Anda di halaman 1dari 15

RESUME SEJARAH SERTA TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Semester 2

Dosen Pengampu: Aan Somana.S.Kp., M.Pd., MNS

OLEH:

NENG DIAN CAHYA PURNAMA

C.0105.19.065

YAYASAN PAMBUDHI LUHUR

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

2020
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI DUNIA DAN
INDONESIA

pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi yang


baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan
aktivitas rekreasi.Perkembangan keperawatan jiwa pada abad 21 lebih menekankan
pada upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan mental, praktek mandiri,
pelayanan di rumah sakit dan pelayanan day care sertamengidentifikasi pemberian
asuhan keperawatan pada kelompok berisiko tinggi dan pengembangan sistem
management patient care dengan pendekatan multidisipliner.

A. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI DUNIA


Perkembangan keperawatan jiwa di dunia dimulai pada:
1. Masa Peradaban
Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai dengan
dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Para masa ini, suku bangsa
Yunani, Romawi maupun Arab percaya bahwa gangguan mental (emosional) diakibatkan
karena tidak berfungsinya organ pada otak. Pengobatan yang digunakan pada masa ini
telah mengabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan,
mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik,
mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi.
Hippocrates bapak kedokteran abad 7 SM, menerangkan bahwa perubahan
perilaku atauwatak dan gangguan mental disebabkan karena adanya perubahan 4 cairan
tubuh atauhormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban.
seorang Dokter Yunani Galen, mengatakan ada hubungan antara kerusakan pada otak
dengan kejadian gangguan mental dan perubahan emosi. Pada masa itui suku bangsa
Yunani telah menggunakan sistem perawatan yang modern dimana telah digunakannya
kuil sebagai rumah sakit dengan lingkungan yang bersih, udara yang segar, sinar
matahari dan penggunaan air bersih. Untuk menyembuhkan pasien dengan penyakit
jiwa/gangguan mental pasien diajak untuk melakukan berbagai aktifitas seperti
bersepeda, jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun, musik yang lembut dll.

2. Masa Pertengahan

Masa ini merupakan periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa. Bapak
Psikiatric Perancis Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk mendampingi
pasien gangguan jiwa. Pinel menganjarkan pentingnya hubungan pasien-dokter dalam
“pengobatan moral". Tindakan yang diperkenalkan nya adalah menerapkan komunikasi
dengan pasien, melakukan observasi perilaku pasien dan melakukan pengkajian riwayat
perkembangan pasien.

3. Abad 18 dan 19

William Ellis seorang praktisi kesehatan mengusulkan perlunya pendamping


yang terlatih dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836, William
Ellismempublikasikan Treatise on Insanity yaitu pentingnya pendamping terlatih bagi
pasien gangguan jiwa karena pendamping terlatih rterbukti efektif didalam memberikan
ketenangan dan harapan yang lebih baik bagi kesembuhan pasien. Bejamin Rush bapak
Psikiatric Amerika tahun 1783, menulis tentang pentingnya kerja sama dengan rs jiwa
dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap pasien gangguan jiwa. Pada tahun
Tahun 1843, Thomas Kirkbridge mengadakan pelatihan bagi dokter di rumah sakit
Pennsylvania mengenai cara merawat pasien gangguan jiwa. Tahun 1872, didirikannya
pertama kali sekolah perawat di New England Hospital Women’sHospital Philadelphia,
tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik. Tahun 1882 didirikannya pendidikan keperawatan
jiwa pertama di McLean Hospital diBelmont, Massachusetts. Dan pada tahun 1890
diterimanya lulusan sekolah perawat bekerja sebagai staff keperawatan di rumah sakit
jiwa. Diakhir abad 19 terjadi perubahan peran perawat jiwa yang sangat besar, dimana
peran tersebut antara lain menjadi contoh dalam pengobatan pengobatan pskiatrik
seperti, menjadi bagian dari tim kesehatan, mengelola pemberian obat penenang dan
memberikan hidroterapi (terapi air).

