Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS
“Asuhan Keperawatan Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara”

A3/Kelompok 3 :

1. Novita Dwi Andriana (131611133116)


2. Dwi Yanti Rachmasari Tartila (131611133112)
3. Restu Windi (131611133144)
4. Ariska Windi (131611133132)
5. Shavira (131611133140)
6. Fitrinia Puspita Sari (131611133139)
7. Khilyatud Diniyah (131611133107)
8. Nurrochma Alyadira (131611133152)

S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2018
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................................5
1.3. Tujuan .................................................................................................................5
1.4. Manfaat ...............................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Definisi Payudara ...............................................................................................6

2.2. Anatomi dan Fisiologi Payudara.........................................................................7

2.2.1. Anatomi Payudara....................................................................................7


2.2.2. Fisiologi Payudara....................................................................................9
2.3. Fibrioadenoma Payudara .................................................................................10

2.3.1. Definisi Fibrioadenoma Payudara .........................................................10


2.3.2. Etiologi Fibrioadenoma Payudara .........................................................10
2.3.3. Patofisiologi Fibrioadenoma Payudara .................................................11
2.3.4. WOC Fibrioadenoma Payudara ............................................................12
2.3.5. Manifestasi Fibrioadenoma Payudara ................................................13
2.3.6. Pemeriksaan Penunjang Fibrioadenoma Payudara ...............................13
2.3.7. Asuhan Keperawatan Fibrioadenoma Payudara ....................................15

2.4. Kanker Payudara

2.4.1. Definisi Kanker Payudara......................................................................20


2.4.2. Etiologi Kanker Payudara......................................................................21
2.4.3. Patofisiologi Kanker Payudara...............................................................21
2.4.4. WOC Kanker Payudara..........................................................................23
2.4.5. Manifestasi Kanker Payudara.................................................................24
2.4.6. Komplikasi Kanker Payudara.................................................................24
2.4.7. Pemeriksaan Penunjang Kanker Payudara.............................................27
2.4.8. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.................................................35

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 2


BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................40
3.2. Saran ................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................41

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 3


Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi perempuan adalah kumpulan organ-organ-organ, sistem hormonal
dan kelenjar serta zat-zat kimia tertentu yang membentuk sistem reproduksi
perempuan.Apabila sistem reproduksi kita mengalami gangguan, tentu saja akan
mempengaruhi dari sistem kerja sistem reproduksiyang akan berakibat penghambatan kerja
dari sistem reproduksi perempuan. Terdapat beberapa penyakit yang termasuk dalam
gangguan pada sistem reproduksi perempuan yaitu penyakit kanker payudara dan
fibroadenoma mammae.

Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun
jaringan diperkirakan sekitar 4,3 juta pertahun. 2,3 juta diantaranya ditemukan di negara
berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 3,9 juta pertahun (Mansjoer, 2002).
Menurut Organisasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) 8-9% wanita akan mengalami kanker
payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui
pada wanita. Laporan WHO tahun 2005 jumlah perempuan penderita kanker payudara
mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya tinggal di negara berkembang, termasuk
Indonesia.

fibroadenoma mammae (FAM) yaitu tumor jinak pada payudara yang berbatas jelas
dan berbentuk benjolan yang dapat digerakkan (Indonesian Nurse, 2008). Fibroadenoma
mammae biasanya terjadi prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma
(NSW, 2005). Di Indonesia data penyakit FAM masih belum lengkap, namun diperkirakan
tiap tahun mengalami peningkatan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas melaporkan
pada periode 1993-1995 terdapat sebanyak 503 kasus fibroadenoma (47.5%) dari 1.059 kasus
kelainan payudara wanita (Wahid, 2012). Menurut Manuaba (2009) angka kejadian FAM dan
kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan masih kurangnya kesadaran
perempuan untuk segera memeriksakan diri jika terjadi kelainan pada payudara. Penderita
keganasan kanker payudara sebagian besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga
pengobatannya tidak dapat tepat.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 4


Dengan kejadian tersebut maka salah satu solusi dengan melakukan deteksi dini
merupakan sasaran utama untuk mengendalikan kanker payudara dan fibroadenoma
mammae. Terdapat tiga metode yaitu pemeriksaan fisik, mamografi, dan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI, Periksa Payudara Sendiri). Penelitian yang telah dilakukan
oleh Septiani & Suara (2012) Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai
20%.

1.2 Rumus Masalah


1. Jelaskan anatomi dan fisiologi terkait kanker panyudara dan fibroadenoma mammae?
2. Apa yang dimaksud kanker panyudara
3. Apa yang dimaksud fibroadenoma mammae?
4. Bagaimana penyakit kanker panyudara
5. Bagaimana penyakit fibroadenoma mammae?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada kanker panyudara?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada fibrodonema mammae?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kanker panyudara dan fibroadenoma mammae.
2. Menjelaskan kanker panyudara.
3. Menjelaskan fibroadenoma mammae.
4. Menjelaskan keseluruhan tentang penyakit kanker panyudara.
5. Menjelaskan keseluruhan tentang penyaki fibroadenoma mammae.
6. Menjelaskan asuhan keperawatan pada penyakit kanker panyudara.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pada penyakit fibroadenoma mammae.
1.4 Manfaat
Manfaat bagi penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan kanker payudara
dan fibroadenema mammae. Serta mengetahui hal yang lain terkait penyakit kanker
payudara dan fibroadenema mammae. Makalah ini juga bermanfaat bagi pembaca sebagai
bahan referensi bagi pembaca agar bertambah wawasan dan pengetahuannya. Pembaca
juga lebih mengatahui lebih dalam tentang penyakit kanker payudara dan penyakit
fibroadenema mammae.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 5


Bab 2

Pembahasan

2.1. Definisi Payudara

Payudara adalah organ yang kaya dengan suplai pembuluh darah yang berasal
dari arteri dan vena. Cabang dari arteri torakalis interna menembus ruang antara iga 2,
3, dan 4 untuk memperdarahi setengah dari bagian medial payudara. Payudara adalah
sebuah organ yang berisi kelenjar untuk reproduksi sekunder serta berasal dari lapisan
ektodermal. Kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar payudara dan merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat. Payudara terletak di bagian superior dari dinding
dada. Pada wanita, payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi,
sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam
proses laktasi seperti pada wanita (Van De Graaff, 2001).

