Anda di halaman 1dari 3

UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK


UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 1

Anak “D” perempuan berumur 4 tahun dengan diagnosis medis Hirschprung diseases post
kolostomi. Keadaan umum pasien lemah, anak tidak mau makan, nafsu makan menurun, porsi
makan hanya 3 sendok saja, BB sebelum operasi 20kg dan saat ini BB anak menjadi 16 kg.
Menurut Ibu, anak tidak mau makan karena bilangnya kenyang. Hasil pemeriksaan fisis
diperoleh TD 100/70 mmHg, suhu 37,4oC, nadi 100x/menit, pernafasan 28x/menit. Terdapat
stoma, dengan keadaan luka stoma bengkak, kemerahan, dan terdapat sedikit pus/nanah. Ibu
mengatakan anaknya tidak boleh makan telur, ikan atau daging takut lukanya semakin jelek. Ibu
bertanya makanan yang seperti apa yang boleh dan baik diberikan kepada anaknya saat ini.

UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 2

Anak “Z” laki-laki berumur 3 tahun tampak sangat kurus, wajah keriput seperti orangtua, turgor
kulit kembali kurang dari 2detik, BB anak saat ini 12,5 Kg dan sebelumnya 15 kg dan TB anak
95 cm (BB/TB = < -3SD), menurut ibu BB anaknya terus menurun, anak sangat rewel, tampak
lesu dan nafsu menurun, tidak mau makan, anak muntah-muntah terus setiap kali diberikan
minum atau makan melalui mulutnya. Nadi 110x/menit, pernafasan 32x/menit suhu 37,2 oC.
abdomen tampak membuncit. Ibu bingung dengan keadaan anaknya, dokter mengatakan anaknya
gizi buruk. Ibu bertanya apakah penyakit gizi buruk tersebut dan kenapa anaknya bisa menderita
gizi buruk.

UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 3

Anak “M” laki-laki berumur 1 tahun 2 bulan, dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Ibu
mengatakan anaknya batuk tapi tidak bisa mengeluarkan dahaknya, sesak, dan sulit berbicara
karena sesaknya. Ibu juga mengatakan anaknya demam sudah 3 hari. Hasil pengkajian diperoleh
nadi 128x/menit, pernafasan 48x/menit, suhu 37,8oC, terdengar suara ronchi kering pada lobus
paru sebelah kiri atas, tidak tampak napas cuping hidung, tidak ada retraksi intercostals, batuk
anak terdengar grok-grok tapi anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Ibu mengatakan anaknya
menderita pneumonia kata dokter. Ibu bertanya tindakan apa yang bisa dilakukan untuk
mencegah timbulnya atau kambuhnya kembali penyakit yang menyerang anaknya saat ini.

UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 4

Anak “T” perempuan berumur 5 tahun datang ke UGD bersama ibunya dengan keluhan mencret
sejak dua hari yang lalu. Ibu mengatakan anaknya mencret sehari lebih dari 8x dengan bentuk
feses encer berlendir tapi tidak ada darahnya. Anak mengatakan haus. Hasil pengkajian oleh
perawat tampak kesadaran letargis, mata cekung, ubun-ubun cekung, mukosa bibir dan mulut
kering, perut agak kembung dan bising usus 23x/menit, akral dingin, CRT 4 detik, cubitan kulit
abdomen kembali > 3 detik (sangat lambat), nadi teraba lemah frekuensi 130x/menit, TD 128/80
mmHg, pernafasan 38x/menit dan suhu tubuh 38,6oC. Ibu mengatakan anaknha sudah 6 jam
lebih tidak berkemih. Ibu bertanya minuman/larutan apa yang boleh diberikan pada anaknya
apabila sedang mencret sehingga anak mau minum. Menurut ibu ada larutan yang bisa dibuat
sendiri dirumah untuk mengganti cairan yang hilang tapi ibu tidak tahu bagaimana cara
membuatnya.

UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 5

Bayi “F” lahir dari kehamilan kurang bulan (premature) dengan usia kehamilan 32 minggu, berat
badan lahir 1600 gram. Hasil pengkajian diperoleh BB saat ini 1550 gram, reflek hisap lemah,
koordinasi reflek menelan dan reflek hisap kurang baik (toleransi minum peroral kurang baik),
setiapkali diberikan PASI dengan menggunakan sendok bayi tampak gumoh. berat badan bayi
menurun, suhu tubuh 36,4oC, bayi berada dalam perawatan inkubator. Ibu mengatakan ada
informasi dari tetangganya untuk melakukan perawatan metode kangguru sebagai persiapan
dirumah agar bayinya tidak kedinginan, ibu bertanya apakah perawatan metode kangguru itu dan
bagaimana cara melakukannya.
UJIAN LABORATORIUM PRAKTIK KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ANAK
UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG BANTEN

KASUS 6

Anak “C” laki-laki berumur 6 tahun dibawa oleh ibunya ke UGD dengan keluhan demam.
Menurut ibunya sejak 3 hari yang lalu anak panas tinggi mendadak terus menerus, mengeluh
pusing dan nyeri ulu hati, timbul bintik-bintik pada tangannya, gusinya berdarah, tidak mimisan,
anaknya juga muntah 2 kali sebelum dibawa ke UGD dan anak belum BAK sudah lebih dari 6
jam. Hasil pemeriksaan fisis diperoleh TD 70/60 mmHg, nadi 120 x/menit, pernafasan 38x/menit
dan suhu tubuh 38oC. Anak tampak lemas, mata terlihat cekung, mukosa bibir kering, turgor
kulit lambat, terdapat perdarahan dibawah kulit (petekie). Hasil pemeriksaan laboratorium
diperoleh hematokrit (Ht) 45,5%, leukosit 5400/mm 3, trombosit 21.000/mm3, Hb 11,8 gr/dl. Ibu
mengatakan apakah penyakit demam berdarah yang diderita oleh anaknya dapat dicegah?? Ibu
juga bertanya seperti apa penyakit DBD itu.

Anda mungkin juga menyukai