4. Keperawatan Jiwa di Abad 20


Keperawatan jiwa pada abad ini ditandai dengan terintegrasinya materi
keperawatan psikiatrik dengan mata kuliah lain. Pembelajaran dilaksanakan melalui
pembelajaran teori, praktek dilaboratorium, praktek klinik di RS dan Masyarakat. Tingkat
pendidikan yang ada pada abad ini adalah D.III, Sarjana, Pasca Sarjana dan Doktoral.
Fokus pemberian asuhan keperawatan jiwa pada abad 21 adalah
mengembangkan asuhan keperawatan berbasis komunitas dengan menekankan upaya
preventif melalui pengembangan pusatkesehatan mental, praktek mandiri, pelayanan di
rumah sakit, pelayanan day care (perawatan harian) yaitu pasien tidak dirawat inap
hanya rawat jalan,kunjungan rumah dan hospice care (ruang rawat khusus untuk pasien
gangguan jiwa yang memungkinkan pasien berlatih untuk meningkatkan kemampuan diri
sebelum kembali ke masyarakat). Selain itu dilakukan identifikasi dan pemberian asuhan
keperawatan pada kelompok berisiko tinggi berupa penyuluhan mengenai perubahan
gaya hidup yang dapat mengakibatkan masalah gangguan kesehatan jiwa. Selain itu
dikembangkan pula sistem management pasien care dimana peran seorang manager
adalah mengkoordinasikan pelayanan keperawatan dengan menggunakan pendekatan
multidisipliner.

B. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA


Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia sangat di pengaruhi
oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda,
Inggris dan Jepang. Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai
pada masa kemerdekaan.

1. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat merupakan penduduk


pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang
sakit.Tahun 1799 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Rumah Sakit Binen Hospital di
Jakarta, Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat yang bertujuan untuk
memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Jenderal Daendels juga mendirikan
rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan
profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.

2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik setiap
manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk
pribumi antara lain melakukan pencacaran umum, cara perawatan pasien dengan
gangguan jiwa dan kesehatan para tahanan Setelah pemerintahan kolonial kembali
ke tangan Belanda, kesehatan penduduk Indonesia menjadi lebih baik. Pada tahun 1819
didirikanlah RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke
Salemba yang sekarang bernama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Antara tahun 1816
hingga 1942 pemerintah Hindia Belanda banyak mendiirikan rumah sakit di Indonesia. Di
Jakarta didirikanlah RS. PGI Cikini dan RS. ST Carollus. Di Bandung didirikan RS. ST.
Boromeus dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-
sekolah perawat.

3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

Pada masa penjajahan Jepang, perkembangan keperawatan di Indonesia


mengalami kemundurandan merupakan zaman kegelapan,Pada masa itu, tugas
keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga terdidik dan pemerintah Jepang mengambil alih
pimpinan rumah sakit. Hal ini mengakibatkan berjangkitnya wabah penyakit karena
ketiadaan persediaan obat.
4. Zaman Kemerdekaan

Empat tahun setelah kemerdekaan barulah dimulai pembangunan bidang


kesehatan yaitu pendirian rumah sakit dan balai pengobatan. Pendirian sekolah
keperawatan dimulai pertama kali tahun 1952 dengan didirikannya Sekolah Guru
Perawat dan sekolah perawat setingkat SMP. Tahun 1962 didirikan Akademi
Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta bertujuan untuk menghasilkan
Sarjana Muda Keperawatan. Tahun 1985 merupakan momentum kebangkitan
keperawatan di Indonesia, karena Universitas Indonesia mendirikan
PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) di Fakultas Kedokteran. Sepuluh tahun
kemudian PSIK FK UI berubah menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan.Setelah itu berdirilah
PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.

B. TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA MASA KINI

1. Definisi Trend

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga
dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini
yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta

2. Definisi Issu.

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.

Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya
atau buktinya

3. Definisi Trend dan Issu Keperawatan

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend
dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
4. Trend Current Issue Dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang
hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap
ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam
tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian
dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus


dimulai dari masa konsepsi malahan harus dimulai dari masa pranikah.banyak penelitian
yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik
dan mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut
membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.

Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir dari seorang
ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah dipelajari sejak dalam kandungan pada
saat bayi belum lahir yang sudah terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang
teratur.Marc Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari
3000 bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik, cahaya, getaran
dan sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosi
yang lebih baik. Kemudian Craig Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and
attachment pada bayi baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15-30%.

b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi, Penderita tidak lagi didominasi
masyarakat kelas bawah. Kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas,
juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif. Klien gangguan jiwa dari kalangan
menengah ke atas, sebagian besar disebabkan tidak mampu mengelola stress dan ada
juga kasus mereka yang mengalami post power syndrome akibat dipecat atau mutasi
jabatan

c. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa


Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu
pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada
manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan
jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001)
menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental.

Tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau
organic. Penyebabnya antara lain berasal dari :

• Faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-
lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain.

• Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola
pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga
disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis.

• Gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial


(perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah,
di lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor
keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain)

d. Kecenderungan situasi di era global

Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara negara-negara
khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik. Perkembangan IPTEK yang begitu
cepat dan perdagangan bebas yang merupakan ciri era ini, berdampak pada semua
sector termasuk sektor kesehatan

e. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan yankes termasuk keperawatan adalah


tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan.
(persaingan kualitas). Tenaga kesehatan (perawat “jiwa” ) hrs mempunyai standar global
dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tdk ingin ketinggalan.

Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator keswa di masa mendatang bukan lagi
masalah klinis spt prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pd konteks
kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan
pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit,
tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social Paradigma
sehat Depkes, lebih menekankan upaya proaktif untuk pencegahan daripada menunggu
di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif.
Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base menjadi community base.

Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :

• Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun yg diperalat oleh
orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada yang diperalat/ memperalat diri sendiri,
diman manusia itu mjd pusat dari semua aktivitas ekonomi maupun politik diturunkan
pada tujuan perkembangan diri manusia.

• Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya, merangsang


perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu membuat manusia untuk
mengungkapkan kebutuhan batinnya berupa seni dan perilaku normatif kolektif.

• Masyarakat terhindar dari sifat2 rakus, eksploitatif, pemilikan berlebihan, narsisme, tidak
mendapatkan kesempatan meraup keuntungan material tanpa batas.

• Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam dimensi2 yang dpt
dipimpin dan diobservasi. Partisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan
masyarakat. Untuk mewujudkan struktur masyarakat sehat, kuncinya : Setiap org harus
meningkatkan kualitas hidup yang dpt menjamin terciptanya kondisi sehat yang
sesungguhnya. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain merupakan orientasi
paradigma kesehatan jiwa

f. Kecenderungan penyakit jiwa

Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorder

• Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman trauma yang umum
di alami manusia dlm kejadian sehari-hari. Mengakibatkan keadaan stress
berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami stress yang demikian. Mereka mjd
manusia yang invalid dlam kondisi kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif.
Trauma bukan semata2 gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul sebagai
akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang peristiwa yang
mengguncang eksistensi kejiwaan

Meningkatnya Masalah psikososial

• Lingkup keswa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungan dengan segala
aspek kehidupan manusia. Mengacu pd UU No. 23 1992 tentang Kes. Dan Ilmu Psikiatri,
masalah kesehatan jiwa secara garis besar digolongkan mjd :
• Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan kualitas hidup, yaitu
masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai2 kehidupan manusia

• Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat terjadinya
perubahan sosial, meliputi :

• Psikotik gelandangan

• Pemasungan penderita gangguan jiwa

• Masalah anak jalanan

• Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan)

• Penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik

• Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll)

• Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tdk diberi nafkah, korban kekerasan
pd anak, dll)

Trend Bunuh Diri pada Anak dan Remaja

• Bunuh diri : suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dgn sengaja cara. Bunuh diri
merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam, angka kejadian terus
meningkat. Metode yg paling disukai = menggunakan pistol, menggantung diri dan
minum racun.

• Latar belakangnya beragam : asmara, pekerjaan, cek-cok rmh tangga, ekonomi


(perasaan malu terlilit utang.

Masalah Napza dan HIV/ AIDS

• Gangguan penggunaan zat adiktif ini sangat berkaitan dan merupakan dampak dari
pembangunan serta teknologi dari suatu negara yang semakin maju. Hal terpenting yang
mendukung merebaknya NAPZA di negara kita adalah perangkat hukum yang lemah
bahkan terkadang oknum aparat hukum seringkali menjadi backing, ditambah dengan
keragu-raguan penentuan hukuman bagi pengedar dan pemakai, sehingga dampaknya
SDM Indonesia kalah dengan Malaysia yang lebih bertindak tegas terhadap pengedar
dan pemakai NAPZA. Kondisi ini akan semakin menigkat untuk masa yang akan datang
khususnya dalam era globalisasi

Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa

• Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pd anak, maka pola asuh keluarga
kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana orang tua
menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi. Kehangatan
adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang
menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan berkomunikasi. Berbagai
upaya agar anak dekat dan berani bicara pada ortunya saat punya masalah. Ortu
menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya.
Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya.

Masalah Ekonomi dan Kemiskinan

• Pengangguran telah menybabkan rakyat indonesia semakin terpuruk. Daya beli lemah,
pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah teragitasi, kekebalan menurun
dan infrastruktur yg masih rendah menyebabkan banyak rakyat mengalami gangguan
jiwa. Masalah ekonomi paling dominan menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia.
Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai dengan
peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini diperparah dengan biaya sekolah
yang mahal, biaya pengobatan tak terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.

g. Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri

• Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa
secara global, harus fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada
komunitas (community based care) yang memberi penekanan pada preventif dan
promotif.

• Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,
perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan
institusi pendidikan yang telah ada dan mengadakan program spesialisasi keperawatan
jiwa.

• Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk melindungi
konsumen, sudah saatnya ada “licence” bagi perawat yang bekerja di pelayanan.

• Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita dengan


narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada Negara-negara Barat terutama
Amerika, maka perlu untuk menyaring konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang
didapatkan dari luar.

h. Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi

Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yg didukung ditemukannya obat psikotropika


yg terbukti dpt mengontrol perilaku klien gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di
RS, tetapi dituntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya, serta berfokus pada
pelayanan preventif dan prmotif. Perubahan hospital based care menjadi community
based care. Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam community
mental health, dengan 3 kunci utama :

• Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta hubungan
perawat dengan profesi lain di komunitas.

• Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisi perannya.

• Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan promosi


kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based car. Pengembangan
pendidikan keperawatan sangat penting, terutama keperawatan mental psikiatri baik dlm
jumlah maupun kualitas.

i. Issue Seputar Yankep Mental Psikiatri

• Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dapat dipertanggung jawabkan karena masih
kurangnya hasil hasil riset keperawatan Jiwa Klinik.

• Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan yang rendah
dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secara internasional.

• Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman sering kali
tdk jelas “Position description.” job responsibility dan sistem reward di dlm pelayanan.

• Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan).

KASUS TREN DAN ISU KEPERAWATAN JIWA MASA KINI YANG SEDANG
BERKEMBANG DI INDONESIA

Remaja Bunuh Bocah, Antara Abai Lingkungan dan Film Kekerasan

CNN Indonesia | Rabu, 11/03/2020 11:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus pembunuhan yang diduga dilakukan remaja 15


tahun NF terhadap bocah 6 tahun berinisial APA disebut tak lepas dari paparan
tontonan dan perhatian orang tua dinilai yang kurang terhadap perubahan
psikologis.
Sebelumnya, kepolisian menyebut NF menyerahkan diri usai membunuh
temannya itu di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (5/3). Kepada
polisi, NF mengaku tak menyesali perbuatannya.

NF pun mengakui aksinya itu terinspirasi dari sekuel film horor Chucky dan
Slender Man. Tersangka kemudian menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri
Kramat Jati.

Kriminolog Universitas Indonesia Chazizah Gusnita mengatakan ada beberapa


faktor penyebab anak melakukan tindak pidana. Menurutnya berdasarkan teori
delinquency faktor penyebab anak melakukan tindak pidana adalah lingkungan,
teman sebaya, orang tua dan pola asuh.

Soal faktor film yang menayangkan kekerasan yang ditontonnya, Chazizah


menilai dengan menonton adegan kekerasan, anak akan mengingat kondisi
kekerasan yang pernah dialaminya. Selain itu saat anak kerap terpapar
kekerasan, menurut Chazizah anak akan menganggap kekerasan hal wajar.

