DOSEN PENGAMPU :
HENNY YOLANDA, Ners., M. Kep
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan. Selain itu Proposal penelitian ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Henny Yolanda, Ners., M.
Kep selaku dosen Mata kuliah Metodologi Keperawatan. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
Proposal penelitian ini. Penulis menyadari Proposal penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan Proposal penelitian ini.
Penulis
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
A. Landasan Teori
1. Konsep Gagal Ginjal..............................................................................
a. Pengertian ........................................................................................
b. Klasifikasi........................................................................................
c. Etiologi ............................................................................................
d. Manifestasi Klinis...........................................................................
e. Patofisiologi.....................................................................................
f. Pemeriksaan Penunjang..................................................................
2. Manajemen Cairan..................................................................................
a. Pengertian Manajemen Cairan.......................................................
b. Tujuan Manajemen Cairan.............................................................
c. Alat - alat Manajemen Cairan........................................................
d. Prosedur Manajemen Cairan..........................................................
3. Konsep Hypervolemia............................................................................
a. Pengertian ........................................................................................
b. Etiologi ...........................................................................................
c. Tanda dan Gejala ............................................................................
d. Kondisi Klinis Terkait ...................................................................
e. Faktor Yang Mempengaruhi hypervolemia..................................
4. Konsep Masalah Keperawatan..............................................................
5. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipervolemia.................
a. Pengkajian........................................................................................
b. Diagnosa Keperawatan...................................................................
8
c. Perencanaan.....................................................................................
d. Implementasi ...................................................................................
e. Evaluasi ...........................................................................................
f. Pendokumentasian ........................................................................
B. Kerangka Teori..............................................................................................
BAB III METODE STUDI KASUS...............................................................
A. Rancangan Penelitian...............................................................................
B. Objek Penelitian.............................................................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................
D. Definisi Operasional......................................................................................
E. Instrumen Studi Kasus...................................................................................
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................................
G. Analisa Data....................................................................................................
H. Etika Penulisan...............................................................................................
I. Kerangka Alur................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CKD adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel
dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan uremia
atau azotemia ( Zeithml. 2021). Permasalahan yang sering timbul pada pasien
CKD yaitu hipervolemia(Assahra dan Aji 2020)
Dari hasil studi kasus yang dilakukan oleh Anggraini, & Arcellia
Farosyah Putri tahun 2016 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
gagal ginjal kronik adalah gangguan perfusi jaringan, kelebihan volume
cairan, risiko gangguan keseimbangan nutrisi, risiko infeksi, intoleransi
aktivitas dan kerusakan integritas kulit. Berdasarkanangka insiden CKD di
Yogyakarta bulan November sampai Februari 2020 sebanyak 14 kasus (9,6%)
dari 146 pasien. Dari hasil pencatatan tersebut CKD menduduki urutan ketiga
setelah SLE dan SN. Pasien CKD dapat menimbulkan bahaya jika tidak
ditangani dan peran perawat sangat penting dalam mencegah timbulnya
permasalahan baru pada pasien gagal ginjal kronik (Zurmeli, dkk, 2015).
CKD mengakibatkan fungsi ginjal terganggu sehingga cairan tidak
dapat tereliminasi dengan baik. Namun ketika dilakukan HD, jumlah cairan
yang akan dikeluarkan dengan dialisis dibatasi oleh beberapa faktor seperti
durasi dan frekuensi sesi dialisis, status hemodinamik, dan sisa fungsi ginjal
pasien. Intake atau pemasukan cairan pada pasien CKD harus dibatasi
gunanya untuk mencegah penumpukan cairan dalam tubuh. Salah satu
permasalahan utama pada kasus tersebut yaitu pembatasan diet dan cairan
bagi pasien yang menjalasi hemodialisis yang mengakibatkan komplikasi
seperti penyakit kardiovaskuler, edema paru, morbiditas dan mortalitas(Fitri
et al. 2022)
Hasil penelitian Global Burden of Disease tahun 2010, penyakit ginjal
kronis merupakan penyebab kematian peringkat ke 27 di dunia tahun 1990
lalu meningkat menjadi urutan ke 18 pada tahun 2010. Lebih dari 2 juta
10
penduduk di dunia mendapatkan perawatan dengan dialisis atau transplantasi
ginjal, serta hanya sekitar 10% yang benar-benar mengalami perawatan
tersebut(Simatupang, 2019).
