Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Perkembangan Kesehatan Jiwa

Emil Kreaplin dan Eugen Bleuler, 1926 1939

Mereka berusaha untuk menyusun secara teratur semua kelompok penyakit jiwa
yang sebelumnya simpang siur dengan menyusun nosologi.
Nosologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggolongan penyakit melalui
suatu pengamatan yang mendalam dan lama.

Mereka telah bertahun-tahun mengamati dan mencatat gejala berbagai gangguan


jiwa, dan berhasil menggolongkannya dalam garis besar menjadi 3 golongan yaitu
1. psikosa organic,
2. psikosa endogen (tanpa adanya kerusakan patologi otak ) dan
3. kelainan kepribadian serta beberapa keadaan reaktif.

Hingga kini kita masih dapat membaca tulisannya yang membedakan psikosa
manik depresif dan dementia praecox.
Sigmun Freud dan Adolf Meyer. berusaha menjelaskan timbulnya gangguan jiwa
dari segi psikodinamik dan sejak itu timbulah teori psikodinamika yang
memperkaya perbendaharaan teori ilmu kesehatan jiwa.

WHO, mengambil prakarsa untuk menerbitkan satu pedoman yang lebih terperinci untuk
penggolongan diagnosa gangguan jiwa pada tahun 1975. dengan rencana untuk
mengadakan revisi setiap dasawarsa. Sementara menunggu penerbitan pedoman
tersebut, diberikan kesempatan kepada setiap negara untuk masing-masing
menyusun satu pedoman yang dapat dipakai secara nasional dengan ketentuan
dapat menggunakan susunan bilangan dan kode nomenklatur yang sudah ditetapkan
oleh WHO.

Demikian juga dengan Depkes.R.I., khusus Direktorat Kesehatan Jiwa


berkenan mengajukan suatu pedoman penggolongan diagnosa gangguan jiwa
untuk diperbincangkan dengan harapan bahwa ;

1. pedoman ini dapat dipakai sebagai permulaan dari suatu penggolongan


diagnosa sekaligus sebagai penggolongan statistik yang sederhana.
2. pada masa yang akan datang, dengan mengingat perubahan yang akan
diterbitkan oleh WHO.
Maka setiap jangka waktu tertentu akan diadakan revisi untuk selalu meningkatkan
dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu kedokteran jiwa, khususnya dalam
bidang keperawatan dan pengobatan penyakit jiwa.

Peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun lima puluhan. WEISS
(1947), menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum
yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan sikap yang baik untuk
menyembuhkan klien/pasien.
Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang menyokong integritas fungsi. Klien, dapat individu,
kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat.

1
Menurut American Nurses Association devisi perawatan kesehatan jiwa
mendefinisikan Kesehatan jiwa sebagai berikut...Area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara
terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa
klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien itu berada.
Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan psikososial, ilmu perilaku,
biofisika dan teori tentang kepribadian.

Evans, et al, 1975; Keperawatan Kesehatan Jiwa


Adalah area khusus dalam praktek Keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku
dan diri sendiri secara terapeutik, untuk meningkatkan, mempertahankan dan
memulihkan kesehatan jiwa klien secara optimal.

Tahun, 1882 1914 : Cara Perawatan : manusiawi, akal sehat penekanan


pada pencegahan terapi tanpa mengikat.

Perawat : terlatih dengan peran : - subordinate


- Manajer custodial
- Pemegang kunci
- Pelaksana program terapi
Perkembangan :
o Linda Ricard & eduar cowls ( 1982) ; membuka sekolah
perawat pertama untuk Perawat Kesehatan jiwa di melean Acylim di
Waverly.
o Dibuka sekolah perawat di RS Buffalo New York 1982
o Sekolah Perawat pertama yang memasukan Keperawatan
Kesehatan Jiwa dalam Kurikulum 1913.
o Asosiasi Psikiater Amerika melakukan standarrisasi Pelatihan
Perawat di Rumah Rumah Sakit Jiwa.

Tahun 1925 1935 :


o Perkembangan : jumlah sekolah Perawat yang memasukan
Keperawatan Kesehatan Jiwa dalam kurikulum mulai bertambah.

o Tex Bokk I : Nursing Mental Diseases oleh: Harriet Baiby


( 1920)

Tahun 1936 1945.

- Cara Perawatan : Berkembang terapi somatic yang membutuhkan


tindakan keperawatan medical bedah.
- Perbandingan Perawat : Klien 1 : 2000
- Perkembangan :
Perawatan Kesehatan jiwa masuk dalam kelompok perawatan

2
Sekolah perawat dibuka di 3 universitas
Mengembangkan program pendidikan tenaga kesehatan jiwa
yang perofesional
Pengakuan perawat sebagai anggota team
kesehatan jiwa.

