Anda di halaman 1dari 26

SGD 5

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :


PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA ASING


P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI

DEFINISI
GEJALA

DI JALAN NAFAS
WOC

AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT


DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
SGD 5
ASUHAN KEPERAWATAN GAWATgangguan
Asma merupakan DARURATradang
:
PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT


kronik BENDA
saluran napas.DI
P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI

DEFINISI
GEJALA

JALAN NAFAS
WOC

AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT


DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
Asma akut atau bronkial adalah penyakit
pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme
akut otot polos bronkiolus.
wheezing (mengi), SGDbatuk,
5
dyspnea, dan dada sesak
menunjukkan
ASUHAN KEPERAWATANtanda GAWAT DARURAT :
PENATALAKSANAAN

SERANGAN
hipoksemiaASMA AKUT AKIBAT BENDA DI
P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI

kebingungan,JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
letargi dan
WOC

AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT


sionosis DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
Sulit untuk bicara
SGD 5
FAKTOR PRESDIPOSISI
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :
(GENETIK) ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI
PENATALAKSANAAN

SERANGAN
P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
 Alergen : inhalan,
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC

ingestan,
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
kontaktan
FAKTOR PRESIPITASI
 Perubahan cuaca
 Stress
 Lingkungan kerja
 Olahraga
1. Ekstrinsik (alergi)
2. Instrinsik (non-alergi)
SGD 5 3. Asma gabungan

b.d penyebab
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :
PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI


P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
1. Astma bronkiale
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC

2. Status asmatikus
AIRWAY DAN 3.
BREATHING MANAGEMENT
Asthmatic emergency
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT

b.d kegawatan asma


SGD 5

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :


PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI


P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
1. Pemeriksaan radiologi
SGD 5
Pada pemeriksaan fisik dijumpai napas menjadi cepat dan dangkal, terdengar bunyi
mengi pada pemeriksaan dada (pada serangan sangat berat biasanya tidak lagi terdengar
mengi, karena pasien sudah lelah untuk bernapas).
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :
PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG
2. Peak Expiratory Flow Meter (PEF Meter)

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
Sumbatan jalan napas diketahui dari nilai APE < 80%DAN
AIRWAY nilai BREATHING
prediksi. MANAGEMENT
• Pada pagi hari diukur APE untuk mendapatkan nilai terendah dan malam hari untuk
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
mendapatkan nilai tertinggi.
• APE malam – APE pagi
• Variabilitas harian = ------------------------------------- x 100%
• ½ (APE malam + APE pagi
3. Spirometri

Spirometri adalah mesin yang dapat mengukur kapasitas vital paksa (KVP) dan volume
SGD 5
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1). Sumbatan jalan napas diketahui dari nilai VEP1 <
80% nilai prediksi atau rasio VEP1/KVP < 75%.

ASUHAN
4. Pemeriksaan Tes Kulit (Skin Test) KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :
PENATALAKSANAAN

SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
reaksi yang positif pada asma.
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
5. Pemeriksaan Darah DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT

Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, atau asidosis.Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada penderita dengan
serangan asma berat atau status asmatikus.
SGD 5

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :

PENATALAKSANAAN
SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
SGD 5

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :

PENATALAKSANAAN
SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
Penanganan Chocking untuk anak usia >1tahun - dewasa yang masih sadar

Untuk Tersedak Ringan


SGD 5
 Jika px bias batuk, anjurkan batuk terus menerus.
 JANGAN DIBERIKAN MINUM & JANGAN MEMASUKAN JARI KE DALAM MULUT.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :

PENATALAKSANAAN
Untuk Tersedak Besar SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
 Tanyakan px apakah px tersedak?
 Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selamaDAN
AIRWAY beberapa kali sampai
BREATHING benda
MANAGEMENT
asing keluar atau sampai pasien menjadi tidak sadar.
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
Penanganan Chocking untuk anak usia >1tahun - dewasa yang tidak sadar

Saat Tersedak
 Panggil bantuan medis
SGD 5
 Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan finger swab atau sapuan
jari untuk mengeluarkan benda asing
 Segera lakukan CPR/ RJP.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :

PENATALAKSANAAN
Sukses jika ada tanda berikut : SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG
 Dada korban terlihat naik saat diberikan bantuan nafas

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
 Melihat benda asing keluar dari mulut korban
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
Setelah Sukses DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
 Berikan 2 kali napas
 Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa nadi di leher korban
selama 10 detik.
 Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan pasang AED
segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada maka berikanlah bantuan napas
saja selama 2 menit, dalam 1 menit harus memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara
napas adalah 6 detik). Setelah 2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau
belum, jika korban sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan)
sambil menunggu bantuan datang.
Penanganan Chocking untuk bayi (<1tahun) yang masih sadar

 Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut


 Bukalah pakaian bayi
SGD 5
 Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan tangan. Buat
kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan rahang bawah bayi
menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekan leher bayi, karena ini akan
menyebabkan tersumbatnya saluran ASUHAN
napas) KEPERAWATAN GAWAT DARURAT :
 Berikan 5 kali tepukan di punggung (teknik back slaps) (tepuklah dipunggung, antara 2

PENATALAKSANAAN
SERANGAN ASMA AKUT AKIBAT BENDA DI

P.PENUNJANG
tulang belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan pangkal telapak tangan

KLASIFIKASI
CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
ketika memberikan tepukan
 Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi dengan
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang. Buat posisi kepala
bayi lebih rendah dari kakinya
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
 Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi penekanan dada
pada proses CPR yaitu di tengah-tengah tulang dada/di bawah garis imajiner antara 2
puting susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk
melakukan chest thrust
 Ulangi langkah tersebut sampai benda asing keluar
Penanganan Chocking untuk bayi (<1tahun) yang tidak sadar
SGD 5
 Baringkan bayi dipermukaan yang rata dan keras
 Buka jalan napas bayi (mulut bayi)ASUHAN KEPERAWATAN
dan lihat apakah GAWAT
benda asing terlihat atau tidak. JikaDARURAT :

PENATALAKSANAAN
terlihat ambil dengan menggunakanSERANGAN ASMA
sapuan jari. Jika benda asingAKUT AKIBAT
tidak terlihat jangan BENDA DI

P.PENUNJANG

KLASIFIKASI
lakukan blind finger swab mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk mencari

CHOCKING

ETIOLOGI
JALAN NAFAS

DEFINISI
GEJALA
WOC
benda asing tersebut
 Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkahAIRWAY
selanjutnya
DANyaitu lakukanlahMANAGEMENT
BREATHING CPR yang
terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi,ALAT
DENGAN perbedaan CPR korban
DAN TANPA ALAT
tersedak dengan korban biasa adalah setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada
periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas
 Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi masih
belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR sampai bantuan
medis datang atau benda asingnya keluar.
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
D

DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT


C
B
A
Airway Management ialah memastikan jalan napas tetap terbuka.

Pada Triple Airway Manuever terdapat tiga perlakuan yaitu:


D

1. Kepala ditengadahkan dengan satu tangan berada di bawah leher,


sedangkan tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu
C

tangan dan kepala ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain


2. Menarik rahang bawah ke depan, atau keduanya, akan mencegah
obtruksi hipofarings oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan
B

jaringan antara larings dan rahang bawah. Menarik / mengangkat dasar


lidah dari dinding pharyinx posterior.
A
MANAJEMEN AIRWAY TANPA ALAT

1. Pemeriksaan Jalan nafas

• L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna
Airway
mukosa/kulit dan Management
kesadaran ialah memastikan jalan napas tetap terbuka.
• L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
Pada Triple
• F = Feel/Rasakan Airway
aliran Manuever terdapat tigamenggunakan
perlakuan yaitu:
D

adanya udara pernafasan dengan pipi penolong


1. Kepala ditengadahkan dengan satu tangan berada di bawah leher,
sedangkan tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu
Membuka jalan nafas dengan proteksi cervikal :
C

tangan dan kepala ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain


1. Head Tilt 2. Menarik rahang bawah ke depan, atau keduanya, akan mencegah
obtruksi
Dlilakukan bila jalan hipofarings
nafas tertutup olehpasien.
oleh lidah dasar lidah. Kedua
Tidak boleh gerakanpada
dilakukan ini meregangkan
pasien
B

jaringan antara larings dan rahang bawah. Menarik / mengangkat dasar


dugaan fraktur servikal
lidah dari dinding pharyinx posterior.

A
MANAJEMEN AIRWAY TANPA ALAT

2. Membersihkan Jalan Nafas

• Tindakan ini bertujuan


Airway untuk mengetahui
Management ada tidaknyajalan
ialah memastikan sumbatan
napasjalan napas
tetap oleh
terbuka.
benda asing.
• Jika sumbatan
Padaberupa
Triplecairan
Airway dapat di bersihkan
Manuever dengan
terdapat jariperlakuan
tiga telunjuk atau jari tengah
yaitu:
D

yang di lapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat di
1. Kepala ditengadahkan dengan satu tangan berada di bawah leher,
korek dengan menggunakan jari telunjuk yang di bengkokkan dengan tehnik finger
sweep. sedangkan tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu
C

• Mulut dapat di tangan dan kepala


buka dengan ditengadahkan
tehnik Cross ke belakang
Finger, di mana ibu jari di oleh tangan yang lain
letakkan
berlawanan 2.dengan
Menarik rahangpada
jari telunjuk bawah ke depan,
mulut korban. atau keduanya, akan mencegah
obtruksi hipofarings oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan
B

jaringan antara larings dan rahang bawah. Menarik / mengangkat dasar


lidah dari dinding pharyinx posterior.

A
MANAJEMEN AIRWAY TANPA ALAT

3. Mengatasi Sumbatan Napas Parsial (Heimlich Manouvre)

• Bila Tersumbat karena benda dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.
• Kegagalan Airway
membuka Management
nafas denganialah memastikan
cara ini jalanhal
perlu dipikirkan napas tetapadanya
lain yaitu terbuka.
sumbatan
jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea).
• Bila hal ini Pada
terjadiTriple
pada Airway Manuever terdapat
lakukan tiga perlakuan
udara yaitu:
D

penderita tidak sadar, peniupan melalui mulut, bila dada


1. Kepala
tidak mengembang, ditengadahkan
maka kemungkinan dengan satu tangan
ada sumbatan berada
pada jalan nafasdi bawah
dan leher,
dilakukan
maneuver Heimlich.sedangkan tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu
C

tangan dan kepala ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain


Tanda-tanda adanya sumbatan
2. Menarik (ditandai
rahang adanya
bawah suara nafas
ke depan, atautambahan)
keduanya,: akan mencegah
obtruksi hipofarings oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan
B

• Mendengkur (snoring),
jaringanberasal
antaradari sumbatan
larings pangkalbawah.
dan rahang lidah Menarik / mengangkat dasar
Cara mengatasi : chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa
lidah dari dinding pharyinx posterior.
endotrakeal.

A
• Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring
Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.
• Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis
Cara mengatasi : cricotirotomi, trakeostomi.
MANAJEMEN AIRWAY TANPA ALAT

2. Chin Lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah, sehingga kepala
Airway
menjadi tengadah danManagement ialah
penyangga lidah memastikan
tegang jalanterangkat
akhirnya lidah napas tetap terbuka.
ke depan.

3. Jaw thrust Pada Triple Airway Manuever terdapat tiga perlakuan yaitu:
D

1. Kepala ditengadahkan
Teknik ini direkomendasikan dengan
sebagai alternatif untuksatu tangan
membuka berada
jalan nafas.diCaranya
bawah:leher,
• Pegang sudut rahang bawahtangan
sedangkan korbanyang
dan angkat dengan
lain pada kedua
dahi. tangan,
Leher satu tangan
diangkat dengantiap sisi,
satu
C

mendorong mandibula ke depan


tangan dan sambil
kepala ekstensikan kepala
ditengadahkan ke belakang
ke belakang oleh tangan yang lain
• Bila bibir tertutup, buka bibir
2. Menarik rahangbawah dengan
bawah ibu jari. atau keduanya, akan mencegah
ke depan,
• Bila pernafasan mulut ke mulut diperlukan, tutup lubang hidung dengan meletakkan pipi
obtruksi hipofarings oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan
B

menutup hidung.
jaringan antara larings dan rahang bawah. Menarik / mengangkat dasar
lidah dari dinding pharyinx posterior.

A
MANAJEMEN AIRWAY DENGAN ALAT

Laryngeal mask airway (LMA) adalah alat bantu jalan napas supraglotis yang paling
populer setelah endotracheal tube (ETT). Pemasangan LMA dilakukan dengan menempatkan
sungkup LMA di area hipofaring menutupi pintu masuk laring.

AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT


D

Tipe-tipe LMA :
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
C

LMA Proseal

B
LMA Flexible

A
LMA Fast Track

LMA Classic
MANAJEMEN AIRWAY DENGAN ALAT

Laryngeal mask airway (LMA)

AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT


D

DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT


C

B
A
MANAJEMEN BREATHING TANPA ALAT

Breathing management tanpa alat dapat dilakukan dengan IPPA (Inspeksi, Perkusi, Palpasi,
Auskultasi), yaitu:

1. Inspeksi
• Lihat ada tidaknya sianosis
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT
• Nilai laju, ritme, serta kedalaman pernapasan
D

DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT


• Perhatikan ada tidaknya penggunaan otot bantu napas
• Perhatikan ada tidaknya retraksi dinding dada

C
2. Perkusi
• Cari ada tidaknya nyeri tekan
• Untuk mengetahui posisi trakea
• Mengkaji taktil fremitus

B
3. Palpasi
• Pada perkusi ditemukan adanya suara sonor/hipersonor/timpani

A
4. Auskultasi
• Mengkaji aliran udara melalui bronkial dalam rangka mengevaluasi adanya cairan atau obstruksi
padat dalam paru dengan cara mengauskultasi/mendengarkan bunyi napas normal, dan bunyi
napas tambahan
MANAJEMEN BREATHING TANPA ALAT

Memberikan pernafasan buatan menggunakan Bag Valve Mask (BVM)


Hanya digunakan untuk membantu atau membuatkan pernafasan artinya oksigen berada dalam
balonnya harus ditekan akan, masuk ke paru-paru pasien. Cek BVM lengkap, terdapat sungkup yang
sesuai:
AIRWAY DAN BREATHING MANAGEMENT

D


Katup pengatur kelebihan tekanan
Balon tidak bocor
DENGAN ALAT DAN TANPA ALAT
• Katup masuk oksigen atau udara yang umumnya berada dibagian belakang balon

C
• Pipa atau balon cadangan oksigen yang dihubungkan dibelakang
• Balon ambu bag

B
A
Pasien (Ny.P, 33 tahun, BB 50 kg, TB 160 cm) datang dengan keadaan sadar ke IRD RSUP Sanglah dengan
keluhan sesak napas. Sesak napas dirasakan sejak 8 jam SMRS (27/7/2018) dan memberat sejak 2 jam SMRS.
Sesak napas yang dirasakan disertai bunyi napas “ngik-ngik”dan pasien kesulitan untuk menghirup udara
hingga pasien kesulitan untuk tidur. Sesak napas dikatakan lebih baik bila dalam keadaan duduk dan pasien
merasakan sesak napas lebih berat dalam keadaan berbaring. Sesak napas awalnya disertai dengan batuk-
batuk. Batuk-batuk dirasakan sesaat sebelum sesak nafas dirasakan, batuk yang dirasakan berdahak, namun
dahak dirasakan susah untuk dikeluarkan. Batuk dirasakan sejak 1 hari sebelum gejala sesak napas, yang
semakin memberat sesaat sebelum sesak napas. Setelah diberikan obat oleh dokter di RSUP Sanglah, pasien
mengatakan dahak mulai keluar sedikit-sedikit dengan warna dahak dikatakan berwarna putih kekuningan
dan sedikit lengket. Awalnya pasien sempat memeriksakan diri ke klinik dan diberi obat (pasien tidak
mengingat nama obat) tapi keluhan tidak membaik dan semakin memburuk hingga menganggu tidur pasien,

A
kurang lebih 5 jam/hari. Keluhan lain seperti panas badan (S=36,3 °C), keringat malam hari, penurunan berat
badan dan mual muntah disangkal pasien. BAB dan BAK dirasakan biasa, tidak ada keluhan lainnya. Tekanan
darah 110/60 mmHg. Nadi: 100 kali/menit. Respirasi: 28 kali/menit.
A

Anda mungkin juga menyukai