Tujun pembelajaran:
Setelah menyelesaikan topil ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendefinisikan ke[perawatan jiwa
2. Mnjelaskan tindakan/intervensi kepada penderita gangguan jiwa pada abad-abad yang
lalu
3. Menjelaskan tokoh yang berperan dalam sejarah dan perfkembangan keperawatan
jiwa.
1990-2000 fokus pada preventif komunity based service, primary preventif using various
approaches (penelitian) suc as mental health centre partical hospital service, day care
centre, home health and hospice care
Dulu kala gangguan jiwa dianggap kerasukan, Terapi : mengeluarkan roh jahat
Dahulu kala, orang yang mengalami gangguan jiwa berat jalan keluarnya adalah dengan
pemasungan. Klien cukup dikurung dalam kamar khusus, bahkan mungkin juga dirantai
salah satu anggota tubuhnya. Dari study yang pernah dilakukan, klien yang secara
sengaja dipisahkan dari interaksi sosialnya mengalami tingkat kesembuhan yang sangat
kecil dibandingkan dengan klien yang mengalami perawatan yang lebih humanis.
Zaman Kolonial sebelum ada RSJ di Indonesia, pasien gangguan jiwa ditampung di RS
Sipil atau RS Militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya, yang ditampung pada
umumnya penderita gangguan jiwa berat.
1juli 1882 RSJ pertama di Indonesia (RSJ Bogor). 1902 RSJ lawang, 1923 RSJ
magelang, 1927 RSJ sabang Rs
1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaanPerawat pasien bersifat isolasi &
penjagaan (custodial care).
Stigma : keluarga menjauhkan diri dari pasien
Dewasa ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah
Sejak tahun 1910 - mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints
(pengikatan )
Mulai tahun 1930 - dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian bagi para
penderita gangguan jiwa
Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang - Upaya kesehatan jiwa tak berkembang
Proklamasi - Perkembangan baru.
Pada bulan Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum
bekerja dengan baik).
Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa untuk
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
Tahun 1966- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa-UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966
ditetapkan oleh pemerintah- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit
Jiwa ( BKR-PPJ) dengan instansi diluar bidang kesehatan
Tahun 1973 - PPDGJ I yang diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan PUSKESMAS
Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah kesehatan jiwa
Ilmu kedokteran jiwa berkembang- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa
masyarakat, Psikiatri Klinik, Kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman-
Setiap Sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksiProgram kesehatan jiwa nasional
dibagi dalam 3 sub program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada
Health Promotion
1. Sub Program Perbaikan Pelayanan :
Fokus Psychiatric Medical Care
-Penekanan pada curative service (treatment) dan rehabilitasi
2. Sub Program Pengembangan Sistem, berfokus pada peningkatan IPTEK, continuing
education, research administrasi dan manajemen, mental health information3. Sub
Program untuk Establishment Community Mental Health :
- Diseminasi ilmu
-Fasilitasi RSJ swasta
-Perizinan
-Stimulasi konstruksi RSJ swasta
-Kerja sama dengan luar negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO, AUSAID, etc.