Disusun oleh :
NIM. 2114314201046
KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga dalam penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang
disertai kesabaran, ketekunan, dan usaha serta bantuan dari berbagai pihak yang
tulus membantu sehingga makalah yang berjudul “Keperawatan Jiwa dan
Psikososial” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan adanya penulisan makalah ini semoga dapat membantu dalam
pembelajaran dan masalah-masalah dalam ruang lingkup ilmu keperawatan. Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................1
BAB 6 PENUTUP...................................................................................11
6.1 KESIMPULAN...........................................................................11
6.2 SARAN........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian keperawatan jiwa dan
psikososial
2. Untuk mengetahui apa itu kesehatan jiwa
3. Untuk mengetahui sejarah keperawatan jiwa di dunia
4. Untuk mengetahui keperawatan jiwa di dunia
5. Untuk mengetahui tren serta issue keperawatan jiwa global
6. Untuk mengetahui efek kondisi Kesehatan jiwa dan psikososial
terhadap pasien dan keluarga.
2
BAB 2
3
BAB 3
5
program kerja melalui pertanian. Pada tahun 1942-1943 jumlah pasien
meningkat dan menuurunpada tahun 1944 dan kemudian meningkat lagi.
Sesudah tahun 1945 rumah sakit dianggap kurang tepat digunakan sebagai
tempat perawatan karena jumlah tenaga kurang memadai. Dengan alasan
tersebut selanjutnya dikeluar prosedur perawatan yang harus dengan :
Surat perintah pengadilan
.Surat Pamong Praja
Surat keterangan dokter dan keluarga. Aturan ini selanjutnya tidak
berlaku lagi setelah dikeluarkan UU keswa no 3 1966 yang menyatakan
bahwa pasien bisa langsung datang ke rumah sakit.
6
BAB 4
7
Di benua Asia, Jepang, dan Korea termasuk negara yang sering
diberitakan media bahwa warganya melakukan bunuh diri di Jepang, harakiri
(menikam atau merobek perut sendiri, sering dilakukan bawahan untuk
melindungi nama baik atasannya. Sebagai contoh sekertaris pribadi mantan
Perdana Menteri Takeshita melakukan bunuh diri ketika skandal suap
perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984 atau yang paling
terkenal kasus bunuh dirinya sopir pribadi mantan Perdana Menteri Tanaka
ketika skandal suap lochkeed terbongkar, sang sopir menusuk perutnya demi
menjaga kehormatan pimpinannya.
8
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang terjadi dalam jangka
panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi,
delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku di mana
penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya
sendiri. Diper- kirakan satu dari 20 orang dengan gangguan Skizofrenia
ini akan mencoba untuk bunuh diri.
4. Anxiety Disorder
Anxiety disorder adalah gangguan perasaan cemas yang dialami dalam
waktu lama dan memburuk dari waktu ke waktu. Beberapa orang kerap
mengkaitkan Anxiety Disorder ini dengan depresi, namun ternyata kedua
hal ini sangat jauh berbeda. Pada seseorang yang mengidap depresi, ia
akan me- rasakan keputusasaan dan kemarahan. Sedangkan pada mereka
yang mengidap anxiety disorder, mereka akan merasa takut, panik, dan
cemas pada situasi yang kebanyakan orang mampu untuk
menghadapinya dengan baik. Salah satu contohnya adalah PTSD (Post-
Traumatic Stress Disorder) yang biasa kita temukan pada mereka yang
pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya
yang mengancam nyawa. Seperti tinggal di daerah konflik atau perang,
korban bencana alam, atau korban kekerasan.
5. Pernah Menjadi Korban Perundungan (Bullying)
Banyak orang yang tidak tahu jika korban bullying memiliki
kecenderungan untuk bunuh diri. Beberapa di antaranya bahkan
melakukan percobaan bunuh diri sampai berkali-kali.
6. Perceraian Orang Tua (Broken Home)
Seseorang yang tumbuh dalam keluarga bercerai, lebih menunjukkan
masalah penyesuaian dibandingkan dengan mereka yang berada dalam
keluarga utuh.
7. Kesepian
Variabel kesepian tampaknya jarang menjadi fokus utama penelitian
tentang bunuh diri. Kesepian muncul karena adanya kesenjangan antara
apa yang diinginkan dan yang diperoleh dari suatu hubungan tertentu,
misalnya kualitas hubungan dengan teman, keluarga ataupun tetangga.
8. Kesibukan Orang Tua
Memiliki orang tua yang super sibuk tidak selamanya menyenangkan,
karena seringkali kesibukan itu justru membuat mereka jauh dari rumah
9
dan sendiri. Tak jarang anak- anak mereka menghabiskan lebih banyak
waktu bersama babysitter atau dengan kakek-neneknya. Hal ini tentu saja
dapat menimbulkan perasaan diabaikan akibat kurangnya kasih sayang
yang diterima.
BAB 5
EFEK KONDISI KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL TERHADAP
PASIEN DAN KELUARGA
10
BAB 6
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Keperawatan jiwa adalah suatu bidang spesialisai praktik
keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya . Sedangkan psikososial
adalah istilah yang sering digunakan dalam respon konteks kemanusiaan
untuk menunjukkan “dekatnya hubungan antara aspek psikologis dan
sosial berkaitan erat dan meliputi berbagai pengalaman manusia, ekologi
sosial, budaya, dan nilai. Awal perkembangan keperawatan jiwa di dunia
dimulai oleh seorang tokoh yang bernama Linda Richards, seorang lulusan
dari rumah sakit New England di Boston pada tahun 1873. Sejarah
keperawatan jiwa di Indonesia dimulai pada tahun 1862. Dimulai dengan
penyelenggaraan sensus jiwa di wilayah jawa dan Madura. Tren serta issue
keperawatan jiwa yang paling sering terjadi yaitu bunuh diri. Dalam
memelihara kesehatan jiwa keluarga mempunyai peranan penting dalam
menciptakan pola pengasuhan yang mendukung pertumbuhan dan
pengembangan jiwa yang sehat.
6.2 SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis perlu bimbingan dari dosen pembimbing
maupun pembaca untuk kesempurnaan dari makalah ini, kami berharap
semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan
dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan, Dan juga dengan
makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses keperawatan jiwa
11
DAFTAR PUSTAKA
Marty Mawarpury, Herdiyan Maulana, Maya Khairani, at all (2022). Buku Seri
Kesehatan Mental Indonesia : Kesehatan Mental di Indonesia saat
Pandemi. Syiah Kuala University Press.
12