A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi memiliki aspek biologis dan sosiobudaya. Dalam konteks Iokal, budaya
dan agama berpengaruh terhadap perilaku kesehatan reproduksi baik itu asuhan antenatal, persalinan dan
nifas, baik secara positif maupun negatif. Banyak faktor yang telah dinyatakan sebagai tantangan dalam
pembangunan kesehatan reproduksi, seperti Budaya dan Agama yang masih berpengaruh terhadap
kepercayaan dalam siklus reproduksi.
Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya prevalensi penyakit menular dan penyakit infeksi
lainnya, masih tıngginya angka kelahiran dan kematian bayi, amun hal yang perlu diperhatikan pula
sebagai tantangan dalam pembangunan kesehatan adalah respon perilaku masyarakat dalam menerima
perubahan.
Salah satu kendala utama penerimaan progam-progam adalah kendala kepercayaan pada
masyarakat yang semula hanya mengenal sistem medis tradisional. Masyarakat dalam kesatuan suku-suku
dan agama dengan identitas kebudayaannya masing-masing, memiliki dan mengembangkan sistem
medisnya sendiri sebagai bahan dari kebudayaan mereka secara turun temurun.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Peneliti bertujuan untuk menggali perspektif di masyarakat dalam Praktik Budaya dan
Agama dalam Siklus Reproduksi.
b. Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang Kesehatan reproduksi.
b. Menganalisa seberapa besar pengaruh tingkat praktik budaya dan agama dalam
siklus reproduksi
C. 1.Profile Penelitian
Table 1.
D. Deskripsi Penelitian
Table 2
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh praktik budaya terhadap kesehatan reproduksi
perempuan
Desain penelitian Desain penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara secara
mendalam dan penelitian perspektif feminis dengan metode FGD
Populasi/sampel penelitian Populasi penduduk di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan
Tambak berada di pulau Bawean, di mana penelitian ini
dilaksanakan jumlah penduduknya berdasarkan data tahun 2015
berjumlah 106.643. Dengan rincian untuk Kecamatan
Sangkapura sebanyak 69.651 jiwa . Jumlah ini menurun dari
jumlah penduduk sebelumnya yang mencapai 73.690 jiwa.
Berbeda dengan Kecamatan Tambak yang mengalami kenaikan
jumlah penduduk dari tahun lalu sebanyak 36.689 jiwa menjadi
36.992 jiwa pada tahun 2015.
Jumlah penduduk di Kecamatan Sangkapura lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kecamatan Tambak.
Jumlah penduduk di Kecamatan Sangkapura adalah 38.586
penduduk laki-laki dan 38.154 pnduduk perempuan. Di
Kecamatan Tambak, 21.416 penduduk laki-laki dan 20.685
penduduk perempuan.
Variable Penelitian Diskusi secara mendalam
Instrument Penelitian Ada tiga wujud kebudayaan yang dapat diuraikan untuk
menganalis perkembangan kesehatan dan kesehatan reproduksi
perempuan Bawean, yakni:
(i) Aspek Filsofi dan Nilai: Adanya filosofi & nilai2
terkait hubungan manusia dengan Tuhan, sesama
manusia & Alam. Adanya filosofi tentang bersahabat
dengan alam serta penggunaan bahan alam, seperti
jamu dan ramuan tradisional. Masih kuatnya tabu,
mitos & simbolisme terkait dengan kesehatan,
kebugaran dan kecantikan perempuan;
(ii) Proses dan Aktivitas Bersama: mulai dari proses dan
aktivitas saat haid, kehamilan, proses kelahiran, serta
pasca melahirkan. Melibatkan perempuan sebagai
pasien maupun pemberi layanan kesehatan maupun KB
dari Bidan dan Dokter, juga proses persalinan dan
perawatan pasca persalinan yang dilakukan oleh Dukun
atau Balian;
(iii) Aspek Hasil Karya/Produk: berbagai macam obat dan
jamu tumbuhan, rempah, herbal, minuman herbal,
Jamu, lulur, mangir, yang digunakan sebagai bahan
perawatan saat haid, hamil, kelahiran, maupun pasca
melahirkan. Di Bawean masih sangat kuat adanya
mitos, tabu, dan kepercayaankepercayaan tentang
makanan yang dikaitkan dengan kehamilan dan
kelahiran dengan penjelasanpenjelasan budaya yang
beragam. Inilah yang disebut dengan bentukbentuk
pembantasan budaya terhadap kecukupan gizi, yang
pasti akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
(Kalangie, 1985).
Hasil Penelitian Melalui data statistik, data hasil wawancara dan data
Diskusi FGD, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum
kondisi kesehatan dan kesehatan reproduksi perempuan Bawean
dari Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak relatif baik.
Sarana prasana kesehatan cukup memadai, fasilitas layanan
kesehatan mulai dari posyandu, kinik KB dan Puskesmas
termasuk kategori baik. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
memelihara kesehatan rekatif baik.
Pemenuhan kesehatan maupun kesehatan reproduksi pada
perempuan Bawean juga relatif membaik, ditandai juga dengan
semakin meningkatnya jumlah layanan kesehatan dan Klinik
KB. Pemenuhan kesehatan reproduksi sudah meliputi tiga hal,
yakni kemampuan reproduksi, keberhasilan reproduksi serta
keamanan reproduksi, sebagaimana hasil FGD. Namun, juga
masih ditemukan nilai-nilai budaya, cara pandang dan perilaku
dalam keluarga dan masyarakat tentang kesehatan dan
kesehatan reproduksi perempuan, yang ditandai dengan: masih
banyak kepercayaan dan mitos-mitos tentang kesehatan
reproduksi, haid, kehamilan dan kelahiran yang acapakali
berbeda dengan yang diajarkan Bidan dan
Dokter.
Kelebihan dan Kelemahan Jurnal tidak dilengkapi dengan poin-poin yang tertera dalam
ketentuan review jurnal
2.Profile penelitian
Table 1
Kelebihan dan kekurangan Jurnal disertai dengan pemaparan hasil survei dilapangan
3.Profile penelitian
Table 1
Deskripsi Penelitian
Table 2
Tujuan penelitian penelitian ini mencoba untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dalam konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan metode alamiah
Desain penelitian wawancara mendalam (depth interview) dan diskusi kelompok
terarah (focus group discussion) dan dokumentasi.
Populasi / sampel penelitian anak dan remaja perempuan yang sudah disunat, orang tua yang
menyunatkan anak perempuannya, dukun, bidan desa, tokoh
agama dan tokoh masyarakat.
Variable penelitian Rancangan penelitian ini adalah eksploratif dengan tujuan
menggambarkan bagaimana proses pelaksanaan sunat perempuan,
bagaiama pandangan agama dan kesehatan tentang sunat
perempuan.
Instrument penelitian Teknik pengumpulan data secara kualitatif, akan dilakukan
dengan menggunakan teknik indepth interview (wawancara
mendalam) dan diskusi kelompok terarah (focus group
discussion). Data yang dikumpulkan melalui wawancara
mendalam (depth interview) dan FGD, serta data dokumen akan
dianalisis secara deskriptif tahapan reduksi data, kategorisasi dan
analisis-interpretasi.
Hasil penelitian Dari pandangan medis, khitan perempuan tidak ada manfaatnya
bagi perempuan, bahkan faktanya dapat menimbulkan kematian.
Walaupun petugas medis yang melakukannya, namun dalam
kurikulum kedokteran maupun kebidanan tidak pernah diajarkan
tentang praktik khitan perempuan. Praktik khitan perempuan
justru sering menyebabkan organ reproduksinya terinfeksi,
timbulnya masalah pada saluran kencing, trauma psikis,
komplikasi saat melahirkan dan, beberapa kasus, menyebabkan
pendarahan. Cukup banyak bukti menunjukkan bahwa khitan
perempuan menyebabkan berkurangnya kenikmatan bagi
perempuan saat berhubungan seks. Lebih jauh, WHO sudah
mengeluarkan release bahwa praktik khitan perempuan dapat
menyebabkan kemandulan bagi perempuan (Warta Komunitas,
2013).
Menurut Emi (2013) dari sudut padang kesehatan, khitan
perempuan tidak memberikan kontribusi positif dalam membantu
kesehatan alat kelamin perempuan maupun alat reproduksi secara
keseluruhan. Bahkan, berdasarkan penelitian yang lebih luas,
khitan perempuan tidak memiliki manfaat, sebaliknya malah
mengancam kesehatan bahkan mengancam jiwa perempuan.
Walaupun mengancam jiwa perempuan sehingga banyak
perempuan meninggal dunia akibat praktik ini, namun masih
banyak masyarakat yang melakukannya.
Selain dari sudut pandang kesehatan, berbagai sudut pandang lain
harus digunakan untuk melihat mengapa praktik ini masih
dilakukan, seperti sosial budaya dan agama. Dari sudut pandang
sosial, khitan perempuan dilakukan untuk mengekang keinginan
seksual perempuan, menambah kenikmatan seksual laki-laki.
Bahkan, ada mitos praktik ini untuk memperkuat kesuburan. Dari
sudut pandang agama, praktik ini diyakini sebagai sunah dalam
Islam dan dimaksudkan untuk mengislamkan individu yang
dikhitan.
kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang sunat perempuan di desa
Bodia Takalar Sulawesi Selatan, diperoleh beberapa kesimpulan.
Pertama, masyarakat desa Bodia masih sangat meyakini bahwa
sunat perempuan itu harus dilakukan. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor budaya dan interpretasi agama. Kedua, dilihat prosesnya,
sunat perempuan masih belum steril dan membahayakan bagi
kesehatan alat reproduksi perempuan.
Saran yang dapat diajukan adalah perlu adanya sosialisasi secara
terus-menerus kepada masyarakat, tokoh agama dan tokoh
masyarakat tentang bahaya sunat perempuan bagi kesehatan.
Selain itu, dalam ajaran Islam, sunat perempuan tidak dianjurkan
karena dalilnya tidak shahih. Kerjasama antara bidan atau tenaga
kesehatan dengan sanrau (dukun) untuk tidak melakukan praktek
sunat perempuan juga perlu dilakukan mengingat dari sisi
kesehatan membahayakan alat reproduksi perempuan
Kelebihan dan kekurangan Jurnal ini tidak memaparkan hasil dari penelitian secara jelas dari
masing-masing sampel.
4.Profile penelitian
Table 1
Deskripsi Penelitian
Table 2
5. Profile penelitian
Table 1
Deskripsi Penelitian
Table 2
6. Profile Penelitian
Table 1
Deskripsi penelitian
Table 2
Tujuan Penelitian Penulis hendak mengulas mengenai Apa itu agama dan
apa itu budaya, dan masyarakat yang memiliki hubungan
yang kuat.
Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Populasi/ sampel penelitian Pada situasi sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi data
mungkin akan memfokuskan pada orang miskin,
pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah
tinggalnya. Sedangkan dalam bidang manajemen reduksi
data peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan,
dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi pengawas,
metode kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas
dengan yang diawasi, serta hasil pengawasan.
Variable Penelitian Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik
seperti komputer mini dengan memberikan kode pada
aspek-aspek tertentu.
Instrument Penelitian Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian
tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu).
Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek)
dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat
dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan
awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang
dikatakan oleh responden.
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis data yang
merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang
diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang
lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman tersebut
analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna
(meaning). Analisis data dengan model Miles dan
Huberman, di mana proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisaikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memeilih mana yang penting dan akan dipelajari,
serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif adalah
bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipoteisis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan
berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi
secara berulang, sehingga dapat disimpulkan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data
yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis
tersebut berkembang menjadi teori.
Hasil Penelitian Sejak awal perkembangannya, agama agama di Indonesia
telah menerima akomodasi budaya. Sebagai contoh
Agama Islam, dimana Islam sebagai agama faktual
banyak memberikan norma-norma atau aturan tentang
kehidupan dibandingkan dengan agama-agama lain. Jika
dilihat dari kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada
dua hal yang perlu diperjelas. Pertama, Islam sebagai
konsespsi sosial budaya dan Islam sebagai realitas budaya.
Kedua, Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli
sering disebut dengan great tradition (tradisi besar),
sedangkan Islam sebagai realitas budaya disebut dengan
little tradition (tradisi kecil) atau local tradition (tradisi
local) atau juga Islamicate, bidang-bidang yang “Islamik”
yang dipengaruhi Islam.
Budaya-budaya lokal yang kemudian berakulturasi dengan
Agama Islam antara lain, acara slametan (3,7,40,100, dan
1000 hari) di kalangan suku Jawa. Tingkeban (nujuh hari).
Dalam bidang seni, juga dijumpai proses akulturasi seperti
dalam kesenian wayang di Jawa. Wayang merupakan
kesenian tradisional suku/etnis Jawa yang berasal dari
agama Hindu India. Proses Islamisasi tidak menghapuskan
kesenian ini melainkan justru memperkayanya, yaitu
memberikan warna nilai-nilai Islam di dalamnya.tidak
hanya dalam bidang seni, tetapi juga di dalam bidang-
bidang lain di dalam masyarakat Jawa. Dengan kata lain
kedatangan Islam di Indonesia dalam taraftaraf tertentu
memberikan andil yang cukup besar dalam pengembangan
budaya lokal.
Dari hasil review 6 jurnal diatas didapatkan hasil akhir yang harus didiskusikan baik tentang
pandangan, perilaku, maupun kebiasaan manusia didalam beberapa hal yang menyangkut tentang budaya
dan agama salah satunya ialah tentang kesehatan dibidang reproduksi.
Sebagian masyarakat Indonesia memang masih sangat kental budaya dan tradisinya. Setelah
mereview jurnal-jurnal diatas ada beberapa hal yang bertentangan antara dua hal yakni budaya dan agama
didalam bidang kesehatan reproduksi. Ini terbukti dari beberapa hasil penelitian yang menyebutkan
bahwa masyarakat setempat masih mempercayai tentang adanya tradisi yang sangat berpengaruh terhadap
system reproduksi seperti, siklus reproduksi pada perempuan menuju dewasa, masa kehamilan maupun
system persalinan yang masih sangat tradisional bahkan tabu.
Dengan menegakkan ajaran agama serta adanya tenaga-tenaga medis yang bertugas dipelosok-
pelosok Indonesia harapan kita agar system dibidang kesehatan reproduksi ini akan lebih baik dan terarah
adanya.
F. Manfaat Hasil Penelitian bagi keperawatan
1. Manfaat Praktis : dari hasil review jurna-jurnal diatas dapat kita bentuk suatu inovasi yang
memotivasi atau bahkan mendidik remaja sejak dini tentang pentingnya Kesehatan Reproduksi
melalui Posyandu Remaja, dan untuk Kesehatan Reproduksi yang berkaitan dengan maternitas
dapat juga kita bentuk suatu inovasi yang memotivasi agar ibu hamil dan melahirkan agar rutin
periksa dan melakukan persalinan ke pelayanan Kesehatan terdekat dengan membuat inovasi
Kelas ibu hamil, Bayi dan Balita
2. Manfaat Teoritis : dari hasil review jurnal yang berkaitan dengan praktik budaya dan agama
dalam siklus reproduksi saya pribadi mendapatkan banyak pelajaran bahwa masih banyak sekali
diIndonesia orang yang mempercayai tahyul bahkan hal-hal tabu di era globalisasi ini. Padahal
jaman sekarang sudah banyak bidan bahkan perawat yang bertugas dipelosok-pelosok Indonesia
ini akan tetapi masih ada hal-hal atau kepercayaan yang sangat tabu dijadikan alasan untuk kita
mengabaikan kesehatan dibidang reproduksi bahkan sampai membahayakan diri sendiri. Harapan
saya kedepan sebagai seorang perawat ingin agar setiap Fasyankes dipedesaan maupun pelosok
negeri membuat inovasi yang membuka pikiran serta membuka jalan sehingga masyarakat
mampu memperhatikan bahkan mengerti dan menerapkan segala hal penting bagi Kesehatan
Reproduksi.