Berdasarkan Riskesdas atau Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
prevalensi gagal ginjal kronis yaitu prevalensi tertinggi di DKI Jakarta 38,7 %
sementara yang terendah ada di Sulawesi Utara sebesar 2%lalu diprovinsi
kalimantan timur didapatkan 42,9%. Sedangkan prevalensi pada penderita
gagak ginjal kronis padakelompok umur 15 - 24 tahun (1,33%), 25 - 34 tahun
(2,28%), umur 35 - 44 tahun (5,64%), umur 55 - 64 tahun 29 (7,21%) dan
tertinggi pada kelompok umur 65 - 74 tahun (8,23%)lalu disusul pada
kelompok umur >75 tahun (7,48%) (RISKESDAS, 2018).
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Chronic Kidney Disease (CKD)
a. Pengertian
b. Klasifikasi
ringan.
12
5. Stadium 4: LFG 15 - 29 ml/min/1,73m² dengan terminology
berat.
terminal.
c. Etiologi
berat lahir rendah atau prematur, anak dengan riwayat gagal ginjal
d. Manifestasi Klinis
49
Manifestasi klinik menurut Nahas &Levin (2010) adalah sebagai
berikut:
kaki, tangan, wajah, dan betis yang terjadi ketika tubuh tidak
ekstremitas.
50
5) Gangguan Integumen: kulit berwarna pucat akibat anemia
hypomagnesemia, hypokalsemia.
trombositopeni.
e. Patofisiologis
51
tekanan glomerulus akan menyebabkan hipertrofi pada nefron yang
f. Pemeriksaan Penunjang
yaitu:
sebesar 50%.
52
e) Pemeriksaan kalium (serum): mengukur konsentrasi kalium
di dalam darah.
terjadi hipoalbuminemia.
menurun).
53
Digunakan untuk menegakkan diagnosis Infeksi Saluran
Kemih(ISK).
secara mikroskopik.
2. Balance Cairan
a. Pengertian
Balance cairan adalah kondisi yang seimbang antara
jumlah cairan yang masuk dan cairan yang keluar. Rumus
Balance cairan adalah intake dikurangi output (Oktiawati dkk,
2017) Menurut Tarwoto dan Wartonah (2007), keseimbangan
54
cairan ditentukan oleh intake (masukan) cairan dan output
(pengeluaran ) cairan. Pemasukan cairan berasal dari makanan
dan minuman, sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam
bentuk urine, feses, paru-paru, dan kulit. Sementara itu menurut
Lindberg (2010) manajemen cairan adalah keterampilan dalam
mengidentifikasi maslah, menetapkan tujuan, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dalam menghadapi fluktuasi tanda
gejala, mengambil tindakan dalam menanggapi respon fisiologis
kekurangan cairan tubuh, monitoring serta mengelola tanda dan
gejala.
Berdasarkan beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemenbalance cairan adalah proses mengidentifikasi
dan pengambilan keputusan dalam mengelola keseimbangan antara
input (pemsaukan) cairan yang berasal dari makanan dan
minuman dengan output (pengeluaran) cairan yang melalui ginjal,
feses, paru-paru dan kulit.
b. Tujuan Manajemen Balance Cairan
Tujuan dilakukannya manajemen balance cairan adalah
membantu mengendalikan keseimbangan cairan, dan memberikan
data untuk mengevaluasi efek terapi seperti obat diuretik atau
rehidrasi (Temple dan jhonson, 2010). Sementara itu menurut
Asmadi (2008) tujuan dilakukan manajemen cairan adalah
menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien, menentukan
tingkat hidrasi klien, memudahkan kontrol terhadap cairan dan
elektrolit, dan memnberikan data untuk menunjukan efek diuretik
atau terapi rehidrasi.