Proses perkembangan payudara dimulai pada janin berumur 6 minggu dimana


terjadi penebalan lapisan epidermis pada bagian ventral, seperfisial dari fasia
pektoralis serta otot-otot pektoralis mayor dan minor. Penebalan yang terjadi pada
venteromedial dari regio aksilla sampai ke regio inguinal menjadi ‘milk lines’ dan
selanjutnya pada bagian superior berkembang menjadi puting susu dan bagian lain
menjadi atrofi (Kissane, 2005). Pada bagian puncak dari payudara terdapat struktur
berpigmen dengan diameter 2-6 cm yang dinamakan areola. Warna areola itu sendiri
bervariasi mulai dari merah muda sampai coklat tua. Warna aerola ini bergantung
pada umur, jumlah parietas, dan pigmentasi kulit (Djamaloedin,2008).

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 6


2.2. Anatomi dan Fisiologi Payudara
2.2.1. ANATOMI

( Gambar Struktur payudara )

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
• Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reproduksi
tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke
dua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada
diatas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan VI, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada
dijaringan subkutan tepatnya diantara jaringan subkutan superficial dan
profundus yang menutupi muskulus pektoralis mayor.
• Bentuk
Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor
(cauda) dari jaringan yang meluas keketiak atau axilla (cauda axillaris Spence).
Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 7


seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, adolesent, dewasa,
menyusui dan multipara. Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah
bola dan mempunyai ekor (caudal).
• Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium
perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih
besar daripada payudara yang lain. Ukuran payudara menjadi besar saat hamil dan
menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause. Pembesaran ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan
jaringan lemak.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :


a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Kumpulan dari alveolus disebut Lobulus. Lobus merupakan
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus)
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
Areola meruapakan daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah kira –
kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah,
lebih gelap pada wanita yang berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih
gelap ada waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula
sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut tuberkulum
montgomery.
c. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara
Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila mammae
suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 8


merupakan ductus lactifer. Ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel. Papilla atau
puting merupakan bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk
aliran air susu.

2.2.2. Fisiologi

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi


ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan
progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat
inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga
sekresi ASI lebih lancar. Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam
proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat
perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1.) Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan,
yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka
estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan
merangsang puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung
syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan
ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 9


dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi
prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang
sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.Kadar prolaktin
pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air
susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada
ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress
atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2) Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise
posterior (neurohipofise) yang kemudian menghasilkan oksitosin.
Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan
kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut
bayi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat dan
kemudian akan keluar.
2.3. Fibrioadenoma Payudara
2.3.1. Definisi Fibrioadenoma Payudara
Fibroadenoma adalah benjolan padat dan kecil dan jinak pada
payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya
ditemukan pada wanita muda, seringkali pada remaja putri (Prawirohardjo,
2008). Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling
umum ditemukan. Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya
tunggal, mudah digerakkan dan bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Walaupun
jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris tengah lebih dari 10 cm.
Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah “ dikupas “( Sarjadi, 2007).

2.3.2. Etiologi Fibrioadenoma Payudara


Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005), adalah
pengaruh hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 10


berubah pada siklus menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada
akhir daur haid dan selam hamil. Fibroadenoma mammae ini terjadi akibat
adanya kelebihan hormon estrogen. Namun ada yang dapat mempengaruhi
timbulnya tumor, antara lain: konsituasi genetika dan juga adanya
kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker ( Sarjadi, 2007).

2.3.3. Patofisiologi Fibrioadenoma Payudara


Fibroadenoma biasa ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan
lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya. Pada
gambaran histologist menunjukkan stroma dengan poliferasi fibroblast yang
mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan
struktur yang berbeda (Elizabeth, 2005). Secara histologi menurut Sarjadi
(2007) fibroadenoma mammae dapat dibagi menjadi:
1) Intracanalicular fibroadenoma. Fibroadenoma pada payudara yang secara
tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung
serat jaringan epitel. Rongga mirip duktus atau kelenjar dilapisi oleh satu atau
lebih lapisan sel yang regular dengan membran basal jelas dan utuh, dimana
sebagian lesi rongga duktus terbuka, bundar sampai oval dan cukup teratur;
2) Pericanalicular fibroadenoma. Fibroadenoma pada payudara yang
menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu
atau banyak lapisan. Sebagian lainnya tertekan oleh poliferasi ekstensif stroma
sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagai celah atau
struktur irregular mirip bintang.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 11


2.3.4. WOC Fibrioadenoma Payudara

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 12


2.3.5. Manifestasi Fibrioadenoma Payudara
Menurut Nugroho (2011), fibroadenoma tanda dan gejalanya sebagai berikut :
1) Fibroadenoma dapat multiple;
2) Benjolan berdiameter 2-3 cm;
3) Benjolan tidak menimbulkan reksi radang, mobile dan tidak menyebabkan
pengerutan kulit payudara;
4) Benjolan berlobus – lobus;
5) Pada pemeriksaan mammografi, gambaran jelas jinak berupa rata dan
memiliki batas jelas.
2.3.6. Pemeriksaan Penunjang Fibrioadenoma Payudara