"Ketika seorang anak melakukan tindak pidana, maka ada banyak faktor yang
tidak serta merta penyebab satu, ada banyak faktor di sekeliling dia yang
akhirnya melakukan kekerasan atau bahkan sampai menghilangkan nyawa,"
kata Chazizah kepada CNNIndonesia.com.

Menurutnya remaja berusia di bawah 18 tahun belum berpikir stabil dan belum
diimbangi dengan psikologi yang matang.

Karena itu sudah semestinya remaja mendapat pendampingan dari lingkungan


terutama keluarga.

Kriminolog lain Muhammad Mustofa pun menyimpulkan bahwa kasus ini juga
terkait kepekaan sosial yang tak berfungsi dalam pengawasan anak, termasuk
dalam hal tontonannya. Walhasil, perubahan kejiwaan pelaku tak terpantau.
"Mungkin hanya pengendalian dan pengawasan dari paparan informasi (TV,
medsos, film) kekerasan, yang tidak fungsional di keluarga, sekolah, dan
masyarakat," kata dia.

"Termasuk kepekaan sosial orang tua, sekolah/guru, masyarakat terhadap


indikasi kesehatan jiwa," kata Mustofa.

Pengawasan Lemah Keluarga

Sementara itu pemerhati anak, Seto Mulyadi alias Kak Seto, mengatakan kasus
mengejutkan ini tak lepas dari lemahnya peran orang tua dan lingkungan sekitar
NF yang abai dengan gejala kejiwaan pelaku.

Lihat juga: Mengaku Bunuh Teman, Gadis 15 Tahun Serahkan Diri ke Polisi

"Bahwa enggak ada perhatian, dia bisa simpan jenazah [korban] dalam almari,
keluarganya enggak tahu, itu kan berarti kurang ada keakraban di dalam
keluarga," kata Seto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (9/3).

Seto menduga NF mengalami gangguan kejiwaan callous-unemotional (CU),


semacam gejala mengarah pada perilaku psikopat.

Seto mengatakan tidak sedikit anak yang memiliki gejala gangguan kejiwaan
seperti itu. Gejalanya berupa perubahan sikap anak atau remaja yang cenderung
kekurangan empati, seperti menyiksa binatang.

Gangguan kejiwaan itu, kata dia, sebetulnya bisa segera diatasi jika orang tua
peduli dengan perubahan sikap anak. Terlebih perubahan sikap saat anak mulai
beranjak remaja

Gambar-gambar yang dibuat oleh NF.Polisi menunjukkan gambar-gambar


beserta tulisan yang dibuat oleh NF. (Foto: CNN Indonesia/M Andika Putra)

"Ini yang tentu harus disikapi dengan sikap yang bijak di dalam keluarga. Anak
dihargai, diapresiasi," ujarnya.
"Karena kalau tidak [anak] akan meledakkan dalam bentuk-bentuk yang paling
ekstrem sampai melakukan tindakan pembunuhan tanpa merasa bersalah,"
lanjut Seto.

Lemahnya perhatian lingkungan itu, lanjut Seto, berdampak pada


kecenderungan anak-anak dan remaja untuk mencari pelarian di dunia maya.

"Pelarian paling ampuh YouTube, menyukai tayangan-tayangan [kekerasan] itu,


makin tinggi potensinya, sehingga begitu ada peluang, ada kecewa, ingin
membuktikan kehebatannya, dia akan mengambil tindakan seperti itu," jelas dia.

Senada, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menduga ada
peran tontonan dan penggunaan internet tanpa batasan oleh anak.

"Dia konsumsi terus menerus tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan,


ujaran kebencian, kemudian gawai dan sebagainya, itu mengakibatkan
kesehatan mental dan jiwa anak itu terganggu," kata Aris kepada
CNNIndonesia.com.

"Dampaknya, anak menjadi punya perilaku sadisme, anak menjadi punya sifat
kecenderungan psikopat," lanjut dia.

Lihat juga: KemenPPA Beri Pendampingan untuk Remaja Diduga Bunuh Bocah

 
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia..

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai