Anda di halaman 1dari 8

RESUME SEMINAR PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA TENTANG LGBT

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

Mata Kuliah Kewirausahaan Semester 2

Dosen Pengajar: Ns. Deasy Afriany., M.Kep

Oleh :

Neng Dian Cahya Purnama

NIM. C.0105.19.065

Kelas Transfer Umum

YAYASAN PAMBUDHI LUHUR

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

2020
RESUME SEMINAR PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA TENTANG LGBT

1. Faktor Risiko di Lingkungan Kita

Kondisi Berisiko Anak dan Remaja Masa Kini yang mengarah kepada

terjadinya kejadian Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) yakni salah

satu faktor yang mempengaruhinya yaitu ruang lingkup baik itu pertemanan di

area sekolah, komunitas bahkan lingkungan keluargapun berisiko. Hal ini

disebabkan karena LGBT memiliki sifat layaknya virus yang bersifat menular

kepada orang di sekitar penderita, karena perilaku seseorang secara naluriah

dasarnya memang didapat dari watak yang diturunkan kedua orang tua.

Seiring berjalannya waktu dan proses tumbuh kembang, manusia

berperilaku sesuai apa yang ia dapatkan, stimulus dari lingkungan sekitar sangat

berpengarauh terhadap pembentukan sifat dan karakter manusia, terutama pada

remaja. Stimulus yang didapat bisa berupa penglihatan, pendengaran,

pengecapan, penghidu sampai peraba akan diterima oleh organ tubuh lalu akan

direkam di alam bawah sadar dan membentuk jati diri setiap personal.

Contoh dari faktor risiko yang mengancam di limgkungan kita yaitu

kejahatan seksual, kecanduan porno aksi dan pornografi yang sangat dapat

mudah diadaptakan oleh anak remaja sekarang dengan mengakses internet

yang nantinya akan mengacu ke arah pergaulan bebas hingga sex bebas. Tidak

hanya itu semua. Merokok pun dapat menjadi gerbang ke arah pergaulan bebas,

membuka peluang penggunaan NAPZA yang akan mengakibatkan kerusakan

otak dan saraf dapat menyebabkan tidak terkontrolnya emosi.

2. Seksualitas, LGBT, Penyebab Dan Akibat

a. Seksualitas

Seksualitas adalah kemampuan manusia untuk memiliki pengalaman

erotis dan responnya. Seksualitas mungkin dialami dan diekspresikan


dalam berbagai cara yaitu pikiran, fantasi, keinginan, keyakinan,

sikap, nilai-nilai, perilaku, praktek, peran, dan hubungan. Seksualitas

ditentukan oleh aspek biologis, fisik, emosional, sosial, dan spiritual.

b. Identitas Seksual

Identitas seksual adalah pola karakteristik seksual biologis seseorang:

kromosom, genitalia eksterna, genitalia interna, komposisi hormonal,

gonad, dan karakteristik seks sekunder, seperti Perempuan

menstruasi dan laki-laki tidak. Laki – laki punya testis dan perempuan

tidak. Perempuan dapat mengandug dan menyusui dan laki – laki

tidak. Dalam perkembangan normal, karakteristik ini membentuk pola

kohesif sehingga tidak ada keraguan dengan identitas seksualnya.

c. Identitas gender

Identitas gender adalah perasaan seseorang mengenai kelelakian

(male) atau keperempuanan (female). Identitas seksual dan identitas

gender berhubungan interaktif, pengaruh genetik dan hormon

mempengaruhi perilaku dan lingkungan demikian juga sebaliknya.

Gender is socially constracted roles, behaviors, activities, and

attributes that a given society considers appropriate for men and

women

d. Orientasi seksual

Orientasi seksual menggambarkan objek impuls seksual seseoran.

Heteroseksual (lawan jenis). Homoseksual (jenis kelamin yang sama).

Biseksual (kedua jenis kelamin)


e. Perilaku seksual

Perilaku seksual adalah cara seseorang mengekspresikan aktivitas

seksual. Aktivitas seksual dapat berupa masturbasi, hubungan

seksual, dll. Perilaku seksual memiliki aspek sosiologis, kognitif,

emosional, perilaku dan biologis

3. LGBT

a. Heteroseksual

Secara naluriah dan secara takdir Tuhan, manusia diciptakan dari

heteroseksual yaitu ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin yang

berlawanan. Heteroseksual merupakan orientasi seksual yang diterima di

Indonesia. Orientasi seksual yang diterima semua agama di Indonesia.

b. Homoseksual

Homoseksual yaitu ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin

yang sama. Orientasi seksual yang tidak dapat diterima jika menjadi

perilaku seksual. Untuk sesama laki laki disebut Gay. Untuk sesama

perempuan disebut Lesbian.

c. Biseksual

Biseksual merupakan ketertarikan seksual kepada laki laki dan

perempuan. Orientasi seksual kepada kepada laki laki dan perempuan.

