Anda di halaman 1dari 16

“MAKALAH KONSEP STRES, RENTANG SEHAT SAKIT JIWA DAN KOPING”

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan jiwa dan Psikososial

Disusun Oleh :

1. Diede Nadhila Usman 211211894


2. Fadhilah Al Husna 211211899
3. Harun Novrizal 211211944
4. Nazla Khorizah Haz 211211914
5. Nofta Andra 211211939
6. Poppi Kharisma Iriani 211211917
7. Syifa Ulya 211211926

Kelas 2C

Dospem :
Ns. Ulfa Suryani .M.Kep., Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat, dan karunia serta
kasih sayang-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai ‘’Konsep Stres, Rentang
Sehat Sakit Jiwa dan Koping’’. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
terakhir, penutup para nabi sekaligus satu satunya Uswatun Hasanah kita, Nabi Muhammad
SAW. tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibuk Ns. Ulfa Suryani M.Kep., Sp.Kep.
J selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikososial.

Dalam penulisan makalah ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami. Semoga dalam makalah ini,
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun
dari pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana semestinya.

Padang, 16 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................


B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

A. Konsep Stress ......................................................................................................


B. Rentang Sehat Sakit Jiwa .....................................................................................
C. Koping ................................................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun baik, seperti
kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahaman tentang stress dan akibatnya sangatlah
penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu sendiri. Setiap orang mengalami
sesuatu yang disebut stress sepanjang kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan
dengan kehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam
gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress, terutama yang bertalian dengan
situasi dan kondisi hidup.Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan
pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan.

Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan


seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan ketidakmampuan untuk mengatasi atau
koping terhadap masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu
hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992). Claude Bernand, tahun 1867,
adalah satu dari ahli fisiologi pertama yang mengenali konsekuensi stress. Ia menyatakan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi suatu
organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor atau koping
terhadap masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu
hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan
berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992). Claude Bernand, tahun 1867,
adalah satu dari ahli fisiologi pertama yang mengenali konsekuensi stress. la menyatakan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi suatu
organnismedan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor sehinggaorganisme
tersebut dapat bertahan. Walter Cannon, tahun 1920, menyelidikirespons fisiologis terhadap
rangsangan emosional dan penekanan fungsi adaptif dari reaksi 'melawan atau lan (fight or
flight). Cannon jugamenunjukan bahwa respon ini adalah hasil dari pengaruh emosional
padatubuh dan bahwa respon selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson, 1990)
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menyadari bahwa klien adalah
manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual tuntutan
masyarakat akan kwalitas pelayanan perawatan cenderung semakin meningkat. Hal ini
membawa dampak yang positif terhadap peran dan fungsi perawat untuk mengantisipasi
tuntutan masyarakat mutu pelayanan perawatan. Pada pengkajian seringkali perawat hanya
memusatkan perhatian pada aspek biologis atau fisiknya saja, sehingga asuhan keperawatan
secara konprensif tidak tercapai. Maka dari itu perlunya perawat untuk membekali baik ilmu
maupun pengalaman- pengalaman. Sehingga respon klien dapat terkaji lebih dalam dengan
tujuan mengenal dan menentukan masalahnya atau kebutuhannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Stress?
2. Apa yang dimaksud dengan rentang sehat sakit jiwa
3. Apa yang dimaksud dengan koping?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep stress.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rentang sehat sakit jiwa
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan koping.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Stress
1. Pengertian Stres

Stres adalah bagian yang penting dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-
hari. Menurut WHO (2012) dalam Sukardiyanto (2008) stres adalah reaksi atau respon terhadap
stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Stres adalah suatu kondisi yang
bersifat internal, disebabkan oleh fisik, lingkungan, situasi sosial yang berpotensi merusak
pribadi individu. Stres adalah keadaan psikologis yang terjadi ketika individu tidak cukup
mampu untuk menghadapi tuntutan dan situasi.

Stres adalah respon individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa


(disebut stresor) yang mengancam individu dan mengurangi kemampuan individu dalam
mengatasi segala bentuk stresor (sentrock, 2012). Stres menurut Bartsch dan Evelyn, (dalam
Nur Kholid dkk, 2012) adalah ketegangan, beban yang menarik seseorang dari segala penjuru,
tekanan yang di rasahkan pada saat menghadapi tuntutan atau harapan yang menantang
kemampuan seseorang untuk mengatasi atau mengelola hidup.

2. Etiologi Stres

Menurut Sukardiyanto (2010) penyebab stres adalah stressor. Macam-macam stressor


antara lain fisik, psikologik, keluarga, sosial, spiritual, masalah keuangan, dan stressor
akademik.