c. Alat Balance Cairan
Alat yang dibutuhkan untuk mengukur balance cairan menurut
Temple dan jhonson (2010) adalah, perlengkapan berskala seperti
wadah berukuran 1000mL, teko air atau cangkir, sarung tangan
nonsteril, dan alat tulis (lembar observasi). 5 Menurut Wulansari
55
(2018), dalam mengukur keseimbangan cairan dan elektrolit,
diperlukan timbangan berat badan untuk memantau kebutuhan cairan
pasien dan juga alat pengukur tanda-tanda vital untuk memantau
keadaan pasien melalui tekanan darah.
d. Prosedur mengukur balance cairan
a) Tahap pra interaksi
1) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2) Menyiapkan alat
3) Mencuci tangan
b) Tahap orientasi
1) Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c) Tahap kerja
1) Mengobservasi berat badan
2) Mengobservasi adanya oedem
3) Mengobservasi tanda-tanda vital
4) Menghitung intake cairan
a) Menghitung intake oral
(1) Menghitung cairan melalui minum pasien
(2) Menghitung cairan melalui makanan yang
dimakan
b) Menghitung intake pariental (cairan infus, obat iv)
c) Menghitung cairan metabolisme (5cc/KgBB/hari)
5) Menghitung output cairan
(a) Menghitung output urine
(b) Menghitung output feses
(c) Menghitung output abnormal (muntah, drain,
perdarahan dll.)
(d) Menghitung output IWL (15cc/KgBB/hari) Jika ada
kenaikan suhu: IWL+200X(suhu saat ini – 36,8) 6)
56
Menghitung balance cairan (input-output= balance
cairan)
d) Tahap terminasi
1) Berpamitan dengan pasien
2) Membereskan alat-alat
3) Mencuci tangan
4) Mencatat kegiatan dalam lembar intake output pasien per
hari
3. Konsep Masalah Keperawatan
57
58
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi penderita gagal
ginjal kronik menurut (Nurarif, Amin Huda & Kusuma, 2015) dan
(PPNI, 2017).
Definisi :
Penyebab :
1) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
Batasan Karakteristik :
1) Kriteria Mayor
a) Subjektif : Dispnea.
2) Kriteria Minor
59
kesadaran menurun.
Definisi :
Penyebab :
Batasan Karakteristik :
1) Kriteria Mayor
2) Kriteria Minor
60
b) Objektif : tekanan darah meningkat, pola
1) Infeksi
c. Hipervolemia
Definisi :
Penyebab :
Batasan karakteristik :
Karakteristik mayor
Dyspnea (PND).
61
meningkat, dan reflex hapatojugular positif.
Karakteristik minor
a) Subjektif : tidak ada
b) Objektif : distensi vena jugularis, terdengar suara napas
tambahan, hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria
(pengeluaran urin sedikit), intake lebih banyak dari
output (balans cairan positif), kongesti paru.
Disease (CKD)
a. Pengkajian Keperawatan
(Kyle, T, 2014).
1) Riwayat kesehatan
digunakan di rumah.
62
abnormalitas kromosom atau malformasi kongestinal.
2) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
63
atau manifestasi dismorfik (dengan masalah genetik).
abdomen.
b. Auskultasi
menandakan peritonitis.
64
c. Perkusi
d. Palpasi
65
kadar kalsium (kadar fosfat meningkat ketika
kadarkalsium menurun).
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan Keperawatan
66
dalam 24 jam hematocrit, berat jenis urine)
d. Berat badan stabil 6. Monitor tanda peningkatan
e. Turgor kulit tidak tekanan onkotik plasma (mis.
mengilap dan tegang Kadar protein dan albumin
f. Kelembaban meningkat)
membrane mukosa 7. Monitor kecepatan infus secara
g. Hematokrit dan ketat
Nitrogen urea darah 8. Monitor efek samping deuretik
(BUN) (mis. Hipotensi ortostatik,
h. Tidak ada distensi hivopolemia, hypokalemia,
vena leher hyponatremia)
i. Tidak ada edema Terapeutik
perifer 1. Timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
2. Batasi asupan cairan dan garam
3. Tinggikan kepala tempat tidur
30- 400
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika haluaran
urin <0,5 ml/kg/jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1 kg dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur
danmencatat asupan dan
haluaran cairan
4. Ajarkan cara mengatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian deuretik
2. Kolaborasi penggatian
kehilangan kalium akibat
diuretic
3. Kolaborasi pemberian
continuos renal replacement
therapy (CRRT)
d. Pelaksanaan Keperawatan
67
1) Memonitor tanda-tanda hypervolemia
e. Evaluasi Keperawatan
a) Asupan meningkat
b) Edema menurun
c) Asites menurun
mmHg
menit)
f. Pendokumentasian
68
komponen SOAP yaitu S (Subjektif) yaitu keluhan pasien
a) Brevity
sesuai.
b) Legidibility
69
Legidibility adalah pendokumentasian keperawatan yang
c) Accuracy
aspek yang sangat vital dan tidak boleh salah atau tertukar
asuhan keperawatan.
70
i) Catatan harus akurat, benar, komplit, jelas, ringkas, dapat
benar
pulang.
instansi.
keperawatan.
keperawatan.
71
d) Masukkan diagnosis keperawatan ke dalam daftar
masalah.
dan evaluasi.
pelaksana perumusan.
mengancam kesehatan.
keperawatan.
72
f) Tulis rasional dari rencana tindakan.
pelaksana.
permanen.
perencanaan.
dikerjakan.
73
f) Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap
tambahan.
formatif.
dipindahkan.
74
g) Data pengkajian dan hasil yang diharapkan digunakan
B. Kerangka Teori
1. Usia
2. Jenis kelamin dan ukuran tubuh
3. Suhu lingkungan
4. Gaya hidup
Chronic Kidney
Disease (CKD) yang
disebabkan oleh:
1. Hypervolemia
1. Riwayat keluarga 2. Gangguan eliminasi Penatalaksanaan:
dengan penyakit urine
ginjal polikistik/ 3. Ketidak a. Pengkajian
penyakit ginjal seimbangan nuttrisi b. Diagnosa
genetic kurang dari Keperawatan
2. Bayi dengan berat kebutuhan tubuh c. Rencana
lahir rendah/ Tindakan
4. Resiko infeksi
prematur d. Pelaksanaan
5. Defisiensi
3. Riwayat gagal e. Evaluasi
pengetahuan anak
ginjal akut
dan keluarga
4. Kelainan bawaan
6. Intoleransi aktivitas
ginjal
5. Infeksi saluran 7. Gangguan citra
kemih tubuh
6. Riwayat tekanan
darah tinggi
75
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Tim Pokja PPNI SDKI (2017), Sudung, O, dkk (2016), Kyle, T (2016)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Objek Penelitian
2023
D. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari studi kasus, hypervolemia pada pasien
76
terjadi penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan
ginjal tidak dapat mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit pada tubuh.
E. Instrumen Penelitian
dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami
mengalami peristiwa.
G. Analisa Data
77
2. Menginterpretasikan kasus asuhan keperawatan terutama masalah
hypervolemia.
H. Etika Penelitian
1. Confidentality (kerahasiaan)
78
DAFTAR PUSTAKA
Assahra, Hanifah Naim Ayu, dan prima trisna Aji. 2020. “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Ckd (Chronic Kidney Disease) Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Cairan.” Jurnal Keperawatan 2(1).
Chironda, Geldine, dan Busisiwe Bhengu. 2016. “Contributing
Factors to Non-Adherence among Chronic Kidney Disease
(CKD) Patients: A Systematic Review of Literature.” Medical &
Clinical Reviews 02(04): 1–9.
Ferlinda, Erdiana Isnaini, dan Faizah Betty. 2017. “Case Report :
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipervolemia Yang
Menjalani Hemodialisis.” : 29–34.
Ferrario, Manuela et al. 2014. “Effects of fluid overload on heart rate
variability in chronic kidney disease patients on hemodialysis.”
BMC Nephrology 15(1): 1–11.
Fitri, Des Demona et al. 2022. “ASUHAN KEPERAWATAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V DENGAN EFUSI
PLEURA PADA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM:
STUDI KASUS Nursing Care For A Stage V Chronic Kidney
Disease With Pleural Effusion Patient In The Internal Medicine
Ward: Case Study.” 1: 148–55.
Hayes, Wesley, dan Fabio Paglialonga. 2019. “Assessment and
management of fluid overload in children on dialysis.” Pediatric
Nephrology 34(2): 233–42.
JULANITA, NI MADE ANI. 2021. “UHAN KEPERAWATAN
HIPERVOLEMIA PADA PASIEN DENGAN CKD STAGE V
DI IGD RSUP SANGLAH.” Frontiers in Neuroscience 14(1):
1–13.
Khan, Yusra Habib et al. 2016. “Chronic kidney disease, fluid
overload and diuretics: A complicated triangle.” PLoS ONE
11(7): 1–13.
79
Mayasari1, Zah Dewi Masithah, dan Chairul Huda Al-Husna2. 2023.
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. S
DENGAN DIAGNOSA CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD).” MEDICINE 4(1): 88–100.
MAYNE, KAITLIN J. et al. 2022. “Bioimpedance Indices of Fluid
Overload and Cardiorenal Outcomes in Heart Failure and
Chronic Kidney Disease: a Systematic Review: Bioimpedance
and cardiorenal outcomes.” Journal of Cardiac Failure 28(11):
1628–41.
NUR, ROPI. 2020. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
CHRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HIPERVOLEMIA DI RUANG MAWAR
RSUD Dr. HARJONO PONOROGO.”
file:///C:/Users/VERA/Downloads/ASKEP_AGREGAT_ANAK_a
nd_REMAJA_PRINT.docx 21(1): 1–9.
Ramadhani, Anggun Wahyu. 2020. “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Dengan Tindakan
Pembatasan Kebutuhan Cairan.” Jurnal Universitas Kusuma
Husada Surakarta 9(7).
Sahutoglu, Tuncay et al. 2017. “Serum VEGF-C levels as a candidate
biomarker of hypervolemia in chronic kidney disease.” Medicine
(United States) 96(18): 1–5.
Scotland, Graham et al. 2018. “Multiple-frequency bioimpedance
devices for fluid management in people with chronic kidney
disease receiving dialysis: A systematic review and economic
evaluation.” Health Technology Assessment 22(1): 1–137.
Wabel, Peter et al. 2008. “Towards improved cardiovascular
management: The necessity of combining blood pressure and
fluid overload.” Nephrology Dialysis Transplantation 23(9):
2965–71.
Yuliani, Dwi. 2018. “8 Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.” (2013): 8–25.
Adrian Kevin. 2020. Level Hemotokrit Rendah. Website:
https://www.alodokter.com/level-hematokrit-rendah-ini-
penyebabnya
Anggraini. F, & Arcellia Farosyah Putri. 2016. Pemantauan Intake
Output Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dapat
Mencegah Overload Cairan. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Vol. 19 No. 3 November 2016. Hal 152-1160
80
Becherucci, Franchesca, dkk. 2016. Chronic Kidney Disease in
Children. Clin Kidney Journal. Website:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4957724/
Dame Merry Cristy Pane. 2020.Diuretic – Manfaat, Dosis dan Edek
Samping. Website: https://www.alodokter.com/diuretik
Dame Merry Cristy Pane. 2020. Manfaat, Dosis dan Efek Samping
Obat Furosemide. Website:
https://www.alodokter.com/furosemide
Darebail, Vimal K., Abhijit V. Kshirsagar, Melanie S. Joy., Joseph T
DiPiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzhe,
Barbara G. Wells, L. Michael Posey. 2011. Chrinic Kidney
Disease: Progression- Modifying Therapies In
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Edition 8. The
McGraw Hill Companies, Inc
Dary, Puspita Dhanang & Luhukay Jolanda.2018. Peran Keluarga
Dalam Penanganan Anak Dengan Penyakit. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah 3 (1)
81
Simatupang. (2019). Gambaran pengetahuan pasien gagal ginjal
kronik tentang Kepatuhan menjalani hemodialisis di ruang
hemodialisa RSUP H. Adam malik medan tahun 2019.
Nurarif. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic - Noc. Medication Publishing.
82
83