Anda di halaman 1dari 38

“ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN KANKER

COLON”

OLEH :

UMYATI 012221058

YOSA ULVIA 012221071

RENI NOVASANTI 012221055

TITIN JUNIYAH 012221069

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWTAN

UNIVERSITAS BINAWAN

20222
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan Paliatif
Ca colon (kanker usus) dengan baik dan tepat pada waktunya.
Asuhan keperawatan ini berisikan tenteng konsep dasar teori Ca colon
yang meliputi pengkajian data kesehatan pasien, analisis masalah kesehatan,
menegakkan diagnosa keperawatan, menyusun rencana pemecahan masalah,
melakukan implementasi dan evaluasi dari rencana pemecahan masalah.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam
pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah
ini.

Jakarta ,27 November 2022

penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Ruang lingkup …………………………………………………………….2

C. Tujuan.........................................................................................................3

D. Manfaat.......................................................................................................3

Bab 2 TinjauanPustaka

Konsep Penyakit Kanker Usus

A. Definisi...........................................................................................5

B. Etiologi...........................................................................................5

C. Manifestasi Klinis...........................................................................6

D. Klasifikasi.......................................................................................8

E. Komplikasi......................................................................................9

F. Patifisiologi...................................................................................10

G. Pathway........................................................................................11

H. Pemeriksaan penunjang................................................................11

I. Penatalaksanaan............................................................................13

Bab 3
Konsep Asuhan Keperawatan

J. Pengkajian.....................................................................................15

K. Diagnosa Keperawatan.................................................................23

L. Intervensi Keperawatan................................................................23

M. Implementasi.................................................................................27

N. Evaluasi.........................................................................................27

Daftar Pustaka...............................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat
penyakit kanker sebagai penyebab kematian semakin mengkhawatirkan.
Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang
meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena penyakit kanker. Jika
kanker tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita
kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Data tersebut
semakin mengkhawatirkan, karena kejadian kanker akan terjadi lebih cepat
di negara miskin dan berkembang (WHO, 2008).

Di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, merawat pasien


kanker stadium lanjut yang sudah sampai pada tahap tidak bisa diobati lebih
umum dilakukan di rumah dibanding di rumah sakit. Di Indonesia,
perawatan serupa, yang dikenal sebagai perawatan paliatif– perawatan yang
menekankan pada peningkatan kualitas hidup pasien sebelum kematian–
kurang populer. Kebutuhan pasien kanker stadium lanjut adalah
pengendalian nyeri kanker. Perawatan paliatif berfokus pada perawatan
yang membantu pasien mengatasi gejala-gejala dari penyakit kanker seperti
nyeri, sesak napas, kelelahan, sembelit, mual, kehilangan nafsu makan,
kesulitan tidur, dan depresi (Payne, 2008).

Namun, sistem asuransi seperti Jaminan Kesehatan Nasional dan


rumah sakit kurang mengakomodasi perawatan paliatif. Padahal, jenis
perawatan ini bisa menghemat ongkos sekaligus mengurangi penderitaan
pasien dan keluarganya sebelum kematian pasien tiba. Sejumlah riset
menunjukkan perawatan paliatif terbukti dapat memperpanjang usia pasien
kanker (Smith, T. 2012). Riset di Swedia menyatakan saat ini penanganan
penyakit kanker pada stadium lanjut lebih ditekankan pada keperawatan
paliatif, terutama pada keperawatan paliatif di rumah ( Ahlner, E. et al,
2004).

Di Indonesia, biaya perawatan setiap pasien kanker di rumah sakit


dapat melebihi Rp100 juta per bulan (Hasibuan, 2018). Dana sebesar itu
dapat lebih efektif dan efisien jika program perawatan paliatif di rumah
dapat diberikan. Sebuah riset di empat rumah sakit publik di New York
Amerika Serikat pada 2004-2007 menunjukkan program perawatan paliatif
pasien kanker dirumah dapat mengefisienkan biaya sebesar US$6.900 per
pasien per tahun dibandingkan dirawat di rumah sakit. Penghematan ini
terjadi karena pasien yang menerima perawatan paliatif di rumah
menghabiskan lebih sedikit waktu dalam perawatan intensif. Dana asuransi
dari lembaga asuransi nasional AS Medicaid dapat difokuskan pada
pembiayaan perawatan paliatif pasien di rumah. (Woodman C J., &Sivell, S.
(2015).

Prevalensi penyakit kanker di Indonesia semakin meningkat: dari


1,4 per 1000 penduduk pada 2008-2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk.
Dari 2013 hingga 2018. Di tengah makin meningkatkannya jumlah pasien
kanker dan defisitnya anggaran BPJS Kesehatan dalam beberapa tahun
terakhir, perawatan paliatif pasien kanker di rumah merupakan langkah yang
layak dijadikan model selain perawatan di rumah sakit. Langkah ke arah
sana bisa dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya
perawatan pasien kanker di rumah dan menyiapkan fasilitas dan tenaga
medis untuk menunjang perawatan tersebut.

a. Epidemologi Kanker

(Sumber: Global Atlas of Palliative Care at the End of Life, WHO, 2014)
Penyakit kanker menjadi menjadi penyakit yang mematikan dalam terutama
bagi negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit
paling mahal dalam penanganannya serta menjadi tantangan paling berat
yang dihadapi tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan kesehatan
secara global (Albreht T et al, 2008).

Data WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia,


menunjukan bahwa penyakit kanker tahun 2013, telah mencapai angka 14
juta kasus baru dan 8,2 juta diantaranya meninggal dunia akibat penyakit
mematikan ini. Angka kematian dari kanker tersebut membuat penyakit
kronis ini menjadi penyebab kematian nomer 2 di dunia, sebesar 34 persen
setelah penyakit kardiovaskuler.

Diperkirakan pada tahun 2030, insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang
dan kematian akibat penyakit ini meningkat sampai 17 juta jiwa.
Kejadiannya akan menjadi lebih cepat pada negara miskin dan berkembang.
Asia Tenggara contohnya, penyakit kanker telah bertanggung jawab atas
kematian penduduknya sebesar 60 persen Di Indonesia, negara
kepulauan dari 17.508 pulau, kanker merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama.. (Gondhowiardjo S, Prajogi G,
Sekarutami S, 2008; RISKEDAS, 2017 dan Dans et al, 2011).

B. Ruang Lingkup

1. Penatalaksanaan nyeri

2. Penatalaksanaan keluhan fisik

3. Asuhan keperawatan

4. Dukungan psikologis

5. Dukungan sosial

6. Dukungan kultural dan spritual

7. Dukungan perisapan dan selama masa duka cita


C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa Definisi dari ca colon?
b. Apa klasifikasi dari ca colon ?
c. Apa etiologi dari ca colon ?
d. Bagaimana patofisiologi ca colon ?
e. Apa manifestasi klinis dari ca colon ?
f. Apa pemeriksaan penunjang ca colon ?
g. Bagaimana penatalaksanaan ca colon ?
h. Bagaimana menyusun pengkajian dari ca colon?
i. Bagaimana menyusun analisis data dari ca colon?
j. Apa saja diagnosa yang muncul dari ca colon ?
k. Bagaiamana cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca colon?
D. Tujuan
Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif
dan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan ca colon.
Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan Definisi dari ca colon .
b. Mampu menjelaskan klasifikasi dari ca colon
c. Mampu menjelaskan etiologi dari ca colon
d. Mampu menjelaskan Patofisiologi dari ca colon
e. Mampu menjelaskan manifestasi dari ca colon
f. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari ca colon
g. Mampu menjelaskan Penatalaksanaan dari ca colon
h. Mampu menyusun pengkajian dari ca colon?
i. Mampu menyusun analisis data dari ca colon?
j. Mampu menyusun diagnosa yang muncul dari ca colon?
k. Mampu menyusun cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca colon?
E. Manfaat
Manfaatnya yaitu :
 Kami sebagai mahasiswa dapat mampu menjelaskan mulai dari definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan Penatalaksanaan
dari ca colon.
Selain itu,  kami juga dapat mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Contoh
Kasus ca Colon.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Paliative Care


Konsep kanker dibutuhkan untuk dipahami agar kita memperoleh gambaran
tentang kanker berupa epidemologi dan trend dari penyakit kanker yang
bertambah besar tiap tahunnya. Trend tersebut juga membuktikan bahwa
kebutuhan perawatan paliatif di rumah di Indonesia akan semakin
meningkat.
Dalam teori keperawatan paliatif, besarnya prosentase peran
perawatan paliatif pada pasien kanker tergantung pada stadium pasien itu
sendiri. Kanker stadium lanjut adalah kanker yang tidak dapat disembuhkan
dapat berupa kanker primer maupun sekunder (terjadi metastase) yang
mengacu pada kondisi terminal dan tahap akhir.

B. Lingkup kegiatan ke perawatan paliatif


Lingkup kegiatan dan aspek perawatan paliatif Jenis kegiatan
perawatan paliatif meliputi penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan
fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan sosial,
dukungan cultural dan spiritual, dukungan persiapan dan selama masa
dukacita.(4) Pada setiap individu terdapat keterkaitan antara sistem
biologis, sistem psikologis, dan sistem sosial. Penyakit yang dialami
individu akan memberikan pengaruh besar dalam emosi, penampilan, dan
perilaku sosial individu. Dr. Elisabeth Kubler Ross mengidentifikasi
terdapat lima tahap yang mungkin dilewati oleh pasien penyakit terminal
yang divonis tidak akan hidup lama lagi. Melalui tahapan tersebut maka
dapat terlihat gambaran mengenai proses perubahan psikologis pada pasien
terminal dalam menghadapi sebuah kenyataan yaitu kematian atau rasa
kehilangan sehingga pasien memerlukan bantuan maupun dukungan untuk
melewati tahapan tersebut
Pemberian perawatan paliatif sangat dianjurkan untuk pasien dan
keluarga pasien dengan penyakit terminal salah satunya adalah kanker.
Sehingga aspek perawatan paliatif berupa aspek psikologis, sosial, dan
spiritual menjadi fokus dalam rangkaian pengobatan kanker :
a. Aspek Psikologis Pasien dengan pernyakit terminal biasanya
semakin tidak bisa menunjukkan dirinya secara ekspresif.
Pasien menjadi sulit untuk mempertahankan kontrol biologis
dan fungsi sosialnya, seperti menjadi sering mengeluarkan
air liur, perubahan ekspresi bentuk muka, gemetaran dan
lain sebagainya. Pasien juga sering mengalami kesakitan,
muntah, muntah, keterkejutan karena perubahan penampilan
yang drastus disebabkan kerontokan rambut atau penurunan
berat badan, dan stres karena pengobatan sehingga pasien
mengalami ketidak mampuan untuk berkonsentrasi.
b. Aspek Sosial
Ancaman terhadap konsep diri yang terjadi karena
menurunnya fungsi mental dan fisik pasien dapat juga
mengancam interakhi sosial pasien. Meskipun pasien
penyakit terminal sering menginginkan dan membutuhkan
untuk dijenguk, namun pasien mungkin juga mengalami
ketakutan bahwa kemunduran mental dan fisiknya akan
membuat orangorang yang menjenguknya menjadi kaget
dan merasa tidak enak.
c. Aspek spiritual
Spiritualitas penting dalam meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup seseorang. Spiritualitas juga penting
dikembangkan untuk dijadikan dasar tindakan dalam
pelayanan kesehatan. Aspek ini dinyatakan juga dalam
pengertian kesehatan seutuhnya oleh WHO pada tahun
1984, yang oleh American Psychiatric Assosiation (APA)
dikenal dengan dengan rumusan “bio-psiko-sosio-spiritual”.

C. Konsep Penyakit Ca Colon (kanker usus)


Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar
adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan
appendix (usus buntu) Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel
kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rectum.(Boyle
&Langman, 2000 : 805). Kanker colon adalah pertumbuhan sel yang
bersifat ganas yang tumbuh pada colon dan menginvasi jaringan sekitarnya.
(Tambayong, 2000 : 143). Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang
bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon
(usus besar).

D. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan
waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feses) yang meliputi faktor
kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer
Society, The National Cancer Institut, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker kolon

 Usia lebih dari 40 tahun

 Darah dalam feses

 Riwayat polip rektal atau polip kolon

 Adanya polip adematosa atau adenoma villus

 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

 Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat


kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama
lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri
anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Daging yang
di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam
usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengandung sedikit
lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan. ( Mormons,seventh Day
Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah

 Lemak hewan
 Makanan berlemak

 Daging dan ikan goreng atau panggang

 Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring)


Makanan yang harus dikonsumsi :
 Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous
Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli)
 Butir padi yang utuh

 Cairan yang cukup terutama air

Gejala yang saling berhubungan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri
dangkal abdomen dan melena. Gejala yang sering berhubungan dengan
lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri
abdomen dan kram, oenipisan feses, konstipasi, dan distensi. Serta adanya
darah merah Segar dalam feses. Gejala yang berhubungan dengan lesi
rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defeksi, konstipasi
dan diare bergantian, serta feses berdarah.
1. Kanker kolon kanan

 Isi kolon berupa cairan

 Obstruksi

 Melena

 Nyeri dangkal abdomen

 Anemia

 Mucus jarang terlihat

 Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami
perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada
epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum

 Cenderung menyebabkan perubahan defekasi

 Diare
 Nyeri kejang

 Kembung

 Sering timbul gangguan obstruksi

 Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita

 Mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses.

 Anemia

 Keinginan defekasi atau sering berkemih

 Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah (Gale, 2000).

Tabel Perbedaan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri

Kolon kanan Kolon kiri


Pasokan darah: a. mesenterika superior, v. Pasokan darah: a. mesenterika inferior, v.
mesenterika superior. mesenterika inferior
Balikan vena: vena porta hati kanan Balikan vena: v. lienalisàvena porta hati

kiri
Besar Kecil
Cair seperti bubur Berbentuk kering, padat
Terutama absorbsi air, elektrolit Storasi feses, defekasi
Umumnya berbentuk benjolan, sering Umumnya tipe infiltrative, mudah ileus

ulserasi luas, berdarah, infeksi


Massa abdominal, sistemik, perut Ileus (obstruksi pada usus), hematokezia
kembung, nyeri samar dan gejala tak khas (perdarahan yang keluar dari anus dengan
warna merah segar), iritasi usus

E. Klasifikasi

Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor,


N = kelenjar getah bening regional, M = jarak metastese).
T Tumor primer
TO Tidak ada tumor
TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2 Invasi ke dinding otot
T3 Tumor menembus dinding otot
N Kelenjar limfa
N0 tidak ada metastase

N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral

N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral

N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional


M Metastasis jauh
MO Tidak ada metastasis jauh
MI Ada metastasis jauh

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai


berikut :
A kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu

sampai empat buah.


C2 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
D kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang

luas & tidak dapat dioperasi lagi.

F. Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

 Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau


lengkap.
 Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
 Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi.
 Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
 Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

 Pembentukan abses
G. Patofisiologi/Patologi

Kanker kolorektal (95%) muncul dari lapisan epitl usus.dan di mulai dari polip jinak
tetapi berubah menjadi tidak terkendalikan dan merusak fungsi usus dan meluas
kedalam struktur sekitarnya,sel kanker dapat terlepas da tumor primer  dan
menyebar  kebagian tubuh yang lain dan umunya menyebar ke hati (Japaris, 2013).

Tingkatan kanker kolon menurut (Diyono, 2013) adalah sebagai berikut ;

a. Stadium 1  yaitu : terbatas hanya pada mukosa kolon

b. Stadium 2 yaitu : sudah menembus dinding otot dan belum metastase

c. Stadium 3 yaitu : sudah melibatkan kelenjar limfe

d.  Stadium 4 yaitu : sudah metastase ke kelenjar limfe  yang berjauhan dan ke


organ organ yang  lain.

Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker usus yang tumbuh secraa
local dan ber metastase secara luas. Cara penyebaran kanker kolorektal ini
ada beberapa cara  sebagai berikut ;

Penyebaran secara local Penyebaran cara ini biasaanya  masuk kedalam


lapisn dinding  usus sampai keserosa dan lemak mesentrik.dan setelah itu
sel kanker tersebut akan  mengenai organ sekitar nya.

a. Penyebran yang lebih luas

Adapun penybaran yang lebih luas di dalam lumen usus yaitu


melalui limfatik dan system sirkulasi.apabila sel tersebut masuk  ke
organ hati kemudin metastase ke organ paru paru, Penyebaran lain
dapat ke adrenal ,ginjal, kulit,tulang dan otak.sel kanker pun
dapat  menyebar ke daerah peritoneal pda saat akan di lakukan
reseksi tumor (Diyono, 2013).

Hamper semua kanker kolon ini berkembang dari polip adenoma


jenis villous dan tubular danvilautubular. yang perkirakan akan
menjadi premaligna.tapi dari ke tiga jenis polip tersebut  hanya jenis
villous dan tubular yang akan menjadi premaligna. Jenis polip
tubular itu berstuktur seperti bola dan bertangkai.
Jenis villous berstuktur tonjolan seperti jari jari tangan tangan dan
tidak bertagkai.Kedua jenis polip tersebut tumbuh seperti bunga kol
di dalam kolon sehingga berat nya tersebut akan menekan dinding
mukosa kolon.peneknan yang terus menerus akan mengaalmi lesi
lesi ulserasi yang pada akhirnya akan menajdi pendarahan kolon.
Secara genetik  kanker kolorektal merupakan penyakit yang
kompleks.perubahan genetic sering kali di kaitkan
dnegan  perkembangan dari lesi lesi permalignan(adenoma),untuk
adenokarsinoma invasive.rankain peristiwa molekuler dan genetic
yang menyebabkan transformasi dari keganasana
adenomatosa.prosel awalnya adalah mutasi  Adenomatous Poliposis
Gen (APC) yang pertama kali di temukan pada  adenomatosa
poliposis (Familial Adenomatous Polyposis=FAP). Protein yang di
kodekan AOC sangat penting dalam pantogen c-myc dan siklinD1
yang mendirong pertumbuhan menjadi fenotipe ganas
(Muttaqin,2013).
H. Pemeriksaan Penunjang

a) Endoskopi:

Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik


sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus
akan dapat dilihat dengan jelas pada
endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis
perlu dilakukan biopsi.

b) Radiologis

Pemeriksaan radiologis yang dapat


dilakukan antara lain adalah foto dada dan
foto kolon (barium enema). Foto dada
dilakukan untuk melihat apakah ada
metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan
dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
mungkin menggambarkan adanya
kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen.

I. Penatalaksanaan Medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan
pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)

Pembedahan adalah tindakan primer untuk


kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau
paliatif. Kanker yang terbatas pada satu
sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
Kolostomi laparoskopi dengan
polipektomi merupakan suatu prosedur
yang baru dikembangkan untuk
meminimalkan luasnya pembedahan pada
beberapa kasus. Laparoskop digunakan
sebagai pedoman dalam membuat
keputusan di kolon, massa tumor
kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas
A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk
mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah
paliatif. Apabila tumor sudah menyebar
dan mencakup struktur vital sekitar,
operasi tidak dapat dilakukan. Tipe
pembedahan tergantung dari lokasi dan
ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.

 Reseksi segmental dengan


anastomosis (pengangkatan tumor
dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan, pembuluh darah dan
nodus limfatik)
 Reseksi abominoperineal dengan
kolostomi signoid permanen
(pengangkatan tumor dan
porsisigmoid dan semua rektum serta
sfingter anal)

 Kolostomi sementara diikuti dengan


reseksi segmental dan anastomosis
serta reanastomosis lanjut dari
kolostomi
 Kolostomi permanen atau iliostomy
(untuk menyembuhkan lesi obstruksi
yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang


partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk
merusak daerah yang ditumbuhi tumor,
merusak genetic sehingga membunuh
kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel
yang pembelahan dirinya cepat, antara alin
sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung
& usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy

Chemotherapy memakai obat anti kanker


yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker
yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira–kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih
dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus
(FKUI, 2001 : 211)
4. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan teknik perbaikan


melalui pembedahan, kolostomi dilakukan
pada kurang dari sepertiga pasien kanker
kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan
lubang (stoma) pada kolon secara bedah.
Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi
sementara atau permanen. Ini
memungkinkan drainase atau evakuasi isi
kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase
dihubungkan dengan penempatan
kolostomi yang ditentukan oleh lokasi
tumor dan luasnya invasi pada jaringan
sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan

 Dukungan adaptasi dan kemandirian.

 Meningkatkan kenyamanan.

 Mempertahankan fungsi fisiologis optimal

 Mencegah komplikasi.

 Memberikan informasi tentang


proses/kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan

6. Penatalaksanaan Diet
Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur –
sayuran dan buah – buahan Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar
sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan
zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan
menjadi racun yang memicu sel kanker.
 Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
 Menghindari makanan yang mengandung
lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
 Menghindari makanan yang diawetkan dan
pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
BAB III
ANALISA MASALAH
Biodata : Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 35 th
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Diagnosa Medis : Ca. Colon

LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN CA COLON

Kasus :

Tn.A berumur 35 tahun mempunyai 2 anak laki-laki. Anak A (27 thn) dan
anak B(25 thn) pekerjaan anak A sebagai SPG dan An.B sebagai Penjual
nasi. Suatu ketika Tn.A tidak dapat menahan rasa nyeri sehingga Tn. A
datang ke rumah sakit , Tn. A datang dengan keluhan nyeri pada bagian
usus besar dan mengeluarkan darah, kram perut. Nyeri menjalar sampai ke
punggung belakang,keadaan umum pasien tampak lemah, wajah pasien
tampak merintih kesakitan dan sulit melakukan aktifitas. Awalnya Tn. A
mengatakan sering merasakan kesakitan dibagian perut, sakit perut dan
kram dan sering diare. Tn. A tidak pernah mengontrol kesehatannya dan
mengira itu hal biasa akhirnya lama kelamaan mnegeluarkan nanah yang
berbau dan nyeri. Setelah di lakukan pemeriksaan Tn. A terdiagnosa Ca
Colon , TTV klien RR :20x /menit, N:100x/menit,TD:140/80 mmHg,
S:37,5 C, keluarga klien mengatakan luka pada punngung klien semakin
membesar dan terasa gatal. Luka tampak kemerahan, luka teraba hangat,
luka melebar dan membengkak.
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Dua hari SMRS pasien mengeluh perut terasa nyeri, dan
mengeluarkan darah, terasa semakin nyeri dengan keluhan nyeri
pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering
sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah
merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan
cepat letih, dan terdapat luka dibagian punggung
Pasien tidak bisa tidur sejak seminggu yang lalu, selalu merasa
sedih karena berpisah dengan anak dan suami, apalagi penyakit
yang dirasakan semakin parah. Pasien sering termenung
dikamar, kadang menangis sendiri. Bila ditanya selalu
mengatakan bahwa belum siap meninggal.

B. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
atau obat-obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. + 4
tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai
diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun
tidak fatal. Keluarga klien mengatakan bahwa klien hampir
setiap hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan sayur,
dan klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic. Pasien
kurang puas dengan pengobatan di RS, kemudian berobat ke
Alternatif selama 2 bulan. Namun penyakit semakin parah dan
tambah benjolan dibawah dagu dan leher.

C. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit keturunan yang umumnya menyerang,
seperti DM, Asma, Hipertensi.
D. Pola Fungsional Kesehatan
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengetahui bahwa pasien menderita penyakit
kanker colon sejak operasi pertama kali, diberitahu oleh
dokter. Selama ini pasien berobat ke dokter praktik
dekat rumah. Setelah mengetahui penyakitnya semakin
parah, maka pasien memutuskan untuk dibawa ke RS
pusat untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat.
b. Pola nutrisi metabolik
Kebiasaan makan, pasien makan 3 kali sehari dengan
menu seadanya. Memasak sering menggunakan
makanan yang siap saji, karena tidak selalu
menyediakan sendiri dirumah. Selama sakit diitnya
bubur nasi dan makanan lain yang disukai sering
dibawakan dari rumah.
c. Pola eliminasi
BAB : Sebelum sakit BAB 1 – 2 kali sehari, tidak
memakai obat pencahar, kondisi normal dan tidak sakit.
Selama sakit pasien sering diare dan kram perut
BAK : Sebelum sakit BAK ± 5 kali sehari, selama di
rumah sakit BAK ± 3-4 kali, tidak ada kesulitan.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit kegiatan sehari-hari dilakukan mandiri,
yaitu mengajar di SMA dan mengurus anak dirumah.
Setelah sakit tidak bisa beraktifitas seperti biasa, cuti
sakit ditempat kerja. Selama sakit semua keperluan
dibantu oleh perawat, karena badan terasa lemah.
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit mulai tidur jam 9 malam kemudian
bangun jam 4 pagi, kadang-kadang tidur siang 1 – 2
jam. Selama sakit tidur hanya 2 -3 jam karena nyeri dan
terbatas gerak.
f. Pola perseptual
Pasien tidak mengeluh adanya gangguan penglihatan,
tidak memakai alat bantu, pendengaran masih baik,
pengecapan masih baik, bisa merasakan panas, dingin
dan nyeri.
g. Pola persepsi diri
Pasien memandang sakit sebagai cobaan dari Tuhan,
pasien merasakan cemas karena takut penyakitnya tidak
sembuh dan belum siap meninggal, anak masih kecil-
kecil.
h. Pola seksual dan reproduksi
Jumlah anak 2, Sebelum sakit aktifitas sexual tidak ada
masalah. Selama sakit keinginan untuk hubungan sexual
menurun dan pasien menganggap ini wajar.
i. Pola peran hubungan
Hubungan dengan anak dan istri baik, komunikasi
lancar, tetangga dan teman kantor ikut menjenguk
selama klien opname di RS. Selama sakit peran klien
sebagai ayah digantikan oleh istrinya, sebagai Pegawai
negeri Sipil selama ini pembiayaan klien ditanggung
oleh ASKES, dana sosial dari kantor dan persiapan
tabungan bila sakit.
j. Pola management koping/stres
Pasien sangat kaget setelah didiagnosa kanker semenjak
6 bulan yang lalu. Pasien terus malakukan konsultasi
kemana-mana untuk kesembuhan penyakitnya.
Konsultasi yang dilakukan tidak hanya ke medis, namun
juga melakukan konsultasi ke pengobatan
alternatif/herbal. Pasien belum siap meninggal, karena
merasa masih muda, dan belum siap meninggalkan
anak-anak yang masih kecil. Bila bersedih selalu
menangis sendiri dikamar, serta berdoa kepada
Tuhan.Sistem nilai dan keyakinan Sebelum sakit klien
rajin beribadah. Namun semenjak sakitnya semakin
parah, pasien melaksanakan ibadah dengan tidur.
E. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah,
Kesadaran : compos mentis
TD : 90/60 mmHg,
RR : 26 X/mnt,
Nadi : 80 X/mnt,
Suhu : 37 2 C, BB : 40 Kg,
TB : 160 Cm.
Kepala : rambut rontok, tumbuh sedikit,
warna hitam, sklera ikterik (-konjungtiva pucat, terdapat lingkaran
hitam disekitar mata.
b. Leher : kelenjar thiroid tidak membesar, JVP 5, terdapat benjolan
sebesar kepalan tangan keras tidak bisa bergerak dileher depan warna
merah kehitaman.
c. Thorax : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi supraklavikula,
tak
terdengar wheezing dan bunyi jantung S 1/ 2 murni
d. Abdomen :palpasi tak supel, nyeri tekan (-), peristaltik (+) normal,
teraba keras dipermukaan perut, H/L tak teraba Inguinal : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
e. Ekstremitas : tidak terdapat edema, reflek fisiologis normal
F. Pemeriksaan Penunjang
Tes Diagnostik :
Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun


Ht/PVC 42 40-52% Normal
Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal
Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal
Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal
G. ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 1002111


Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon

Data KEMUNGKINAN DIAGNOSA


PENYEBAB KEPERAWATAN
Data subyektif : Ketidakmampuan keluarga Nyeri pada Tn A di
 Keluarga mengatakan belum dalam merawat anggota keluarga ibu x.
mengerti tentang perawatan keluarga dengan Ca Colon
penyakit Ca colon
 keluarga mengatakan belum mampu
menjelaskan cara-cara untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan
pasien .
 Tn A tidak memeriksakan ke dokter
saat merasakan nyeri.
 Tn. A tidak minum obat anti nyeri
 Tn. A mengatakan nyeri hebat
terjadi pada saat melakukan
aktivitas.

Data Obyektif :
 Wajah Tn A tampak meringis
kesakitan
 TD : 130/90 mmHg
 Nadi : >100x/mnt
 RR : > 20x/mnt
 Skala nyeri : 6

Data subjektif : Ketidakmampuan keluarga Kerusakan integritas kulit


keluarga klien mengatakan ada luka dalam merawat anggota pada keluarga bapak x
dipunggung klien semakin membesar keluarga dengan Ca colon Tn.A
dan terasa gatal.

Data objektif :
 Luka tampak kemerahan
 Luka teraba hangat
 Luka melebar dan membengkak.

DS : Cemas berhubungan dengan Perubahan status


 Klien mengatakan belum siap perubahan status kesehatan kesehatan
meninggal Pada Tn, A
 Klien mengatakan tidak mau
sendiri
DO :
 Klien sering menangis sendiri.
 RR : 26 X/menit
 Nadi : 80 X/ menit

Rumusan Diagnosa Keperawatan :


a. Nyeri pada Tn. A keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan Ca Colon
b. Kerusakan integritas kulit pada Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
c. Cemas Berhubungan dengan perubahan status kesehatan
H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan
Tujuan Rencana tindakan Rasional
Cemas yang berhubungan Setelah melakukan 1. Gunakan pendekatan 1. Mempertahankan
dengan adanya tindakan keperawatan 1 x 24 yang menenangkan hubungan yang
perubahan status kesehatan jam rasa cemas mulai 2. Nyatakan dengan Sebelumnya dengan
ditandai dengan berkurang sampai dengan hilang jelas harapan keberadaan diri yang
 DS :Klien mengatakan dengan terhadap pelaku lebih tinggi.
belum siap meninggal kriteria: pasien 2. Terus melaksanakan
 Klien mengatakan tidak  Klien sudah bisa 3. Jelaskan semua tindakan spiritual
mau sendiri mengidentifikasi serta prosedur dan apa mengakibatkan sesuatu
DO : Klien sering  mengungkapkan gejala yang dirasakan yang buruk
menangis sendiri. cemas yang dirasakan. selama prosedur
 Mengidentifikasi, 4. Pahami prespektif
mengungkapkan dan pasien
menunjukkan tehnik terhdap situasi stres
untuk mengontol cemas 5. Temani pasien
 Vital sign dalam batas untuk
normal memberikan
 Postur tubuh, ekspresi keamanan
dan mengurangi
wajah, bahasa tubuh dan takut
tingkah 6. Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
7. Dengarkan dengan
penuh
perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
8. Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
9. Dorong pasien untuk
Mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
Persepsi
10. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
11. Barikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
Nyeri pada Tn. A keluarga Setelah dilakukan tindakan  Keluarga dapat Diskusikan dengan keluarga :
berhubungan dengan keluarga mampu merawat menyebutkan  Penyebab terjadinya nyeri
ketidakmampuan keluarga anggota keluarga yang penyebab nyeri yaitu  Penggunaan obat secara
merawat anggota keluarga mengalami nyeri Keluarga adanya tanda dan teratur
dengan Ca Colon mampu merawat anggota gejala Ca Colon  Cara-cara mengurangi nyeri
keluarga dengan Ca Colon :  Keluarga dapat  Mengontrol kondisi ke dokter
 Menjelaskan penyebab mengunakan obat
terjadinya perubahan secara teratur yaitu
nyeri 2x sehari untuk
 Keluarga mampu mengurangi nyeri
menggunakan obat untuk  Keluarga dapat
mengatasi nyeri menyebutkan cara-
 Keluarga mampu cara mengurangi
menjelaskan cara-cara nyeri yaitu eknik
mengurangi nyeri. distraksi seperti :
membaca buku, dan
teknik relaksas
seperti : nafas dalam.
 Keluarga dapat
mengontrol
kondisinya ke dokter

Kerusakan integritas kulit Setelah 3 hari keluarga  Setelah dilakukan  Kaji pengetahuan
berhubungan dengan memahami tentang pencegahan edukasi selama 60 keluarga tentang
ketidakmampuan keluarga luka dekubitus atau lecet di menit, keluarga perawatan luka.
merawat anggota keluarga yang punggung. mampu mengenal  Diskusikan dengan
sakit tentang perawatan keluarga tata cara
luka perawatan luka.
 Keluarga dapat  Jelaskan tata cara
mengetahui tata cara perawatan luka dan
perawatan pada mendemonstrasikan.
kerusakan jaringan  Cuci tangan sebelum dan
integritas kulit. sesudah melakukan
 Perawatan terhadap
luka basah.
 Sebelum bekerja
cuci tangan dengan
bersih di air yang
mengalir.
 Gunakan sarung
tangan.
 Bersihkan area luka
dengan air
hangat/naCL cairan
infus).
 Bersihkan dari
kotoran yang
menempel.
 Setelah itu
memberikan betadin
kompres pada luka
setelah itu di tutup
pakai kassa steril
dan dilakukan setiap
hari sampai sembuh.
 Untuk luka garuk
atau luka lecet cukup
dibersihkan pakai
desinfektan larutan
betadin.

I. Implementasi dan evaluasi


No Jam Implementasi Evaluasi
1 08.00  Memotivasi klien dan keluarga mengungkapkan S: Pasien mengatakan sudah bisa
cemas yang dirasakan. mengatasi cemas
 Edukasi ke keluarga untuk bisa mengontrol cemas O: cemas
12.00
dengan teknik nafas dalam. A: Masalah teratasi
 Mengajarkan teknik nafas dalam agar tidak kelihatan P: Lanjutkan
cemas
 Klien sudah bisa menjelas harapan nya
18.00
 Pahami prespektif pasien
terhdap situasi stres
 Motivasi pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut

2 08.00  Mengajurkan menghitung skala nyeri pasien dan S : Os mengatakan luka di


keluarga dengan mandiri punggung sudah lebih baik
 Mengajarkan keluarga untuk nafas dalam untuk O : Kerusakan integritas Kulit
mengurangi rasa nyeri A : Masalah teratasi sebagian
12.00
 Edukasi keluarga dapat mengunakan obat secara P : lanjutkan intervensi
teratur yaitu 2x sehari untuk mengurangi nyeri
 Keluarga sudah dapat menyebutkan cara-cara
mengurangi nyeri yaitu eknik distraksi seperti :

18.00 membaca buku, dan teknik relaksas seperti : nafas


dalam.
 Menganjurkan Keluarga dapat mengontrol
kondisinya ke dokter

3 08.00  Mengajarkan keluarga mampu mengenal tentang S : keluarga dan os mengatakan sudah
perawatan luka bisa melakukan perawatan luka
BAB IV

A. Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan penyakit
yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker kolon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998).
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai
tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang
untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara
untuk mengubah kanker kolon.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita
tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,
Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai