KEPERAWATAN MATERNITAS
“Asuhan Keperawatan Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara”
A3/Kelompok 3 :
S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2018
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................5
1.3. Tujuan .................................................................................................................5
1.4. Manfaat ...............................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
Pendahuluan
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 juta diantaranya ditemukan di negara
berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, 2002).
Menurut Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami kanker
payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui
pada wanita. Laporan WHO tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker payudara
mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk
Indonesia.
fibroadenoma mammae (FAM) yaitu tumor jinak pada payudara yang berbatas jelas
dan berbentuk benjolan yang dapat digerakkan (Indonesian Nurse, 2008). Fibroadenoma
mammae biasanya terjadi prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma
(NSW, 2005). Di Indonesia data penyakit FAM masih belum lengkap, namun diperkirakan
tiap tahun mengalami peningkatan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melaporkan
pada periode 1993-1995 terdapat sebanyak 503 kasus fibroadenoma (47.5%) dari 1.059 kasus
kelainan payudara wanita (Wahid, 2012). Menurut Manuaba (2009) angka kejadian FAM dan
kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran
perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Penderita
keganasan kanker payudara sebagian besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga
pengobatannya tidak dapat tepat.
Pembahasan
Payudara adalah organ yang kaya dengan suplai pembuluh darah yang berasal
dari arteri dan vena. Cabang dari arteri torakalis interna menembus ruang antara iga 2,
3, dan 4 untuk memperdarahi setengah dari bagian medial payudara. Payudara adalah
sebuah organ yang berisi kelenjar untuk reproduksi sekunder serta berasal dari lapisan
ektodermal. Kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar payudara dan merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat. Payudara terletak di bagian superior dari dinding
dada. Pada wanita, payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi,
sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam
proses laktasi seperti pada wanita (Van De Graaff, 2001).
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
• Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reproduksi
tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke
dua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada
diatas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada
dijaringan subkutan tepatnya diantara jaringan subkutan superficial dan
profundus yang menutupi muskulus pektoralis mayor.
• Bentuk
Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor
(cauda) dari jaringan yang meluas keketiak atau axilla (cauda axillaris Spence).
Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya
2.2.2. Fisiologi
Penatalaksanaan
Infeksi
III. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan saraf
2. Gangguan body image berhubungan dengan tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi: gangguan integritas jaringan atau kulit behubungan dengan efek
terapi
IV. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
1. Gangguan rasa Setelah mendapatkan 1. Kaji riwayat nyeri
nyaman nyeri perawatan selama 2x24 seperti lokasi;
berhubungan jam, masalah gangguan frekwensi ; durasi dan
dengan kerusakan rasa nyaman nyeri dapat intensitas (skala 1 –
jaringan saraf teratasi dengan kriteria: 10) dan upaya untuk
- Melaporkan rasa mengurangi nyeri.
nyeri yang sudah 2. Beri kenyamanan
teratasi (rasa nyeri dengan mengatur
berkurang) posisi klien dan
- Dapat aktivitas diversional
mendemontrasikan 3. Dorong penggunaan
keterampilan stress management
relaksasi dan aktivitas seperti tehnik
diversional sesuai relaksasi, visualisasi,
situasi individu komunikasi
V. Evaluasi
o Nyeri yang klien alami berkurang
o Klien mengatakan tidak terasa panas dan gatal pada benjolan di
payudara
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat
tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapatterlihat pada tahap lanjut
antara lain :
Stadium 0 : T0 N0 M0.
Stadium 1 : T1 N0 M0.
Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) menjelaskan bahwa
penatalaksanaan cancer mammae tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
Macam-macam penatalaksanaan cancer mammae :
1. Lumpectomy
Pasien yang boleh menjalani lumpectomy adalah :
a. Mempunyai cukup jaringan normal. Hal ini diharapkan agar pengangkatan tidak
menghilangkan payudara.
b. Mempunyai tumor tunggal.
a. Persiapan operasi, kemudian berikan anastesi local ataupun total dan membutuhkan
waktu antara satu sampai dua jam.
b. Penjepit metalik kecil akan dimasukkan untuk memberi tanda area serta
mempermudah terapis melakukan perawatan.
c. Simpul limfe (getah bening) juga akan diperiksa saat itu juga, saat jaringan payudara
diangkat.
d. Irisan akan dilakukan di bawah ketiak atau dengan membuat irisan terpisah di bawah
lengan.
e. Melihat kanker seberapa besar dan seberapa parahnya. Memisahkan kanker dengan
jaringan lainnya.
f. Melakukan pengangkatan kanker.
g. Menjahit bagian yang telah diangkat tadi.
a. Radical Mastectomy
Radical mastectomy merupakan operasi pengangkatan sebagian payudara
(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Lumpectomy ini biasanya direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total Mastektomy
Total mastectomy merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja bukan
kelenjar ketiak/ axila.
c. Modified Radikal Mastektomy
Modified Radikal Mastektomy merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan di
sekitar ketiak.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju
sasaran untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi.
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Radiasi ini dapa
mengurangi resiko kekambuhan kanker.
Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk
membunuh sel kanker. Terapi ini dilakukan secara regular per minggu (5 hari) selama 6
minggu tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan
pengobatan lainnya.
Cara kerja terapi radiasi :
Untuk mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuk pengobatan, pertama-tama kita
harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam tubuh. Siklus sel terdiri daari 5 fase
yaitu :
1) Fase G0 (Resting Stage)
Sel belum mulai membelah. Langkah ini dapat berlangsung beberapa jam hingga
bertahun-tahun. Hal itu tergantung pada tipe sel. Ketika sel mendapat kode untuk
menggandakan maka kemudian dia akan menuju fase G0.
2) Fase G1
Sel mulai membuat lebih banyak protein. Gunanya persiapan untuk membelah.
Fase ini berlangsung antara 18 hingga 30 jam.
Efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi,
yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa
minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya, diantaranya
karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau lelah karena
setiap hari harus ke rumah sakit.
a. Rambut rontok.
b. Kuku dan kulit menghitam dan kering.
c. Mual dan muntah.
d. Anoreksia.
e. Perubahan siklus menstruasi.
f. Mudah lelah.
1) Anoreksia
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada pasien
cara mengatur makanan: Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus
dikonsumsi secara teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti,
tetapi hindari yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah. Kebutuhan
protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan mineral. Bisa dengan
mengkonsumsi suplemen nutrisi seperti ensure, sustacal, resource, bisa juga
dengan osmolit, isocal, isosource. Untuk menambah masukan protein bisa juga
dengan makan telur rebus, daging, yoghurt.
2) Perubahan
Indra Pengecap Hindari makanan yang pahit, makanan lunak berprotein ( susu,
ikan, ayam ), pertahankan rasa manis, konsumsi makanan tambahan, lakukan
tes pengecapan, karbohidrat pada pasien yang tidak suka manis, dan gunakan
tambahan bumbu.
3) Mual Dan Muntah
Untuk mencegah atau meminimalkan mual dan muntah :
a. Makan makanan yang dingin atau yang disajikan dengan suhu ruangan
karena makanan panas meningkatkan sensasi mual.
b. Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau cola untuk meredakan
mual.
c. Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan telalu pedas.
d. Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi.
e. Gunakan teknik distraksi (musik, radio, televisi).
f. Gunakan untuk tidur saat terasa mual
4) Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti : sereal, roti dari tepung,
kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan, jus buah (pisang,
avocado, apel dan anggur diperbolehkan), sayur mentah, makanan yang
banyak mengandung gas, makanan dan minuman yang mengandung kafein.