Tahun : 1946 1960


a. 28 universitas membuka sekolah Keperawatan
b. Keperawatan Kesehatan Jiwa diakui sebagai bagian integral
c. Rekomendasi oleh Browns; menekan perlunya integrasi keperawatan keswa
dalam kurikulum Pendidikan Keperawatan Umum.
d. Peapllow; hubungan interpersonal dalam keperawatan
e. Gwen Tudan Well ; tindakan Keperawatan dalam meningkatkan pertumbuhan
emosi
f. June Mellow; terapi keperawatan
g. Ida Jeane Orlando; dinamika hubungan perawat klien.

Di Indonesia.
Tahun 1846; Rumah sakit terbesar di Semarang & Surabaya
Rumah sakit Tentara di Semarang dan RS Cina di Semarang mempunyai bagian
psikiatrik

1862; Ada RS Cina yang mempunyai bagian psikiatri dengan 100 pasien
1862; diadakan sensus pasien jiwa, dibangun RSJ pertama di Bogor
1902, di bangun Rumah Sakit Jiwa Lawang
1923, dibangun Rumah Sakit Jiwa Magelang.

SPK B --------SPKSJ

Pelopor Keperawatan Psikiatri di Indonesia :


Magdalena Mahdi, MSc. Godis Sipin, BSc.
Sariana Anwar & sekarang lulusan DIII Psikiatri

KONSEP SEHAT-SAKIT JIWA.


Sehat jiwa adalah kemampuan individu menyesuaikan diri dengan diri sendiri,
orang lain, masyarakat dan lingkungan.
Sehat jiwa sering pula disebut sebagai perwujudan keharmonisan fungsi jiwa dan
kesanggupan menghadapi masalah yang biasa terjadi . Individu merasa bahagia,
puas, mampu, senang.
Keadaan sehat atau sakit dapat dinilai dari efektifitas fungsi perilaku dalam :
prestasi kerja, hubungan interpersonal, dan penggunaan waktu senggang.

3
Ciri sehat Mental.
1. W.H.O.
a. menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, walau kenyataan
tersebut sangat buruk.
b. Memperoleh kepuasan dari usahanya
c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima
d. Hubungan antar manusia saling menolong dan memuaskan
e. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran untuk masa yang akan datang
f. Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreaktif dan
konstruktif
g. Mempunyai kasih sayang.
2. Abraham Maslow
a. memiliki persepsi realita yang efektif
b. menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c. spontan
d. sederhana.
3. Marie Jahoda :
a. Sikap yang positif terhadap diri sendiri. Menerima diri dan menyadari
diri. Memiliki identitas, perasaan utuh, rasa aman, berarti dan rasa
dimiliki.
b. Tumbuh kembang dan aktualisasi.
Individu berfungsi secara penuh sesuai dengan tingkat perkembangan
dan dapat mewujudkan diri.
c. Intergrasi;
Ada keseimbangan antara ekspresi dan repressi, antara
konflik/dorongan interpersonal dan eksternal, dan regulasi stress,
menanggulangi cemas.
d. Otonomi;
Keseimbangan antara tergantung dan mandiri, dan menerima
konsekwensi dari suatu tindakan. Artinya setiap individu bertanggung
jawab terhadap diri sendiri, termasuk keputusannya, tindakannya,
pikirannya dan perasaannya.
e. Persepsi realitas ; persepsi realitas adalah kemampuan individu menilai
penerimaannya tentang dunia luar melalui pengalaman berpikir.

4
f. Menguasai lingkungan.
Kemapuan menguasai lingkungan membuat individu merasa sukses
dalam menjalankan peran dalam masyarakat atau kelompok. Ia akan
menghadapi dunia luar secara efektif, mengatasi masalah
kehidupan, mendapatkan kepuasan hidup.
Respons individu terhadap stressor didasari oleh factor kondisi yang
spesifik, kualitas dari stressor, persepsi individu terhadap situasi, dan
analisa terhadap sumber dan kebutuhan. Respons individu dapat berada dan
berfluktuasi sepanjang rentang sehat sakit.

Perawat dapat mengevaluasi keadaan kesehatan jiwa individu pada 3 area :


1. Status fungsional ( tugas dan tanggung jawab dalam hidup
seharian).
Kemampuan melakukan tugas seharian merupakan dan memenuhi
peran social yang menentang
2. Status psikologis ( alarm emosional dan intelektual )
termasuk perasaan kesejahtraan, status mental dan emosi, persepsi
kualitas hidup, integrasi kekuatan dan sumber daya yang dimiliki
untuk memaksimalkan potensi pribadi.
3. Status klinis ( komponen fisik )
termasuk dimensi kesehatan fisik, misalnya resiko merokok, tanda
dan gangguan fisik.

Respon yang menghambat integrasi fungsi individu disebut Maladaptif atau


tidak sehat ( sakit ). Respon individu ini baik actual maupun
potensial merupakan subjek dari diagnosa keperawatan.

