revolusi Perancis & America Human Rights ( hak dalam mendapat pengobatan )
Benyamin Rush ( 1745 – 1813 ) Bpk. Ilmu kedokteran jiwa Moral treatment :
Klein dapat diobati.
Ditempatkan dilingkungan yang tenang & nyaman.
Abad 15
Pergerakan dari Eropa ke Amerika .
Pendirian rumah sakit
Perlu tenaga pendidik.
Peran perawat psikiatrik
Perawat berperan penting dalam asuhan, pencegahan, promosi kesehatan.
Pengobatan : perilaku.
Perkembangan kepribadian
Jaman kolonial.
Sebelum ada RSJ pasien gangguan jiwa d8itampung di RS Umum sipil, atau RS
militer, atau RS Militer di Jakarta, Semarang, Surabaya tidak
memenuhi
Akhirnya dibangun RS Jiwa
1 Juli 1882 : RSJ di Bogor.
23 Juni 1902 : RSJ Lawang.
1923 : RSJ Magelang.
1927 : RSJ Sabang dibom pada perang dunia II.
Pasien yang sudah tenang dipekerjakan dibidang pertanian tetapi masih tetap
dalam pengawasan.
RSJ ditempatkan ditempat yang sepi & terpencil untuk menghindari stikma
masyarakat.
1910 : Dicoba untuk meninggalkan penjagaan yang terlalu ketat.
1930 : Dicoba untuk terapi kerja.
1947 : Pemerintah RI membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa.
1950 :Pelaksanaan penyelenggaraan dan pembinaan kesehatan jiwa
diIndonesia
1958 : Diganti Urusan Penyakit Jiwa.
1959 : Diganti Bagian Penyakit Jiwa.
1960 : Diganti Bagian Kesehatan Jiwa.
1966 : Diganti menjadi Direktorat Kesehatan Jiwa sampai sekarang.
Dewasa Ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah.Sejak tahun 1910 – mulai
dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan ).
Mulai tahun 1930 – dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian. Selama Perang
Dunia II & pendudukan jepang – upaya kesehatan jiwa tak berkembang
FALSAFAH KEPERAWATAN JIWA
Menurut Dep.Kes (2000) Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan
kesehatan jiwa,meliputi :
a. Individu memiliki harkat dan martabat yang perlu dihargai.
b. Tujuan individu adalah bertumbuh,berkembang,sehat,otonomi dan aktualisasi diri.
c. Individu berpotensi berubah.
d. Individu adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan
lingkungan sebagai manusia utuh.
e. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f. Semua perilaku individu bermakna.
g. Perilaku individu meliputi persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.
h. Individu memiliki kapasitas koping yang
bervariasi,dipengaruhi genetik,lingkungan,kondisi stres dan sumber yang
tersedia.
i. Sakit dapat menumbuhkembangkan psikologis seseorang.
j. Setiap orang berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sama.
k. Kesehatan mental adalah komponen kritikal dan penting dalam pelayanan
kesehatan.
l. Individu berhak berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatannya.
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahtraan,memaksimalkan fungsi
dan meningkatkan aktualisasi diri.
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan
individu.
PERAN dan FUNGSI PERAWAT
Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara
professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit
dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan
pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan
yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan),
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi
perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan
harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu
dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja
sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah
diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.
3. Model social.
Menurut Caplain situasi sosial sebagai pencetus gangguan jiwa
Lingkungan social akan mempengaruhi individu & pengalaman hidupnya.
Penyimpangan perilaku bisa disebabkan karena kondisi social.
Individu dituntut beradaptasi dengan harapan masyarakat.
Proses terapie :
- Preventif primer sebelum terjadi penyakit.
- Meningkatkan kesehatan masyarakat.
- Krisis intervensi.
4. Model exixtensional.
Penyimpangan terjadi jika terputus hubungan dirinya dan lingkungannya
Fokus pada pengalaman individu saat ini.
Penyimpangan perilaku terjadi jika individu berhubungan dengan diri &
lingkungan, hambatan & larangan terhadap individu.
Proses terapie:
- Rasional , emosional.
- Konfrontasi, penerimaan diri., terapie logo.
Therapie realita :
- Target kehidupan.
- Alternatif penyelesaian, dll.
5. Model perilaku.
Perubahan perilaku akan merubah kognitif dan afektif ( H.J Eysenk, J Wolpe dan
Skiner )
Perilaku dapat dipelajari.
Perilaku dapat diperoleh dari hasil belajar.
Belajar Stimulus Respon.
Respon perlu penguatan/ reinforcement.
Self regulasi :
- Self standart.
- Self observasi.
- Self evaluasi.
6. Model medika.
Penyimpangan perilaku merupakan gangguan syaraf pusat.
Fokus pada DX penyakit & pengobatan.
Exploitasi penyebab
- Tetapkan DX.
- Therapie medis.
7. Model komunikasi
Gangguan perilaku terjadi apabila klien tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa
dapat digunakan merusak makna, pesan dapat disampaikan tapi tidak selaras.
Semua perilaku mengkomunikasikan sesuatu.
Penyimpangan perilaku karena pesan yang disampaikan tidak jelas.
Proses terapie :
- Klasifikasi dan umpan balik ditanggapi.
- Program reinforcemant.
- Analisa proses interaksi.
8. Model keperawatan.
Askep berfokus pada respon individu terhadap masalah yang aktual dan potensial
dengan model pendekatan pada :
Teori system.
Teori perkembangan.
Teori interaksi.
Teori pendekatan holistic.
Teori keperawatan ASKEP
Rentang : sehat - sakit.
Adaptif - maladaptif
STANDAR PRAKTEK
PERAWATAN KESEHATAN MENTAL
STANDARD I : ASSEMENT
Perawat mengumpulkan data kesehatan klien.
STANDARD II : DIAGNOSIS
Perawat menganalisa data dalam menentukan diagnostic.
STANDARD III : OUT COME IDETIFICATION.
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari klien secara individual.
STANDARD IV : PLANNING
Ners mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang menjelaskan
intervensi – intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
STANDARD V : IMPLEMENTATION.
Ners mengimplementasikan intervensi yang telah diidentivikasi dalam
perencanaan.
Intervensi keperawatan mencakup :
pencegahan :
- primer
- sekunder.
- Tersier.
STANDARD VI : EVALUASI
Ners mengevaluasi perkembangan klien dalam mencapai hasil yang
diharapkan.
STANDARD V : ETIKA
Keputusan dan tindakan keperawatan kesehatan jiwa –psikiatri atas nama klien ditetapkan
dengan sikap etis.
STANDARD VI : KOLABORASI
Perawat kesehatan jiwa – psikiatri berkolaborasi dengan klien, orang terdekat dan pemberi
pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan.