Anda di halaman 1dari 7

KONSEP KEPERAWATAN JIWA

Deden Dermawan., S.Kep. Ns. M.Kep

KESEHATAN JIWA
 Adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
 Menurut WHO
 Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 33 th 1966
 Meliputi :
◼ Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
◼ Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
◼ Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup
anda sehari-hari

RENTANG KESEHATAN JIWA


 Dinamis bukan titik statis
 Rentang dimulai dari sehat optimal – mati
 Ada tahap-tahap
 Adanya variasi tiap individu
 Menggambarkan kemampuan adaptasi
 Berfungsi secara efektif : sehat

KEPERAWATAN JIWA
 Adalah proses interpersonal
 Menurut ANA (American Nurses Association), area khusus
dalam praktek keperawatan
 Adalah pelayanan keperawatan profesional
 ANA (American Nurses Association) juga mendefinisikan
keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik sebagai : suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya.

PRINSIP KEPERAWATAN JIWA


 Manusia

 Lingkungan

 Kesehatan

 Keperawatan

PASIEN / SISTEM KLIEN


 individu,

 keluarga,

 organisasi atau komunitas.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA


 Peran keperawatan psikiatri profesional telah berkembang
secara kompleks dari elemen-elemen historis aslinya.
 Keperawatan psikiatri sekarang mencakup parameter
kompetensi klinik, advokasi pasien, tanggung jawab fiskal,
kolaborasi profesional, akuntabilitas (tanggung gugat) sosial dan
kewajiban etik dan legal.
 Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu
psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku
manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang
menjadi landasan praktik keperawatan.

Dua Tingkat Praktik Keperawatan Klinis Kesehatan Jiwa


 Psychiatric Mental Health Registered Nurse
 Advanced Practice Registered Nurse in Psychiatric
Mental Health
TINGKAT KINERJA
◼ Legislasi praktik perawat
◼ Kualifikasi perawat, termasuk pendidikan, pengalaman
kerja dan status sertifikasi
◼ Tatanan praktik keperawatan
◼ Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat

PRINSIP – PRINSIP KEPERAWATAN KESH. JIWA


 Roles and functions of psychiatric nurse : competent care
 Therapeutic Nurse patient relationship
 Conceptual Models of psychiatric nursing
 Stress Adaptation model of psychiatric nursing
 Biological context of psychiatric nursing care
 Psychological context of psychiatri nursing care
 Socio cultural context of psychiatric nursing care
 Enviromental context of psychiatric nursing care
 Legal ethical context of psychiatric nursing care
 Implementing the nursing process: standards of care
 Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Profesional
Performance Standards

RENTANG ASUHAN
 Pencegahan Primer
 Pencegahan Sekunder
 Pencegahan Tersier

ASUHAN YANG KOMPETEN


 Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial
 Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
 Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus.
 Memberikan pedoman pelayanan kesehatan
 Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta
mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan
konseling.
 Memberikan asuhan
 Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga, staf dan
pembuat kebijakan.

EVALUASI HASIL
◼ Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga
ketika mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan.
◼ Perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi, menguraikan dan
mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien,
keluarga dan komunitas.
◼ Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik, intervensi,
atau proses pemberian asuhan. Berbagai hasil yang dapat
dievaluasi mencakup indikator-indikator klinik, fungsional,
finansial dan perseptual tergantung pada pemberi asuhan
keperawatan jiwa.

