Kelompok 5 • Anti Nopianti Puziasih (1018031014) • Erik Pratama (1018031037) • Firman Abdurozak (1018031045) • Hilda Nur Islami (1018031054) • Ratu Aulia Prameisty (1018031092) • Rima Melinda Putri (1018031098) • Siti Raudoh (1018031116) Perkembangan Keperawatan Jiwa di Dunia dan Di Indonesia Perkembangan keperawatan jiwa dimulai sejak jaman peradaban. Pada masa ini suku bangsa Yunani dan Arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan karena tidak berfungsinya organ otak. Pengobatan pada masa ini telah mengabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi. A. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI DUNIA 1. Masa Peradaban 2. Masa Pertengahan Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai Masa ini merupakan periode pengobatan modern dengan tahun 1880, ditandai dengan dimulainya pasien gangguan jiwa. Bapak Psikiatric Perancis pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk Para masa ini, suku bangsa Yunani, Romawi mendampingi pasien gangguan jiwa. Pinel maupun Arab percaya bahwa gangguan mental menganjarkan pentingnya hubungan pasien- (emosional) diakibatkan karena tidak dokter dalam “pengobatan moral". Tindakan berfungsinya organ pada otak. Pengobatan yang yang diperkenalkan nya adalah menerapkan digunakan pada masa ini telah mengabungkan komunikasi dengan pasien, melakukan observasi berbagai pendekatan pengobatan seperti: perilaku pasien dan melakukan pengkajian memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi riwayat perkembangan pasien. yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi. 3. Abad 18 dan 19 4. Keperawatan Jiwa di Abad 20 William Ellis seorang praktisi kesehatan mengusulkan Keperawatan jiwa pada abad ini ditandai dengan perlunya pendamping yang terlatih dalam merawat terintegrasinya materi keperawatan psikiatrik dengan pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836, mata kuliah lain. Pembelajaran dilaksanakan melalui William Ellismempublikasikan Treatise on Insanity pembelajaran teori, praktek dilaboratorium, praktek yaitu pentingnya pendamping terlatih bagi pasien klinik di RS dan Masyarakat. Tingkat pendidikan gangguan jiwa karena pendamping terlatih rterbukti yang ada pada abad ini adalah D.III, Sarjana, Pasca efektif didalam memberikan ketenangan dan harapan Sarjana dan Doktoral. yang lebih baik bagi kesembuhan pasien. Bejamin Rush bapak Psikiatric Amerika tahun 1783, menulis Fokus pemberian asuhan keperawatan jiwa pada tentang pentingnya kerja sama dengan rs jiwa dalam abad 21 adalah mengembangkanasuhan keperawatan memberikan bantuan kemanusiaan terhadap pasien berbasis komunitas dengan menekankan upaya gangguan jiwa. Pada tahun Tahun 1843, Thomas preventif melalui pengembangan pusatkesehatan Kirkbridge mengadakan pelatihan bagi dokter di mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit, rumah sakit Pennsylvania mengenai cara merawat pelayanan day care (perawatan harian) yaitu pasien pasien gangguan jiwa. Tahun 1872, didirikannya tidak dirawat inap hanya rawat jalan,kunjungan pertama kali sekolah perawat di New England Hospital rumah dan hospice care (ruang rawat khusus untuk Women’sHospital Philadelphia, tetapi tidak untuk pasien gangguan jiwa yang memungkinkan pasien pelayan pskiatrik berlatih untuk meningkatkan kemampuan diri sebelum kembali ke masyarakat). B. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA
Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia
sangatdipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan. 1. Masa Penjajahan Belanda 2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, 1816) perawat merupakan penduduk pribumi yang Gubernur Jenderal Inggris ketika itu disebut Velpeger dengan dibantu Zieken dijabat oleh Raffles sangat Oppaser sebagai penjaga orang sakit.Tahun memperhatikan kesehatan rakyat. 1799 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Rumah Sakit Binen Hospital di Berangkat dari semboyannya yaitu Jakarta, Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas kesehatan adalah milik setiap manusia, ia Kesehatan Rakyat yang bertujuan untuk melakukan berbagai upaya untuk memelihara kesehatan staf dan tentara memperbaiki derajat kesehatan Belanda. Jenderal Daendels juga mendirikan penduduk pribumi antara lain melakukan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan pencacaran umum, cara perawatan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan pasien dengan gangguan jiwa dan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya kesehatan para tahanan untuk kepentingan tentara Belanda. 3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 4. Zaman Kemerdekaan 1945) Empat tahun setelah kemerdekaan barulah dimulai pembangunan bidang kesehatan yaitu pendirian Pada masa penjajahan Jepang, rumah sakit dan balai pengobatan. Pendirian perkembangan keperawatan di Indonesia sekolah keperawatan dimulai pertama kali tahun mengalami kemundurandan merupakan 1952 dengan didirikannya Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setingkat SMP. Tahun 1962 zaman kegelapan,Pada masa itu, tugas didirikan Akademi Keperawatan milik Departemen keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga Kesehatan di Jakarta bertujuan untuk menghasilkan terdidik dan pemerintah Jepang Sarjana Muda Keperawatan. Tahun 1985 mengambil alih pimpinan rumah sakit. merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia, karena Universitas Indonesia mendirikan Hal ini mengakibatkan berjangkitnya PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) di wabah penyakit karena ketiadaan Fakultas Kedokteran. Sepuluh tahun kemudian persediaan obat. PSIK FK UI berubah menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan.Setelah itu berdirilah PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa Untuk menjadi individu yang produktif dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kita harus memiliki jiwa yang sehat. Individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit), tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stres yang timbul. Kondisi ini akan memungkinkan individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan social yang memuaskan. Dalam melakukan peran dan fungsinya seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus memandang manusia sebagai mahluk biopsikososiospiritual sehingga pemilihan model keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan paradigma keperawatan jiwa. DEFINISI SEHAT JIWA Banyak ahli mendefinisikan mengenai sehat jiwa diantaranya menurut: 1. WHO Kesehatan jiwaadalah suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang lengkap dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Atau dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit) atau tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul. Sehingga memungkinkan individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan sosial yang memuaskan. 2. UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966 Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental yang sejahtera sehingga memungkinkan seseorang berkembang secara optimal baik fisik, intelektual dan emosional dan perkembangan tersebut berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain sehingga memungkinkan hidup harmonis dan produktif. Coba Anda diskusikan dengan teman Anda adakah carilah definisi lain mengenai sehat jiwa menurut ahli yang lain CIRI-CIRI SEHAT JIWA (MENTAL) 1. Yahoda 2. WHO (World Health Organisation/Organisasi Kesehatan Dunia) Yahoda mencirikan sehat jiwa sebagai berikut: Pada tahun 1959 dalam sidang di Geneva, WHO telah berhasil merumuskan kriteria sehat jiwa. WHO menyatakan bahwa, a. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri seseorang dikatakan mempunyai sehat jiwa, jika memiliki kriteria sebagai berikut: b. Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi a. Individu mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada c. Menyadari adanya integrasi dan hubungan kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya. antara : Masa lalu dan sekarangMemiliki b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya. c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima. otonomi dalam pengambilan keputusan dan d. Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan tidak bergantung pada siapapun depresi. d. Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan e. Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling e. Mampu menguasai lingkungan dan memuaskan. beradaptasi f. Mampu menerima kekecewaan sebagai pelajaran yang akan datang g. Mempunyai rasa kasih sayang. 3. MASLOW: • 1. Nyaman terhadap diri sendiri Maslow mengatakan individu yang sehat • 2. Nyaman berhubungan dengan orang jiwa memiliki ciri sebagai berikut: lain. a. Persepsi Realitas yang akurat. • 3. Mampu memenuhi kebutuhan hidup b. Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan. c. Spontan. d. Sederhana dan wajar. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sesesorang dikatakan sehat jiwajika: Terapi Dalam Keperawatan Jiwa Terapi Individu Adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien Hubungan terapi individual ini, bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Tahapan hubungan dalam terapi individual meliputi: • Tahapan Orientasi • Tahapan kerja • Tahapan Terminasi • Terapi Lingkungan Terapi lingkungan • Terapi Biologis Penerapan terapi biologis atau adalah suatu terapi yang dilakukan dengan terapi somatic didasarkan pada model medical di mana gangguan jiwa dipAndang sebagai penyakit. cara mengubah atau menata lingkungan PAndangan model ini berbeda dengan model agar tercipta perubahan perilaku pada klien konsep terapi yang lain yang, Karena model terapi dari perilaku maladaptive menjadi perilaku ini memAndang bahwa gangguan jiwamurni adaptif. Proses terapi dilakukan dengan dissebabkan karena adanya gangguan pada jiwa mengubah seluruh lingkungan menjadi semata, tanpa mempertimbangkan adanya lingkungan yang terapeutik untuk klien. kelaianan patofisiologis. Proses terapi dilakukan dengan melakukan pengkajian spesifik dan Dengan lingkungan yang terapeutik akan pengelompokkasn gejala dalam sindroma spesifik. memberikan kesempatan klien untuk Perilaku abnormal dipercaya akibat adanya belajar dan mengubah perilaku dengan perubahan biokimiawi tertentu. Beberapa jenis memfokuskan pada nilai terapeutik dalam terapi somatic gangguan jiwa seperti: pemberian aktivitas dan interaksi. Penting sekali bagi obat (medikasi psikofarmaka), intervensi seorang perawat untuk memberikan nutrisi,electro convulsive therapy (ECT), foto terapi, dan bedah otak. Beberapa terapi yang kesempatan, dukungan, pengertian agar sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan klien dapat berkembang menjadi pribadi kesehatan jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan yang bertanggung jawab. ECT Terapi Kognitif Prinsip terapi ini adalah Terapi Keluarga Terapi keluarga adalah terapi memodifikasi keyakinan dan sikap yang yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga dimana setiap anggota keluarga memiliki peran mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. dan fungsi sebagai terapis. Terapi ini bertujuan Pemberian terapi kognitif bertujuan untuk agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya Mengembangkan pola berfikir yang dalam merawat klien dengan gangguan jiwa. rasional. Mengubah pola berfikir tak Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah rasional yang sering mengakibatkan keluarga yang mengalami disfungsi; yaitu keluarga gangguan perilaku menjadi pola berfikir yang tidak mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Dalam terapi rasional berdasarkan fakta dan informasi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan yang actual. Membiasakan diri selalu diidentifikasi selanjutnya setiap anggota keluarga menggunakan cara berfikir realita dalam mengidentifikasi penyebab masalah tersebut dan menanggapi setiap stimulus sehingga kontribusi setiap anggota keluarga terhadap terhindar dari distorsi pikiran. Membentuk munculnya masalah.untuk kemudian mencari perilaku baru dengan pesan internal. solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga Perilaku dimodifikasi dengan terlebih dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya. dahulu mengubah pola berfikir.