Stres Fisik
Stressor fisik terbagi menjadi stressor fisik internal dan stressor fisik eksternal. Stresor
fisik internal yaitu berasal dari dalam tubuh individu misalnya sakit kepala, masalah
perut, dan sebagainya. Stressor fisik eksternal adalah stres yang datang dari luar tubuh
individu seperti panas, dingin, suara, polusi, radiasi, makanan, zat kimia, trauma,
pembedahan, dan latihan fisik yang terpaksa.
Stres Psikologik
Stressor psikologis muncul karena tekanan waktu dan harapan yang tidak realistis pada
individu sehingga menyebabkan tekanan dan dalam individu itu sendiri yang biasanya
bersifat negatif seperti rasa takut, frustrasi, kecemasan anxiety), rasa bersalah, rasa
kuatir yang berlebihan, marah, benci, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa
rendah diri.
Stres Keluarga
Stressor keluarga muncul dari masalah keluarga seperti hubungan dengan responden
orangtua yang tidak harmonis, masalah dengan pasangan hidup, dan masalah dengan
anak-anak seperti masalah keuwangan, perhatian yang kurang dari keluarga, dan lain-
lain.
Stres Sosial
Stressor sosial muncul karena akibat tekanan dari luar yang disebabkan oleh interaksi
sosial dan lingkungannya seperti sekolah, pekerjaan, dan masyarakat. Banyak stres
sosial yang bersifat traumatik yang tidak dapat dihindari seperti kehilangan responden
yang sangat dicintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah
rumah, pindah tempat kerja, dan sebagainya.
Stres Spiritual
Stressor spiritual muncul saat nilai dasar spiritual atau keyakinan mengalami hambatan
akibat hambatan dari waktu pertumbuhan spiritual tersebut. Mengabaikan kebutuhan
spiritual mengakibatkan dan memberikan kontribusi kedalam tingkat stres vang lebih
tinggi yang dapat menyebabkan penurunan spiritual.
Stres Masalah Keuangan
menurut Hawari pada umumnya jenis stressor pisikologi dapat di goto menjadi
beberapa faktor sala satunya adalah: masalah keuangan (kondisi sosial dan ekonomi)
yang tidak sehat misalnya pendapatan lebih rendah atau terlibat hutang.
Stress Akademik
Menurut Olejnik dan Holschuh (2007), stres akademik ialah respon yang muncul
karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa.
khususunya mahasiswa pertanian.
3. Patofisiologi Stres

Secara psikologis respon tubuh saat mengalami stres, akan mengaktivasi hipotalamus,
selanjutnya akan mengendalikan sistem neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem
korteks adrenal. Saraf simpatis berespon terhadap inpuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan
mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai
contoh akan meningkatkan kecepatan denyut jantung (takikardia) dan mendilatasi pupil. Saraf
simpatis memberi signal ke medulla adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin
kedalam aliran darah. Jika tubuh tidak melakukan penyesuaian diri dengan perubahan maka
akan terjadi gangguan keseimbangan (Puspitasari, 2010).

4. Bentuk, Gejala Klinis dan Tingkat Stres


Bentuk Bentuk Stres
1. Distres (Stres Negatif)
Yaitu stres individu yang tidak mampu mengatasi keadaan emosinya sehingga akan
mudah terserang distres. Distres memiliki arti rusak dan merugikan. Ciri-ciri
individu yang mengalami distres adalah mudah marah, sulit konsentrasi, cepat
tersinggung, bingung, pelupa, pemurung, penurunan akademik, dan kesulitan
mengambil keputusan.
2. Eustres (Stres Positif)
Yaitu stres baik atau stres yang tidak mengganggu individu dan memberikan
perasaan senang dan bersemangat. Eustres adalah respon terhadap stres yang
bersifat positif, sehat, dan konstruktif ( membangun ).
Gejala Gejala Stres
1. Gejala Emosional
Meliputi kecemasan, gelisah, mudah marah, frustrasi, merasa harga diri rendah,
dendam, percaya diri menurun, sensitif dan hiperaktif.
2. Gejala Fisikal
Meliputi tidur tidak teratur (insomnia), lelah, diare, sakit pada bagian tubuh leher,
dan bahu.
3. Gejala Interpersonal
Meliputi kehilangan kepercayaan pada responden lain, mudah mempersalahkan
responden lain, dan tidak peduli terhadap responden lain.
4. Gejala Intelektual
Meliputi susah berkonsentrasi, sulit atau lambat mengambil keputusan.
Tanda Tanda Stres
1. Sakit Kepala
2. Susah tidur
3. Kurang dapat berkonsentrasi
4. Tempramen dan mudah tersinggung
5. Sakit magh
6. Tidak ada kepuasan dalam hidup misalnya bekerja, belajar ataupun bersosialisasi
Tingkat Stres

