ESSAY
NIM : 201030
Kelas : 2A Keperawatan
Perkembangan keperawatan jiwa dimulai sejak zaman peradaban. Pada masa ini suku bangsa
Yunani dan Arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan karena tidak berfungsinya organ otak.
Pengobatan pada masa ini telah mengabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti memberikan
ketenangan, mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan
musik dan melakukan aktivitas rekreasi. Perkembangan keperawatan jiwa pada abad 21 lebih
menekankan pada upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan mental, praktek mandiri,
pelayanan di rumah sakit dan pelayanan day care serta mengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan
pada kelompok berisiko tinggi dan pengembangan sistem management patient care dengan pendekatan
multidisipliner.
Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai dengan
dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Para masa ini, suku bangsa
Yunani, Romawi maupun Arab percaya bahwa gangguan mental (emosional) diakibatkan
karena tidak berfungsinya organ pada otak. Pengobatan yang digunakan pada masa ini
telah mengabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti memberikan ketenangan,
mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik,
mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi.
2. Masa Pertengahan
Masa ini merupakan periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa. Bapak
psikiatrik Perancis Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk mendampingi pasien
gangguan jiwa. Pinel menganjarkan pentingnya hubungan pasien-dokter dalam
“pengobatan moral". Tindakan yang diperkenalkannya adalah menerapkan komunikasi
dengan pasien, melakukan observasi perilaku pasien dan melakukan pengkajian riwayat
perkembangan pasien.
3. Abad 18 dan 19
Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik setiap
manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk
pribumi antara lain melakukan pencacaran umum, cara perawatan pasien dengan
gangguan jiwa dan kesehatan para tahanan setelah pemerintahan kolonial kembali ke
tangan Belanda, kesehatan penduduk Indonesia menjadi lebih baik. Pada tahun 1819
didirikanlah RS Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke
Salemba yang sekarang bernama RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Antara tahun 1816-
1942 pemerintah Hindia Belanda banyak mendiirikan rumah sakit di Indonesia. Di
Jakarta didirikanlah RS PGI Cikini dan RS. ST Carollus. Di Bandung didirikan RS ST.
Boromeus dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-
sekolah perawat.
4. Zaman Kemerdekaan
1. Yahoda
Yahoda mencirikan sehat jiwa sebagai berikut:
a. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri
b. Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi
c. Menyadari adanya integrasi dan hubungan antara masa lalu dan sekarang memiliki otonomi
dalam pengambilan keputusan dan tidak bergantung pada siapapun
d. Memiliki persepsi sesuai dengan kenyataan
e. Mampu menguasai lingkungan dan beradaptasi
2. WHO (World Health Organisation/Organisasi Kesehatan Dunia)
Pada tahun 1959 dalam sidang di Geneva, WHO telah berhasil merumuskan kriteria sehat jiwa.
WHO menyatakan bahwa, seseorang dikatakan mempunyai sehat jiwa, jika memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Individu mampu menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun
kenyataan itu buruk baginya.
b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang (stress), cemas dan depresi.
e. Mampu berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.
f. Mampu menerima kekecewaan sebagai pelajaran yang akan datang
g. Mempunyai rasa kasih sayang.
Pada tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu dari 4 pilar sehat jiwa
yaitu kesehatan secara holistik yaitu sehat secara jasmani/ fisik (biologik) sehat secara kejiwaan
(psikiatrik/psikologik) sehat secara sosial dan sehat secara spiritual (kerohanian/agama).
Berdasarkan keempat dimensi sehat tersebut, the American Psychiatric Association mengadopsi
menjadi paradigma pendekatan biopsycho-socio-spiritual. Dimana dalam perkembangan
kepribadian seseorang mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu agama, organo biologik, psiko-
edukatif dan sosial budaya.
3. Maslow
Maslow mengatakan individu yang sehat jiwa memiliki ciri sebagai berikut:
a. Persepsi Realitas yang akurat.
b. Menerima diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
c. Spontan.
d. Sederhana dan wajar.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sesesorang dikatakan sehat jiwa jika: