Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Keperawatan
Keluarga yang diampu oleh Ibu Ani Fadmawaty, S.Kep, Ners, MKM. Makalah ini telah disusun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga membentuk unit dasar dari masyarakat. Maka lembaga sosial yang
paling banyak memiliki efek-efek yang paling menonjol tehadap anggotanya yaitu
keluarga. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan
seorang individu yang dapat menentukan berhasil-tidaknya kehidupan individu
tersebut. Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan sosial.
Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-
harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Sebuah keluarga
diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari
orang tua dan anak-anak. Ini menjadi satu tugas yang sulit karena harus
memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu. Di lain
pihak, masyarakat mengharapkan setiap anggotanya memenuhi kewajiban-
kewajibannya dan tuntutannya. Sebab itu keluarga harus menjadi perantara bagi
kebutuhan dan tuntutan dari anggota keluarganya dengan kebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat. Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang dewasa dan anak-anak. Di
dunia yang semakin modern ini, yang kita kenal dengan era post modern. Ada begitu
banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap individu dan keluarga, apalagi
bicara soal kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi kelangsungan hidup keluarga,
termasuk kesehatan anak-anak, terutama anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah.
Di usia ini anak-anak rentan dengan sakit penyakit, karena itu orang tua perlu ekstra
waspada dengan situasi dan kondisi anak-anaknya. Untuk itu pada kesempatan ini,
akan dibahas mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan BALITA. Didalamnya
juga dapat melibatkan perawat untuk melaksanakan proses keperawatan, guna
membantu dan membimbing keluarga menjadi keluarga yang mandiri dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan berkaitan dengan anak yang berusia di bawah
lima tahun (BALITA).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai askep keluarga pada
balita
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai teori/konsep dasar
mengenai keperawatan keluarga dengan Balita.
b. Untuk memaparkan kepada mahasiswa, tahap-tahap perkembangan keluarga
dengan Balita.
c. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana proses keperawatan
berperan dalam kehidupan keluarga dengan Balita.
d. Untuk memaparkan kepada mahasiswa, masalah-masalah kesehatan apa saja
yang sering muncul pada anak-anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).
e. Untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang bagaimana memberikan
bimbingan pada anak- anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).
C. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui informasi mengenai teori/konsep keperawatan
keluarga dengan Balita.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang menjadi tahap-tahap
perkembangan keluarga dengan Balita.
3. Mahasiswa dapat mengerti melaksanakan proses keperawatan pada keluarga
dengan Balita.
4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang sering muncul
pada anak-anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).
5. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara memberikan bimbingan kepada
anak-anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal
(kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di
atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang
dikatakan balita. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas
menyusu sampai dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan
perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga
jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya.
Berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal dengan Batita merupakan konsumen pasif.
Sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif (Uripi, 2004).
1. Karakteristik Batita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
pra-sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang
masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam
sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola
makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
2. Karakteristik Usia Pra-sekolah
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya
atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam
perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka
akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.
Karakteristik anak pra-sekolah ini mencakup perkembangan fisik dan kemampuan
motorik serta emosional anak. Perkembangan fisik yaitu hasil tumbuh kembang fisik
adalah bertumbuh besarnya ukuran-ukuran antropometrik dan gejala/tanda lain pada
rambut, gigi-geligi, otot, serta jaringan lemak, darah, dan lainnya. Sedangkan
kemampuan motorik dan emosional anak mencakup sikap anak dalam lingkungan,
gerakan anggota badan, serta kemampuan intelektual anak seperti menyebutkan nama
atau bercerita lainnya.
Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak
usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa
perilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah
usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang, jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik, oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-
usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan. Berkaitan dengan
uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan
yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya
terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah
yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.
1. Konsep Dasar
Periode Eraly Childhood yaitu sejak umur 1 tahun sampai dengan 6 tahun dibagi atas :
a. Toddler : umur 1 /sd 3 tahun
b. Preschool : umur 3 s/d 6 tahun
4. Porsi Makanan
Menurut Lia Amalia yang dikutip oleh Komsatiningrum (2009), porsi makan bagi
orang dewasa dan balita sangatlah jauh berbeda, porsi makan anak balita lebih sedikit
karena kebutuhan gizi esensial jumlahnya lebih sedikit yang harus dipenuhi.
Selain itu karakteristik pertumbuhan dan aktivitasnya juga berbeda. Porsi makan bagi
anak balita harus mempunyai kandungan air dan serat yang sesuai dengan daya
toleransi, tekstur makanannya agak lunak agar mudah dicerna, memberikan rasa
kenyang. Makanan selingan perlu diberikan kepada balita terutama jika porsi makan
utama yang dikonsumsi belum mencukupi. Pemberian makanan selingan tidak boleh
berlebihan karena akan mengakibatkan berkurangnya nafsu makan akibat terlalu
kenyang makan makanan selingan. Pemilihan makanan selingan disesuaikan dengan
fungsinya yaitu:
1. Mencukupi asupan nutrisi yang mungkin kurang pada saat pemberian makan pagi,
siang, sore.
2. Memperkenalkan aneka ragam jenis makanan yang terdapat dalam makanan
selingan.
3. Mengatasi masalah anak yang sulit makan nasi.
4. Untuk mencukupi kebutuhan kalori terutama pada anak yang banyak melakukan
aktivitas.
5. Bahan Makanan
Bahan makanan bagi anak balita harus dipilih yang tidak merangsang, rendah serat,
dan tidak mengandung gas. Penggunaan rempah yang merangsang seperti cabai,
asam sebaiknya dihindari, penambahan vetsin sebaiknya dihindari dan sebaiknya
menggunakan garam dan gula yang tidak membahayakan tubuh. Menu Empat Sehat
Lima Sempurna sangat baik diberikan kepada balita, di dalam menu ini digunakan
berbagai jenis bahan makanan yang terdiri atas:
a. Bahan makanan pokok
Bahan makanan pokok memegang peranan penting, biasa dihidangkan pada waktu
makan pagi, siang, dan malam. Pada umumnya bahan makanan pokok jumlahnya
(kuantitas/volume) lebih banyak dibanding bahan makanan lainnya. Bahan
makanan pokok merupakan sumber energi dan mengandung banyak karbohidrat.
Jenis bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi adalah beras, jagung, gandum,
sagu, umbi-umbian.
b. Bahan makanan lauk pauk
Bahan makanan lauk pauk biasa digunakan sebagai teman makanan pokok yang
memberikan rasa enak dan merupakan sumber protein. Sebagai sumbernya dikenal
bahan makanan berasal dari hewan yang disebut protein hewani seperti daging,
ikan, telur, lauk yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati yaitu
kacangkacangan serta hasil olahnya seperti tahu dan tempe.
c. Bahan makanan sayur mayur
Dalam hidangan orang Indonesia sayur mayur sebagai teman makanan pokok,
pemberi
serat dalam hidangan. Bahan makanan sayuran biasa berasal dari berbagai jenis
tumbuhan seperti batang, daun, bunga, umbi, buah muda. Bagi balita sebaiknya
diberikan
sayuran yang kadar seratnya tidak terlalu tinggi. Sayur-mayur merupakan sumber
vitamin
dan mineral. Namun jika mengalami pemanasan maka zat gizi yang terdapat di
dalamnya
dapat rusak atau berkurang.
d. Bahan makanan buah-buahan
Buah biasanya di hidangkan dan disantap terakhir kali dalam suatu acara makan,
umumnya buah yang dipilih buah yang matang dan berasa manis. Buah-buahan
merupakan sumber vitamin bagi tubuh dan zat pengatur.
e. Susu
Susu adalah cairan berwarna putih yang dikeluarkan oleh kelenjar susu. Susu
merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Istilah untuk air susu manusia
adalah air susu ibu (ASI) dan susu yang bukan berasal dari manusia disebut
pengganti air susu ibu (PASI) yang biasa berasal dari hewan ternak seperti sapi,
kambing, kuda. Susu merupakan minuman yang baik bagi balita, selain itu air putih
juga baik diberikan. Susu dapat diperoleh dalam berbagai bentuk yaitu bubuk dan
cair (Soegeng Santoso, 2004).
C. Tahap perkembangan keluarga dengan BALITA
1. Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:
a. Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
b. Orang tua menjalankan peran baru
c. Peran ini awalnya sulit karena :
Perasaan ketidak adekuatan menjadi orang tua baru
Kurangnya bantuan dari keluarga
Nasehat yang menimbulkan konflik
Tidur kurang karena anak rewel
Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :
Banyaknya wanita yang bekerja
Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan
Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim
Meningkatnya biaya perawatan anak
Masalah yang sering terjadi :
Kesulitan dalam perawatan anak
Suami merasa diabaikan
Terdapat peningkatan perselisihan
Interupsi dalam jadwal yang terus menerus
Kehidupan sosial dan seksual terganggu
Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan :
Membentuk keluarga muda yang bahagia
Penyesuaian tugas baru
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
Mendidik anak berdasar agama
Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing :
Perawatan bayi yang baik
Imunisasi
KB
Penyakit infeksi
Masalah transisi pada orangtua
Sibling rivalry
Tempertantrum
Negativisme
Tumbuh kembang
2. Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
a. Anak I berumur 2,5 th s/d 5 th
b. Keluarga menjadi majemuk
c. Kesibukan orangtua meningkat
d. Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak
Tumbuh Kembang Balita
Toddler (1-3)
Biologis ( BB, TB)↑
Motorik (berjalan, lari,memegang benda)
Psikososial : otonomi vs ragu – ragu negativism dari otonomi tempertantrum, Sibling→
Kognitif : prekonseptual, egosentris
Psikoseksual : fase anal; toilet training
Sosial : bermain, sosialisasi↑
Pra sekolah (3 – 5 tahun)
Biologis : pertumbuhan fisik lambat
Motorik : menulis, memakai/melepas baju
Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru
Kognitif : prekonseptual, intuitive
Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks
Sosial : berdiskusi dengan orangtua
Tugas perkembangan keluarga tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Membantu anak untuk sosialisasi
Beradaptasi dengan anak ke 2
Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga
Pembagian tanggungjawab anggota keluarga
Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak
Masalah kesehatan pada keluarga dengan anak pra sekolah :
Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh
Kes psikososial : hubungan perkawinan
Persaingan kakak – adik
Masalah komunikasi keluarga
Masalah pengasuhan anak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa
Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap keluarganya tentunya pernah
mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA. Masa Balita ini terbagi atas dua
masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-masing memiliki fase bimbingan
yang berbeda. Pada masa ini anak mengalami peningkatan dan kemajuan yang
menakjubkan. Keluarga dengan Balita memiliki dua tahap perkembangan yaitu tahap
keluarga dengan Childbearing dan tahap keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam
perkembangan keluarga ini ada beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh
keluarga termasuk anak yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu
diperlengkapi dengan proses keperawatan/asuhan keperawatan keluarga dengan Balita.
B. Saran
Keluarga dengan Balita, seperti yang sudah dibicarakan di atas, banyak diperhadapkan
dengan masalah. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga harus memperhatikan dengan benar
setiap asuhan perawatan yang diberikan baik terhadap keluarga maupun pada anak.
Dengan begitu keluarga dapat melaksanakan pola asuhan keluarga dengan Balita secara
mandiri. Untuk itu tidak lepas pula bimbingan dari tenaga kesehatan, terutama perawat.
DAFTAR PUSTAKA