Struktur Jiwa pada seseorang dapat dilihat dari ketiga factor tersebut diatas ini

STRUKTUR JIWA

PIKIRAN PERASAAN TINGKAH LAKU

Struktur Jiwa pada seseorang dapat dilihat dari ketiga factor


tersebut diatas ini

5
SATUAN PELAJARAN

Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Jiwa


Kode Mata Kuliah: WAT 326
SKS : 4 SKS
Waktu Pertemuan: 2 x seminggu
Pokok Bahasan :
1. Konsep dasar Keperawatan Jiwa ;
a. Sejarah Perkembangan Keswa di dunia
b. Sejarah Keperawatan keswa di Indonesia
2. Model Konsep Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Sub Pokok Bahasan :
Model Psikoanalisa
Model Perilaku
Model eksistensi
Interversonal Model

6
Model Komunikasi
Model medical
Model Keperawatan
Model Sosial

Tingkat/ Semester: III/Ganjil ( V )


A. Tujuan Istruksional Umum :
1. Setelah proses belajar mengajar berakhir diharapkan mahasiswa mampu
memahami tentang Konsep dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa

2.Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah proses perkuliahan berlangsung diharapkan mahasiswa tingkat III
jurusan keperawatan mampu menjelaskan :
a. Sejarah Perkembangan Kesehatan jiwa di dunia dan di Indonesia
b. Menjelaskan model-model Keperawatan kesehatan jiwa

B. M A T E R I : ( Terlampir )
C. METODE:
- Ceramah
Tanya Jawab
- Penugasan
D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No TAHAP KEGIATAN DOSEN KGIATAN MAHASISWA

1 Pembukaa Menjelaskan tentang pokok Mendengar dan mencacat hasil


n bahasan yang diberikan penjelasan yang diberi.
Berikan penugasan pd mahas Bagi kelompok tugas diskusi
2. Penyajian Menyajikan materi dari pokok Mendengar dan mencatat semua
bahasan yang diberikan. penjelasan yang diberikan
Menjelaskan sub-sub pokok - penugasan untuk memnyusun
mencari sejarah munculnya
bahasan/materi secara
keperawatan di dunia dan di
singkat /gamblang kepada indonesia
- memberikan pertanyaan pada hal-
mahasiswa.
hal yang belum dimengerti
- Mencatat dipapan tulis
kalimat-kalimat yang
ditanyakan mahasiswa
3. Penutup
Menyimpulkan semua - mendengar dengan cermat
penjelasan yang telah - Mencatat semua kesimpulan yang
dibicarakan tentang pokok diberikan dosen
bahasan yang diberikan.
E. AlAT DAN SUMBER :

7
- spidol transparan
- transparan
-OHP
F. EVALUASI :
Kriteria Penilaian :
- Kehadiran : 10 %
- Tugas/kwis : 15 %
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL* - UTS :
Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 30 %
Beban Studi : 4 SKS - UAS :
Sasaran : Mahasiswa Jurusan Keperawatan 35 %
Tingkat / Semester : II / Geap ( IV) Bentuk :
Hari/ Tanggal : Selasa, 15 Mei 2006
Waktu : 50 Menit
Pilihan Ganda
Dosen Penguji : Nico Timisela. & Essay test

G. KEPUSTAKAAN/ SUMBER
1. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia.1995Depkes RI
2. Stuart, Q.W and Sundeen, S.J. 1995, Buku Saku : Keperawatan Jiwa, Alih
Bahasa Achir Yani, Jakarta :EGC
3. Keliat Budi Ana, 1991 Hubungan terapeutik Perawat-Klien, Jakarta EGC
4. Mery, C. Tawnsend , Buku Saku Diagnose Keperawatan, pada Keperawatan
Psikiatrik

Ambon, April 2005


Dosen Pengajar
Ketua Jurusan Keperawatan

Djamaludin Kelrey, S.SiT. Nico Timisela, AMK,S.Pd


Nip. 140 057 142 Nip. 140 108 744
Mengetahui

Achmad Ely, S.Kp.,M.Kes.


Nip. 630 002 462

KISI-KSIS TEST OBJEKTIF

8
JENJANG KEMAMPUAN DAN JENIS SOAL

M S S M S S M S S
N POKOK BAHASAN/ u e u u e u u e u
O SUB POKOK BAHASAN d d k d d k d d k
a a a a a a a a a
h ng r h ng r h n r
g

1. Sejarah Perkembangan Kep.keswa

2. Di dunia

3. Di Indonesia

4. Konsep Dasar Kep.Keswa

5. Ciri-ciri P H C

6. Tanggung Jawab Perawat dalam PHC

7. PK M

8. Posyandu

T O T AL

C2
C3
C4

LEMBARAN JAWABAN
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E

9
9. A B C D E 29. A B C D E
10.A B C D E 30. A B C D E
11.A B C D E 31. A B C D E
10.A B C D E 32. A B C D E
12.A B C D E 33. A B C D E
13.A B C D E 34. A B C D E
14.A B C D E 35. A B C D E
15.A B C D E
16.A B C D E
17.A B C D E
18.A B C D E
19.A B C D E
20.A B C D E

Nama:
Nim :
Tingkat : II ..

10

Anda mungkin juga menyukai