Perkembangan keperawatan jiwa dimulai sejak jaman peradaban. Pada masa ini
suku bangsa Yunani dan Arab percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan karena
tidak berfungsinya organ otak. Pengobatan pada masa ini telah mengabungkan
berbagai pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi
asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan
musik dan melakukan aktivitas rekreasi.Perkembangan keperawatan jiwa pada abad
21 lebih menekankan pada upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan
mental, praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit dan pelayanan day care
sertamengidentifikasi pemberian asuhan keperawatan pada kelompok berisiko tinggi
dan pengembangan sistem management patient care dengan pendekatan
multidisipliner.
1. Masa Peradaban
Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai dengan
dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Para masa ini, suku
bangsa Yunani, Romawi maupun Arab percaya bahwa gangguan mental (emosional)
diakibatkan karena tidak berfungsinya organ pada otak. Pengobatan yang digunakan
pada masa ini telah mengabungkan berbagai pendekatan pengobatan seperti:
memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi yang baik, melaksanakan kebersihan
badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan aktivitas rekreasi.
Hippocrates bapak kedokteran abad 7 SM, menerangkan bahwa perubahan
perilaku atauwatak dan gangguan mental disebabkan karena adanya perubahan 4
cairan tubuh atauhormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan
kelembaban. seorang Dokter Yunani Galen, mengatakan ada hubungan antara
kerusakan pada otak dengan kejadian gangguan mental dan perubahan emosi. Pada
masa itui suku bangsa Yunani telah menggunakan sistem perawatan yang modern
dimana telah digunakannya kuil sebagai rumah sakit dengan lingkungan yang
bersih, udara yang segar, sinar matahari dan penggunaan air bersih. Untuk
menyembuhkan pasien dengan penyakit jiwa/gangguan mental pasien diajak untuk
melakukan berbagai aktifitas seperti bersepeda, jalan-jalan, dan mendengarkan suara
air terjun, musik yang lembut dll.
2. Masa Pertengahan
Masa ini merupakan periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa. Bapak
Psikiatric Perancis Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk mendampingi
pasien gangguan jiwa. Pinel menganjarkan pentingnya hubungan pasien-dokter dalam
“pengobatan moral". Tindakan yang diperkenalkan nya adalah menerapkan
komunikasi dengan pasien, melakukan observasi perilaku pasien dan melakukan
pengkajian riwayat perkembangan pasien.
3. Abad 18 dan 19
William Ellis seorang praktisi kesehatan mengusulkan perlunya pendamping
yang terlatih dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836, William
Ellismempublikasikan Treatise on Insanity yaitu pentingnya pendamping terlatih bagi
pasien gangguan jiwa karena pendamping terlatih rterbukti efektif didalam
memberikan ketenangan dan harapan yang lebih baik bagi kesembuhan pasien.
Bejamin Rush bapak Psikiatric Amerika tahun 1783, menulis tentang pentingnya
kerja sama dengan rs jiwa dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap pasien
gangguan jiwa. Pada tahun Tahun 1843, Thomas Kirkbridge mengadakan pelatihan
bagi dokter di rumah sakit Pennsylvania mengenai cara merawat pasien gangguan
jiwa. Tahun 1872, didirikannya pertama kali sekolah perawat di New England
Hospital Women’sHospital Philadelphia, tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik.
Tahun 1882 didirikannya pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean
Hospital diBelmont, Massachusetts. Dan pada tahun 1890 diterimanya lulusan
sekolah perawat bekerja sebagai staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Diakhir abad
19 terjadi perubahan peran perawat jiwa yang sangat besar, dimana peran tersebut
antara lain menjadi contoh dalam pengobatan pengobatan pskiatrik seperti, menjadi
bagian dari tim kesehatan, mengelola pemberian obat penenang dan memberikan
hidroterapi (terapi air).
1) Proses terapi
Proses terapi terbagi atas dua komponen yaitu Build Feeling Security (berupaya
membangun rasa aman pada klien) dan Trusting Relationship and interpersonal
Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) Prinsip dari terapi ini
adalah.Mengoreksi pengalaman interpersonal dengan menjalin hubungan yang
sehat. Dengan re edukasi diharapkan, klien belajar membina hubungan
interpersonal yang memuaskan, mengembangkan hubungan saling percaya.dan
membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa
berharga dan dihormati
Proses terapi:
Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam modifikasi lingkungan dan
adanya support system. Proses terapi dilakukan dengan menggali support system yang
dimiliki klien seperti: suami/istri, keluatga atau teman sejawat. Selain itu therapist
berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di
sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.
g. Model Komunikasi
Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadi jika pesan
yang disampaikan tidak jelas. Penyimpangan komunikasi menyangkut verbal dan
non verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume suara atau bicara.
Proses terapi dalam model ini meliputi:
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif.
3) Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.
4) Melakukan analisa proses interaksi.
h. Model Perilaku
Dikembangkan oleh H.J. Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi modifikasi
perilaku dikembangkan dari teori belajar (learning theory).Belajar terjadi jika ada
stimulus dan timbul respon, serta respon dikuatkan (reinforcement).
Proses terapi:
Terapi pada model perilaku dilakukan dengan cara
1) Desentisasi dan relaksasi, dapat dilakukan bersamaan. Dengan teknik ini
diharapkan tingkat kecenmasan klien menurunkan..
2) Asertif training adalah belajar mengungkapkan sesuatu secara jelas dan nyata
tanpa menyinggung perasaan orang lain.
3) Positif training. Mendorong dan menguatkan perilaku positif yang baru
dipelajari berdasarkan pengalaman yang menyenangkan untuk digunakan pada
perilaku yang akan datang.
4) Self regulasi. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama
melatih serangkaian standart perilaku yang harus dicapai oleh klien. Selanjutnya
klien diminta untuk melakukan self observasi dan self evaluasi terhadap perilaku
yang ditampilkan. Langkah terakhir adalah klien diminta untuk memberikan
reinforcement (penguatan terhadap diri sendiri) atas perilaku yang sesuai.
j. Model Keperawatan
Pendekatan model keperawatan adalah model konsep yang digunakan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, secaara holistik, bio,psiko,sosial dan spiritual. Fokus penangganan pada
model keperawatan adalah penyimpangan perilaku, asuhan keperawatan berfokus
pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial, dengan
berfokus pada :rentang sehat sakit berdasarkan teori dasar keperawatan dengan
intervensi tindakan keperawatan spesifik dan melakukan evaluasi hasil tindakan
keperawatan. Model ini mengadopsi berbagai teori antara lain teori sistem, teori
perkembangan dan teori interaksi.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjl3u6m--
_uAhXl7XMBHQ48AJwQFjACegQIBBAC&url=http%3A%2F
%2Fbppsdmk.kemkes.go.id%2Fpusdiksdmk%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2017%2F08%2FKeperawatan-Jiwa-
Komprehensif.pdf&usg=AOvVaw07Zm-XW-yXILhUkOlK-pp2
Ralph S.S., Rosenberg, M.C., Scroggins, L., Vassallo, B., Warren, J., 2005, Nursing
Diagnoses : Definitions & Classification, NANDA International, Philadelphia
Stuat, G.W., Sundeen, S.J., 1998, Keperawatan Jiwa, Buku Saku, Terjemahan
Hamid, A.S., Edisi 3, EGC, Jakarta
TIM Jiwa FIK UI. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas FIK UI, tidak diterbitkan