Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Cancer (Kanker)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Keperawatan Dewasa.
Bagi kami sebagai penyusun dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami untuk itu kami
sanggat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Tujuan……………………………………………………………… 3
1. Tujuan Umum……………………………………………………. 3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………… 3
C. Manfaat…………………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………… 4
A. Definisi……………………………………………………………… 4
B. Klasifikasi…………………………………………………………... 4
C. Patofisiologi………………………………………………………… 5
D. Etiologi……………………………………………………………… 6
E. Manifestasi Klinis………………………………………………….. 8
F. Stadium Kanker……………………………………………………. 9
G. Penatalaksanaan…………………………………………………… 10
1. Penatalaksanaan Medis…………………………………………... 10
2. Penatalaksanaan Paliatif pada Pasien Dewasa…………………… 12
3. Penatalaksanaan Paliatif pada Pasien Anak……………………… 20
BAB III KASUS…………………………………………………………. 25
A. Pengkajian…………………………………………………………. 25
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………. 27
C. Intervensi…………………………………………………………… 27
D. Implementasi ……………………………………………………… 30
E. Evaluasi…………………………………………………………….. 31
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………. 32
A. Pengkajian…………………………………………………………. 32
B. Diagnosa Keperawatan……………………………………………. 32
C. Intervensi…………………………………………………………… 32
D. Implementasi………………………………………………………. 33
E. Evaluasi…………………………………………………………….. 33
BAB V PENUTUP……………………………………………………… 34
A. Kesimpulan………………………………………………………… 34
B. Saran……………………………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai
dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak
terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita. Sel
kanker bersifat ganas dan dapat menginvasi serta merusak sel-sel normal di
sekitarnya sehingga merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis)
sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. Sel
penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ,
dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga
membentuk massa tumor.
Kanker menjadi penyakit yang terus mengalami pertumbuhan masif
secara global. Terdapat banyak beban yang ditimbulkan oleh kanker seperti
memerlukan kekuatan fisik yang luar biasa, ketegangan emosional dan masalah
keuangan pada individu, keluarga masyarakat serta pada sistem kesehatan.
Masih banyak sistem kesehatan di negara berpenghasilan rendah dan
menengah yang belum siap untuk mengelola beban akibat penyakit kanker.
Sebagian besar pasien kanker di dunia tidak memiliki akses untuk dapat
mendiagnosis dan mendapat pengobatan yang berkualitas secara tepat waktu.
Sehingga penderitaan dan kematian akibat penyakit kanker tidak dapat
dihindari (WHO, 2018).
Data yang dihimpun WHO pada tahun 2018, kanker menduduki
peringkat kedua penyebab kematian di dunia dan bertanggungjawab untuk
sekitar 9.600.000 kasus kematian pada tahun 2018. Secara global, sekitar satu
dari enam kematian disebabkan oleh kanker. Kanker menyerang siapa saja baik
pria maupun wanita, anak-anak ataupun dewasa. Banyak sekali jenis kanker
yang menyerang manusia, namun ada beberapa jenis kanker sering menyerang
pada jenis kelamin, atau umur tertentu. Contohnya: Kanker yang sering muncul
1
2
pada pria, yaitu: kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan
nasopharing. Lalu, jenis kanker yang sering dialami oleh wanita adalah kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker kolorektal, kanker ovarium, kanker paru.
Sedangkan kanker yang sering terjadi pada anak-anak adalah kanker
retinoblastoma dan kanker darah (leukimia).
Stadium dini (awal) kanker tumbuh setempat, sehingga keluhan ataupun
gejala seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Untuk itu, ada 7 tanda
Waspada Kanker yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke
dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker, yaitu:
Waktu buang air besar atau kecil dan perubahan kebiasaan atau gangguan; Alat
pencernaan terganggu dan susah menelan; Suara serak atau batuk yang tak
sembuh-sembuh; Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor); Andeng-
andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi besar dan gatal; Darah atau
lendir yang abnormal keluar dari tubuh; atau Adanya koreng atau borok yang
tidak mau sembuh-sembuh.