Sukardiyanto (2010), tingkat stres yaitu hasil penilaian hasil stres yang dialami
individu. Tingkat stres merupakan salah satu faktor pembeda dalam melakukan koping sebagai
kegiatan kognitif. Tingkat stres digolongkan menjadi stres ringan,stres sedang, stres berat.

1. Stres Ringan
Stres ringan adalah stres yang dihadapi setiap responden secara teratur, umumnya
dirasakan oleh setiap responden misalnya lupa, banyak tidur, kemacetan, dikritik.
Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam atau
biasanya tidak menimbulkan bahaya.
2. Stres Sedang
Stres sedang umumnya lebih lama dari stres ringan. Biasanya berlangsung beberapa
jam sampai beberapa hari. Situasi seperti ini akan berpengaruh pada kondisi
kesehatan responden.
3. Stres Berat

Stres berat merupakan stres kronik yang berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Stres yang berat lebih cenderung mengalami gangguan misalnya
pusing, mengalami ketegangan dalam bekerja, peningkatan tekanan darah, jantung
berdebar-debar, nyeri leher dan bahu serta berkeringat dingin. Mahasiswa yang
mengalami stres berat biasanya membolos atau tidak aktif dalam mengikuti
perkuliahan.

B. Rentang Sehat/Sakit Jiwa

Rentang sehat/sakit jiwa merupakan suatu range/ rangkaian kondisi kejiwaan seseorang
yang dimulai dari kondisi sehat secara jiwa, kemudian sedang dalam masalah yang
berpengaruh terhadap kejiwaan, sampai dengan gangguan jiwa (University of Michigan, 2013).

Perubahan kondisi kejiwaan seseorang dari sehat menjadi sakit atau sebaliknya,
dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan masalah yang dihadapinya.
Secara psikologis, masalah tersebut dapat berupa ansietas dan kehilangan. Ketika seseorang
dapat setiap tahap dalam proses kehilangan maka dia akan dapat kembali ke dalam kondisi jiwa
yang sehat. Apabila tidak maka respon akan berlanjut kepada respon maladaptif dan berujung
gangguan jiwa. Begitu pula dengan kecemasan. Apabila seseorang berhasil beradaptasi dengan
masalah yang dihadapi maka dia akan dapat menekan kecemasan pada level yang paling rendah
sehingga akan dapat terhindar dari masalah gangguan jiwa. Akan tetapi, apabila tidak maka
ansietas akan berlanjut ke level yang lebih tinggi dan berujung pada kepanikan yang ditandai
dengan adanya psikosis/ gangguan jiwa (Townsend, 2009).

Gangguan jiwa adalah manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya
distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam hal bertingkah laku. Hal ini terjadi
karena disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
sebagai manusia.

Ciri – Ciri Gangguan Jiwa (Akemat, Helena, Keliat dan Nurhaeni 2011)
1. Sedih berkepanjangan
2. Tidak semangat dan cenderung malas
3. Marah tanpa sebab
4. Mengurung Diri
5. Tidak mengenali orang
6. Bicara kacau
7. Bicara sendiri
8. Tidak mampu merawat diri
Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa (Hartono & Kusumawati 2010).
1. Gangguan Kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental di mana seseorang menyadari dan
mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan luarnya,
- Gangguan sensasi
Seseorang yang mengalami gangguan kesadaran akan suatu rangsangan.
- Gangguan Persepsi
Kesadaran akan sesuatu rangsangan yang dimengerti atau bisa juga diartikan
sebagai sensai yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam macam
rangsang yang masuk.
2. Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental di mana perasaaan, kesan, atau gambaran ingatan
cenderung menimbulkan kesan atau ingatan respon atau konsep lain yang
sebelumnya berkaitan dengannya.
3. Gangguan Perhatian
Perhatian adalah suatu proses kognitif yaitu pemusatan atau konsentrasi.
4. Gangguan Ingatan
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, serta memproduksi isi
dan tanda tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri atas tiga unsur yaitu pencatatan,
penyimpanan dan pemanggilan data.
5. Gangguan Psikomotor
Psikomotor adalah Gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa meliputi
kondisi perilaku motoric, atau aspek motoric dari suatu perilaku. Bentuk gangguan
psikomotorik dapat berupa aktivitas yang meningkat, aktivitas yang menurun,
aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai, aktivitas yang berulang ulang,
otomatisme perintah tanpa disadari, negativisme dan aversi (reaksi agresif).
6. Gangguan Kemauan
Kemauan adalah sutau proses dimana keinginan keinginan dipertimbangkan lalu
diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
7. Gangguan Emosi dan Afek
Emosi adalah pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas
tubuh dan menghasilkan sensasi organic. Sedangkan, afek adalah perasaan
emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak menyertai suatu pikiran yang
berlangsung lama. Emosi berlangsung singkat.
Penyebab Gangguan Jiwa
Hal-hal yang dapat memengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi,
umur dan jenis kelamin, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat,
kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan
kematian orang yang dicintiai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia dan
sebagainya. Meskipun gejala umum atau gejala yang meninjil itu terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan
sosial (sosiogenik), ataupun dipsike (psikogenik). Beberapa penyebab tersebut terjadi
bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun jiwa (Yosep. 2010). Sebaliknya
seorang dengan penyakit badaniah apabilamengalami kelemahan, daya tahan
psikologiknya pun menurun sehingga ia mungkin mengalami depresi, karena modern
ini diketahui bahwa penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa.
Sumber Penyebab Gangguan Jiwa dipengaruhi Oleh Faktor Faktor Ketiga unsur :
1. Faktor Somatik atau Organobiologis
- Neroanatomi
- Nerofisiologi
- Nerokimia
- Tingkat kematangan dan perkembangan organic
- Faktor pre dan peri-natal
2. Faktor Psikologis
- Interaksi ibu anak dan peranan ayah
- Persaingan antara saudara kandung
- Intelegensi
- Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
- Kehilangan , konsep diri dan pola adaptasi
- Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor Sosio-Budaya atau sosiokultural
- Kestabilan keluarga
- Pola mengasuh anak
- Tingkat ekonomi
- Perumahan, perkotaan lawan perdesaan
C. Konsep Koping
1. Defenisi Koping

Mekanisme koping adalah sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai
situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, luka, kehilangan, atau ancaman (Siswanto,
2009). Mekanisme koping lebih mengarah pada yang orang lakukan untuk mengatasi
tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Penyesuaian diri
dalam menghadapi stres dalam konsep kesehatan mental dikenal degan istilah koping
(Lubis, 2009). Koping merupakan suatu proses kognitif dan tingkah laku bertujuan untuk
mengurangi perasaan tertekan yang muncul ketika menghadapi situasi stres (Rubbyana,
2012).

2. Penggolongan Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Nasir A. d., 2011)


yaitu:

Mekanisme Koping Adaptif


Adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan
masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas kontruksi.
Mekanisme Koping Maladaptif
Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah
makan berlebihan atau tidak makan, bekerja berlebihan dan menghindar.

Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe menurut (Kozier, 2010) yaitu:

 Mekanisme koping berfokus pada masalah (problem focused coping),

meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat perubahan atau
mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada dirinya.
Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat.

 Mekanisme koping berfokus pada emosi (emotional focused coping),

meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional. Mekanisme


koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa
lebih baik.

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Strategi Koping

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi koping, yaitu (Nasir A. d., 2011) :

a. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres
individu dituntut untuk mengarahkan tenaga yang cukup besar.
b. Keyakinan atau Pandangan Positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan
akan nasib (external locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian
ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi koping
tipe : problemsolving focused coping
c. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan,
kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin
dicapai. Pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang
tepat.
d. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku
dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
e. Dukungan Sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dengan emosional
pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman
dan lingkungan masyarakat sekitar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Masalah Kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan multi interprestasi, banyak
factor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Setiap individu pasti pernah mengalami
stress dan manusia juga harus mampu beradaptasi dengan masalah yang dihadapi.

B. Saran

Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat berpikirlah yang positif, karena keadaan sakit
dimulai dengan keadaan jasmani, rohani dan sosial yang baik serta diharapkan agar dapar
mengerti tentang konsep stress dan adaptasi serta penanganannya sehinggan dapat memberikan
pelayanan terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.unmerbaya.ac.id/id/eprint/116/2/BAB%20II.pdf (Diakses, 16 Maret 2023)


https://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-
Komprehensif.pdf (Diakses, 16 Maret 2023)

Budi Anna dll (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta
Siswanto, 2007. Buku Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta

https://eprints.umm.ac.id/52808/3/BAB%20II.pdf (Diakses, 16 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai