Anda di halaman 1dari 21

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. E / perempuan / 19 tahun
b. Pekerjaan/Pendidikan
: Mahasiswa
c. Alamat
: RT. 10 Tambak Sari
II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan
: Belum menikah
b. Jumlah anak/saudara
:c. Status ekonomi keluarga
: cukup
d. Kondisi Rumah
: Rumah pasien merupakan rumah permanen
dengan luas 10x12m2. Pasien tinggal dirumah bersama dengan Kedua
orangtuanya dan adik laki-laki pasien. Rumah pasien terdiri atas 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur, dan 4 kamar tidur.
Ventilasi dirumah pasien cukup memadai, rumah pencahayaannya terang,
penataan rumah rapi, perabotan rumah tangga tersusun rapi. Dirumah
bagian belakang juga terdapat kamar mandi. Dirumah pasien sumber air
bersih berasal dari PDAM sedangkan sumber penerangan berasal dari
PLN. Lantai rumah terbuat dari keramik, ventilasi dirumah sangat baik.
Lingkungan sekitar rumah pasien Bersih dan tidak ada tumpukan sampah.
e. Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien dirumah tinggal bersama kedua
orangtuanya dan adik laki-laki pasien. Pasien merupakan seorang
mahasiswa. Keluarga pasien ini cukup harmonis.

Ruang Tamu

Ruang Keluarga

Ruang makan

Dapur

Kamar Mandi dan Wc


III.Aspek Psikologis di Keluarga

: Tidak ada masalah psikologis dalam

keluarga
IV. Riwayat menstruasi
Menarche 12 th, teratur, siklus haid 28 hari lamanya 5-7 hari, nyeri
haid ada, keputihan tidak ada.
V. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :
Riwayat demam tidak ada
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya di sangkal
Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal
VI. Keluhan Utama :
Pasien datang untuk meminta surat rujukan ke rumah sakit untuk
melakukan operasi pengangkatan benjolan pada payudara.

VII.Riwayat Penyakit Sekarang

: (autoanamnesa)

Pasien mengatakan sudah sejak 1 bulan ini, pasien mengeluhkan terdapat


benjolan pada payudara kanannya. Pasien awalnya mengeluhkan payudara
sebelah kanannya terasa sakit, kemudian pasien melakukan pemeriksaan
sendiri terhadap payudaranya dan pasien menemukan adanya benjolan pada
payudara tersebut sebanyak dua buah. Keluhan tidak disertai dengan demam,
tidak ada cairan yang keluar dari puting, kadang disertai dengan rasa nyeri.
Pasien hanya menganggap benjolan tersebut tidak masalah dan akan hilang
dengan sendirinya. Namun ternyata benjolan tersebut tidak menghilang. Hal
ini membuat pasien khawatir. Akhirya pasien menceritakan keluhannya
tersebut kepada ibu pasien. Ibu pasien membawa pasien berobat ke dokter
spesialis untuk memeriksakan benjolannya tersebut. Dokter kemudian
menyarankan kepada pasien untuk melakukan operasi pengangkatan benjolan
tersebut.

VIII. Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum
1. Keadaan sakit
2. Kesadaran
3. Suhu
4. Nadi
5. Tekanan Darah
6. Pernafasan
- Frekuensi
- Irama
- Tipe
7. Tinggi badan
8. Berat badan
9. Kulit
- Turgor
- Lembab / kering
- Lapisan lemak

Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
Ekspresi
Simetri

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: 36,6C
: 86 x/menit
: 100/70 mmHg
: 20x/menit
: reguler
: thorakoabdominal
: 154 cm
: 44 Kg
: baik
: lembab
: ada
: normocephal
: tampak kesakitan
: simetris

2. Mata

Exopthalmus/enophtal
Kelopak
Conjungtiva
Sklera
Kornea
Pupil
Lensa

3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut

: tak ada kelainan


: tak ada kelainan
Bibir
Bau pernafasan
Gigi geligi
Palatum
Gusi
Selaput Lendir
Lidah

6. Leher

KGB
Kel.tiroid
JVP

7. Thorax

Bentuk
Pergerakan dinding dada

: (-)
: normal
: anemis (-/-)
: ikterik (-/-)
: normal
: bulat, isokor, RC +/+
: normal, keruh (-)

: basah, tidak pucat


: normal
: lengkap
: deviasi (-)
: warna merah muda,
perdarahan (-)
: normal
: putih kotor (-), ulkus (-)
: tak ada pembengkakan
: tak ada pembesaran
: 5 - 2 mmHg
: simetris
: tidak ada yang tertinggal

Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

Auskultasi

Kanan

Kiri
simetris
Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Sonor
Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Wheezing (-), Ronkhi

Wheezing (-), Ronkhi

(-)

(-)

Jantung
Inspeksi

Palpasi
Perkusi

Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula


kiri
Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
kiri
Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan


Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri
BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Auskultasi
8. Abdomen
Inspeksi

: tidak tampak membuncit, striae(-), Sikatrik (-)

Palpasi

: nyeri tekan (-)

Perkusi

: Tympani

Auskultasi : bising usus (+) normal


9. Ekstremitas Atas
Kekuatan: 5 / 5, Edema : (-) / (-)
10. Ekstremitas bawah
Kekuatan: 5 / 5, Edema

: (-) / (-)

11. Status lokalis


Payudara kanan :
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discart (-), sikatrik(-), aorola
mammae hiperpigmentasi
Palpasi : terdapat benjolan, jumlah dua buah, konsistensi lunak,
permukaan rata, berbatas tegas, ukuran sebesar kelereng, mobile, nyeri
tekan (+), pembesaran KGB sekitar (-)
Payudara kiri :
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discart (-), sikatrik(-), aorola
mammae hiperpigmentasi
Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-), pembesaran KGB
sekitar (-)
IX. Pemeriksaan Penunjang :
Tidak dilakukan
Pemeriksaan anjuran : USG payudara, Mammography, MRI
X. Diagnosis Kerja :
Fibroadenoma Mammae payudara dextra (D24.1)
XI. Diagnosis Banding
Ca Mammae (C50.9)
Adenofibrosis Mammae (N60.2)
Fibrocystic disease mammae (N60)

XII. Manajemen
a. Preventif :
- Menghindari setres
- Jangan sering memakan makanan cepat saji yang dapat menjadi faktor
resiko untuk timbulnya keganasan
- Menghindari asap rokok yang banyak mengandung zat-zat karsinogen
b. Promotif :
- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat mengenai cara
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi
-

dini kelainan pada payudara


Memberikan pengetahuan mengenai penyakit atau kelainan apa saja
yang dapat terjadi pada payudara baik pada remaja maupun wanita

dewasa (ibu-ibu)
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Istirahat yang cukup
Makan-makanan bergizi.
Melakukan operasi pengangkatan benjolan
Farmakologi

Vitamin B compleks tab 3x1

Pengobatan tradisional

Pengobatan dengan buah mengkudu, dengan cara buah mengkudu


dibelender sebanyak satu bauh, dapat diberikan tambahan gula atau madu
untuk memberi rasa manis. Minum ramuan 2-3 kali perhari.

Pengobatan dengan kulit manggis, kulit manggis di bersihkan terlebih


dahulu, kemudian dibelender, tambahkan gula atau madu, saring airnya.
Minum ekstrak kulit manggis tersebut 2-3 kali perhari. Dapat juga dengan
cara di parut, kemudian diseduh dengan air panas, air seduhan tersebut
diminum.

d. Rehabilitatif
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang
bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien dan istirahat.
Rutin melakukan SADARI untuk memastikan tidak terdapat lagi
benjolan dan dapat mendeteksi dini bila keluhan muncul kembali.
Keluarga memberi support kepada pasien
Segera berobat ke pusat pelayanan bila mengalami keluhan yang sama.

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas III Pakuan Baru
Dokter
: Anggia Rohdila Sari
SIP
: GIA 214027
STR
: 19922608201602

Tanggal :

Pro

Umur

tahun

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas III Pakuan Baru
Dokter
: Anggia Rohdila Sari
SIP
: GIA 214027
STR
: 19922608201602

Maret 2016

Tanggal:

Pro

Umur

tahun

Maret 2016

Dinas Kesehatan Kota Jambi


Puskesmas III Pakuan Baru
Dokter
: Anggia Rohdila Sari
SIP
: GIA 214027
STR
: 19922608201602

Tanggal :

Pro

Umur

Maret 2016

tahun

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fibroadenoma Mammae


. Fibroadenoma tumbuh sebagai nodus bulat yang biasanya berbatas
tegas dan mudah digerakkan dari jaringan payudara sekitar. Fibroadenoma
teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol, dengan simpai licin, bebas.
Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak pada payudara yang paling
umum ditemukan pada wanita muda, dapat digerakkan dan konsistensinya
kenyal padat. Fibroadenoma terbentuk dari sel sel epitel dan jaringan ikat ,
dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama
dengan epitel normal.1,2
2.2 Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun terdapat
beberapa faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan
mutlak

aktivitas

esterogen,

yang

diperkirakan

berperan

dalam

pembetukannya. Selain itu, diperkirakan terdapat perkusor embrional yang


dormant

di kelenjar mammaria

yang

dapat memicu

pembentukan

fibroadenoma yang akan berkembang mengikuti aktivitas ovarium.1,7


2.3 Patofisiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik
mengeluarkan

faktor

pertumbuhan

yang

mempengaruhi

sel

epitel.

Peningkatan mutlak aktivitas esterogen diperkirakan berperan dalam


pembentukannya. Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara
spontan setiap tahunnya, dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma
berhenti setelah mencapai diameter 2-3cm.1

10

2.4 Gambaran Klinis


Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan
gejala dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan
fibroadenoma

relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan

ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala


berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi terkadang nyeri bila ditekan, mobile, dan
konsistensinya kenyal padat .2
2.5 Pemeriksaan Fisik
Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan dengan
posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini yang dinilai
adalah perubahan kulit, simetris, kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan
dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah ada kemerahan,
pigmentasi, dan infeksi.7,9,12
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar 3
menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga, dan
keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara
melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan yang ringan
hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Pada
pemeriksaan ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan, rasa nyeri, dan
adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk,
konsistensi, batas, nyeri tekan, dan mobilitas. Palpasi juga daerah axilla untuk
mengetahui pembesaran KGB. 7,9,12

11

Gambar 3.5 Pemeriksaan Payudara Oleh Dokter


2.6 Pemeriksaan Penunjang

12

Pemeriksaan Radiologis
a. Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitar 4
100 mm. Fibroadenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan
jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar, dapat
menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang- kadang tumor terdiri
atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma di tepi atau di tengah
berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada wanita post menopouse,
komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya
meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen
jaringan ikat.8

Gambar 3.6 Mammografi


b. Ultrasonografi (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atauu berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinal. Fibroadenoma
tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada USG
merupaka pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan
sekitarnya.9,10

13

Gambar 3.6 USG


c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau
oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras gadoliniiumbased. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense jika
dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted
dan hypointense an hyperintense dalam gambaran T2-weighted.11

Gambar 3.8 MRI


2.7 Diagnosis Banding
1. Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3-4 cm, tetapi sebagian
besar terus membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini
terdapat pada semua usia, tetapi mayoritas pada usia 45 tahun.2

14

Gambar 3.9 Mammografi Cystosarcoma Phyllodes


Gambaran USG tumor ini, hiperechoic dengan batas yang masih tegas, echointernal dapat homogen atau sedikit in homogen serta adanya penyangatan
akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada
tumor tersebut.10

Gambar 3.10 USG Cystosarcoma Phyllodes


2. Kista Payudara
Kista ini berasal daru adenosis, ketika lamina duktus dan acini mengalami
dilatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mammografinya berupa massa bulat
atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan
fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.2

15

Gambar 3.11 Mammografi Kista Payudar


Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atauoval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan
akustik posterior.

Gambar 3.12 USG Kista Payudara


3. Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh
dibawah areola mammae. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa
milimeter. Biasanya ukuran lesi papilloma sangat kecil.1,2,9

Gambar 3.13 Mammografi Papilloma


Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran
duktus laktiferus.10

16

Gambar 3.14 USG Papilloma


Pemeriksaan Histopatologis
Pada pemeriksaan histopatologis pada fibroadenoma mammae yaitu
menggunakan teknik Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pemeriksaan
ini dilakukan dengan cara mengambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap yaitu jarum suntik. Dari alat tersebut kita akan
memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan
tersebut dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah
mikroskop. Pada gambaran histopatologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.1

Gambar 3.15 Histopatologi FAM


2.8 Tatalaksana
Operasi

eksisi

merupakan

satu-satunya

pengobatan

untuk

fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk


memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan
tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:7

17

1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.


2. Circumareoral Incision
3. Curve / Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe circumareolar,
hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberi
pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan untuk fibroadenoma
yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas areola.
Semicircular Incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara
2.9 Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai risiko yang
tinggi untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus
diperiksa secara teratur.4
2.10 Pencegahan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan salah satu cara untuk
mencegah dan mendeteksi secara dini kelainan dari payudara. Cara
melakukannya yang mudah diharapkan para wanita dapat mendeteksi dini
bila terjadi kelainan pada payudarahnya. Berikut ini merupakan teknik
melakukan SADARI :7,9

18

BAB III
ANALISIS KASUS
3.1 Hubungan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, keadaan
rumah dan lingkungan sekitar
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan hubungan diagnosis
dengan keluahan yang diderita pasien.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keadaan rumah Os, dapat
disimpulkan bahwa keadaan/ kondisi rumah Os tidak mempengaruhi atau
memperberat penyakit yang diderita oleh Os saat ini.
Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar pada kasus ini, diagnosis
penyakit pada Os ini tidak ada kaitannya terhadap lingkungan disekitarnya, karena
penyakit Os ini bukan penyakit berbasis lingkungan.
3.2 Hubungan diagnosis dengan keadaan lingkungan keluarga dan hubungan
keluarga
Diagnosis penyakit Os saat ini tidak berhubungan langsung dengan
keadaan

keluarga.

Tetapi

hubungan

keluarga

memiliki

peranan

dalam

perkembangan penyakit fibroadenoma mammae. Dimana faktor genetik bisa


menjadi faktor resiko untuk penyakit tersebut. Apabila ibu atau keluarga os ada
yang menderita keluhan yang sama atau penyakit keganasan lainnya, hal ini bisa
menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit fibroadenoma. Namun dalam hal
ini tidak ada riwayat dalam keluarga dengan keluahan yang sama dan riwayat
keganasan.
3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor
faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan
individu maupun keluarga sangatlah besar.
Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah Os tidak memberikan
pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada Os. Hal tersebut menunjukkan
lingkungan rumah dan sekitarnya tidak memiliki peranan terhadap perkembangan
19

penyakit yang di derita oleh pasien. Kebiasaan hidup os dan keluarga juga baik,
sehingga tidak menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit tersebut.
3.4 Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini
Beberapa etiologi dan factor predisposisi fibroadenoma mammae adalah
faktor hormon. Dimana peningkatan aktivitas estrogen dapat memacu timbulnya
gejala tersebut. Seperti yang diketahui, os adalah seorang remaja yang sedang
mengalami perkembangan pubertas, hal ini tentu saja menyebabkan aktivitas
hormon yang tinggi dan belum stabil. Sehingga hal ini bisa menjadi faktor resiko
timbulnya keluhan tersebut.
3.5 Analisis untuk mengurangi paparan/memutuskan rantai penularan
dengan faktor risiko atau etiologi pada pasien ini
Untuk mengurangi resiko penyakit, pasien harus membiasakan hidup sehat.
Olahraga teratur, makan-makanan bergizi, menghindari rokok, menghindari
makanan cepat saji, makanan tinggi cholesterol, berlemak dan lainnya yang dapat
menjadi pemicu perkembangan penyakit keganasan. Dan mencegah masuknya zat
karsinogen yang bisa menjadi faktor resiko timbulnya tumor ataupun kanker.

DAFTAR PUSTAKA

20

1.

Robbins Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar

2.

Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC. 2010


Sjamsuhidajat R., De jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:

3.

EGC. 2012.
Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.p., James M. Clinicopathologic
Features of Breast Disease in Jamaica:Findings of Jamaican Breast Disease

4.

Study. 2000-2002. Diunduh dari http://lib.bioinfo.pl/


Zieve David, Wetcher Debra G. Fibroadenoma Breast. Diunduh dari

5.
6.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/
Snell, Richard S. Anatomi Klinik. Jakarta: EGC. 2006
Kirby I.B. The Breast. In: Brunicardi F.C et all, ed. Schwartzs Principles of

7.

Surgery. Eight edition. New York: McGraw-Hill Books Company. 2006.


Farrow
Joseph
H.
Fibroadenoma
of
The
Breast.

8.

http://caonline.amcancersoc.org/
Gravelle I. H. Mammography. A Text Book of Radio Imaging. Churchill

9.

Levingstone. London 2000.


Fleishur Arthur C, Cullinan Jeanne A. Ultrasographyin obstetrics and

Gynecology. A Text Book of Medical Imaging. Third Edition. 2003


10. Makes Daniel. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi. Balai Penerbit
FKUI. 1992
11. Mutarak Malai. Breast Imaging : A Comprehensive Atlas. Booknet Company.
Thailand 2002

21

Anda mungkin juga menyukai