“ Cephalopelvic Disproportion”
Oleh
Haris
(J.0105.21.008)
2. Insiden
Ini jarang terjadi. CPD terjadi pada sekitar 1 dari 250 kehamilan
dan membutuhkan kelahiran sesar.Untungnya,bahkan jika telah didiagnosa
dengan CPD, bukan berarti semua pengiriman masa depan akan berada di
bawah pisau. Penelitian menunjukkan lebih dari 65 persen wanita yang
telah CPD pada kehamilan sebelumnya mampu memiliki persalinan
vagina waktu berikutnya sekitar.
3. Etiologi
Menurut Hamilton (1999) CPD disebabkan oleh :
2
a. Panggul ibu yang sempit.
Perkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan
anamnesa.Misalnya pada tuberculosis vertebra, poliomyelitis, kifosis.
Pada wanita dengan tinggi badan yang kurang dari normal ada
kemungkinan memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukan berarti
seorang wanita dengan tinggi badan yang normal tidak dapat memiliki
panggul sempit.
1. Ginekoid 64,2%
3
Dengan diameter antero-posterioryang lebih panjang dari pada
diameter transversadan dengan arkus pubis menyempit sedikit
3. Platipelord 13,6%
4. Android 2,2%
4
Normal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada
yang melebihi 5000gram. Berat badan neonatus lebih dari 4000gram
dinamakan bayi besar. Biasanya untuk berat janin 4000-5000 gram pada
panggul normal tidak terdapat kesulitan dalam proses melahirkan.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
Manifestasi yang mungkin muncul pada dispropotio cepalo pelvis
adalah distosia pintu atas karena kapasitas tengah pelvis lebih kecil
daripada kapasitas pintu atas ,pembengkakan atau kelainan posisi kepala
yang mengakibatkan distosia penghentian penurunan penempatan kepala
pelvis adalah buruk karena dapat mengakibatkan hilangnya kekuatan
yang di perlukan untuk pelebaran servik.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan panggul
Jenis panggul wanita Indonesia. (Djaka dan Moeljo)
1. Gi nekord 64,2%
2. Antropord 16,3%
3. Platipelord 13,6%
4. Andrord 2,2%
b. Pemeriksaan janin
5
Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal pada
trochanter maya samping
Dari keduanya dapat dilihat
Diameter transversa
Distansia Interspinarum
Jenis Pelvik
c. Pemeriksaan Radiologi/ rontgen. Dilakukan dengan cara memotret
panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Hasil foto kemudian
dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Mulai dari pintu atas
panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul.
7. Penatalaksanaan
a. Persalinan Percobaan
6
b. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat
dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata.
Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila
ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang
tak dapat diperbaiki. Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan
selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap
gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas
mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi.
c. Kraniotomi
Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil ukuran kepala
janin dengan cara melubangi tengkorak janin dan mengeluarkan isi
tengkorak, sehingga janin dapat dengan mudah lahir
pervaginam.Kraniotomi, terdiri atas perforasi kepala janin, yang
biasanya diikuti oleh kranioklasi.
d. Kleidotomi
Tindakan ini dilakukan setelah janin pada presentasi kepala
dilahirkan, akan tetapi dialami kesulitan untuk melahirkan bahu karena
terlalu lebar. Setelah janin meninggal, tidak ada keberatan untuk
melakukan kleidotomi (memotong klavikula) pada satu atau kedua
klavikula.Dibawah perlindungan spekulum dan tangan kiri penolong
dalam vagina, klavikula dan jika perlu klavikula belakang digunting,
dan selanjutnya kelahiran anak dengan berkurangnya lebar bahu tidak
mengalami kesulitan. Apabila tindakan dilakukan dengan hati-hati,
tidak akan timbul luka pada jalan lahir. Pada janin yang telah mati dapat
dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila panggul sangat sempit
sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio
sesarea.
8. Komplikasi
a. Saat persalinan
7
ketuban pecah dini
Data Subjektif
a. identitas
- HIV / AIDS
- TBC, dll
e. Riwayat KB
- Status perkawinan
- Respon ibu / keluarga terhadap kehamilan
- Lingkungan keluarga
- Pola makan
- Kebiasaan hidup
8
g. Riwayat hidup
Pengukuran TB dan BB
Instansi;
Payudara
Abdomen
VT
Vagina
Portio
Pembukaan, ketuban
USG
Catatan terbaru dan sebelumnya
10. Diagnose
Diagnosa keperawatan
9
7. Berduka b.d kematian
11. Asuhan keperawatan
Pengkajian
a. Sirkulasi
10
12. Intervensi keperawatan
Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Nyeri akut b.d penekanan jaringan sekitar
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24jam diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : Nyeri
berkurang
INTERVENSI RASIONAL
Menghitungdanmenentukan tafsiran
berat janin,
menentukankemajuanpersalinan
dengan partograf
Monitor ring bandle
INTERVENSI RASIONAL
11
yang memperberat disfungsional
persalinan
3. Pantau asupan cairan dan 3. kelebihan cairan
pengeluaran urin. amnion menyebabkan distensi
uterus berlebihan yang
berhubungan dengan anomaly
4. Siapkan metode untuk melahirkan 4.Dapat memudahkan dalam
yang paling layak, bila janin pada persalinan
presentase kening, wajah atau dagu
5. Perhatikan warna dan jumlah 5. Mengetahui jenis karakteristik
cairan amnion bila pecah ketuban. cairan yang keluar
tindakan.
INTERVENSI RASIONAL
12
Diskusikan dengan klien dan orang terdekat tentang
prognosis penyakit
13
DAFTAR PUSTAKA
1. http://bidankita.com/childbirth/natural-childbirth/299-cepalo-pelvic-
disoroportion-cpd-ketidak-sesuaian-janin-dan-panggul-ibu
2. http://www.scribd.com/doc/91950359/REFERAT-OBGYN-CPD
3. Doengoes & Moorhouse, (2001), “RENCANA PERAWATAN
MATERNAL / BAYI” Edisi 2, EGC, Jakarta.
4. Cunningham F. Gary “OBSTETRI WILLIAMS” Edisi 18, Jakarta :
EGC, 2009
14