremitas : tidak ada kelainan.
5. Pemeriksaan laboratorium :
Darah rutin
WBC : 8.4
RBC : 4.06
HGB : 10.1
HCT : 39.7
PLT : 424
6. Pemeriksaan anjuran :
- IVA test
- Pap smear test
- USG Rahim
- Laparoskopik diagnostik
7. Diagnosis kerja :
Menometroragia (N92.1)
8. Diagnosis banding :
Mioma uteri (D25.1)
Ca Cerviks (C53.9)
Pelvic Inflamatory disease
9. Manajemen
a. Promotif
4
- Menjelaskan tentang penyakit pasien dan penatalaksanaan penyakit
pasien.
- Menjelaskan komplikasi dan kegawatdarurarat dalam hal
permasalahan organ kandungan wanita.
b. Preventif
1. Hindarin penggunaan obat-obat yang memicu perdarahan
2. Hindari stress berlebihan
3. Hindari terjadinya trauma pada organ kandungan.
4. Hindari minuman dan makanan sembarangan
c. Kuratif
1. Nonfarmakologi
Istirahat minimal 8 jam perhari
Meningkatkan asupan makanan bergizi
Rujuk ke spesialis Obstetri dan ginekologi.
2. Farmakologi
Sulfos ferousus 1x1tab
Paracetamol apabila nyeri
Vit C tab 1x1
3. Obat tradisional
Jahe
Minum air jahe sering menjadi cara yang dianjurkan untuk
melancarkan haid.
Untuk mendapatkan manfaatnya, rebus jahe ke dalam sepanci
kecil air panas. Anda juga dapat menambahkan gula atau madu agar
rasanya lebih nikmat. Anda bisa mencobanya setelah memastikan Anda
tidak alergi jahe.
Namun sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung
klaim jahe sebagai obat herbal pelancar haid.
d. Rehabilitasi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi ataupun mengkonsumsi
multivitamin.
5
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Pro : Pro :
Usia : Usia :
Pro : Pro :
Usia : Usia :
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Saat ini gangguan haid merupakan keluhan tersering bagi wanita yang
yang tersering. Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama
bulannya. Gangguan ini dapat terjadi dalam kurun waktu antara menarche dan
dimana siklus menstruasi dalam interval yang normal tapi memiliki durasi yang
Fisiologi Menstruasi
7
tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan.
Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita
berobat ke dokter.1
Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan
wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa,
sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali
terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak
teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium
(indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2
bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi
terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.1
8
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
mengeluarkan prolaktin
menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf
yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis
mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH
terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
9
pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus
dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila
dipertahankan.2
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari
ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut
ovulasi)
10
Siklus ovarium :
1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel
telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus
dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).
Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan
2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam
LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari
akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase
endometrium1
11
dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level
hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari
Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari
folikular ke luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi
berikutnya1
Pengertian
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus
haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting
dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya
12
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan
jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini
Menometroragia, yaitu perdarahan yang terjadi dengan interval yang tidak teratur
Penyebab:
Sebab-sebab organik Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan olah
kelainan pada:
uteri.
tuba.
Sebab fungsional Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan
dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan
ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungís ovarium.
Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk
13
Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa
pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarana
Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional belum diketahui
Manis (diabetus mellitus), dan lain-lai• Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat
terjadi karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease),
Patogenesis
Secara garis besar, kondisi di atas dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran
sel telur/ovum dari indung telur), tanpa ovulasi maupun keadaan lain, misalnya
14
Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation), Perdarahan rahim yang sering terjadi
pada masa pre-menopause dan masa reproduksi. Hal ini karena tidak terjadi
dan kelenjar) yang memadai. Nah, kondisi inilah penyebab terjadinya perdarahan
rahim karena dinding rahim yang rapuh. Di lain pihak, perdarahan tidak terjadi
bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti
Gambaran klinik
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah
perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang.
Kejadian tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita
a.Perdarahan ovulatori
mendekati haid. Jira karena perdarhan yang lama dan tidak teratur siklus haid
tidak dikenali lagi, maka Madang-kadang bentuk survei suhu badan basal dapat
menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe
sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya:
15
Dalam hal ini dijumpai perdarahan Madang-kadang bersamaan dengan ovarium
yang membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kelainan ektopik karena
buat dengan melakukan kerokan yang tepat pada waktunya, yaitu menurut Mc.
biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium
b. Perdarahan anovulatoir
Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpautnya dengan jumlah folikel yang pada
statu waktu fungsional aktif. Folikel – folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum
mengalami atresia, dan kemudian diganti oleh folikel – folikel baru. Endometrium
16
dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula-mula
paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause. Pada
masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau
fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar. Bila pada masa pubertas kemungkinan
keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat laun keadaan menjadi normal dan
siklus haid menjadi ovulatoir, pada seorang dewasa dan terutama dalam masa
perdarahananovulatoir
Diagnosis
17
diperlukan. Abnormalitas pada pemeriksaan pelvis harus diperiksa dengan USG
dan laparoskopi jika diperlukan. Perdarahan siklik (reguler) didahului oleh tanda
tubuh, perubahan mood, atau kram abdomen ) lebih cenderung bersifat ovulatori.
Sedangkan, perdarahan lama yang terjadi dengan interval tidak teratur setelah
serum ( > 3 ng/ ml ) dan atau perubahan sekretorik pada endometrium yang
terlihat pada biopsi yang dilakukan saat onset perdarahan, semuannya merupakan
bukti ovulasi. Diagnosis DUB setelah eksklusi penyakit organik traktus genitalia,
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH,
Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan
18
2. Deteksi patologi endometrium melalui (a) dilatasi dan kuretase dan (b)
perdarahan tidak teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon
Maka penting untuk melakukan kuretase ulang dan investigasi lain yang sesuai
pada seluruh kasus perdarahan uterus abnormal berulang atau berat. Pada wanita
Penatalaksanaan
1. Menghentikan perdarahan.
Menghentikan perdarahan.
Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan
19
tidak bagi wanita menikah tapi “belum sempat berhubungan intim”. O b a t
darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan
(suntikan lewat selang infus) perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4
jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari. Estrogen intravena dosis tinggi ( estrogen
secara akut melalui perbaikan proliferatif endometrium dan melalui efek langsung
DUB sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ). Keberatan terapi ini
2. Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif.
Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau
perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah
20
memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 – 6 bulan dan
dilakukan observasi untuk melihat apakah telah timbul pola menstruasi yang
Dua hingga empat pil diberikan setiap hari setiap enam hingga duabelas jam ,
selama 5 sampai 7 hari untuk mengontrol perdarahan akut. Formula ini biasanya
kontrasepsi oral siklik dosis rendah dan diulangi selama 3 siklus agar terjadi
regresi teratur endometrium yang berproliferasi berlebihan. Cara lain, dosis pil
kemudian 2 kali sehari ) selama 3 hingga 6 hari, dan kemudian dilanjutkan sekali
DUB jangka panjang pada pasien tanpa kontraindikasi dengan manfaat tambahan
21
hingga usia 40 dan diatasnya yang tidak obes, tidak merokok dan tidak
hipertensi.5
3. Golongan progesterone
estrogen terhadap endometrium. Obat untuk jenis ini, antara lain: Medroksi
4. OAINS
Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan
hingga 10 hari sebelum onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB
ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada onset menstruasi dan dilanjutkan selama
espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini mengurangi kehilangan darah
selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan manfaatnya paling besar
22
obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.Transfusi jika kadar hemoglobin
kurangdari8gr%.
Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik.
Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb)
0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-
Prognosis
sebagian besar terjadi dalam siklus anovulasi, dapat diobati dengan hasil baik.
Kesimpulan
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus
eksogen.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan
jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini
dengan interval yang tidak teratur disertai perdarahan yang banyak dan lama.
23
Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional belum diketahui
Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain. Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat
terjadi karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease),
Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi hormonal secara dini dapat
besar terjadi dalam siklus anovulasi, dapat diobati dengan hasil baik.
24
BAB III
ANALISA KASUS
25
- Usia yang sudah mendekati masa menopause
- Adanya masalah psikis atau stress yang memberatkan pasien.
- Adanya masalah hormone
26
DAFTAR PUSTAKA
27
DOKUMENTASI
28