Ny. R 46 tahun bertempat tinggal di Palembang, berpendidikan SLTA, klien adalah seorang
ibu rumah tangga. Klien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 12 Juni 2014. Klien dibawa ke
rumah sakit karena terdapat benjolan pada payudara dekstra, serta nyeri bila ditekan. Klien
terlihat lemah, pucat, turgor kulitnya menurun, dan mukosa bibirnya kering. Klien mengalami
perubahan selera makan dan merasa mual. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat
kanker. Hasil TTV pasien tekanan darah : 130/80 mmHg, denyut nadi : 80 x/ menit, suhu :
33,5º C, pernafasan : 26 x/ menit.
Pengkajian
A. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Status : Menikah
B. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit dahulu :
Suhu: Hipertermi
RR: takipnea
Turgor kulit jelek
Mukosa bibir
kering
3 DS : Tidak mampu dalam Ketidakseimbangan
memasukkan makanan nutrisi kurang dari
Pasien mengatakan kebutuhan tubuh
tidak nafsu makan,
mual.
DO:
Pasien tampak
lemah.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan reaksi inflamasi
2. Hipertermi (00006) berhubungan dengan malnutrisi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan
tidak mampu dalam memasukan makanan
Intervensi
Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan Pain Management (1400)
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 Gunakan tindakan kontrol
reaksi inflamasi jam skala nyeri dapat nyeri sebelum nyeri hebat
Domain 12: berkurang dengan kriteria Laksanakan pemberian
kenyamanan hasil : analgetik pada pasien jika
Kelas 1: kenyamanan Pain Control (1605) diperlukan
fisik (160501) Mengendalikan Sediakan pengurangan
faktor penyebab nyeri nyeri optimal personal
(160502) Mampu mengenali dengan menentukan
kapan terjadinya serangan analgetik yang tepat
(160505) Mampu Pertimbangkan tipe dan
menggunakan analgetik sumber dari nyeri ketika
yang sesuai memilih srategi nyeri
(160509) Mampu mengenali Evaluasi keefektifan dari
gejala dari nyeri tindakan pemberian
analgetik pada pasien jika
diperlukan
Evaluasi
Nyeri yang klien alami teratasi
Klien dapat mengatasi nyerinya secara mandiri
Suhu tubuh klien kembali normal
Asupan makanan klien terpenuhi
Klien tidak merasakan mual kembali
Nafsu makan klien meningkat
Penutup
3.1. Kesimpulan
Penyakit fibro adenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi
yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Benjolan-benjolan
tersebut sama sekali bukan berarti suatu penyakit karena kadang-kadang akibat
pertumbuhan berlebih pada lobulus payudara yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap
estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Tercatat 6 dari 10 benjolan ditemukan pada wanita dibawah 20 tahun dan relatif
tidak berkembang menjadi benjolan lainnya dikemudian hari. Benjolan dapat
timbul soliter atau multiple, gampang digerakkan, berbentuk licin sama sekali
bebas dari jaringan disekitarnya dan pertumbuhannya lambat.
3.2. Saran
Kita sebagai seorang wanita harus selau waspada dan secara rutin
memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati
sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum Fibfoadenoma dan
kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh. Seperti yang kita ketahui bahwa
mencegah lebih baik daripada mengobati.
Grace A. Pierce & Borley R. Nell. 2003. At Glance: Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Nina Siti & Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Romauli, Suryati & Vindari, Anna Vida. 2011. Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta : Nugroho Medika.
Agnesia, Fanny Arista. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Cancer Mammae Di
Ruang Mawar RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014. Palembang:
Politeknik Kesehatan KEMENKES Palembang.
Putri, Ni Putu Yudiartini dan Hudyono, Johannes. 2015. Diagnosis dan Penatalaksanaan
Fibroadenoma Payudara. Jurnal Kedokteran Meditek. Vol. 20, No. 53.
Agnesia, Fanny Arista. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Cancer Mammae Di
Ruang Mawar RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014. Palembang:
Politeknik Kesehatan KEMENKES Palembang.