Hingga saat ini telah diketahui beberapa faktor variabel yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit kanker. Beberapa faktor risiko
tersebut, antara lain: kebiasaan merokok atau terkena paparan asap rokok, diet
rendah serat, paparan sinar ultraviolet, berhubungan seksual yang tidak sehat,
dapat menyebabkan terjadinya kanker.
Berkembangnya mitos bahwa penyakit kanker tidak dapat dicegah dan
disembuhkan, justru semakin memperparah keadaan. Pada kenyataannya
kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup, karena sebagian besar
kanker dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan diri
dari faktor risiko. Lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah dan
beberapa jenis kanker (kanker payudara, kanker kolorektal, kanker leher rahim)
dapat disembuhkan jika terdeteksi dini.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
cancer.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Perawat
Diharapkan menambah pengetahuan perawat akan diagnosa, intervensi dan
penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.
2. Mahasiswa Keperawatan
Melalui pembelajaran ini, mahasiswa dapat mengetahui apa itu anemia dan
faktor apa saja yang dapat menyebabkan anemia dan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan
untuk mengembangkan ilmu keperawatan terkait asuhan keperawatan pada
pasien dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel, yang dapat mengakibatkan
adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi. Kanker
terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan
normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaan
penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara
normal yaitu multifikasi dan menyebar. Multifikasi sel merupakan keadaan
normal pada masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor
yang mengontrol pembelahan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka
keadaan ini disebut dengan penyakit kanker (Sukardja, 2000). American
Cancer Society mengatakan kanker sebagai kelompok penyakit yang ditandai
oleh pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali (Kaplan,
Salis & Patterson, 1993 dalam Lubis, 2009).
B. Klasifikasi
Jenis-jenis kanker yaitu; karsioma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma
in situ. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi
permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel
kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim,
kolon, rektum, lambung, pankreas. Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari
jaringan yang membentuk darah, misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma
merupakan jenis kanker yang tidak membentuk masa tumor, tetapi memenuhi
pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di
permukaan tubuh seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang. Glioma adalah
kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di susunan saraf
pusat. Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan sel epitel abnormal
4
5
C. Patofisiologi
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah
oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal ini membenuk klon dan
mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur
pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Kemudian dicapai suatu
tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya.
Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke
limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat
terbawake area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran
kanker) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan
secara umum seperti yang telah diguakan, namun kanker bukan suatu penyakit
tunggal tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan
penyebab, manifestasi, pengobatan dan prognosa yang berbeda (Smeltzer &
Bare 2001).
Menurut Baradero (2007), ada tiga langkah perkembangan kanker, yaitu
inisiasi, promosi, dan progresi. Inisiasi atau tahap awal yang dimulai dengan
sel-sel yang normal mengadakan kontak dengan karsinogen, yaitu zat-zat yang
dapat menyebabkan kanker. Karsinogen yang meliputi radiasi, bahan kimia,
obat, dan virus menyebabkan kerusakan genetik yang irreversibel dan proses
ini disebut mutasi atau perubahan. Promosi atau tahap kedua, yang dapat
berlangsung beberapa tahun.
Termasuk dalam faktor-faktor promosi, yaitu rokok, penyalahgunaan
alkohol, dan komponen makanan yang terus-menerus mempengaruhi sel-sel
yang sudah mengadakan mutasi atau perubahan. Faktor-faktor promotor ini
menambah perubahan struktur sel, sehingga kecepatan mutasi sel bertambah.
Selain itu, jumlah sel-sel yang tidak normal juga meningkat. Pada tahap akhir,
6
yaitu progresi terjadi pertumbuhan yang tidak terkendali dari tumor malignan
yang dapat bermetastasis
D. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2001) kategori penyebab atau faktor-faktor
tertentu telah memberikan implikasi dalam proses karsinogenik. Penyebab atau
faktor-faktor tersebut termasuk virus, faktor fisik, faktor kimia, faktor-faktor
genetik atau keturunan, faktor- faktor makanan dan faktor hormonal.
1. Virus
Virus sebagai penyebab kanker pada manusia adalah sulit untuk
dipastikan karena virus sulit untuk diisolasi. Bila tampak kanker spesifik
dalam kluster maka diduga adalah penyebab infeksius. Virus dianggap
dapat menyatukan diri dalam struktur genetik sel, sehingga mengganggu
generasi mendatang dari populasi sel tersebut barangkali mengarah pada
kanker.
2. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang berkaitan dengan karsinogenesis mencakup
pemajanan terhadap sinar matahari atau pada radiasi, iritasi kronis atau
inflamasi, dan penggunaan tembakau.
3. Faktor Kimia
Delapan puluh lima persen dari semua kanker diperkirakan
berhubungan dengan lingkungan. Merokok tembakau adalah karsinogen
kimia poten yang menyebabkan sedikitnya 35% dari kematian akibat
kanker. Merokok berhubungan erat dengan kanker paru, kepala dan leher,
esofagus, pankreas, serviks, dan kandung kemih. Tembakau dapat juga
beraksi secara sinergis dengan substansi lain seperti alkohol, asbestos,
uranium dan virus untuk meningkatkan bentuk kanker. Mengunyah
tembakau berkaitan dengan kanker dari rongga mulut dan terutama terjadi
pada pria yang berusia dibawah 40 tahun.
7
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit kanker sangat tergantung dari organ tubuh
yang terserang. Kanker yang terdapat di permukaan tubuh ditandai dengan
adanya benjolan. Meskipun demikian, tidak semua benjolan meupakan kanker.
Selain itu, tidak semua kanker menimbulkan benjolan yang jelas. Kanker
payudara diawali dengan timbulnya benjolan kecil, makin lama makin besar
dan akhirnya dapat menimbulkan koreng atau borok yang tidak sembuh.
Andeng-andeng atau tahi lalat dapat berubah semakin besar, terasa gatal,
dan akhirnya menjadi kanker yang sangat ganas. Kanker prostat, usus, dan alat
dalam yang terletak dalam tubuh menyebabkan benjolan yang tidak tampak
dari luar. Penderita kanker prostat sering ditandai dengan gangguan pada saat
buang air kecil, sedangkan kanker usus ditandai dengan perubahan kebiasaan
atau gangguan saat menelan, yaitu penderita merasa seperti ada duri yang
menyangkut di tenggorokan. Dapat pula terjadi perubahan suara, mulai serak
sampai batuk yang tidak sembuh.
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita, seperti indung telur,
rahim, dan leher rahim ditandai dengan gangguan pada siklus haid. Panjang
siklus sering menjadi ebih pendek dan lama perdarahan menjadi panjang. Pada
umumnya, kanker leher rahim disertai dengan keputihan (pengeluaran lendir)
9
yang berlebihan dan berbau busuk. Gejala awal kanker indung telur sering
tidak jelas, tetapi penderita mendadak sakit perut yang hebat dan saat
ditemukan tumor memang benar-benar telah mengganas.
Selain tanda dan gejala masing-masing kanker organ tersebut, penderita
kanker ganas pada umumnya mengalami penurunan status gizi yang drastis.
Bahkan, sering terjadi kakbeksia dengan gejala pada penderita, seperti kurus
kering, lemah, dan apatis (Uripi, 2002).
F. Stadium Kanker
Stadium kanker membantu menggambarkan bagaimana penyebaran
kanker. Juga membantu menentukan harapan hidup dan mengatur serta
merubah penatalaksanaan, khususnya kanker pada stadium 4 harapannya rata-
rata sangat lambat atau sekitar 5 tahunan:
Beberapa faktor yang menentukan stadium kanker terdiri dari:
1. Stadium I dengan ukuran kurang dari 2 cm, nodus limfe tiidak terkena oleh
sel-sel kanker, lokasi hanya disatu tempat dan tidak menyebar ke area
tubuh lainnya.
2. Stadium II dengan ukuran tumor biasanya 2-5 cm, nodus limfe biasanya
terkena, kanker masih dilokasinya belum menyebar.
3. Stadium III, tumor tampak membesar dengan jelas, umumnya lebih dari 5
cm, nodus limfe tampak terkena sel-sel kanker. Perubahan antara stadium
II dan III agak sulit tergantung pada tipe kanker.
4. Stadium IV, tumor menjadi beberapa ukuran, nodus limfe terkena dan
terjadi penyebaran ke organ lain, harapan hidup sangat singkat namu
tergantung jenis kankernya (Ningsih, 2011)
10
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Ada empat cara pengobatan kanker, yaitu kemoterapi, terapi radiasi,
bioterapi, pembedahan. Di antara empat cara ini, pembedahan adalah yang
paling lama dipakai, paling luas, dan paling sering digunakan. Pembedahan
juga digunakan untuk mendiagnosis kanker dan menentukan “stadium”
kanker, mengobati kanker, memberi pengobatan paliatif (meringankan),
menangani kedaruratan onkologis, dan mengendalikan nyeri:
a. Pembedahan
c. Diskusi
Diskusikan dengan pasien pilihan pengobatan yang ada, hasil yang
dapat dicapai dengan pilihan yang tersedia, pemeriksaan yang
diperlukan, dan apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan pengobatan.
d. Pengelolaan Secara Individu
Pengobatan bersifat individual, tergantung pada pilihan yang
tersedia, manfaat dan kerugian pada masing masing pasien dan keinginan
pasien dan keluarga. Pengobatan yang diberikan terdiri dari:
1) Atasi masalah berdasarkan penyebab dasar: atasi penyebabnya bila
memungkinkan (Pasien dengan nyeri tulang karena metastase,
lakukan radiasi bila memungkinkan. Pasien dengan sesak nafas karena
spasme bronkus, berikan bronkodilator)
2) Prinsip pengobatan: setiap obat opioid dimulai dengan dosis terendah,
kemudian lakukan titrasi, untuk mendapatkan efek yang optimal dan
dapat mencegah penderitaan dan penurunan kualitas hidup akibat efek
samping obat tersebut.
3) Terapi fisik: selain dengan obat, modalitas lain diperlukan untuk
mengatasi gejala misalnya relaksasi, pengaturan posisi, penyesuaian
lingkungan dll.
e. Perhatian Khusus
Walaupun gejala yang ada tidak dapat diatasi penyebabnya,
mengatasi keluhan secara simtomatis dengan memperhatikan hal hal
kecil sangat bermanfaat (misalnya jika operasi, kemoterapi atau radiasi
pada kanker esofagus tidak dapat lagi diberikan, pengobatan untuk jamur
di mulut akan bermafaat bagi pasien). Gunakan kata tanya “Mengapa”
untuk dapat mengatasi mencari penyebab gejala. (misalnya: seorang
pasien kanker paru muntah. Pasien tidak hiparkalsemia atau dengan
opioid. Mengapa pasien muntah?).
15
f. Pengawasan
Pengawasan terhadap pasien, gejala yang ada dan dampak
pengobatan yang diberikan sangat diperlukan karena pada stadium lanjut,
karena keadaan tersebut dapat berubah dengan cepat.
Perawatan Terminal
a. Perawatan Pasien Menjelang Ajal
Kebutuhan fisik Psikososial Lain-lain
Pastikan kenyamanan Pastikan keluarga Pastikan adanya end of
pasien: mengerti dan life policy dan lakukan
a. Perawatan kulit: menerima WASIAT sesuai dengan policy
jaga kelembaban, tsb
perawatan luka Berikan dukungan
dan obat untuk kepada keluarga untuk Pastikan WASIAT telah
nyeri anticipative menghentikan TPN, didokumentasikan
b. Perawatan mulut transfusi, dialisis,
c. Tindakan untuk hidrasi IV, dan obat Pastikan DNR telah
retensi urin dan yang tidak akan didokumentasikan dan
faeces Tidak menambah keluarga telah
melakukan test kenyamanan pasien menyetujuinya
untuk diagnosa,
monitoring gula Siapkan bantuan sosial Berikan tempat
darah, saturasi worker dan tersendiri untuk
oksigen, suctioning rohaniawan menjaga privasi
1) Pastikan agitasi dan gelisah bukan karena: cemas, takut, retensi urin,
fecal impaction, drug withdrwal.
2) Pastikan bahwa pasien memiliki gejala yang tidak dapat dikontrol
dengan cara penatalaksanaan sesuai pedoman oleh tenaga ahli
paliatif.
3) Pastikan bahwa pasien dalam kondisi menjelang ajal (prognosis
dibuat oleh sekurang kurangnya 2 dokter yang menyatakan pasien
akan meninggal dalam hitungan jam atau hari).
4) Diskusikan kembali aspek etika pemberian sedasi pada pasien tsb,
bahwa tujuannya bukan menghilangkan nyawa/mengakhiri
kehidupan.
5) Dapatkan informed consent tentang sedasi dari pasien atau keluarga.
6) Jelaskan bahwa sedasi adalah memberikan obat secara suntikan yang
bersifat kontinyu yang akan membawa pasien pada kondisi tidak
sadar.
7) Jelaskan bahwa pemberian sedasi dibarengi dengan penghentian life
prolonging therapies dan tidak dilakukannya CPR
Obat yang digunakan:
(a) Clonazepam 0,5 mg, SC atau IV setiap 12 jam atau 1 – 2 mg/24
jam dalam infus, titrasi
(b) Midazolam 1 – 5 mg SK setap 2 jam atau 30mg/24 jam dalam
infus, titrasi
(c) Diazepam 5 – 10 mg IV atau 10 – 20 mg PR, titrasi
(d) Lorazepam 1 – 2,5 mg SL setaip 2-4 jam, titrasi
17
b) Saudara kandung
Saudara pasien sering mengalami masalah perilaku yaitu:
(1) Orangtua mencurahkan perhatiannya kepada anak yang sakit,
sehingga saudara kandung berpikiran negatif terhadap anak
yang sakit.
(2) Kebiasaan orangtua merahasiakan kematian sehingga
memiliki pengalaman terbatas tehrhadap kematian.
(3) Anak-anak memiliki imajinasi yang nyata, jika tidak
dijelaskan tentang penyakit saudaranya, maka mereka akan
membuat ide-ide sendiri dengan informasi yang terbatas,
seringkali apa yang dibayangkan lebih buruk dari kenyataan.
c) Orang tua
Orangtua memiliki kecemasan, penolakan,
ketidakpercayaan, rasa marah dan rasa bersalah terhadap penyakit
anak. Orangtua kan menarik diri dari lingkungan sosialnya di ganti
dengan hubungan dengan petugas kesehatan. Fase marah seringkali
diarahkan kepada petugas kesehatan ataupun pasangannya,
sehingga ritual agama memiliki efek dan manfaat yang besar pada
reaksi kesedihan orangtua.
d) Lingkungan
(1) Masyarakat
Kematian memiliki efek yang mendalam pada masyarakat
sekitar anak.
(2) Keluarga Besar
Kesedihan tidak hanya terkait kehilangan cucu, tetapi juga
kesedihan melihat anak-anak mereka yang sedang berduka
cita.
(3) Sekolah
Kematian anak menjadi sumber kesedihan bagi teman-
temannya, karena mungkin ini pengalaman pertama mereka
24
KASUS
Pada makalah ini kelompok akan mengangkat kasus Cancer (CA) mamae
dekstra stadium IV post operasi hari ke 2.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S. A
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Karya Indah, No. 12, RT/RW 003/001
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Sumber informasi : Autoanamnese dan Dokumen
Pendidikan : Diploma 3
Masuk Rumah Sakit : 20 Februari 2022
NO.RM : 20022xxxx
Tanggal Pengkajian : 25 February 2022
Diagnosa Medis : CA Mamae Dekstra stadium IV post operasi hari
ke2
2. Keluhan Utama
Nyeri pada luka operasi di dada sebelah kanan.
3. Keluhan Saat ini
Klien mengatakan terasa nyeri pada luka post operasi payudara kanan
sejak kemarin sore nyeri seperti tersayat, terasa terus menerus dengan
intensitas skala nyeri 5 dari skala interval 0 sampai 10, jenis nyeri bersifat
akut, klien mengatakan tadi malam sulit tidur, lemas, nyeri dirasakan
bertambah pada saat klien batuk dan bergerak, klien tampak meringis,
sering menarik napas panjang. Luka operasi terpasang 2 buah drain yang
25
26
C. Intervensi
NO SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tidakan 1. Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan masalah nyeri Observasi
agen pencidera fisik akut berhubungan dengan a. Identifikasi lokasi,
(prosedur opersai). agen pencidera fisik karakteristik, durasi,
(prosedur operasi) dapat frekuensi, kualitas,
teratasi. intensitas nyeri.
1. Tingkat Nyeri b. Identifikasi skala
a. Keluhan nyeri nyeri.
menurun c. Identifikasi respons
b. Meringis menurun nyeri non verbal.
c. Sikap protektif Terapeutik
menurun a. Berikan teknik
d. Gelisah menurun nonfarmakologis
e. Kesulitan tidur untuk mengurangi
menurun rasa nyeri (mis,
f. Frekuensi nadi TENS, hipnosis,
membaik akupresur, terapi
g. Pola nafas membaik musik, biofeedback,
h. Tekanan darah terapi pijat,
membaik aromaterapi, teknik
2. Kontrol Nyeri imajinasi terbimbing,
a. Melaporkan nyeri kompres
terkontrol hangat.dingin, terapi
meningkat. bermain).
b. Kemapuan Edukasi
mengenali onset a. Anjurkan
28
a. Anjurkan sumber
spiritual, jika perlu.
b. Anjurkan keluarga
terlibat.
c. Anjurkan membuat
tujuan yang lebih
spesifik.
d. Ajarkan cara
memecahkan
masalah secara
konstruktif.
e. Latih penggunaan
teknik relaksai.
D. Implementasi
Menurut Santa Manurung (2011), pada tahap pelaksanaan kita benar-
benar siap untuk melaksanakan intervensikeperawatan dan aktivitas-aktivitas
keperawatan yang dituliskan dalam rencana keperawatan pasien. Dalam kata
lain dapat disebut bahwa pelaksanaan adalah peletakan suatu rencana menjadi
tindakan yang mencangkup:
a. Penulisan dan pengumpulan data lanjutan
b. Pelaksanaan intervensi keperawatan
c. Pendokumentasian tindakan keperawatan.
d. Pemberian laporan/mengkomunikasikan status kesehatan pasien dan
respons pasien terhadap intervensi keperawatan.
Pada kegiatan impelementasi diperlukan kemampuan perawat terhadap
penguasaan teknis keperawatan, kemampuan hubungan interpersonal, dan
kemampuan intelektual untuk menerapkan teori keperawatan dalam praktek.
31
E. Evaluasi
Menurut Santa Manurung (2011), Evaluasi merupakan tahap akhir dari
proses keperawatan, dimana perawat akan mengevaluasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan unuk memastikan bahwa
hasil yang diharapkan sudah di capai. Evaluasi adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan. Walaupun evaluasi dilakukan pada akhir
proses keperawatan, namun evaluasi sebaiknya dilakukan secara terus menerus
selama pasien dirawat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kelompok akan membahas tentang tahapan asuhan keperawatan
dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari, bio, psiko, sosio,
spiritual sesuai dengan konsep keperawatan yang memandang manusia sebagai
makhluk sosial. Pada tahap ini semua data informasi tentang klien dikumpulkan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan
tentang masalah atau status kesehatan klien, baik aktual maupun potensial, yang
ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil pengkaian. Diagnosis
keperawatan berfungsi untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan memecahkan
masalah keperawatan klien secara spesifik.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang
diharapkan.
32
33
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai
dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak
terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderita. Sel
kanker bersifat ganas dan dapat menginvasi serta merusak sel-sel normal di
sekitarnya sehingga merusak fungsi jaringan tersebut. Penyebaran (metastasis)
sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening. Sel
penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ,
dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga
membentuk massa tumor.
Kategori penyebab atau faktor-faktor tertentu telah memberikan
implikasi dalam proses karsinogenik. Penyebab atau faktor-faktor tersebut
termasuk virus, faktor fisik, faktor kimia, faktor-faktor genetik atau keturunan,
faktor- faktor makanan dan faktor hormonal.
B. Saran
1. Perlu diadakan pengisian catatan medik dengan lengkap, baik catatan
anamesis, pemeriksaan penunjang yang diberikan agar dapat memudahkan
dalam hal penelitian selanjutnya.
2. Perlu perhatian khusus dalam derajat kanker agar dapat dilakukan
pengobatan maupun penanganan awal.
3. Perlu perhatian khusus pada derajat kanker terhadap pemeriksaan cf scan
thoraks dikarenakan tidak sesuai teori.
34
DAFTAR PUSTAKA
35