Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan
panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul.
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
a.Kesempitan pintu atas panggul
b.Kesempitan bidang bawah panggul
c.Kesempitan pintu bawah panggul
d.Kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau
diameter transversa kurang dari 12 cm Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang
± 9½ cm dan kadang- kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang
kurang dari 10 cm dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua
ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa sempit.
CPD adalah tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran panggul.
(http://rumahkitabro.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-cephalo-
pelvik.html)Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janindan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
(http://istanareload.wordpress.com/2009/05/21/cephalopelvic-disproportion-cpd/)Disproporsi
sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janindan
panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah diagnosa medis digunakan ketika kepala bayi
dinyatakanterlalu besar untuk muat melewati panggul ibu. Sering kali, diagnosis ini dibuat
setelah wanita telah bekerjakeras selama beberapa waktu, tetapi lain kali, itu dimasukkan ke
dalam catatan medis wanita sebelum ia bahkan buruh. Sebuah misdiagnosis of CPD account
untuk banyak yang tidak perlu dilakukan bedah caesar di Amerika Utara dan di seluruh dunia
setiap tahunnya. Diagnosis ini tidak harus berdampak masa depanseorang wanita melahirkan
keputusan. Banyak tindakan dapat diambil oleh ibu hamil untuk meningkatkan peluangnya
untuk melahirkan melalui vagina.
Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut :
a.Kelainan karena gangguan pertumbuhan 1).Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil
2).Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa 3).Panggul sempit
picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuranmuka belakang 4).Panggul corong : pintu atas
panggul biasa,pintu bawah panggul sempit. 5).Panggul belah : symphyse terbuka
b.Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya 1).Panggul rachitis : panggul
picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit picak dan lain-lain
2).Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang
3).Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring
c.Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang 1).Kyphose didaerah tulang
pinggang menyebabkan panggul corong 2).Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan
panggul sempit miring.
d.Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah Coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu
anggota menyebabkan panggul sempit miring. e.fraktura dari tulang panggul yang menjadi
penyebab kelainan panggul (www.tabloid-nakita.com/2009)
Kleidotomi
Tindakan ini dilakukan setelah janin pada presentasi kepala dilahirkan, akan tetapi dialami
kesulitanuntuk melahirkan bahu karena terlalu lebar. Setelah janin meninggal, tidak ada
keberatan untuk melakukankleidotomi (memotong klavikula) pada satu atau kedua klavikula.
Dibawah perlindungan spekulum dantangan kiri penolong dalam vagina, klavikula dan jika
perlu klavikula belakang digunting, dan selanjutnyakelahiran anak dengan berkurangnya lebar
bahu tidak mengalami kesulitan. Apabila tindakan dilakukandengan hati-hati, tidak akan
timbul luka pada jalan lahir.
Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila panggul
sangatsempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio sesarea
Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Jakarta: BP-SP,
2008.
2. Lowe, N.K. The Dystocia Epidemic in Nulliparous Women. School of Nursing Oregon
Health & Science University. 2005.
3. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC,
2005.
6. Israr YA, Irwan M, Lestari, dkk. Arrest of Decent- Cephalopelvc Disproportion (CPD).
2008.