Beberapa pendapat: transisi heteroseksual dan homoseksual. Orientasi

seksual yang tidak dapat diterima jika menjadi perilaku seksual


d. Transvetism

Berdandan silang, berdandan dengan cara dandan lawan jenis. Lebih

banyak laki laki yang mencari pelayanan kesehatan, sangat jarang

diketahui tentang perempuan. Orientasi seksual terhadap lawan jenis

(heteroseksual). Tidak menginginkan perubahan jenis kelamin

e. Transeksualisme

Keinginan menjadi lawan jenis kelamin. Ketidakselarasan antara

identitas seksual dengan identitas gender. “Merasa terjebak dalam

dalam tubuh yang salah

4. FAKTOR RISIKO TERJADINYA LGBT

Biologi : hormonal

Sosial : situasi lingkungan sosial

Psikologis : trauma, kekerasan

Psikososial : pola asuh, pengalaman traumatis, ketidaknyamanan

gender, unresolved oedipus complex, relasi yang tidak harmonis dengan

sejenisnya, pengalaman homoseksual, pelcehan pornografi, pengalaman

hetreoseksual yang tidak baik.

5. DAMPAK LAIN LGBT

Menurut Al Killen-Harvey, LCSW Co founder, The Harvey Institute, Inc,

2013, dampak LGBT meliputi sexual Abuse, Physical Abuse,

Homelessness, School Problems/Drop Out, Health Related Issues (eating

disorders, unwanted pregnancy, HIV/STI’s)


6. RISIKO KESEHATAN JIWA LGBT

(Trust for America’s Healt, 2014)

In an analysis of data from the Youth Risk Behavior Surveillance System

(YRBS), prevalence among LGB youth was higher than among

heterosexual youth for seven of 10 risk categories behaviors that

contribute to violence, attempted suicide, tobacco use, alcohol use, other

drug use, sexual behaviour and Weight management.

7. Kesehatan Jiwa

a. Konsep Diri

Nilai-nilai, keyakinan, dan ide-ide yang berkontribusi terhadap

pengetahuan diri dan mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang

lain, termasuk persepsi seseorang tentang karakteristik dan kemampuan

pribadi serta tujuan dan cita-cita”

1) Citra Tubuh

Tubuh adalah identitas diri yang langsung terlihat. Pemberian nama

seseorang mencerminkan identitas tubuh. Mengenal bagian tubuh

merupakan persepsi terhadap tubuh. Seluruh yang melekat pada

tubuh merupakan citra tubuh. Bentuk/penampilan, fungsi, struktur dan

potensi tubuh

2) Harga Diri

Seberapa besar pencapaian ideal diri”. “Penerimaan diri tanpa sarat

menghasilkan harga diri yang tinggi”

3) Perkembangan Peran

Pengetahuan peran dari contoh peran yang ada. Respons lingkungan

terhadap peran. Kecocokan peran. Kesesuaian peran dengan norma.


4) Identitas

Pencapaian identitas tertinggi adalah masalah seksual, citra diri

sebagai laki-laki atau perempuan

8. Perilaku Yang Terkait Dengan Difusi Identitas

a. Mengabaikan moral

b. Kepribadian yang kontradiktif

c. Eksploitasi hubungan interpersonal

d. Perasaan hampa

e. Fluktuasi perasaan tentang diri

f. Kebingungan jenis kelamin

g. Kahilangan kebenaran

h. Ansietas tinggi

9. ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG ORIENTASI SEKSUAL

PROMOSI ORIENTASI SEKSUAL: HETEROSEKSUAL

Pola Asuh Stimulasi perkembangan BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL-

BUDAYA. Stimulasi perkembangan KONSEP-DIRI: Citra tubuh, Ideal diri,

Harga diri, Peran dan Identitas

Ketahanan Keluarga  KELUARGA YANG SEHAT

Keluarga Harmonis. Keluarga dengan contoh peran yang jelas

PENCEGAHAN LGBT :

Faktor Risiko, Kekerasan Fisik, Emosional, Seksual, Kekerasan Dalam Rumah

Tangga, Lingkungan Sosial, Tayangan LGBT yang berhasil/menjadi tokoh.

Anda mungkin juga menyukai