Kelompok 2 :
A
B
C
D
E
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat,
belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas
( akil balig ), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang
mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita
tersebut.
Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa,
iklim, dan lingkungan.
Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali
(menarche ). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat.
Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian tumbuh rambut
kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Setelah tu
barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik.
Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis menstruasi adalah proses
hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari pelepasan ovum. Pelepasan itu
terjadi ketika ovum yang ada di ovarium tidak dibuahi.
B. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
1. Amenore Primer :
a. Kelainan kromosom
b. Masalah hipotalamus
c. Hipofisis
a. Kehamilan
b. Kontrasepsi
c. Menyusui
d. Stres
e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone
h. Olahraga berlebihan
i. Kerusakan tiroid
C. MANIFESTASI KLINIS
c. Nyeri kepala
d. Badan lemah
pembesaran perut.
c. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
d. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan
a. Sakit kepala
b. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui )
b. PATOFISOLOGIS
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom
vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus.
Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan
Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana
terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,
ketidakadekuatan hormon ini
menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan estrogen
Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi
memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak
dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan
oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa juga
karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan amenora
untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk
1. Biopsi endometrium.
2. Tes genetik.
3. MRI.
4. CT scan.
E. PENATALAKSAN
F. Pengelolaan pada klien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah
dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah
terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang
TINJAUAN KASUS
A. Identitas klien
Umur : 34 tahun
Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan, dengan keluhan tidak haid (amenore)
ibu mengatakan sudah sejak 2 bulan yang lalu tidak haid, padahal sebelumnya haid
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, seperti penyakit jantung,
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, kuning,
F. Riwayat menstruasi
Menarche : 15 thn
G. Riwayat seksual
Ibu mengatakan tidak ada gangguan selama melakukan hubungan seksual, biasanya
2 hari sekalli.
I. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kanker, tumor, penyakit menular
J. Riwayat kontrasepsi
kemudian di lepas, karena ibu ingin pindah pada KB suntik 3 bulan dan sampai
sekarang, sebelumnya ibu tidak ada keluhan tetapi sejak 2 bulan lalu ibu tidak haid.
K. Data psikososial
Ibu mengatakan sudah membicarakan dengan suami tentang keluhannya saat ini,
dan dengan ijin suami ibu memeriksakan diri ke dokter. Ibu merasa cemas dan
L. PENGKAJIAN
N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt
BB : 46kg
4. Kepala
6. Mata
berkunang Kunang.
7. Mulut
8. Leher
jugularis.
9. Dada
konsistensi kenyal,
1. Perut
2. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar Bartholini.
3. Ekstremitas atas-bawah
Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada
A. ANALISA DATA
tentang penyakitnya
2. Klien mengatakan
mengalami penyakit
oleh klien
2.Data Objektif :
1. Klien cemas
2. Klien tegang
3. Klien meremas-
remas tangannya
ND = 90 x/m
RR = 16 x/mnt
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
berlebihan
mengungkapkan gejala
cemas
2. Mengungkapkan tehnik
mengontrol cemas
D. IMPLEMENTASI
No Diagnose
Tgl/Jam Tindakan
Dx Keperawatan
keluhanya.
pengobatan
1. Memberikan dorongan
spiritual.
perkembangan, perasaannya
penyakitnya tersebut
untuk klien
memberi motivasi
keluarganya.
Pukul 09:57WIB
motivasi.
penyakitnya
(amenorrhea)
E. EVALUASI
No Diagnosa keperawatan
Jam/ tgl Evaluasi
Dx
1 Ansietas berhubungan Selasa 24-03- S :
O:
1. Cemas (-)
60mmHg, ND = 88 x/mnt,
RR = 20 x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
bergaul.
P : Intervensi dihentikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang klien
mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu,
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
N : 80 x/mnt
S : 36,5 c
Rr : 20 x/mnt
BB : 46kg
4. Kepala
11. Mata
berkunang Kunang.
12. Mulut
13. Leher
14. Dada
konsistensi kenyal,
15. Perut
16. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran
kelenjar Bartholini.
Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada
melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan amenore,
hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak mencakup seluruh aspek yang akan
dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan.
Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data – data yang termasuk dalam
lingkup aspek integritas ego, neurosensori dan yang menunjang terhadap masaalah
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M didapatkan
diagnosa keperawatan :
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan, perseptual, dan
penyakit
penyakitnya (amenorrhea)
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti melakukan analisa
terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang didapatkan oleh peneliti dari hasil
C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada dalam teori
dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena semua intervensi yang
D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori.
Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi
dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Ny.M dengan
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak sepenuhnya
berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan perawatan
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.M
dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli adalah tidak
terpantaunya perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus amenore
Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui catatan perkembangan
selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada tanggal 24 maret 2015 untuk diagnose
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi, meskipun
berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Amenore
dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan
pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual
sekunder; tidak mendapatkan menstruasi. Dan amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah
mendapatkan menstruasi, tidak mendapatkan menstruasi.
B. SARAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat memahami benar
apa itu amenore,mengenali tanda dan gejala, serta penatalaksanaan medis supaya angka
kejadian yang disebabkan karena amenore dapat ditekan/dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.