Menurut Pamungkas ( 2011) Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan


beberapa cara, yaitu
1) Pemeriksaan fisik (phisycal examination)
Pada pemeriksaan fisik akan memeriksa benjolan yang ada dengan
palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah
mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
2) Mammografi
Adalah proses penyinaran dengan sinar x terhadap payudara.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada
payudara yang tidak diketahui gejalanya (asimptomatik).
3) Duktografi
Adalah pencritaan mammografi, yang dapat memperlihatkan saluran
air susu yang ada, dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan atau
kotoran dari puting
4) Biopsi
Merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan
dilihat di bawah lensa mikroskop, guna mengetahui adakah sel kanker .
Biopsi terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
(a) Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)
Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan
pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang
terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 13


dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah
mikroskop (Pamungkas, 2011)
(b) Core needle biopsy ( biopsi jarum inti )
Prosedur yang digunakan untuk mengambil jaringan yang kecil
dari area yang tidak normal pada payudara dengan menggunakan
jarum yang sedikit lebih besar.
(c) Biopsy stereotaktis
Biopsy jenis ini menggunakan sinar x dan computer untuk melihat
gambar. Tekhnik ini dapat menemukan benjolan yang tidak teraba,
namun terlihat saat pemeriksaan mammogram
(d) Biopsy terbuka atau pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan bagian dari benjolan
kemudian dilihat dengan mikroskop.
5) USG payudara
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda
karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat
dengan baik jika menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya
membedakan antara lesi datau tumor yang solid dan kistik.
Pemeriksaan gabungan anatara USG dan mammografi memberikan
ketepatan diagnosa yang tinggi
Beberapa gambar hasil USG pada payudara:

Gambar 1.1. Gambar 1.2.


Fibroadenoma Kecil Fibroadenoma Besar
(1cm) (3cm)

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 14


Gambar 1.3. Fibroadenoma > 5cm (ukuran 8,5 x 7 x 6 cm)

Penatalaksanaan

Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:


1) Ukuran
2) Terdapat rasa nyeri atau tidak
3) Usia pasien
4) Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi. Operasi tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan (Nugroho, 2011).
2.3.7. Asuhan Keperawatan Fibrioadenoma Payudara
I. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi denititas klien dan identittas penganggung jawab
b. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu: kemungkinan klien pernah mendapat
sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien pernah
memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
b. Riwayat kesehatan sekarang

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 15


Klien dengan post Fibroadenoma Mammae akan terasa nyeri
karena prosedur pembedahan, aktifitas menurun, nafsu makan
menurun, stres atau takut terhadap penyakit dan harapan yang akan
datang.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Walaupun Fibroadenoma Mammae bukan penyakit turunan tetapi
angka statsitik akan menunjukkan bahwa FAM sering ditemukan
pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga.
c. Riwayat psikosial
 Klien akan merasa cemas dengan penyakitnya
 Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi
yang akan dilakukan
 Kadang-kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang sakit,
mengapa tidak orang lain saja yang sakit
 Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya
d. Riwayat spiritual
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani
ibadah
e. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
- LED meningkat
- Serum alkali pospalse meningkay
- Hipercalsemia
b. Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metalse atau belum
II. Analisa data
Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subjektif: Kerusakan jaringan saraf Gangguan rasa nyeri


- Klien mengeluhkan
rasa nyeri Pengeluaran transmitter
- Meringis karena nyeri
(facial mask of pain) Nyeri
- Lemah dan istirahat

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 16


kurang
Data Objektif:
- Gangguan tonus otot
- Gangguan perilaku
- Respon autonomic
Data Subjektif: Tindakan pembdahan Gangguan body image
- Verbalisasi perubahan
pola hidup Mammae asimetris
- Reaksi ketakutan dan
menolak perubahan Gangguan body image
pada bagian tubuh
- Tidak dapat menerima
perubahan struktur dan
fungsi tubuh
- Perasaan atau
pandangan negatif
terhadap tubuh
- Mengungkapkan
keputusasaan
- Mengungkapkan
ketakutan ditolak
- Mengunkapkan
kelemahan
Data Objektif:
- Menolak untuk melihat
dan menyentuh bagian
tubuh yang berubah
- Mengurangi kontak
sosial
- Pre operasi dengan
bagian tubuh atau
fungsi tubuh yang
hilang

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 17


- Menolak penjelasan
perubahan tubuh
- Tidak mau turut
bertanggung jawab
dalam perawatan diri
Data Subjektif: Efek terapi Resiko tinggi gangguan
- Klien mengatakan integritas jaringan atau
gatal dan sering Luka terkontaminasi kulit
menggaruk area luka bakteri patogen
Data Objektif:
- Adanya benjolan di Daya tahan tubuh
mammae menurun

Infeksi

III. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan saraf
2. Gangguan body image berhubungan dengan tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi: gangguan integritas jaringan atau kulit behubungan dengan efek
terapi
IV. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
1. Gangguan rasa Setelah mendapatkan 1. Kaji riwayat nyeri
nyaman nyeri perawatan selama 2x24 seperti lokasi;
berhubungan jam, masalah gangguan frekwensi ; durasi dan
dengan kerusakan rasa nyaman nyeri dapat intensitas (skala 1 –
jaringan saraf teratasi dengan kriteria: 10) dan upaya untuk
- Melaporkan rasa mengurangi nyeri.
nyeri yang sudah 2. Beri kenyamanan
teratasi (rasa nyeri dengan mengatur
berkurang) posisi klien dan
- Dapat aktivitas diversional
mendemontrasikan 3. Dorong penggunaan
keterampilan stress management
relaksasi dan aktivitas seperti tehnik
diversional sesuai relaksasi, visualisasi,
situasi individu komunikasi

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 18


therapeutik melalui
sentuhan
4. Evaluasi/Kontrol
berkurangnya rasa
nyeri. Sesuaikan
pemberian medikasi
sesuai kebutuhannya
5. Kolaborasi : Beri
analgetik sesuai
indikasi dan dosis
yang tepat

2. Gangguan body Setelah mendapatkan 1. Diskusi dengan klien


image perawatan selama 2 hari tentang diagnosa dan
berhubungan masalah gangguan body tindakan guna
dengan tindakan image teratasi Setelah membantu klien agar
pembedahan dilakukan intervensi dapat aktif kembali
selama 2 X 24 masalah sesuai ADLs.
gangguan body image 2. Review/antisipasi efek
dapat teratasi kriteria samping kaitan dengan
evaluasi tindakan yang
- Mengerti tentang dilakukan termasuk
perubahan pada efek yang mengganggu
tubuh aktivitas seksual.
- Menerima situasi 3. Dorong untuk
yang terjadi pada melakukan diskusi dan
dirinya. menerima pemecahan
- Mulai masalah dari efek yang
mengembangkan terjadi.
mekanisme koping 4. Beri informasi
pemecahan masalah. konseling sesering
- Menunjukkan mungkin.
penyesuaian terhadap 5. Beri dorongan/ support
perubahan. psikologis.
- Dapat menerima 6. Gunakan sentuhan
realita. perasaan selama -
- Hubungan Menerima dam
interpersonal mengerti tentang hal-
adekuat. hal yang dilakukan
merupakan awal proses
penyelesaian masalah.

3. Resiko tinggi: Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi kulit dari


gangguan perawatan selama 3 X 24 efek samping:
integritas jam masalah resiko robekan,
jaringan atau tinggi; gangguan penyembuhan lambat.
kulit behubungan integritas jaringan/ 2. Dorong klien untuk
dengan efek kulitdapat teratasi tidak menggaruk area
terapi dengan kriteria: yang terkena
- Indentifikasi gangguan.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 19


intervensi pada 3. Sarankan klien untuk
kondisi-kondisi menghindari
khusus. pemakaian cream
- Partisipasi aktif kulit, salep dan
dalam tehnik guna powder jika bukan
pencegahan order/ijin dari dokter
komplikasi / atau perawatnya.
meningkatkan 4. Atur posisi sesuai
penyembuhan. kebutuhan.

V. Evaluasi
o Nyeri yang klien alami berkurang
o Klien mengatakan tidak terasa panas dan gatal pada benjolan di
payudara

2.4. Kanker Payudara

Gambar: Infiltrating ductal carcinoma


(Sumber Gambar dari Yaerina, Yesy Nur,.dkk.Kanker Payudara.)

2.4.1. Definisi Kanker Payudara

Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah


untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan
dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Sedangkan menurut WHO, kanker
adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat
mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah
tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah
pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 20


normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan
menyebar ke organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari
sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker
payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling
umum yang diderita kaum wanita. Kaum priajuga dapat terserang kanker
payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu
dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
2.4.2. Etiologi Kanker Payudara

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap jenis kanker


mempunyai banyak faktor dan tahapan, yang mengarah pada terjadinya
perubahan sel normal menjadi sel kanker. Berdasarkan studi epidemiologi
kanker payudara pria/wanita 1:100, lebih banyak diderita pada usia >30 tahun
(Grace, 2003). Faktor genetik memegang peranan penting meskipun tidak
eksklusif, dalam timbulnya kanker. Faktor predisposisi terjadinya kanker
payudara, riwayat kanker payudara dalam keluarga yang kuat (faktor genetik),
menarche lebih awal dan menopause terlambat, biasanya pada wanita nulipara
(Grace,2003). Faktor predisposisi lainnya menurut (Sabiston,1995) adalah
obesitas, penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen, serta
faktor penyusuan yang mana wanita yang pernah menyusui dianggap
menurunkan resiko terjadinya kanker payudara, wanita dengan riwayat penyakit
proliferatif dan atau hiperplasia atipik, dan radiasi.

2.4.3. Patofisiologi Kanker Payudara

Pada umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial,


sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan sebagai karsinoma
(keganasan tumor epitelial). Sarkoma merupakan keganasan yang
berangkat dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 21


Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu in situ karsinoma dan invasive karsinoma.
Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus
maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma
di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal akan
rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu
menginvasi jaringan di sekitarnya menjadi sel metastatik (Hondermarck,
2003).

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 22


2.4.4. WOC Kanker Payudara

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 23


2.4.5. Manifestasi Kanker Payudara

Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat
tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapatterlihat pada tahap lanjut
antara lain :

1. Adanya benjolan di payudara


2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa
nanah,darah, cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang
tidakhamil dan menyusui
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.

Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran)luas, maka


tanda dan gejala yang biasa muncul adalah:

1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.


2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batukyang
sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru-paru dengan
dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitandalam bernafas.
4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5. Fungsi hati abnormal.
2.4.6. Komplikasi Kanker Payudara

Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan


sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ
lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang
dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis,
nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan
persepsi sensori.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 24


Stadium kanker payudara

Pembagian stadium kanker payudara menurut Yayasan Kanker Payudara


Indonesia, 2013:
1. Stadium 0 (disebut carcinoma in situ)
Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah sel-sel yang abnormal yang
terdapat pada kelenjar di payudara yang mempunyai risiko berkembang
menjadi kanker payudara. Ductal carcinoma in situ (DCIS) adalah sel-sel
yang abnormal pada saluran duktus. Perempuan dengan DCIS memiliki
risiko tinggi penyebaran kanker di payudaranya. Pilihan pengobatan sama
dengan pasien kanker payudara dengan stadium 1.
2. Stadium I
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan belum
menyebar di luar payudara.
3. Stadium II
Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan; atau ukuran
tumor antara 2 dan 5 cm (dengan atau tanpa penyebaran di kelenjar getah
bening di bawah lengan); atau tumor berukuran lebih dari 5 cm dan belum
menyebar dari payudara.
4. Stadium III
Stadium lanjut kanker payudara, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan telah
menyebar sampai ke kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker
berada pada kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker telah
menyebar di dekat tulang payudara atau jaringan lain di sekitar payudara.
5. Stadium IV
Kanker payudara dimana telah terjadi penyebaran di luar payudara ke
organ tubuh lainnya.

Sistem TNM menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadiumkanker,


yaitu:

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 25


1. (T, Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya
dandimana lokasinya.
2. (N, Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumortelah
menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
3. (M, Metastasis), kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain.

Stadium cancer mammae berdasarkan penilaian TNM sebagai berkut:

T(Tumor Size), ukuran tumor

T0 : Tidak diketemukan tumor primer.

T1 : Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.

T2 : Ukuran tumor diameter antara 2-5 cm.

T3 : Ukuran tumor diameter > 5cm.

T4 : Ukuran tumor berapa saja tetapi sudah ada penyebaran ke kulit


ataudinding dada atau pada keduanya. Dapat berupa borok, edema
ataubengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di
kulittumor utama.

N(Node), kelenjar getah bening regionak (kgb)

N 0 : Tidak terdapat metasis pada kgb regional di ketiak/akslla.N 1 : Ada


metasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan.

N 2 : Ada metasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan.

N 3 : Ada metasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) ataukgb


di mammary interna di dekat tulang sternum.

M (Metasis), penyebaran jauh

M X : Metasis jauh belum dapat dinilai

M 0 : Tidak terdapat metasis jauh

M 1 : Terdapat metasis jauh

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 26


Setelah masing masing faktor T, N, M diperoleh, kemudian ketiga
faktor tersebut digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0 : T0 N0 M0.

Stadium 1 : T1 N0 M0.

Stadium II A : T0 N2 M0/T4 N1 M0 / T4 N2 M0.

Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0.

Stadium III C : Tiap T N3 M0.

Stadium IV : Tiap T-Tiap N-M1.

2.4.7. Pemeriksaan Penunjang Kanker Payudara


1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
 Morfologi sel darah
 LED
 Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
 Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Noninvasive :
 Mamografi
 Ro thorak
 USG
 MRI
 PET
b. Invasif
 Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam
tindakan pembedahan .
 Aspirasi biopsy (FNAB).
 Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau
padat.
 True cut / Care biopsy.
 Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk
memandu jarum pada massa.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 27


 Insisi biopsy.
 Eksisi biopsy Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk
dilakukan pemeriksaan histologik secara froxen section.

2.4.8. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara

Penatalaksanaan Cancer Mammae

1. Pemeriksaan labortorium meliputi :


 Morfologi sel darah
 LED
 Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
 Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain :
a. Noninvasive :
 Mamografi
 Ro thorak
 USG
 MRI
 PET
b. Invasif
 Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan
pembedahan .
 Aspirasi biopsy (FNAB).
 Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat.
 True cut / Care biopsy.
 Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk
memandu jarum pada massa.
 Insisi biopsy.
 Eksisi biopsy Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan
pemeriksaan histologik secara froxen section.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 28


Penatalaksanaan Cancer Mammae

Mulyani & Nuryani (2013); Suryaningsih & Sukaca (2009) menjelaskan bahwa
penatalaksanaan cancer mammae tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
Macam-macam penatalaksanaan cancer mammae :

1. Lumpectomy
Pasien yang boleh menjalani lumpectomy adalah :
a. Mempunyai cukup jaringan normal. Hal ini diharapkan agar pengangkatan tidak
menghilangkan payudara.
b. Mempunyai tumor tunggal.

Pasien yang tidak boleh menjalani lumpectomy adalah :

a. Mempunyai tumor banyak (jamak) dalam satu payudara.


b. Menjalani terapi radiasi payudara untuk penanganan awal cancer mammae.
c. Sedang hamil sehingga harus menghindari terapi radiasi.

Tahap-tahap pembedahan lumpectomy :

a. Persiapan operasi, kemudian berikan anastesi local ataupun total dan membutuhkan
waktu antara satu sampai dua jam.
b. Penjepit metalik kecil akan dimasukkan untuk memberi tanda area serta
mempermudah terapis melakukan perawatan.
c. Simpul limfe (getah bening) juga akan diperiksa saat itu juga, saat jaringan payudara
diangkat.
d. Irisan akan dilakukan di bawah ketiak atau dengan membuat irisan terpisah di bawah
lengan.
e. Melihat kanker seberapa besar dan seberapa parahnya. Memisahkan kanker dengan
jaringan lainnya.
f. Melakukan pengangkatan kanker.
g. Menjahit bagian yang telah diangkat tadi.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 29


Ada beberapa jenis pembedahan pada cancer mammae, yaitu:

a. Radical Mastectomy
Radical mastectomy merupakan operasi pengangkatan sebagian payudara
(lumpectomy) dan operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.
Lumpectomy ini biasanya direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Total Mastektomy
Total mastectomy merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara saja bukan
kelenjar ketiak/ axila.
c. Modified Radikal Mastektomy
Modified Radikal Mastektomy merupakan operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan di
sekitar ketiak.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif dan sangat menuju
sasaran untuk menghancurkan sel kanker yang mungkin masih tertinggal setelah operasi.
Radiasi dalam pengobatan kanker disebut ionizing radiation. Radiasi ini dapa
mengurangi resiko kekambuhan kanker.
Biasanya terapi radiasi menggunakan x-ray berenergi tinggi atau partikel lain untuk
membunuh sel kanker. Terapi ini dilakukan secara regular per minggu (5 hari) selama 6
minggu tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan
pengobatan lainnya.
Cara kerja terapi radiasi :
Untuk mengetahui bagaimana radiasi bekerja untuk pengobatan, pertama-tama kita
harus mengetahui siklus hidup sel normal dalam tubuh. Siklus sel terdiri daari 5 fase
yaitu :
1) Fase G0 (Resting Stage)
Sel belum mulai membelah. Langkah ini dapat berlangsung beberapa jam hingga
bertahun-tahun. Hal itu tergantung pada tipe sel. Ketika sel mendapat kode untuk
menggandakan maka kemudian dia akan menuju fase G0.
2) Fase G1
Sel mulai membuat lebih banyak protein. Gunanya persiapan untuk membelah.
Fase ini berlangsung antara 18 hingga 30 jam.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 30


3) Fase S
Fase ini menandakan bahwa kromosom yang berisi kode genetik (DNA) dapat
digandakan. Sehingga kedua sel yang baru terbentuk itu akan mempunyai jumlah
DNA yang sama. Fase ini berlangsung antara 18 hingga 20 jam.
4) Fase G2
Sel akan membelah menjadi 2 sel yang berlansung 2 hingga 20 jam.
5) Fase M
Sel membelah menjadi 2 sel yang berlansung 30 atau 60 menit.

Efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi,
yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa
minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya, diantaranya
karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau lelah karena
setiap hari harus ke rumah sakit.

Perawatan pasien dengan terapi radiasi adalah :

1) Perawatan sebelum radiasi


Sebaiknya lakukan terlebih dahulu pemikiran pasien sebelum radioterapi, sehingga
pasien mengerti radioterapi, menghindari stres, ketakutan, dan setelah itu untuk
memperbaiki keadaan umum, memperhatikan nutrisi tubuh, memperbaiki situasi
lokal, untuk menghindari infeksi lokal. Misalnya, NPC pasien sebelum radioterapi
baiknya untuk mencuci nasofaring, pasien kanker esofagus sebelum radioterapi
harus menghindari makan-makanan keras dan makanan pedas.
2) Perawatan selama radiasi
Pasien kanker selama radioterapi sering merasa nyeri, perdarahan, infeksi, pusing,
kehilangan nafsu makan dan gejala lain, pengobatan simtomatik harus tepat waktu.
Pertama, dokter harus memperhatikan menyesuaikan pengobatan dan dosis, sejauh
mungkin untuk melindungi bagian-bagian tidak perlu di radiasi, sambil memberi
obat penenang, vitamin B. Kedua, kita harus memberikan asupan air kepada pasien
yang cukup banyak, agar mencapai tujuan untuk mengurangi reaksi sistemik dan
menghindari cedera radiasi lokal. Selama radioterapi, dokter harus memperhatikan
perubahan sering diamati dalam darah, seperti sel-sel darah putih kurang dari
3,0x109/L, trombosit kurang dari 8,0×109/L, harus mengetahui alasan atau
penangguhan radioterapi, diberikan pengobatan yang sesuai.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 31


3) Setelah perawatan radiasi
Para pasien setelah diiradiasi kulit lokal harus tetap bersih untuk menghindari
rangsangan fisik dan kimia, tidak dapat membiarkan kulit lokal berlebihan
tergesek. Pakaian pasien harus lembut, kerah jangan terlalu kaku. Organ setelah
diradiasi, karena cedera radiasi, mengurangi resistensi terhadap infeksi sekunder,
sehingga harus menggunakan radioterapi yang berbeda untuk meningkatkan
perlindungan. Untuk radioterapi lokal yang spesifik, seperti esophagus setelah
radioterapi harus mengkonsunsumsi makanan lunak, rektum setelah radioterapi
harus mencoba untuk menghindari BAB kering. Radiasi dari situs tumor primer
tidak dapat dengan mudah biopsi, jika tidak maka dapat menimbulkan luka yang
tak tersembuhkan dan berkepanjangan.
4) Terapi hormone
Terapi hormon ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan
dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium
akhir. Hal ini dikenal therapy anti-estrogen untuk memblok kemampuan hormon
estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan cancer mammae. Hormon
estrogen merupakan hormon yang berfungsi membentuk dan mematangkan organ
kelamin perempuan, salah satunya payudara selama waktu pubertas serta memicu
pertumbuhan dan pematangan sel di organ perempuan yang disebut sel duct, yang
akan membelah secara normal. Dimana saat terjadi pematangan sel duct
merupakan saat yang paling rentan terkena mutasi. Jika ada satu sel yang
mengalami mutasi akibat factor keturunan, radiasi, radikal bebas, dll. Maka sel
tersebut dapat membelah secara berlebihan yang akan berkembang menjadi kanker.
Sehingga tujuan terapi hormon ini untuk mencegah estrogen dalam mempengaruhi
sel kanker yang berada dalam tubuh. Contoh terapi hormon adalah tamoxifen,
anastrozole (arimidex), letrozole (femara), dan exemestane (aromasin).
5) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker yang dapat
diberikan secara oral atau intervenous.
Cara pemberian obat :
a. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat 1
minggu).
b. Secara intravenous

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 32


Diberikan dalam 6 kali kemo yang berjarak 3 minggu untuk yang full dosis.

Kemoterapi adjuvant, diberikan setelah operasi pembedahan untuk jenis


cancer mammae yang belum menyebar dengan tujuan mengurangi risiko timbulnya
kembali cancer mammae. Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor
payudara asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan
gejala dan tidak muncul pada sinar-x serta tidak dapat dirasakan pada pemeriksaan
fisik. Namun memiliki peluang untuk tumbuh dan membentuk tumor baru di
tempat lain di tubuh. Kemoterapi adjuvant ini dapat diberikan untuk mencari dan
membunuh sel-sel ini.

Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemoterapi yang diberikan sebelum


operasi dan bermanfaat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga cukup
kecil untuk melakukan lumpectomy.

Efek samping yang umunya dirasakan adalah :

a. Rambut rontok.
b. Kuku dan kulit menghitam dan kering.
c. Mual dan muntah.
d. Anoreksia.
e. Perubahan siklus menstruasi.
f. Mudah lelah.

Obat-obat kemoterapi yang biasa digunakan pada cancer mammae adalah :

a. Cyclophosphamid (cytoxan, neosar).


b. Methotrexate.
c. Fluorouracil (5-Fu, Adrucil).
d. Paclitaxel (Taxol).
e. Docetaxel (Taxotere).
f. Vinorelbine (Navelbine).
g. Gemcitabine (Gemzar), dll.

Contoh kombinasi obat :

a. CMF (cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-Fu).


b. FAC (5-Fu, doxorubicin, cyclophosphamide).

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 33


c. TAC (docetaxel, doxorubicin, cyclophosphamide).
d. GT (gemcitabine dan paclitaxel), dll.

Perawatan Pasien Dengan Post Kemoterapi :

1) Anoreksia
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada pasien
cara mengatur makanan: Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus
dikonsumsi secara teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti,
tetapi hindari yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah. Kebutuhan
protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan mineral. Bisa dengan
mengkonsumsi suplemen nutrisi seperti ensure, sustacal, resource, bisa juga
dengan osmolit, isocal, isosource. Untuk menambah masukan protein bisa juga
dengan makan telur rebus, daging, yoghurt.
2) Perubahan
Indra Pengecap Hindari makanan yang pahit, makanan lunak berprotein ( susu,
ikan, ayam ), pertahankan rasa manis, konsumsi makanan tambahan, lakukan
tes pengecapan, karbohidrat pada pasien yang tidak suka manis, dan gunakan
tambahan bumbu.
3) Mual Dan Muntah
Untuk mencegah atau meminimalkan mual dan muntah :
a. Makan makanan yang dingin atau yang disajikan dengan suhu ruangan
karena makanan panas meningkatkan sensasi mual.
b. Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau cola untuk meredakan
mual.
c. Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan telalu pedas.
d. Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi.
e. Gunakan teknik distraksi (musik, radio, televisi).
f. Gunakan untuk tidur saat terasa mual
4) Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti : sereal, roti dari tepung,
kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan, jus buah (pisang,
avocado, apel dan anggur diperbolehkan), sayur mentah, makanan yang
banyak mengandung gas, makanan dan minuman yang mengandung kafein.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 34


Asuhan Keperawatan Cancer Mammae

Ny. R 46 tahun bertempat tinggal di Palembang, berpendidikan SLTA, klien adalah seorang
ibu rumah tangga. Klien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 12 Juni 2014. Klien dibawa ke
rumah sakit karena terdapat benjolan pada payudara dekstra, serta nyeri bila ditekan. Klien
terlihat lemah, pucat, turgor kulitnya menurun, dan mukosa bibirnya kering. Klien mengalami
perubahan selera makan dan merasa mual. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat
kanker. Hasil TTV pasien tekanan darah : 130/80 mmHg, denyut nadi : 80 x/ menit, suhu :
33,5º C, pernafasan : 26 x/ menit.

Pengkajian

A. Identitas

Nama : Ny. R

Umur : 46 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Mayor Ruslan nomor 15 Palembang

Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia

Status : Menikah

Tanggal Masuk RS : 12 Juni 2014

Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2014, pukul 10.00 WIB

No. Register : RI 14015940

No. Medrec : 0000755095

B. Riwayat Kesehatan
 Riwayat penyakit dahulu :

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 35


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang parah sebelumnya.
 Riwayat penyakit seekarang :
Pasien mengatakan terdapat benjolan pada payudara dekstra, serta nyeri apabila
ditekan.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak memiliki keluarga yang mengalami kanker.
C. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Denyut nadi : 80 x/ menit
 Suhu : 37,5º C
 Pernafasan : 26 x/ menit
b) Breath (B1)
Frekuensi RR meningkat
c) Blood (B2)
Pucat
d) Brain (B3)
-
e) Bladder (B4)
-
f) Bowel (B5)
Mukosa bibirnya kering dan mual
g) Bone (B6)
Turgor kulitnya menurun
D. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Ds : Reaksi inflamasi Nyeri
Pasien mengatakan
nyeri pada nodul-
nodul di payudara
dekstra.
Do :
Terdapat nyeri tekan
pada nodul-nodul
pada payudara
dekstra. Skala nyeri
4.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 36


2 Ds : Ca Mammae Hipertermi
Pasien mengatakan
tubuhnya terasa
panas
Do :

 Suhu: Hipertermi
 RR: takipnea
 Turgor kulit jelek
 Mukosa bibir
kering
3 DS : Tidak mampu dalam Ketidakseimbangan
memasukkan makanan nutrisi kurang dari
Pasien mengatakan kebutuhan tubuh
tidak nafsu makan,
mual.
DO:
Pasien tampak
lemah.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan reaksi inflamasi
2. Hipertermi (00006) berhubungan dengan malnutrisi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan
tidak mampu dalam memasukan makanan
Intervensi
Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan Pain Management (1400)
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24  Gunakan tindakan kontrol
reaksi inflamasi jam skala nyeri dapat nyeri sebelum nyeri hebat
Domain 12: berkurang dengan kriteria  Laksanakan pemberian
kenyamanan hasil : analgetik pada pasien jika
Kelas 1: kenyamanan Pain Control (1605) diperlukan
fisik (160501) Mengendalikan  Sediakan pengurangan
faktor penyebab nyeri nyeri optimal personal
(160502) Mampu mengenali dengan menentukan
kapan terjadinya serangan analgetik yang tepat
(160505) Mampu  Pertimbangkan tipe dan
menggunakan analgetik sumber dari nyeri ketika
yang sesuai memilih srategi nyeri
(160509) Mampu mengenali  Evaluasi keefektifan dari
gejala dari nyeri tindakan pemberian
analgetik pada pasien jika
diperlukan