SEJARAH KEPERAWATAN JIWA


SEJARAH DI DUNIA
 Pada tahun 700 SM – 500 SM
◼ Gangguan jiwa disebabkan karena kemasukan setan, karena
perbuatan dosa atau hal tabu dan meninggalkan jiwa atau
tubuh,
◼ Orang dengan gangguan jiwa dipenjara, dipukul, diikat,
dikurung dan dibunuh.
 Pada tahun 500 SM – 1500 M
▪ Gangguan jiwa dikarenakan kemasukan syetan / roh jahat.
▪ Orang dengan gangguan jiwa disiksa pada acara ritual,
dibarak dengan harapan roh jahat keluar.
▪ Pada perkembangannya di negara islam orang dengan
gangguan jiwa dirawat sebagai manusia.
 Pada tahun 1773 – 1882 M
 Terkenal dengan Custodial Care ( isolasi dan penjagaan) yaitu
dibungkus (badan bersama lengan dibungkus dengan
selimut), suntikan obat penenang, bila pasien sangat gelisah,
bila pasien mau minum obat maka diberi veronal untuk
menenangkannya, selanjutnya terapi mandi, jemur di panas
matahari disamping kesibukan dan pekerjaan lain.
 Pada tahun 1882 – 1914 M
 Penanganan pasien gangguan jiwa dengan manusiawi, akal
sehat, penekanan pada pencegahan, terapi tanpa mengikat.
 Dalam perkembangannya membuka sekolah pertama untuk
perawat kesehatan jiwa di Mc. Lean Asylim di Waverly
Massachuset :
◼ Sekolah perawat di RSJ Buffalo New York (1882)
◼ Assosiasi Psikiater Amerika melakukan standarisasi perawat
di RSJ
 Pada tahun 1915 – 1935 M
 Keperawatan jiwa semakin banyak masuk ke sekolah-sekolah.
 Teks Book I : Nursing Mental Disease.
 Pada tahun 1934 – 1945 M
 Penanganan perawatan pasien gangguan jiwa dengan terapi
somatik.
 Pengakuan perawat sebagai anggota tim kesehatan jiwa.
 Sekolah keperawatan di beberapa universitas : The National
League for Education dan The National Mental Health Act.
 Pada tahun 1946 – 1960 M
 Dalam perkembangannya ada 28 universitas yang membukan
sekolah keperawatan.
 Keperawatan kesehatan jiwa diakui sebagai bagian integral
dari keperawatan.
 Mulai adanya riset, makalah dan majalah.

SEJARAH DI INDONESIA
 Pada Jaman Kolonial Belanda
 Sebelum adanya RSJ di Indonesia para penderita gangguan
jiwa di tampung di RSU Sipil atau RS Militer di Jakarta,
Surabaya dan Malang.
 Yang ditampung umumnya yang menderita gangguan jiwa
berat (psikosa)
 Pada tahun 1862,
 Diadakan sensus pada pasien-pasien jiwa di Pulau Jawa dan
Madura, hasilnya kurang lebih 600 orang menderita gangguan
jiwa.
 Pada tahun 1882, tepatnya tanggal 1 juli 1882 RSJ pertama di
Bogor berdiri.
 Pada tahun 1902, tepatnya 23 Juni 1902 RSJ Lawang didirikan.
 Pada tahun 1923, RSJ Magelang juga didirikan.
 Pada tahun 1910 telah dicoba untuk meninggalkan penjagaan yang terlalu
ketat terhadap pasien dengan memberi kebebasan yang besar (gerakan
no restraint).
 Pada tahun 1930 mulai di coba terapi kerja seperti menggarap tanah,
hanya belum diadakan individualisasi dan diferensiasi.
 Pada tahun 1947 , pada bulan Oktober Pemerintah Republik Indonesia
membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa.
 Pada tahun 1950 Pemerintah RI kembali menugaskan Jawatan Urusan
Penyakit Jiwa untuk melaksanakan hal-hal yang dianggap penting bagi
penyelenggaraan dan pembinaan kesehatan jiwa di Indonesia.
 Pada tahun 1960 terjadi de Institutionalization, artinya melanjutkan
perawatan dan dukungan terhadap masyarakat, mengembangkan
perawatan. Selain itu Urusan Penyakit Jiwa yang berada di bawah
naungan Departemen Kesehatan berubah nama menjadi Direktorat
Kesehatan Jiwa, yang dalam tahun 1966 sampai sekarang dipimpin oleh
seorang Direktur Kesehatan jiwa.
 Pada tahun 1966 Undang-undang Kesehatan Jiwa No 33 ditetapkan oleh
pemerintah.
 Pada tahun 1970, partisipasi masyarakat di pelayanan kesehatan.
 Pada tahun 1974, PUSKESMAS memberi pelayanan kesehatan jiwa
dibantu oleh LKMD dan kader,

Anda mungkin juga menyukai