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 37


 Lakukan penilaian
komprehensif dari nyeri
meliputi lokasi,
karakteristik onset / durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas dan factor yang
menimbulkan nyeri
 Pastikan pasien
mendapatkan perawatan
dengan analgetik yang
diperlukan
2. Hipertermi (00006) Setelah dilakukan tindakan Temperature Regulation
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 (3900)
malnutrisi jam diharapkan suhu tubuh  Monitor temperature
Domain 11: pasien dalam rentang setiap 2 jam sekali jika
keamanan/perlindungan normal, dengan kriteria diperlukan
Kelas 6: termoregulasi hasil :  Monitor perubahan
Thermoregulation (0800) temperature sampai stabil
(080002) Suhu tubuh dalam  Monitor tekanan darah,
rentang normal nadi, dan penafasan jika
(080004) Tidak terasa sakit diperlukan
pada otot  Monitor warna kulit dan
(080010) Dapat berkeringat suhunya
saat panas  Monitor laporan tanda
(080013) respirasi dalam dan gejala dari hipotermi
rentang normal dan hipertermi
(080015) mampu mencatat  Naikkan masukan cairan
kenyamanan terhadap panas dan makanan yang
adekuat
 Sesuaikan suhu
lingkungan sesuai yang
diinginkan pasien
 Gunakan kasur panas dan
selimut hangat untuk
menjaga suhu tubuh agar
tetap normal
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Nutrition Management (1100)
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x 24  Tanyakan kepada pasien
kebutuhan tubuh jam nafsu makan pasien apabila memiliki alergi
(00002) berhubungan dapat bertambah dengan makanan
dengan tidak mampu criteria hasil :  Tetapkan dan
dalam memasukan Nutritional Status : Food kolaborasikan dengan ahli
makanan and Intake (1008) gizi jenis kalori dan tipe
Domain 2: nutrisi (100801) Intake makanan makanan yang diperlukan
Kelas 1: makan lewat mulut adekuat untuk kebutuhan nutrisi
(100803) Pemasukan cairan sesuai kebutuhan
melalui mulut adekuat  Dorong kenaikan
(100805) Mampu pemasukan makanan yang
memasukkan makanan tepat

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 38


sisipan secara total  Dorong kenaikan
pemasukan protein, zat
besi, vitamin C, yang tepat
 Sediakan makanan yang
tinggi protein, tinggi kalori,
makanan yang bernutrisi,
dan minuman yang bisa
segera dikonsumsi pasien
 Monitor catatan masukan
kandungan nutrisi dan
kalori
 Kaji kemampuan pasien
untuk menemui makanan
yang diperlukan

Evaluasi
 Nyeri yang klien alami teratasi
 Klien dapat mengatasi nyerinya secara mandiri
 Suhu tubuh klien kembali normal
 Asupan makanan klien terpenuhi
 Klien tidak merasakan mual kembali
 Nafsu makan klien meningkat

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 39


Bab 3

Penutup

3.1. Kesimpulan
Penyakit fibro adenoma adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi
yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Benjolan-benjolan
tersebut sama sekali bukan berarti suatu penyakit karena kadang-kadang akibat
pertumbuhan berlebih pada lobulus payudara yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap
estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Tercatat 6 dari 10 benjolan ditemukan pada wanita dibawah 20 tahun dan relatif
tidak berkembang menjadi benjolan lainnya dikemudian hari. Benjolan dapat
timbul soliter atau multiple, gampang digerakkan, berbentuk licin sama sekali
bebas dari jaringan disekitarnya dan pertumbuhannya lambat.

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang


endemicpada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai
macam factor,diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini
memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih berresiko
daripada laki-laki. Olehkarena itu, sangat diperlukan pencegahan dini dimulai
dari diri sendiri denganSADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya
hidup/lifestyle. Karena menurutpenelitian World Cancer Research Fund (WCRF),
memperbaiki gizi dan lifestyledapat mencegah kanker payudara hingga 42%.

3.2. Saran
Kita sebagai seorang wanita harus selau waspada dan secara rutin
memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati
sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum Fibfoadenoma dan
kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh. Seperti yang kita ketahui bahwa
mencegah lebih baik daripada mengobati.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 40


Daftar Pustaka

Grace A. Pierce & Borley R. Nell. 2003. At Glance: Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Nina Siti & Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

National Cancer Institute. 2009. Breast Cancer.


http://cancerweb.ncl.ac.uk/cancernet/100013.html. Di akses pada tanggal 21 April 2018
19:59

Romauli, Suryati & Vindari, Anna Vida. 2011. Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta : Nugroho Medika.

Sabiston, David C. 1995. Buku Ajar Bedah. Editor Oswari Jonatan.


https://books.google.co.id/books?id=qgdPlhdlc0C&pg=PA341&dq=derajat+keganasan+kank
er+payudara&hl=id&sa=X&ei=LxEQVfqiD8nuQSQtoHoDw&ved=0CCQQ6AEwAg#v=on
epage&q=derajat%20keganasan%20kanker%20payudara&f=true. Di akses pada tanggal 21
April 2018 20:00

Yayasan kanker payudara Indonesia.2013.Treatment Options.


Anonim.http://www.pitapink.or.id/content.php?id=4 .Di akses pada tanggal 21 April 2018
20:10

Agnesia, Fanny Arista. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Cancer Mammae Di
Ruang Mawar RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014. Palembang:
Politeknik Kesehatan KEMENKES Palembang.

Nurma, Nenik. 2013. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Fibroadenoma


Mammae pada Nn A umur 19 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.
Semarang: Universitas Muahmmadiyah Semarang

Putri, Ni Putu Yudiartini dan Hudyono, Johannes. 2015. Diagnosis dan Penatalaksanaan
Fibroadenoma Payudara. Jurnal Kedokteran Meditek. Vol. 20, No. 53.

Agnesia, Fanny Arista. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Cancer Mammae Di
Ruang Mawar RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2014. Palembang:
Politeknik Kesehatan KEMENKES Palembang.

Fibroadenoma Payudara dan Kanker Payudara Page 41

Anda mungkin juga menyukai